CERITA PENDEK ON-LINE KARYA SISWA-SISWI KELAS XII IPA 3 TAHUN 2014/2015
Cerita pendek lekat dengan
kehidupan manusia, baik dari segi tema atau pokok persoalan yang
dikemukakan penulis, latar cerita, kronologi alur, pelaku dan
karakternya, sudut pandang, maupun gaya berceritanya. Oleh sebab itu
cerita pendek sangat akrab dengan siapa pun, di mana pun, baik dari
kalangan status dan ekonomi atas, menengah, maupun lapisan bawah.
Konteks
yang dikemukakan dalam cerita pendek mampu dekat dengan konteks pembaca
dari mana pun juga. persoalan yang dikemukakan demikian bersahabat dan
mayoritas bukan hal baru, namun memberikan "nafkah batin" bagi pembaca
setelah selesai membaca dan merasa memperoleh sesuatu yang "baru". Maka,
cerita pendek memiliki karakter unik dan spesifik yang selalu
memancing imajinasi pembaca untuk segera menyelasikan bacaannya.
Maka,
hal ini memberikan peluang lebar kepada kalian untuk berkarya.
Kemukakan apa yang menjadi imajinasi kalian tentang topik yang kalian
sepakati! Tak usah perlu banyak pertimbangan, tulis saja langsung
gagasan yang muncul dalam benak kalian lantas di-upload. meski begitu,
bukan berati kalian bebas menulis apa saja. Perhatikan baik-baik
kriteria penilaian yang telah sampai kepada kalian.
Semua
kriteria penilaian yang tertera sebenarnya amat erat kaitannya dengan
hakikat cerita pendek.Bila belum yakin tentang hakikat cerita pendek,
kalian bisa lacak di jejaring Bagaimanakah Cara Menulis Cerpen? melalui
blog ini juga. Kita bisa memiliki keyakinan diri untuk memulai, bahkan
semakin memahami cara-cara menulisnya, baik dari awal hingga akhir. Nah,
menulis bukan suatu kegiatan kreatif dan produktif yang sulit,
melainkan bisa dipelajari, dikembangkan, ditingkatkan, hingga akhirnya
bahkan bisa mencapai juga kreatif-produktif secara ekonimis.
Untuk berkarya dalam jejaring ini, kalian ikuti langkah yang sudah ditentukan, antara lain:
- Gunakan email sebagaimana berinisial erat dengan nama sah kalian di daftar nama. Nama yang keluar dari ketentuan tidak diberi peluang tampil lewat seleksi moderasi yang diatur!
- Usahakan gagasan kalian berkaitan erat dengan tema, berhubungan sebab akibat dengan peristiwa atau gagasan sebelum dan sesudahnya hingga menjadikan cerita masuk akal-padu, dan erat!
- Gunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, dalam pilihan kata, tata kalimat, tata paragraf, dan juga tata tulisnya.
- Kalian memasukkan gagasan cerita pendek melalui jejaring komentar. Gunakan peluang memberi komentar sesuai dengan batas yang ditentukan!
- Bila memiliki gagasan baru yang tiba-tiba muncul di sela-sela komentar teman yang sudah masuk, kalian bisa meyisipkannya di bawah komentar teman kalian. Ini memberi peluang kalian untuk berperan aktif mengembangkan cerita pendek, dengan catatan "berperan mengembangkan gagasan cerita pendek", bukan mengurangi, membiaskan, apalagi merusak atau mematahkan keutuhan jalinan cerita! Ingat hal ini penting dan berhubungan dengan kriteria penilaian yang ditentukan!
- Tidak ada pembatasan bagi kalian perihal jumlah berperan dalam membangunm cerita pendek on-line ini. Justru aktivitas dan jumlah produktivitas amat berpengaruh terhadap apresiasi karya kalian.
- Batas waktu diakhiri sampai Rabu, 18 November 2014, pukul 24.00 WIB.
- Komentar yang melewati batas tersebut tidak diberi peluang tampil.
Kacamata Hati si Buaya Darat
BalasHapusCintaku Terasa Hampa Bagaikan Kacamata Tanpa Lensa
BalasHapusDiujung Penantian Cinta
BalasHapusCinta Kertas
BalasHapusKekuranganmu Menjadi Kelebihanmu
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusLirikan Cinta
BalasHapusCintaku bagaikan mutiara
BalasHapusLingkaran tak berujung
BalasHapusKesempurnaan Cinta
BalasHapusKetika mata bertemu mata
BalasHapusCinta di Antara Bintang Bintang
BalasHapusCinta kekuatan hidupku
BalasHapusAgama tiada memisahkan kita
BalasHapusIntan fatona maharani putri, XII IPA 3, 19
BalasHapusAlunan Suara Cinta
Cinta Tanpa Rasisme
BalasHapusAwan di Kolong Langit
BalasHapusJauh di Mata Dekat di Hati
BalasHapusCinta Cenat Cenut
BalasHapusHati yang terjatuh
BalasHapusBimbang Berbuah Kebahagiaan Abadi
BalasHapusBunga Terakhir
BalasHapusMahkota cinta
BalasHapusCinta Penuh Tikungan
BalasHapusKertas putih
BalasHapusIntan fatona maharani putri, XII IPA 3, 19
BalasHapusSatu detak jantung
Memandang mentari hanya dengan mu
BalasHapusJudul: pandanglah putih di balik hitam
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusCinta Laura Semurni Air Mineral
BalasHapusAir Mata
BalasHapusSejuta kekurangan tetapi saling melengkapi
BalasHapusSendiri di Kerumunan
BalasHapusKasih Putih
BalasHapusDag Dig Dug Hatiku
BalasHapusBayangan terang dalam gelap
BalasHapusTali Kasih Merajut Cinta Abadi
BalasHapusTiada yang lain di hati
BalasHapusKatakan Tidak
BalasHapusSinar Hidupku
BalasHapusterbang ke angkasa
BalasHapusDusta Dari Bibirmu
BalasHapusLangit Tak Berbintang
BalasHapusPancaran Cinta
BalasHapusNIHIL!!!
BalasHapus
BalasHapusSatu
Gula Kehidupan
BalasHapusMendaki gunung curam
BalasHapusPanah Suci
BalasHapusKau dan aku melawan dunia
BalasHapusTanpa keterangan
BalasHapusBanyak judul yang muncul, banyak imajinasi bermunculan.Sayangnya, belum banyak yang memiliki kriteria judul yang baik untuk sebuah cerpen, yang seharusnya memiliki rasa memancing pembaca untuk mengetahui. Daya pikat ini amat penting.
BalasHapusDari sekian banyak judul yang disodorkan, judul "Satu Detak Jantung" yang dipilih. Silakan kalian mengembangkan lebih lanjut!
Perbedaan yang menyatukan
BalasHapusRumus 9x-7i > 3(3x-7u)
BalasHapusJawabnya Ada di Ujung Langit
BalasHapusSadar kini cinta tak berbalas
BalasHapusCinta Gocengan
BalasHapusCinta seperti rumus
BalasHapusBatu yang lurus
BalasHapusCahaya Hidup Darimu
BalasHapusMateri tak berarti
BalasHapusTetesan Air Mata
BalasHapusYin dan yang
BalasHapusSentuhan kalbu
BalasHapusJantungku berdetak kencang saat mulai berjalan kearah kekelasnya, saat Kulihat ternyata kelasnya sangat ramai. Aku lalu menyapanya...
BalasHapusDetak jantung, setiap manusia yang hidup pasti memilikinya, ada yang berdetak dengan kencang tidak beraturan ada pula yang berdetak dengan pelan teratur. Detak jantung memberi tanda bahwa engkau hidup. Namun percayakah engkau bahwa detak jantung setiap orang tidaklah sama iramanya. Hanya ada satu detak jantung yang sama dengan milikmu, seirama denganmu dan digariskan untuk hidup bersamamu.
BalasHapus"Kamu itu miskin, jelek, mana pantas kamu dengan putri kami" teriak Ny. Marinna kepada Albert. Albert yang memang seorang anak perani hidupnya emang cukup sulit, namun ia adalah sosok pintar dan ulet. "Maaf nyonya, tapi saya sangat mencintai anakmu Bella. Kenapa cinta harus di bayar materi. Cinta adalah urusan hati nyonya. Aku mohon kabulkanlah permintaanku ini" dag dug dag dug, begitulah detak jantung albert berdetak seraya mengucapkan kata-kata yang dapat membuatnya di tendang keluar dari rumah Bella.
BalasHapusSinar mentari pagi melewati dedaunan pohon Akasia yang sedang berdiri tegak di belakangku tepat di belakang gedung SMA sekolahku. Seketika aku menyadari seseorang menyapaku dari kejauhan. "Hoi Rik, melamun aja kamu, kalau kesambet sesuatu nanti repot lagi, hahaha" sapa seorang wanita berambut panjang sebahu yang terurai. Dia Dian, teman sebangku ku saat SMP yang sekarang juga menjadi teman satu sekolahku saat ini. "Ia nih, rasanya mau sendiri aja, merenung dan melamun, jadi tujuannya di sini, lagipula udara cukup panas hari ini."jawabku. "Emg ada apa?" Balasnya. "Teeett" bel sekolah berbunyi, Dian pun belum sempat mendengar jawaban dari Erik karena bel langsung berbunyi, kemudian mereka kembali ke kelas mereka.
BalasHapusBel istirahat kedua pun telah berbunyi, erik langsung mencari dian ke kelasnya karena pada istirahat pertama tadi tidak sempat untuk menemuinya. Saat erik ke kelasnya ternyata orang yang dicarinya tidak ada. Dia bertanya dengan temannya,
BalasHapushai sam(sapanya)
Dian kemana ya? Kenapa dia tidak ada di kelasnya? Tanyanya...
Sam pun menjawab: oh...tadi dia ke perpustakaan untuk mencari buku?
Saya pun langsung menyusulnya ke perpustakaan sekolah.
Setelah ia berjalan ke perpustakaan, tak disangka waktu cepat berlalu, bel pun kembali berbunyi "tettttttt", Erik pun kembali ke kelasnya kembali. Pelajaran Bahasa Indonesia pun dimulai, Pak Idsak mulai menjelaskan pelajaran tentang cerpen. Selama Pak Idsak menjelaskan, Erik terus melamun dan memandang ke luar jendela kelas, sampai-sampai Pak Idsak menegur dia berkali-kali. "Erik, sadarkan dirimu dan fokus ke bapak!" Ujar Pak Idsak. Erik tidak membalas sepatah katapun dari Pak Idsak, ia hanya mengangguk dan terus melamun. Setelah Pak Idsak menjelaskan, pak Idsak bertanya kepada para siswa-siswi yang diajarnya, "Sudah mengerti? Ada pertanyaan? Bagus, selesai." Seperti biasa siswa-siswi hanya tertawa, akan tetapi Erik tidak tertawa sama sekali, ia tetap melamun.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusErik berpikir "bagaimana caranya aku mengutarakan perasaan ku kepada Dian dan apakah dia akan menerimaku". Erik terus melamun memikirkannya dan tiba tiba kawannya Sam datang "hei Erik mengapa kau bengong ada apa kamu?" Erik pun menjawab "aku ingin menceritakan sesuatu padamu Sam" lalu Erik menceritakan semua yang ada dalam pikirannya. Detik demi detik berlalu dan Sam pun berkata dan memberi nasehat pada Erik "Erik kalau kamu memang suka dengan Dian kamu harus berani untuk menembaknya". Erik pun mengerti dan tak lama kemudian bel pergantian pelajaran berbunyi......
BalasHapusBel pun berbunyi "teett..." menandakan waktu pulang sekolah telah tiba. Erik langsung menemui dian untuk berbicara sesuatu. Di taman sekolah dia bertemu dengan Dian.
BalasHapusErik membuka pembicaraan mereka...
Oh iya, ada hal penting yang ingin saya bicarakan.
Kamu lihat matahari, dibawah sinar matahari kamu kelihatan cantik...
Dian menjawab, kamu bisa aja Rik?
Kamu mau menjadi pacarku? Tanya Erik secara spontan...
Didalam hati dian bertanya tanya kebingungan menyikapi hal itu...
Kemudian Dian meminta waktu untuk menjawab kepada Erik.
Dian berkata, aku belum bisa jawab sekarang Rik, kasih saya waktu hingga besok pagi...
"Kenapa harus besok pagi?" tanya Erik. "Karena ini keputusan sulit yang harus saya ambil, pacaran bukanlah permainan, melainkan komitmen, jadi saya harus pikirkan ini matang-matang terlebih dahulu." Jawab Dian. Akhirnya merekapun kembali kerumah mereka masing-masing, dan sesampainya di rumah, Erik langsung duduk di meja makan lalu memakan semua makanan yang ada di meja makan. Ibu Erik bertanya kepadanya, "Rik, kok hari ini lahap sekali makannya?". "Saya lagi bimbang tentang wanita bu." Jawab Erik. Ibu Erik pun langsung memeluk Erik sambil berkata, "Bimbang pasti berlalu.". Erik pun tersenyum dan berterima kasih kepada ibunya, lalu ia masuk ke kamarnya dan kembali merenung.
BalasHapusErik pun memikirkan kembali kejadian di sekolah tadi. "Mengapa Dian meminta waktu untuk menjawab permintaanku ini? Apakah dia sudah menyukai orang lain?". Erik pun merenung lalu dia menatap langit. "Ya Tuhan apakah Dian memang kekasih sejati ku atau tidak". Erik pun memejamkan matanya dan terlelap dengan sendirinya......
BalasHapusPada jam 2 subuh, Erik terbangun dan langsung memikirkan Dian. Di dalam hatinya ia berkata "Dian, terimalah cintaku, cintaku tulus padamu, bimbang hatiku memikirkan dirimu.". Ketika tiba pukul 5 pagi, Erik bergegas sarapan pagi, lalu mandi, dan kemudian berangkat ke sekolah jalan kaki. Semangat Erik untuk bergegas sekolah tidak lain muncul akibat Dian. Akan tetapi setelah setengah jalan, ia ternyata lupa kalau ia belum berpamitan dengan orang tuanya. Iapun kembali ke rumahnya dan berpamitan ke orang tuanya lalu kembali bergegas ke sekolah. Jalan demi jalan telah ia tempuh dengan kecepatan penuh, akhirnya sampailah ia di sekolah. Sesampainya di sekolah, ia langsung bergegas pergi ke kelas Dian untuk mencarinya, tetapi ia tidak menemukannya, iapun memutuskan untuk menunggu di depan kelas Dian. Tiba-tiba bel berbunyi tanda masuk jam pelajaran pertama, Erikpun memutuskan untuk kembali ke kelasnya.
BalasHapusJam menunjukkan pukul 22.48 WIB, tiba-tiba terdengar deringan telepon seluler milik Erik. Ia pun segera mengangkat telepon itu. "Hallo ?" Kata Erik. "Erik, ini aku Dian, maaf mengganggumu malam-malam seperti ini, mengenai pertanyaanmu tadi, aku sudah memikirkannya." Jawab Dian. "Wahhh... lalu apa jawabanmu Dian?" Tanya Erik. "Jujurnya, aku menganggapmu sebagai teman terbaikku yang pernah aku kenal, seperti yang kamu tau, kita telah berteman sejak SMP, aku tak ingin persahabatan kita putus hanya karena masalah ini, ku rasa kita lebih baik berteman saja".
BalasHapusStellen Rosalina /32
BalasHapusErik segera bergegas menuju kelas, perasaannya menjadi sangat bercampur aduk, rasa penasaran, sedih, kecewa bahkan rasa takutpun terus mengganggu. Sambil terus memikirkan Dian, awal pelajaran hari ini justru membuat ia semakin gugup dan terdiam. Bukam hanya Erik, teman-teman sekelasnya menjadi sangat gugup pagi itu. Tak lama dari situ, masuklah guru mata pelajaran Sejarah. Kelas menjadi sangat sunyi. Teman sebangku Erik, Arif pagi itu sangat merasa bosan dan mengantuk sehingga ia memanfaatkan kesempatan itu untuk mengobrol dengan Erik. Akhirnya, Erik tergoda dan tanpa ia sadari guru Sejarah tersebut sedang menatapnya. "Erik!! dasar kamu, saya menjelaskan kamu hanya mengobrol! sini kamu, duduk paling depan!" ujar guru sejarah.
Semua teman sekelas Erik justru semakin membisu dan terkejut. Tak lama dari situ, akhirnya bel usai pelajaranpun berbunyi. Waktunya untuk melanjutkan pelajaran jam kedua, semua orang tak henti-hentinya membahas kejadian yang baru saja mereka lihat. Pagi itu menjadi pagi yang sangat sulit Erik jalani. Setelah mengalami beberapa kejadian yang membuatnya semakin tak bersemangat, saat istirahat tiba Erik segera keluar kelas dan saat itu juga Dian sedang berjalan di depan kelas Erik. Semangat kembali meningkat, senyum Erik kembali mekar, begitu juga dengan detak jantung yang mendadak meningkat. Dian menatap Erik dan hanya tersenyum indah.
BalasHapusLalu Erik berjalan ingin menghampiri Dian, akan tetapi teman Dian, Sukiem mengajak Dian pergi ke kantin. Dianpun pergi meninggalkan Erik, perasaan Erik campur aduk, ia bagaikan uang yang hanyut di sungai musi. Karena sedikit kecewa, ia kembali kekelas dan merenung sendirian, iapun memikirkan apakah Dian akan menerima cintanya atau menolaknya. Kebimbangan terus berlanjut, kemudian belpun berbunyi tanda masuk pelajaran ke 4. Pak Radus, guru matematika memasuki kelas dan langsung memulai pelajaran.
BalasHapusSaat itu ada pekerjaan rumah yang mau dibahas oleh Pak Radus, saat Pak Radus melihat Erik melamun, Pak Radus menyuruhnya untuk maju ke depan mengerjakan pekerjaan rumah tersebut di papan tulis. Erik gugup dan hanya dapat berkata "Saya belum buat pak". "Behhh, Keluar kamu!" kata Pak Radus. Erikpun keluar dengan lebih bimbang lagi, karena ia memiliki masalah dengan guru dan ia masih bimbang tentang Dian. Saat ia keluar, secara kebetulan ia berpapasan dengan Dian.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSeketika perasaan kesal dan galaunya itu pun hilang karena bertemu dengan wanita pujaannya. Erik pun langsung menyapa Dian.
BalasHapus"Hai Dian. Kok kamu keluar kelas ? Mau ketemu aku ya ? haha." "Geeran banget sih kamu. Aku keluar kelas karena disuru Pak Iya mengisi spidol. Ngomong-ngomong kamu sendiri ngapain di luar ?"
"Aku tidak mengerjakan PR dari Pak Radus. Jadi gini deh, disuru keluar." Mereka pun terus mengobrol hingga Dian lupa untuk mengisi spidolnya. Tak lama kemudian, Pak Radus pun keluar karena mendengar suara berisik mereka berdua. Pak Radus menceramahi mereka berdua dan menyuruh mereka untuk melapor ke kesiswaan, sehingga mereka mendapat hukuman dan disuruh untuk berdiri di tengah lapangan.
Jam pelajaran selanjutnya yaitu jam pelajaran ke-2 adalah olahraga. Erik sedang berganti pakaian sambil melamun tentang Dian hingga ia sendirian di dalam kelas. Sesampai di lapangan Erik diberi hukuman karena telat. Hukuman tak terasa karena hatinya lebih mencemaskan Dian dengan jawabannya. Materi olahraga yang diberikan adalah sepakbola. Pada saat pengambilan nilai dan giliran Erik, bola melambung jauh hingga masuk di rerumputan. Erikpun segera mengambilnya sambil memikirkan Dian hingga yang ia liat hanyalah Dian semata. Entah kenapa Arif bingung kenapa semua menghampiri Erik. Ternyata Erik langsung dibawa ke rumah sakit karena kepalanya terluka hingga darah mengalir. Kabar begitu terlalu cepat menyebar hingga Dian mendengar kabar tentang Erik tersebut lalu ia bergegas melihat keadaan Erik.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusDian yang mengetahui hal itu lalu bergegas menyusul ke rumah sakit untuk melihat keadaan Erik. Di rumah sakit Dian pun bertanya ke pada suster yang ada di ruang informasi "Sus, apakah ada orang yang kepala terluka yang baru di antar ke sini?". Lalu suster pun berkata "Ada dik, dia di rawat di ruang no 256".Dian pun berterima kasih lalu bergegas menuju ruangan no 256 itu.
BalasHapusDian mengetuk pintu kamar nomor 256 tersebut. "Siapa?" ujar Erik. "Ini Dian. Bolehkah aku masuk?" Erik pun segera merapikan pakaiannya dan hatinya merasa senang karena Dian datang menjenguknya. "Iya Dian silahkan masuk."Dian pun masuk dan segera bertanya bagaimana keadaan Erik. Erik merasa senang tak karuan karena pujaan hatinya, Dian ternyata peduli padanya. Namun keadaan diantara mereka berdua semakin canggung karena Dian teringat akan pertanyaan yang disampaikan Erik krmarin.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusDalam kesunyian itu Erik berpikir mengenai Dian. Ia bertanya-tanya apakah Dian akan menjawab pertanyaannya kemarin. Hatinya mulai berdegup sangat kencang. Semakin lama keadaan diantara mereka berdua makin tak karuan. Dian hanya duduk diam dan tersipu malu tanpa berani berkata-kata. Lalu Erik pun memberanikan diri untuk bertanya, "Dian bagaimana dengan pertanyaanku kemarin? Apakah sudah ada jawabannya?" Dian yang tersipu malu hanya diam dan mengatakan, " Sebenarnya......" Dian pun hanya kembali terdiam.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusBelum sempat Dian melanjutkan kata-katanya, masuklah segerombolan teman akrab Erik sambil meraba-raba kepala Erik dengan sangat panik. "Rik, kamu baik-baik saja kan?!" ujar temannya. Detak jantung Erik yang sudah melamnbung tinggi ingin mendengar jawaban dari Dian seketika itu juga merosot jauh. Erik kembali harus mencari kesempatan untuk bertanya mengenai jawaban Dian
BalasHapusDian yang merasa canggung berada diantara laki-laki kemudian memutuskan untuk keluar dari ruangan tersebut. Ia memutuskan untuk pamit karena Dian sudah melihat keadaan Erik. "Rik aku pulang dulu ya. Semoga cepat sembuh." Lalu Dian pun pergi. Erik tampak kesal dan sedikit kecewa kepada teman-temannya karena telah menganggu dirinya dan Dian yang sedang berdua.
BalasHapusErik belum mendapat jawaban. Tak lama setelah Erik sembuh, dia kembali masuk sekolah dan menemui Dian.
BalasHapusDari kejauhan datang sesosok wanita berambut panjang bergelombang dan terurai yang nampaknya asing dikalangan sekolah itu. Wanita itu memiliki paras yang cantik dan putih. Dia berjalan menuju Dian dan Erik yang kebetulan berada di depannya. "Hai maaf mengganggu kalian sebentar, boleh saya bertanya dimana ruang kepala sekolah?"tanya nya. "Ohh ruang kepala sekolah ada di ujung sana, yang kamu perlukan hanya belok ke kiri dan kemudian lurus ke arah sana."jawab Erik dengan sigap sambil menggerakan tangannya guna memberi pentunjuk kepada wanita itu. Dian sedikit mengernyitkan dahinya. "Ohh makasih banyak atas bantuannya" kata wanita itu. Kemudian ia menuju ke ruang kepala sekolah yang sudah ditunjukan oleh Erik.
Ketika masuk kelas, guru seperti biasa memasuki ruang kelas, tetapi ada yang berbeda. Seorang wanita mengukuti jejak guru itu memasuki kelas.
BalasHapus"Oke anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru yang berasal dari Surabaya dan pindah ke Jakarta sini dan bersekolah di sekolah kita. Baik nak, silakan kamu perkenalkan dirimu didepan kelas."kata guru tersebut. Kelas menjadi riuh, banyak celetukan dari beberapa siswa. "Baik pak. Sebelumnya salam kenal semua, nama saya Nathasya Emeron. Saya biasa di panggil Natha di sekolah saya yang dulu. Saya pindah ke Jakarta karena beberapa alasan pribadi. Mohon kerja sama kalian. Terima kasih. Silakan kalau ada yang mau bertanya."kata Natha dengan suara halusnya.
"Mbak-mbak, kok bisa cantik banget si?"kata Rio, salah satu orang yang menjadi biang keributan di kelas. " "Wooooooo wuuuuuuu..." munculah sorakan dari semua siswa di kelas. "Mbak-mbak, boleh dong ntar kenalan, single kan?"sahut Kevin. "Line id nya apa mbak?"sahut Edrik. "Ntar pulang ada yang jemput ga mbak? Sini aak bisa anter mbak Natha sampai keujung Bumi sekalipun."goda Deri sambil merapikan rambutnya. Kelas pun semakin ramai dengan sorakan sorakan itu. Sementara Erik terlihat biasa saja menanggapi hal itu. Namun mata Natha melirik sebentar Erik yang sebelumnya pernah dia temui saat mencari ruangan kepala sekolah. "Sudah semuanya, jangan berisik. Sekarang Nathasya silakan duduk di bangku yang masih kosong dan untuk semuanya, keluarkan buku kalian."respon guru itu. Kebetulan di depan bangku. Erik terdapat bangku kosong, langsung saja Nathasya duduk di bangku itu.
BalasHapusSetelah berhasil sampai ke kamar erik di ruang 256, dian terkejut melihat kepala erik di perban. dian berjalan pelan menuju ke ranjang erik. Melihat keadaan erik, dian merasa turut bersedih. Tanpa sadar, ia juga meneteskan air mata, tetesan air mata teraebut jatuh tepat di pipi erik. Erik seketika terbangun, "dian.." Katanya lirih, ia tersenyum karena ia seperti melihat malaikat cantik turun dari surga. Dian langsung bertanya " kamu gapapa kan rik? Apa masih sakit.?". "Ada dian dan rasanya sakit banget" jawab erik. "Apa yang sakit erik? Kepala yaa, apa tangan, apa yang lain ?". "Bukan dian, bukan tubuhku tapi jantungku karena berdetak terlalu kencang " jawab erik tersentum.
BalasHapusNatasya yang baru masuk ke kelas tersebut tidak mendapat sambutan dari Erik, karena hatinya sudah ada Dian dan Erik sama sekali tidak kagum dengan Natasya.
BalasHapusTeman sebangku Natha adalah Gladis. Gladis merupakan juara 1 umum disekolah itu. Tidak hanya pintar, Gladis juga baik dan mudah bergaul. Setelah bel istirahat berbunyi, Natha dan Gladis seru mengobrol tentang sekolah Natha di Surabaya dulu. Di sela-sela obrolan mereka, Natha bertanya, "Dis, cowok yg dibelakang aku tu siapa sih namanya?". "Oh itu Erik, memangnya kenapa?, tanya Gladis.
BalasHapus"Enggak cuma nanya aja kok. Dia kok cuek banget sih?" tanya Natha. "Erik memang begitu orangnya Natha. Ya biarin ajalah." Lalu mereka pun melanjutkan perbincangannya.
HapusSelama jam pelajaran, Nathasya selalu menoleh ke arah Erik. Tetapi Erik terlihat menoleh ke arah jendela masih terbayang jawaban apa yang akan diberikan oleh Dian. Hal ini semakin membuat rasa penasaran Nathasya semakin meningkat untuk mengtahui bagaimana sosok seorang Erik. Selama hari itu, jika Nathasya tidak tahu sesuatu, dia selalu bertanya kepada Erik, seakan tidak ada orang lain yang dapat ditanyai.
BalasHapus"Haii" sapa natasha. "Haii" jawab erik. "Nama kamu siapa" tanya natasha. "Erik.." Jawab erik. "Salam kenal yaa, dan mohon bantuannya juga ya" kata natha. " wkwkkw iyaa salam kenal juga yaa, santaii aja kok " erik tersenyum. " oh yaa kamu kok bisa pindah ke sini sih ? " tanya erik. Sebelum natha menjawab ibu guru sudah memperingati erik untuk diam. "Nahh. Aku heran kok kamu mau sih skola disini, ga liat apa gurunya aja galak bener?" Tanya erik membisik. Natha yang mendengar pertanyaan erik hanya tersenyum.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus"Saya kebetulan saja karena orangtuaku bertugas di sini", ujar Natasha. "Oh hehe", jawab Erik. Jam pejalaran pertama telah habis, waktunya pelajaran Bahasa Indonesia. Erik yang sedang tidak berkeinginan belajar iapun membolos dan kebetulan ia sedang sakit perut. Erik mengajak Arif untuk ke toilet untuk menemaninya. Erik juga berharap agar saat berjalan di luar kelas ia dapat bertemu dengan Dian. Guru Bahasa Indonesia mengabsen dan bertanya kepada yang lainnya kenapa Arif dan Erik tidak berada dibangkunya. Yang lain menjawab dengan tegas kalau mereka sedanh ke toilet. Guru itu pun menunggu hingga jam pelajaran habis. Tetapi apa daya, Arif dan Erik pun diberi hukuman yang kr sekian kalinya. Pada saat mereka kembali ke kelas, kebetulan Erik bertemu dengan Dian. Tetapi Dian mencium aroma yang berasal dari Erik...
BalasHapusNatasha secara langsung menggemgang erik seolah-olah ia sudah mengenal erik sangat dekat. Erik spontanitas terkejut. Rapi pada saat itu juga dian yang kebetelun sesang lewat melihat erik dan natha. Dian tampak kesal dan langsung lari. Erik yang melihat dian lari langaung melepas genggaman natha dan mengejar dian
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusDian!!! Erik berteriak sampai-sampai semua orang melihatnya. Natha yang mendengarnya pun sangat kesal. Lalu Erik menarik tangan Dian, tetapi dengan kasar Dian melepasnya. Hey kamu salah paham, dengerin penjelasan aku dulu dong. Apa sih yang perlu kamu jelasin, aku udah jelas-jelas melihatnya.
BalasHapus"Ehmm aroma apaan ini ?" Tanya dian. Erik yang tersipu malu yang mulai menyadari bahwa karena buru-buru ia lupa "cebok" lanmenjawab " bukan apapa kok". Ia pun langsung lari. Dian heran melihat tingkah erik, dan ia berpikir bahwa sikap erik sebagai wujud nyata bahwa ia telah melupakan dian karena anak baru yang cantik itu, dian pun jadi salah paham.
BalasHapusKarena lari terburu-buru saat pergi ke WC, celana yang digunakan Erik itu pun sobek. Erik sangat malu dan terus berlari ke arah toilet. Semua murid menertawainya, namun tidak dengan Dian. Dian berusaha untuk mengejar Erik dengan tujuan untuk menawarkan bantuan dengan mengambil celana pinjaman di UKS Putra. Saat Dian melangkah untuk mengejar Erik, tak disangka Natha menyandung kaki Dian hingga ia terjatuh. Setelah itu Natha langsung berlari menuju Erik.
BalasHapusAkibat kejadian tersebut, Dian mulai merenungkan kembali mengenai jawaban untuk Erik. Dian pun mulai menyadari bahwa saat ia bertemu Erik di depan kelas, ia telah mencium aroma-aroma selingkuh dari Erik tersebut. Dan sekarang terbukti benar, bahwa Erik sekarang telah berhenti menunggu jawaban dari Dian dan berpaling ke wanita lain
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusTetapi dian salah. Ketika pulang sekolah erik menemui dian dikelasnya. Dian aku mau ngobrol sama kamj bentar aja, boleh gak? Dian mengangguk setuju. Erik mengajak dian duduk dibawah pohon akasia, tempat dian menyapa erik waktu itu. Tiba-tiba keadaan menjadi sunyi. Mereka berdua sibuk dengan pikiran masing-masing.
BalasHapusErik pun bertanya, "Dian, ada apa denganmu?". Dian menjawab, "Aku tak apa-apa". "Sepertinya engkau marah padaku", balas Erik. "Dian lalu bagaimana dengan jawabanmu waktu itu. Aku belum sempat mendengarnya." Dian pun diam sejenak dan tak ingin membahas hal ini lagi. Ia masih kesal dengan apa yang dilihatnya kemarin. Lalu tak lama kemudian, Dian pun mengalihkan topik pembicaraan.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus"Dian kenapa kamu mengalihkan topik pembicaraan kita?". "Hah? Aku tak mengalihkannya. Aku hanya ingin membahas hal yang lain saja". Setelah mendengar hal itu Erik pun merasa sedih dan kecewa pada Dian. Erik memutuskan untuk pergi meninggalkan Dian.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSetelah Erik pergi meninggalkan Dian. Tak lama kemudian, datanglah sahabat Dian, ia berusaha menghiburnya dan mengajak Dian untuk pergi. Dian menolaknya, ia memilih untuk bergegas pulang ke rumah. Setelah sampai di rumah, ia mulai merenungkan kejadian itu kembali dan ia mulai berfikir, "harusnya aku tidak layak marah ataupun kecewa, aku bahkan belum menjadi pacarnya"
BalasHapusPerasaan sedih dan kesal bercampur aduk di hati dian. Keesokan harinya, erik dan dian tidak juga bertemu. Bahkan erik tidak menemui dian dikelasnya lagi. Kemudian dian sadar pasti erik marah karena ia mengalihkan pembicaraannya waktu itu. Sepulang sekolah pun dian menemui erik di kelasnya.
BalasHapus"Rik, kamu marah ya padaku soal kemarin?". "Nggak kok, aku nggak marah", Erik menjawab dengan nada datar dan acuh tak acuh. Lalu Dian pun merasa sedih dan tak menentu. Dilubuk hati Erik yang paling dalam ia masih mencintai Dian namun kesalahpahaman ini menjadi semakin kusut ketika Dian mengatakan, "Jika kau marah padaku, marahlah jangan menahan amarahmu." Erik yang kesal pun tak ingin menjawab dan hanya pergi.
HapusDengan langkah kaki yang berat Erik pergi menjauh dari Dian. Dian pun merasa tak karuan.
BalasHapusKeesokan harinya, Erik masih merasa sedih atas ucapan Dian kemarin. Ia menganggap bahwa ia telah ditolak oleh Dian. Lalu, "Hai Rik! Pinjam pr-mu dong. Aku gak ngerti ni..", suara itu ternyata adalah suara Natha. Erik pun segera mengeluarkan buku matematika yang ingin dipinjam Natha. "Rik boleh minta tolong? Ajarin dongg.. aku gak ngerti." Erik yang masih sedih mengajari Natha dengan setenhah hati. Tapi tak lama Natha mrmbuat suasana hati Erik berubah. Erik menjadi tersenyum karena Natha adalah anakn yang humoris. Sembari mereka bercanda tawa, dari luar pintu kelas terdapat seorang wanita yang sedang memperhatikan mereka, ia adalah Dian. Perasaan kecewa menyelubungi hati Dian.
Haii erik sapa natha. Erik muka nya lansung beruah masam, "lagilagi ada tang mengganggu" gumam erik. Dian melihat natha pun langsung lari. Kali ini tampaknya dian benar-benar marah.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusErik berusaha mengejar Dian. Tapi dalam pengejarannya bel masuk berbunyi. Terpaksa Erik memasuki kelas. Lagi-lagi melamun di kelas. Erik merasa cemas, bersalah, pokoknya bercampur aduk. Saat bel istirahat pertama berbunyi, Erik langsung keluar kelas untuk mencari Dian. Tetapi Dian yang dicari tak ada di kelas. Dia keluar kelas bersama temannya untuk makan. Erik yang merasa kecewa kembali ke kelas. Di perjalanan menuju kelas, Erik bertemu Dian. Mereka bertatapan sebentar, Dian pun meninggalkan Erik yang menatapnya. Dia pasti marah sama aku, ujar Erik dalam hati. Erik memutuskan untuk mengambil waktu sejenak agar emosi Dian reda
BalasHapusTetapi hal itu di nilai lain oleh Dian, Dian menganggap Erik telah benar-benar melupakannya dan lebih memilih anak baru yang bernama Natha itu. Dian pun semakin lama semakin mengihindari Erik.
BalasHapusSembari menunggu waktu yang tepat untuk berbicara dengan Dian, Erik terus melamun memikirkan hal yang terjadi antara dirinya dan Dian. Ia ingin terus mengejar Dian sampai perasaannya dapat terbalaskan dan tetap dekat dengan Dian tapi Erik takut Dian akan semakin marah dengannya. " Ahh hal ini begitu memusingkan" gerutu Erik sambil memukul kepalanya.
BalasHapusErik berusaha untuk melupakan apa yang dia alami dengan bermain game online, tetapi bayang - bayang kenangan manis bersama Dian terus terbayang olehnya. "Duh, kenapa ya dadaku terus terasa sakit", kata Erik sambil memegang dadanya. Sejenak Erik berpikir, hati dan pikirannya seakan terus berlawanan. "Apa yang harus aku lakukan agar aku dan Dian bisa akrab seperti dulu lagi", kata Erik dalam hatinya. "Apa aku tanyakan saja, mengapa sikap Dian berubah terhadapku, tapi.... Ahhh bagaimana kalau ia tambah marah padaku", kata Erik dalam hati
BalasHapusLalu tiba-tiba datanglah Natasha menemui Erik, lalu natasha mencoba memegang tangan Erik. Tetapi, Erik pun menepis tangan Natasha dan beranjak meninggalkannya. Natasha pun menitikkan air matanya, di dalam hatinya ia berkata, "kenapa sih Erik jahat sekali denganku, apa salahku? Aku tulus mencintainya." Di luar kelas, Erik pun merasa bersalah kepada Natasha karena ia telah bersikap kasar, tetapi ia juga bingung bagaimana mengajak Dian bicara atas kesalahpahaman ini.
BalasHapusWaktu pun terus bergulir, tak terasa bel tanda sekolah berakhir pun berbunyi "teett". Anak - anak pun bersorak gembira "ye..., akhirnya pulang juga". Tapi dalam sosok keramaian hanya Erik yang terlihat sedih. "Sebenarnya apa ya salahku kepada Dian", kata Erik dalam hati. Sesampainya Erik di rumah, ia pun segera bergegas ke kamar. Erik merasa kepalanya terus terasa sakit "Duhh, gimana ya kok kepalaku sakit gini", kata Erik dalam hati. "Mungkin lebih baik aku sekarang main game", kata Erik sambil menghidupkan komputer.
HapusBerjam-jam waktunya Erik habiskan untuk bermain game online dengan harapan dapat melupakan bayang-bayang DIan tetapi semakin ia berusaha untuk melupakan Dian semakin sering Dian muncul dalam pikirannya. Akhirnya Erik pun memutuskan untuk tidur dengan harapan dapat bertemu Dian di mimpinya." Dian ada apa sih sebenarnya kenapa kamu seperti menjauhiku, apa yang harus kulakukan?" gumam Erik sambil menatap langit-langit kamarnya.
BalasHapusUntuk memperbaiki kesalahpahaman yang terjadi dengan Dian , Erik berencana untuk mengajak Dian mengobrol sepulang sekolah nanti. Erik berharap agar hubungan mereka dapat kembali dekat seperti semula.
BalasHapusNamun, apadaya sepulang sekolah Dian langsung pergi untuk mengerjakan tugas kelompoknya. Erik pun tak dapat menemui Dian, ia pun berjalan dengan lesu seakan tak ada harapan lagi baginya untuk bersama Dian. Langkah kakinya yang berat menuju pagar sekolah membuatnya sedih. Lalu Erik pun pulang kerumahnya.
HapusKeesokannya pun tetap sama, Dian selalu menghindari Erik. Erik merasa sedih dan kecewa. Erik tak mengerti mengapa Dian bersikap dingin padanya. Lalu ia pun berjalan memasuki kelasnya. Tapi dari kejauhan, Dian memandang Erik dengan sedih. Ia tak tahu apa yang harus dilakukannya agar hubungannya dengan Erik menjadi seperti dahulu lagi. Senyum ceria Erik yang dulu tak pernah terlihat lagi oleh Dian.
BalasHapusDidalam kelas, Natha menyambut Erik dengan ceria. Namun, Erik seakan tak peduli dan langsung duduk.
Mengingat perlakuan Erik terhadap Natha, tentu Natha sungguh kecewa dan bingung apa yang ingin ia lakukan agar Erik kembali ceria kepadanya. Erik yang daritadi melamun, binggung mengapa berhari-hari ia terus dihantui rasa dilema. Ia bertanya-tanya apakah ia selama ini jahat kepada Dian.
BalasHapusNatha yang dicuekin oleh Erik pun menjadi sebal, ia bingung kenapa Erik terus bersikap acuh kepadanya. Natha pun memutuskan untuk mendekati Erik dan mengajaknya mengobrol. " Haii Erik, sudah ngerjain pr belum?" tanya Natha sambil tersenyum manis pada Erik. Tapi Erik hanya menjawab Natha dengan gelengan kepala sambil merebahkan kepalanya di meja.
BalasHapusErik dan Dian memang sama-sama tidak berbicara, akan tetapi detak jantung dan hati mereka sama. Mereka saling merindukan satu sama lain. Akan tetapi, di lain sisi Dian pun ingin Erik terus berusaha mengajaknya bicara. Dian melakukan hal tersebut bukan ingin menghukum Erik, tetapi ia ingin menguji kesetiaan Erik terhadap dirinya. Ia memang sayang dengan Erik, tetapi ia harus tegas. Ia tidak ingin kejadian beberapa tahun yang lalu terulang kembali. Ia ingin mendapatkan lelaki yang serius dan tulus sayang kepadanya.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusIa masih bingung mengapa Dian menjauhinya. Lalu kemudian bunyi bel istirahat terdengar. Erik pun segera berlari menuju kelas Dian. Dia melihat Dian sedang berbincang-bincang dengan Heri. Heri adalah teman dekat Dian yang diam-diam menaruh hati pada Dian. Tetapi Dian yang mencintai Erik tak menyadarinya. Erik yang melihatnya merasa sedih. Ia pun berjalan dengan lesu menuju kelasnya. Dian masih asyik berbincang dengan Heri. Dan sebuah pernyataan pun keluar dari mulut Heri.
BalasHapus"Dian, sebenarnya aku tak tahu apa yang kamu rasakan tapii aku tahu kalau kita sudah dekat satu sama lain. Apa kamu tidak memikirkan hal yang sama?" Ujar Heri kepada Dian.
HapusSaat bermain game, Erik masih bertanya-tanya dengan perasaan sedih. Mengapa Dian seolah-olah ingin membuatnya cemburu atau ia memang ingin menjauh dari Erik dan mencari laki-laki lain yang lebih pantas baginya. Erik merasa dirinya sudah tidak dianggap lagi oleh Dian, namun ia tetap tidak dapat menghilangkan rasa sayangnya kepada Dian karena hanya Dian yang bisa membuat Erik jatuh terlena kepada seorang wanita.
BalasHapusTiba-tiba heri mengutarakan perasaannya kepada dian.. Pertanyaan yang sama yangbpernanh ditanyakan eric ke dian. Apakahbkamu mau jadi pacar aku?.. Wajah yang setengah terkejut pun tampak di wajah dian. Dia diam tak berjata-kata.lalu heri menepukbpundak dian. Hey dian, apakah kau mendengar pertanyaanku ? Tanya heri
BalasHapusErik sudah lama menaruh rasa cemburu pada Heri, karena ia tahu dari teman dekat Heri yang juga sahabat Erik bahwa Heri menyukai Dian. Erik pun bingung harus berbuat apa, ia berpikir bahwa bersaing dengan Heri tidaklah penting karena ia yakin Heri bukan tandingannya. Erik pun terus berdoa agar Dian tidak tertarik kepada Heri dan hanya menganggap Heri sebagai teman biasa dan tidak lebih.
BalasHapusOhh.. Apa ri? Kamu tadi bertanya apa padaku ? Tanya dian. Aku sudah memendam rasa padamu sejak pandangan pertama aku melihatmu. Entah kenapa saat itu hatiku berdetak sangat cepat bagaikan cicak yang lari ketika dalam bahaya. Hatiku sudah tak karuan dan itu semua karena kau. Maukah kau menjadi pacarku? Tanya heri kedua kalinya.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus"Ya, rik." Ujar Dian tak sadar. "Dian ? Aku Heri." "I..iya, maksudnya iya Heri. Aku mau....mm... Iya mau ke kantin dulu ya daah." Hindar Dian dari sergapan Heri. Dian takut bisa Heri dapat menaklukannya dengan berbagai cara.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusDian yang masih terkejut dengan pernyataan Heri pun berusaha untuk tersenyum dan menjawab Heri " Ini benar-benar membuatku terkejut Her, tapi maaf rasaku padamu hanyalah sebatas teman tidak lebih". Dian berkata sambil melihat Heri dan ia berharap mereka tetap menjadi teman dan tidak berjauhan seperti ia dan Erik sekarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusBerita itupun terdengar sampai ke telinga erik, erik sangat senang mendengar beritaa tersebut...
BalasHapusTetapi perasaan sedih yang dialami erik sebelumnya kini perlahan terobati oleh berita tersebut...
Setidaknya ada setitik alasan untuk bahagia. Heri ditolak, yessss!! Ujar Erik dalam hati. Erik memutuskan untuk menemui Dian secepatnya. Erik ingin bertemu Dian nanti sore sepulang sekolah. Ya, aku harus menemuinya. Tiba-tiba di jalan Erik bertemu Clara, teman kelasnya Dian dan menitip pesan bahwa pulang sekolah Dian harus ke halaman belakang sekolah untuk bertemu dengan Erik.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusHeri pun tetap menjalani hari-harinya dengan baik dan ceria meskipun ditolak. Ia tetap berharap bahwa Dian akan menerimanya. Ia ingin tetap menunggu Dian. Menunggu lebih baik bagi Heri dibandingkan harus mencari lagi orang yang cocok dengannya karena Heri susah untuk jatuh cinta.
HapusHeri yang ditolak oleh Dian pun merasakan sakit yang teramat sangat. Di hadapan Dian ia mencoba tersenyum, tetapi di dalam hati ia akan terus berusaha untuk mendapatkan Dian dan mencoba perlahan-lahan untuk menjauhkan Dian dari Erik. Erik melihat kejadian dimana Heri menyatakan perasaanya kepada Dian, tetapi Erik ternyata salah paham. Ia melihat Dian memegang tangan Heri, ia berpikir bahwa Dian sudah menerima cinta Heri. Padahal , Dian memegang tangan Heri hanya ungkapan rasa sebagai teman, dan tidak ingin menyakiti Heri yang sudah menyatakan perasaannya. Tetapi, Erik tidak tahu akan hal itu, maka dengan langkah gontai ia meninggalkan tempat dimana ia menyaksikan Heri dan Dian tersebut. Hatinya benar-benar teramat sakit.
BalasHapusMemang permasalahab dengan hati jauh lebih rumit penyelesaiannya dibanding yang dibayangkan, di lain sisi salah satu pihak selalu gengsi untuk menyatakan dia sangat kesal dan kecewa dengan apa yang telah dia lihat. Dian kini merasa semuanya telah tidak berarti lagi karena memilih diantara dua hati merupakan hal yang sulit dilakukan, walaupun cukup mudah untuk melakukan yang kata hatinya perintahkan. Tapi apa daya, dua hati lainnya akan segera meminta pertanggungjawaban kepada dirinya. Dian sudah jatuh hati kepada satu hati
BalasHapusHeri pergi meninggalkan Dian dengan penuh kekesalan dan kepedihan, sedangkan Erik berjalan dengan gagah perkasa dan dengan hati yang gembira menuju ke arah Dian. Dian merasa tidak enak dengan Heri, karena ia tahu bahwa dengan jawaban itu, maka pertemanan mereka dapat hancur berkeping-keping, tetapi Erik berusaha membuat ia melupakan semua itu dengan cara mengajaknya ke kantin. Akan tetapi saat itu bel masuk pun berbunyi, maka mereka harus kembali ke kelas masing-masing. Karena Erik tahu setelah ini pelajaran matematika dan butuh menggunakan proyektor, maka ia berinisiatif untuk mengambil kunci di tata usaha. Ketika ia ingin masuk ke dalam kelas, ia melihat Natasya di usir keluar kelas karena telat masuk oleh karena jajan. Erik merasa tenang karena ia telat karena kunci proyektor, akan tetapi ketika ia masuk, ia langsung di usir oleh pak Radus, "kamu enaknya keluar aja, keluar kamu.". Ia belum sempat menjelaskan apapun kepada Pak Radus, oleh karena itu, ia makin membenci Natasya
BalasHapusSaat bel pulang sekolah berbunyi, Erik langsung membereskan semua buku-bukunya dan pergi ke halaman sekolah. Erik menunggu Dian sendirian. Dian tak kunjung datang. Erik melihat jam yang dipakainya di tangan kanannya. Sudah setengah jam, gumamnya dalam hati. Apa aku harus menunggu atau pulang? Erik bingung. Apa pesan tadi sudah sampai ke telinga Dian? Ah pasti sudah! Erik bertanya-tanya dalam hati. Setengah jam berlali, Erik yang kesal memutuskan untuk pulang. Tak lama kemudian muncullah Dian di halaman belakang sekolah. Dian melihat sekelilng yang sudah sepi sunyi. Di mana Erik? Apa dia sudah pulang gara-gara aku kelamaan tambahan pratikum di lab tadi? Dian yang kebingungan akhirnya menunggu sebentar. Erik tak kunjung datang, Dian pulang.
BalasHapusDi dalam pikiran Dian dan Erik, masing-masing merasa kesal karena telah menunggu dan malah yang ditunggu-tunggu tidak datang. Tetapi, jauh di dalam lubuk hati mereka mengharapkan pertemuan agar saling melepas rindu.
BalasHapusDikarenakan kurangnya komunikasi kesslahpahaman diantara Erik dan Dian semakin menjadi. Erik mengira Dian sengaja meninggalkan atau tidak menemui Erik karena kesal terhadap Erik. Dian pun berpikir ia merasa bersalah kepada Erik karena tidam mengabarkan kepadanya bahwa ada tambahan praktikum.
BalasHapusDalam perjalanan pulang detak jantung Erik tidak stabil. Erik merasa sangat pusing dan lelah, akhirnya Erik terjatuh pingsan akibat perasaan yang masih tetap ada pada Dian. Keesokan harinya Erik tidak masuk sekolah.
BalasHapusTeman dekat Erik yaitu Arif segera menjenguk Erik. Erik terlihat sangat letih. Sesampainya Arif mendapat pesan langsung dari Erik."Rif, apa itu cinta? Kenapa aku masih mau mengejar Dian?" tanya Erik. "Cinta tu kesetiaan kawan, menerima seseorang apa adanya", jawab Arif.
BalasHapus"Lalu kenapa dia belum saja menjawabnya?", tanya Erik. "Mungkin Dian hanya mengujimu apakah kamu orang yang sabar atau tidak teman..", jawab Arif.
HapusErik ditemukan oleh teman sekelasnya, Arif. Arif membawa Erik pulang ke rumahnya dan Arif juga yang membawa surat sakit Erik ke sekolah. Dian yang diam-diam mencari Erik pun kecewa karena hari ini dia tidak meliaht Erik. Dian tidak tahu bahwa Erik pingsan hingga tidak masuk sekolah.
BalasHapusDian yang mengetahui bahwa Erik tidak masuk sekolah pun segera bertanya kepada teman Erik dan ia mengetahui kalau ternyata Erik sedang sakit. Dian pun menjadi sangat khawatir dan berusaha untuk mengunjungi Erik.
BalasHapusDi sekolah, Dian pun merasa sangat khawatir karena Erik tidak masuk sekolah. Ia pun berkali-kali ditegur oleh guru karena melamun dan tidak fokus pada pelajaran. Itu merupakan hal yang cukup langka mengingat Dian adalah siswa yang pintar dan rajin, ia selalu mendapatkan peringkat tiga besar di kelasnya. Saat jam istirahat, Dian pun keluar kelas. Secara tak sengaja, ia mendengarkan percakapan bahwa Erik tidak masuk sekokah karena sakit. Dian pun terkejut dan berencana menjenguk Erik ketika pulang sekolah. Walaupun masih sedikit kesal, di lubuk hatinya Ia merasa cemas dan khawatir terhadap kondisi Erik.
BalasHapusKetidakhadiran eric di sekolah membuat dian cemas, hatinya pun berdebar-debar yabg artinya khawatir akan keadaan eric. Namun, dian bingung untuk datang menjenguk eric atau tidak, lantaran ia yang kecewa karena perbuatan eric kemarin
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusPerasaan Dian pun tak menentu. Ia ingin menjenguk Erik namun ia tidak ingin memulai percakapan terlebih dahulu. Disisi lain, Dian khawatir akan keadaan Erik. Ia pun bimbang pergi mrnjenguk atau tidak.
HapusDian akhirnya memutuskan untuk menunggu sampai Erik masuk sekolah dan ia berencana untuk bersikap baik pada Erik dan mendekatkan hubungan mereka lagi.
BalasHapusSetelah mengetahui bahwa Erik sedang sakit, dengan segala keberaniannya Dian mencoba untuk menjenguk Erik. Hati Dian sangat gelisah, dalam hatinya dia berpikir, "Ya ampun, aku kenapa? Kenapa aku harus sekhawatir ini mengenai Erik?".
BalasHapusDian akhirnya memutuskan untuk tidak menjenguk eric lantaran hatinya yang sudah kesal. Lalu sepulang sekolah dian pun langsung pulang ke rumah dan makan siang dengan lesu. Ketika dian sedang makan, tiba- tiba adiknya, Jono, menepuk pundak dian sehingga dian oun tersedak.
BalasHapusSetelah berita tersebut terdengar sampai ke telinga Dian, Dian ingin menghabiskan harinya bukan di sekolah melainkan menjaga Erik sampai dia sembuh karena pikirannya telah melayang kemana-mana, Dian berpikir sebisa mungkin bagaimana caranya agar dia segera pulang dari sekolah dan langsung menuju rumah Erik, Dian takut jikalau hari itulah adalah hari terakhir bagi dia dan Erik, pikirannya telah melanglang buana dan semakin tak terkendali karena Dian hanya ingin menjaga Erik hanya Erik. Dengan sepenuh hati dan suka cita Dian pun berakting sakit agar diijinkan pulang lebih awal karena Dian ingin melihat Erik lebih cepat dan mengatakan banyak hal yang tak dapat Dian ungkapkan sebelumnya. Dian tak mudah jatuh hati seperti ini bukan karena Erik teman lamanya namun karena takdir mempertemukan mereka.
BalasHapus"Uhuk uhuk Joni kamu tidak liat kakak sedang apa? Kakak tersedak nih gara-gara kamu" marah Dian sambil menjitak kepala Jono. " Maaf deh kak abisnya kakak sih makan kok sambil melamun gitu, ngga baik tau" canda Joni sambil menjulurkan lidahnya.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusDi jalannya untuk menjenguk Erik, Dian mulai memikirkan tentang perasaannya kepada Erik. Erik sudah berbuat jahat padanya, namun kenapa Dian masih saja peduli terhadap apa yg sedang dialami oleh Erik? Hal ini membuat Dian menjadi semakin bingung, apa yg sebenarnya terjadi pada dirinya? Seketika Dian terpikir, "Apa memang aku mencintai Erik? Namun selama ini aku hanya mencoba untuk menyangkalnya...?".
BalasHapus"Abisnya aku liat muka kakak suram banget si, emang nya ada apa kak? Apa kakak dimarahin sama guru di sekolah? Ato kakak dapet nilai kecil?" Tanya Jono. "Kamu masih kecil ga ngerti apa-apa, uda deh jangan banyak nanyo, gih ambil piring trus makan". Ujar Dian
BalasHapus" Ih dasar pelit" gumam Jono sambil berlalu mengambil piring. Dian pun hanya menggelengkan kepalanya dan melanjutkan kembali acara makannya sambil melamun tentang hubunganna dan Erik. Ia bingung dengan perasaannya sendiri.
BalasHapusSelesai makan pun Dian masuk ke kamar, banyak tugas dan PR yang menumpuk dari sekolah. Hal itu membuat Dian semakin pusing. Disamping kegalauaannya tentang Erik, ia juga pusing memikirkan tugas-tugas yang menumpuk ini. Lalu Dian memutuskan untuk mengerjakan tugas-tugasnya itu.
BalasHapusKeesokan harinya, Dian bepapasan dengan Natasya. Natasya mencegat Dian, hey!!! Apa sih yang kamu lakukan pada Erik sehingga Erik jadi murung setiap hari. Mending kamu menghilang aja deh dari kehidupan dia daripada bikin pusing aja. Dian yang kesal dengan kata-kata itu menjambak rambut Natha. Dan Natha pun membalasnya. Pertengkaran mereka pun terdengar oleh Bu Siska. Lalu Bu Siska menyuruh mereka untuk datang ke ruang guru.
BalasHapusSetelah mengerjakan semua tugas ia langsung menuju ke tempat tidurnya. Sambil berkata dalam hati" haruskah ak perduli pada Erik?"
BalasHapusDi ruang guru, mereka berdua dimarahi oleh Bu Siska, guru yang paling killer di sekolah mereka. Mereka pun dihukum untuk menyapu halaman dan membersihkan WC. Pertengkaran mereka tidak juga berhenti, di WC pun mereka masih adu mulut. Tetapi lama kelamaan mereka capek dan diam sendiri.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusBona pun menggoda Erik. Tetapi Erik tidak tertarik karenan di dalam hatinya hanya ada Dian
BalasHapusTeman Dian tersebut pun segera melancarkan aksinya untuk menggoda Erik tapi ternyata Erik tidak terpengaruh. Tidak peduli bagaimanapun ia digoda Erik tetap tidak mengubris dan cuek akan godaan tersebut. Dian pun menjadi yakin bahwa Erik adalah laki-laki yang baik hati .
BalasHapusMereka menyelesaikan tugasnya dan kembali ke kelas masing-masihg. Keduanya memikirkan hal yang sam, Erik. Erik yang menjadi penyebab perkelahian mereka.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus