LKS MEMBERIKAN TANGGAPAN DAN PENOLAKAN PENDAPAT KELAS XII IPA 3 TAHUN 2013-2014
1. Bacalah wacana berikut dengan cermat, teliti, dan cerdas!
2. Analisislah wacana tersebut dari segi penalaran wacana atau si penulis! Jadi, tentukan opini-opini utama penulis tentang topik yang dibahas!
3. Berilah tanggapan atas opini wacana melalui penulisnya secara kritis dengan memberikan butir-butir ikon yang dijadikan sasaran!
4. Buatlah penolakan gagasan wacana atau penulis dengan melihat kelemahan pola pikir dan opini penulis dalam memanfaatkan data!
5. Kerjakan dalam Komentar dengan menuliskan nama, kelas, dan nomor absen! Email harus sesuai dengan nama dalam daftar nama. Yang tidak memenuhi persyaratan akan kena eleminasi secara otomatis-langsung!
6. Kerjakan sesuai dengan alokasi soal dan penjawabnya!
Alokasi soal dan penjawab:;1. No. absen 1-7; soal nomor 5 dan 10;2. No. absen 8-15; soal nomor 4 dan 9;3. No. absen 16-24; soal nomor 3 dan 8;4. No. absen 25-32; soal nomor 2 dan 7;5. No. ansen 33-40; soal nomor 1dan 6.
Catatan: Naskah ini masih seperti aslinya, belum diedit.
Wacana 1:
Pemuda Bangkitlah!
Banyak sekali yang
kita dengar dan sejarah pun menuliskan tentang pemuda dengan
perubahan-perubahan besarnya. Perubahan tersebut bukan hanya sekedar perubahan
sekejab saja, namum perubahan yang sangat signifikan. Banyak sekali tokoh
– tokoh muda yang dituliskan dalam sejarah di dunia maupun di Indonesia yang
telah membawa perubahan – perubahan dari setiap perjuanganya.
Kita mengetahui
Bagaimana seorang pemuda bernama Muhammad Al Fatih. Yang dapat
menaklukan konstatinopel di umur yang ke 23. Begitu juga dalam sejarah
Islam,banyak pemuda yang mendampingi Rasulullah dalam berjuangan sperti Mushaib
bin Umair ,Ali bin Abi tholib,Aisyah dll.Waktu itu banyak yang masih berusia
8,10 atau 12 tahun.
Begitu juga
Dengan pemuda- pemuda indonesia dengan semangat nasionalismenya saat
itu dan dengan pemikiran- pemikiran besarnya, sehingga
dapat menghasilkan sumpah pemuda. Bila kita melihat betapa
semangatnya Dr. Sutomo ketika mendirikan organisasi pergerakan yang pertama,
Budi Utomo, dalam usianya yang belum genap 20 tahun, bagaimana perjuangan luhur
pemuda dalam memperkenalkan konsep persatuan bangsa.
Kita juga
mengetahui bahwa Kemerdekaan bangsa Indonesia pun diproklamasikan dengan
campur tangan pemuda di dalamnya. Kita dapat mengetahui pemuda seperti Chairil
Saleh, Yusuf, dan Wikana menjadi actor pemuda yang turut membantu terlaksananya
proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada tahun 17 Agustus 1945. Dan
yang masih ingat dalam memori kita semua adalah peristiwa reformasi yang
berhasil menumbangkan rezim Orde Baru pada tahun 1998.
Semoga kita dapat
menjadi bagian dari perubahan perubahan besar yang ada,karna kita masih muda,
masih banyak karya yang bisa kita buat. PEMUDA BANGKITLAH!!!
Wacana 2:
Gue Jomblo, Masbuloh?
Jomblo sering diasumsikan
dengan kesendirian. Tanpa pasangan atau kekasih. Ya, bisa jadi juga seperti
itu. Lantas apakah jomblo selamanya sendiri? Apakah para Jomblo bisa merasakan
kebahagiaan tanpa pasangan atau kekasih?
Beberapa waktu lalu,saya
membaca kalimat ini dari kompasianer *EllenMaringka* katanya: Bahagia tidak selalu mutlak diperoleh hanya
karena seseorang memiliki pasangan. Bahagia itu adalah menyukai dan menyayangi
diri sendiri.Saya sangat setuju dengan kata ini.
Berbicara tentang
jomblo…apakah sahabat saat ini adalah jomblo? Apa yang sahabat rasakan saat
jomblo? Sebenarnya para jomblo itu nggak selalu sendiri loh. (Meskipun
kadang-kadang…he-he) Para jomblo itu bukannya tidak ingin memiliki
kekasih, pasangan atau tidak ada hasrat kepada lawan jenis apalagi di bilang
tidak laku (para jomblo nanti perotes loh :D) melainkan mungkin itulah cara mereka saat ingin benar-benar
mengekspresikan suka dan sayang kepada diri mereka sendiri.Sederhana
bukan?
WARNING! Saya ingatkan sekali lagi. Jomblo itu nggak selalu
sendiri loh! Banyak yang bisa dilakukan jomblo untuk meramaikan hari-harinya.
Kayak gini nih :
1. Mengakrabkan
diri dengan Tuhan
Ini adalah salah satu cara
sederhana yang bisa dilakukan para jomblo kapan saja. Hitung-hitung nambah
pahala buat masa depan. Mengakrabkan diri dengan Tuhan , yeah… misalnya
buat yang beragama islam : dari shalat wajib yang lima kali sehari ditambah
dengan shalat sunah, mengaji dst. Sejujurnya, saya tidak bisa menolak jika
menginginkan kekasih yang seiman dan shaleh. So…dimulai dari diri sendiri.
Sesuatu yang tidak mungkin jika
Anda menuntut ini dan itu kepada pasangan sahabat sementara sahabat sendiri
tidak memulai atau menanamkannya pada diri sendiri.
2. Nimbrung
bareng Sahabat, Teman atau Saudara
Yang satu ini lebih mudah lagi dilakukan. Setiap sahabat pasti
mempunyai dari ketiga yang telah saya sebutkan. Ketika nimbrung bareng sahabat,
teman atau saudara ini mungkin kita tidak menyadari sesuatu hal yaitu : Bisa
jadi loh, dari awalnya sering
nimbrung bareng mungkin ada seseorang yang menaruh hati kepada sahabat. Alias
cinlok atau cinta lokasi. Ciyeee…ciyeee. Cinta itu nggak selalu jauh kok
sahabat. So, jadi nggak jomblo lagi kan?
3. Mengerjakan Pe-eR atau Tugas
Buat kita –kita ini nih yang lagi sekolah atau
kuliah tidak bisa lepas dari yang namanya pe-er dan tugas. Belum lagi kan kalau
guru atau dosennya killer abis. Mau nggak mau wajib ngumpulin.
Segera!
Berasa muka sudah berubah menjadi pe-er dan tugas. Itu guru atau dosen ngeselin banget yaah?
Waktunya mepet banget suruh ngerjain ini. So, daripada
ngeluh, ngegalau nggak jelas karena mikirin penyebab jomblo apaan…lebih baik
memanfaatkan waktu untuk ngerjain pe-er dan tugas-tugas sahabat.
4. Jomblo itu
Menyiapkan
Menyiapkan? Apanya yang disiapkan ya? Mungkin ini yang menjadi
pertanyaan di benak sahabat. Yuk dikupas bersama…jomblo itu menyiapkan
berbagai macam hal sebelum menjadi utuh bersama pasangan. Seperti (a) karir, banyak dari para jomblo
mengejar karirnya terlebih dulu sebelum mengejar pasangan. Ada yang bilang,
kalau karir udah sukses nanti jodoh datang sendiri lah. Jodoh kita sudah
disiapkan sama Tuhan kok. (b) Sekolah.
Merampungkan sekolah juga bisa jadi sebagai hal yang dipersiapkan.
Memiliki gelar dari jenjang
S1,S2 dan S3 adalah hal yang sangat dibanggakan dan ingin dimiliki seseorang
setelah menempuh, PAUD, TK, SD, SMP, SMA. Sambil menunggu umur, setelah sekolah
nanti juga akan tiba saatnya di mana sahabat akan mengenal dan memahami benar
saatnya tiba untuk menemukan kekasih. (c) Mental. Yang ke tiga ini sangat berpengaruh loh dalam jomblo.
Karena untuk mendapatkan kekasih tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Mental sangat diperlukan untuk menyatakan rasa sayang dan suka kepada si dia.
Iya nggak sahabat? Apalagi yang namanya cewek untuk memulai atau mengakui rasa
sukanya kepada lawan jenis itu mahal harganya. Cewek itu kebanyakan nunggu si
dia nyatain perasaannya. Inilah nggak enaknya jadi cewek, nunggu dan nunggu.
Sedih banget kalau si dia nggak peka dengan perasaan yang ada untuk dia ini. Huuuft!
Wacana
3:
LDR Itu Horor
LDR (Long Distance Relationship)
LDR adalah suatu hal yang sangat horor, kenapa horor? Karena LDR
ini salah satu faktor yang bikin hubungan antara cewek dan cowok rusak. Makna
rusak disini tuh nggak hanya putus ya, tapi bisa-bisa jadi musuh bebuyutan.
Kenapa jadi musuh
bebuyutan?
Nih beberapa masalah yang
dialami pasangan jarak jauh:
· Cari pacar lagi ( buat malem mingguan)
Nah ini nih masalah yang
paling horror, hiiiii nggak brani deh.
· Cari gebetan (kebanyakan masalah yang ini ada
dipihat cewek, tau kenapa?)
Ya buat traktir makan
mereka di malem minggu selagi pacarnya jauh. Dengan menggunakan jurus “aduh aku
bt nih di rumah” padahal sih itu kode.
· Si cowok “cewek gue tuh marah-marah
terus, bikin gue bad mood”
Alasannya minta ngilangin
bad moodnya, padahal mau ngajak main dengan alasan lagi tertekan gara-gara
pacar marah-marah.
· Temen curhat pacar berlainan jenis
(maksudnya cewek cowok ya bukan siluman atau pampir kayak film twilight)
Ini jurus jaman megalitikum banget, bikin si temen curhat kasian
terus dijadiin pacar gelap deh.
Ih jangan pilih yang jauh kalau bisa, stok yang deket masih banyak
kok.
Tapi nggak semua orang yang menjalani hubungan jarak jauh itu
bakalan rusak ya, banyak juga kok yang berhasil sampai nikah. Tapi, ada tapinya
lagi nih hubungan akan baik-baik aja kalau dibumbui dengan kepercayaan dan
kesetiaan ditambah lagi dengan hiperikangenia alias rasa kangen yang pake
banget, wah pasti akan indah saat ketemuannya.
Nah sekian celoteh dari saya, selamat membaca.
Wacana
4:
Move-ON itu Nggak Susah Kok!
Pertama niat gue buat nulis sekaligus ngeshare tulisan ini ga lain
niatnya cuma buat berbagi pengalaman aja, sama ga ada salahnya buat saling
berbagi nasihat dalam kebaikan. Awalnya sihh karena sering bgt pas buka sosmed
(Ex.Pesbuk) isinya tuhh kebanyakan dipenuhin dengan keluhan2 para penghuninya,
kalo mau coba disurvey pasti deh hampir setiap orang yang punya akun FB pasti
pernah ngelu di statusnya termasuk diri gue sendiri sihh. Padahal udah sering
dibilangin sama om Mario Teguh ama Om Darwis Tereliye kalo jangan suka pamer
kegalauan atau keluhan di FB. Dan yang kebanyakan sering update status galau
itu ya usia remaja2 gitu, anak2 SMP, SMA, dan ga sedikit dari kaum Mahasiswa
juga.
So, karena disini gue mencoba memposisikan diri berada di posisi
korban sekaligus pelaku juga, korban dari orang yang suka update status galau
atau ngelu sehingga bikin wall gue jadi agak sumpek dilihat plus gue juga
pernah jadi pelaku yang udah menuh2in wall FB temen2 gue dengan status gue yang
semacam galau n ngelu gitu. Ya, gak pake mungkirin, gue pernah ngrasain galau
juga sebagai manusia biasa, dan Alhamdulillah udah hampir beberapa bulan
terakhir gue udah ga pernah upadate status ngelu lagi, ehm.. emang udah agak
jarang juga sihh buka FB.
So, ga ada salahnya gue sharing cerita dan pengalaman gue saat
ngalamin sesuatu yang menyebabakan gue suka update status semacam galau, dan
pada akhirnya gue bisa ga galau lagi alias bisa sukses MOVE-ON. Setiap orang pasti
punya cerita tersendiri dalam hidupnya, termasuk dalam menghadapi masa2 suram
alias masa2 galau alias masa2 menyedihkan dalam hidupnya. Dan tentunya tiap
orang punya cara berbeda hingga akhirnya bisa sukses menghadapi situasi atau
keadaan ga mengenakan tersebut. dan inilah cara gue, dimana hampir 2 th lebih
gue ngalamin hal tersebut sampai akhirnya gue bisa dengan bangga nyatain kalau
gue udah bisa MOVE-ON.
Seperti yang gue bilang tadi, gue ngalamin keadaan kayak gitu
kurang lebih 2th lebih, saat itu dimana gue ngalamin suatu keadaan yang
akhirnya gue namain sebagai suatu kegilaan dalam hidup gue, saat dimana gue
merasa ketergantungan sama seseorang yang bahkan bukan siapa2 gue. Tapi bukan
berarti pada masa itu gue suram banget, masa2 itu dimana gue berstatus
mahasiswa, gue juga masih bisa produktif dan menunaikan tugas sbg mahasiswa dg
baik meskipun ‘kegilaan’ tadi emang cukup berpengaruh dan bikin gue sempat
kehilangan fokus sama target gue saat itu. Yah, sebagai remaja dan sbg
lumrahnya manusia gue juga pernah menyimpan rasa suka sama seseorang bahkan
udah 4 tahun gue simpen dalam ati, meskipun selama kuliah gue juga pernah
sempet digosipin deket sama salah satu temen juga pas itu. But anyway yang
pengen gue ceritain disini alias yang gue sebut sebagai ‘kegilaan’ tersebut
bukan itu, bukan rasa suka gue sama seorang cowok tersebut, karena gue anggap
itu adalah hal yang wajar selama gue bisa mengendalikan perasaan itu dan ga
mengumbar2nya, toh gue perasaan itu udah dari SMA dan sekarang juga udah pisah
jauh bgt sama orangnya. Jadi gue yakin aja, kalo emang jodoh pasti bakal
ketemu, kalo ga jodoh ya pastinya ada yang lebih baik dari pd dia yang udah
disiapin Allah buat gue.
Justru yang gue sebut sebagai suatu ‘kegilaan’ tadi itu adalah
rasa ketergantungan dan rasa ingin dianggap adik oleh seseorang yang namanya ga
perlu disebut disini begitupun juga dengan cerita mengenai ini yang ga perlu aku
ceritakan lebih lama disini. Mungkin menurut beberapa orang, hal tersebut alias
‘kegilaan’ itu adalah suatu keanehan. Bahkan memang ada yang udah pernah bilang
seperti itu. Entahlah. . . setiap orang pasti punya pengalaman, kisah, dan masa
lalunya masing2.
Dan gue sama sekali ga menyesalinya, karena gue anggap itu semua
adalah bagian dari kisah hidup, proses perjalanan gue yang tentunya banyak
hikmah yang bisa gue petik dan itu membantu mendewasakan gue. Oke, singkat
cerita… akhirnya gue menyadari kalo gue harus berubah.. dengan mendapat
beberapa masukan, nasehat, kritik, protes, dan semacamnya dari beberapa orang
yang dekat atau mengenal gue, meskipun masukan, nasehat, kritik tersebut ga
cukup datang sekali aja, tapi juga melalui proses ga sebentar yang akhirnya gue
bisa meyakinkan diri gue harus bisa berubah ke keadaan yang lebih baik.
Salah satu hal yang membuat gue akhirnya berniat untuk beneran
MOVE ON yaitu karna gue peduli ama orang2 terdekat gue yang perduli sama gue,
selain itu juga karena gue peduli ama diri gue sendiri. Gue sadar, udah terlalu
lama gue menyakiti diri sendiri dengan kegalauan, kesedihan, kegelisahan yang
gue rasakan selama ini.
Dan gue gak mau semakin
lama lagi menyakiti diri sendiri kayak gitu. Gue kembali meyakinkan diri gue,
bahwa ada hal yang lebih indah yang harus gue lakuin dan persiapkan buat masa
depan gue yang lebih baik. Masih banyak hal yang lebih bermanfaat buat
dilakukan dan masih banyak hal yang lebih indah untuk difikirkan dan dinikmati
dari pada hanya sekedar memikirkan sesuatu yang menyedihkan, menyakitkan, dan
gak bikin gue lebih bahagia.
Gue anggap keadaan yang gue
anggap sebagai suatu ‘kegilaan’ tadi itu ibarat suatu kesalahan yang pernah gue
lakuin, dan kesalahan yang terjadi dalam hidup gue itu bagaikan lagi nulis
disebuah kertas dan tulisan itu ada yang salah, lalu gue cukup menghapus
kesalahan tersebut yaitu dengan memaafkan, baik memaafkan orang yang jadi
sumber kegalauan, kesedihan, kegelisahan hidup kita, juga memafkan diri
sendiri. Dan setelah menghapusnya tentunya masih meninggalkan bekas, agar gue
gak terus keinget atau kebayang bekas itu, gue cukup harus membuka lembaran
baru di kertas yang baru dimana gue bisa memulai hari yang lebih indah dari
sebelumnya. Seriuss deh… gue bisa ngomong kayak gini, karena gue udah ngalamin
sendiri akhir2 ini. Gue jadi lebih optimis menatap hidup, lebih percaya, lebih
belajar menjadi orang yang bijak, dan belajar menjadi lebih dewasa.
Mungkin bagi loe yang
pengen MOVE ON juga, baik MOVE ON dari kenangan loe ama mantan, teman dekat,
sahabat, dan siapapun itu, hal pertama yang harus loe tanamin yaitu niat.
Karena sekeras apapun usaha yang loe lakuin, kalo loe ga ada niat buat MOVE ON
maka itupun akan sia2, begitu juga sebaliknya. Loe harus percaya juga, bahwa
lagi2 orang yang baik itu disiapkan untuk orang yang baik juga. Jadi misalnya
nih, seperti banyak kasus yang dialamin remaja saat ini. Misalnya dikecewain
atau dikhianatin ama pacarnya, berarti kan orang yang udah bikin kita kecewa,
bikin sakit hati ampek galau bahkan ada yang ampek hilang semangat hidupnya
kayak gitu kan berarti bukan oran yang baik buat kita. Cukup diambil hikmahnya dan
ga usah disesali terus menerus. Kembali lagi loe harus percaya, bahwa dia buka
orang yang terbaik buat loe. Cukup loe harus fokus memperbaiki kualitas pribadi
loe agar mendapatkan orang yang berkualitas baik juga nantinya.
Gue rasa ga perlu harus
membenci, un-friend atau block pertemanan di FB maupun didunia nyata. Karena
kan sebagai sesama umat manusia kita harus tetep jaga silaturrahim. Tapi kalo
emang dengan loe hapus nomernya, hapus PIN nya, Whatsappnya, Fbnya, Twitternya,
Fotonya, dan segala tentangnya itu bisa bikin loe lebih cepat buat MOVE-ON??,
So, kenapa ga buat loe lakuin. Yang terpenting loe harus yakin loe bisa, dan
loe ingin menjadi orang yang lebih baik dan memilik masa depan yang baik pula.
Emang bener kata orang, terkadang ga apa2 kalo kita nengok spion (red: masa
lalu) tapi kalo kelamaan liat spion juga ga bagus, nantinya loe bisa nubruk
alias kembali gak fokus sama rencana2, tujuan dan masa depan loe.
Dan kalo dengan segala cara
yang udah coba dilakuin tapi tetep aja masih keinget atau kebayang sama hal
yang bikin loe tambah galau, cara terbaik yang perlu loe coba yaitu loe
serahkan semua kegalisahan, kesedihan, kegalauan itu sama Allah, loe curhat
sama Allah. Dari pada loe penuh2in
FB dg status galau loe, mending loe curhat sama Allah. Curahkan semua…
insyaAllah dehh ketenangan, ketentraman dan kedamaian akan bisa dirasakan
dibanding dengan curhat di FB yang bisa gue bilang itu akan sia2 aja, malah loe
bisa memperburuk image diri loe sendiri dimata temen2 FB loe.
Wacana 5:
Tinggal di Eropa Malam Minggu kok Malah OL Mantengin Kompasiana, Hanya Si
Anu Saja Saya Rasa
Ini tentang si Anu yang
hoby nulis tidak jauh dari si anu dan ntu..herman saja..malam minggu
gini..ngaku tinggal di Njerman-Ngeropah..tapi kok ya..masih sempat-sempatnya OL
mantengin Kompasiana.
Apa tidak ada kegiatan lain selain hanya mantengin Kompasiana..?mengapa
tidak Hangout dengan relasi bule-nya ,atau malam mingguan nonton konser
music,nonton sirkus,atau makan bareng di Restaurant dengan konco-koncone..atau
malah ke stadion sepak bola nonton pertandingan kalau ada.
Atau setidaknya ngetem di lampu merah atau discotik barang
sejam-dua jam,namanya juga malam minggu..lah ini kok malah mantengin website
tanah air..kompasiana tepatnya.
Kesannya kasihan saja ya.. kayak orang tidak gaul dan tidak punya
teman bule sama sekali,atau barangkali tidak punya duit buat keluar rumah..?
hingga setiap malam minggu hanya mendekam saja di sarang sambil bikin kompor di
Kompasiana.?
Ah..ga seru..ada wakil kita di Njerman tapi,kagak gaul dan hanya
mendekam saja di sarangnya..padahal kan kita pengin juga dengar cerita dari si
anu alias bu eldehem..tentang kehidupan malam di njerman lengkap dengan dunia
hesex-hesexnya..atau dunia hingar bingarnya di negara maju saat malam minggu.
Bukan malah si anu..nyaingi ngademin kompasiana..OL 24jam di
sini,walau malam minggu sekalipun..saya rasa ngademin Kompasiana saja yg
notabene dibayar pasti males-malesan jika malam minggu harus jaga di sini.
Ini kok yg bukan ngademin..malah aktiv banget malam mingguan OL di
Kompasiana..!apa perlu diangkat jadi staf ngademin yang baru nih..?
Wis..jan babar blasss gak seru..nih orang..ketahuan kerjanya
sepertinya hanya seputar dapur-sumur-kasur..sumur dapur-ngebul.
Kalau di timur tengah malam minggu lain lagi yakni malam jumat dan
malam sabtu ,enaknya mancing atau jalan-jalan ke mana saja..!
Wacana 6:
Cinta dan Zina
pernah saya kagum dengan
seorang wanita muda yang menurut saya sangat luar biasa, dia berkepribadian
menarik, tampak cerdas & aktif, tenang, ramah, dan tentunya cantik.
bagi saya tiada hari tanpa
memikirkannya, walau terpisah jarak yang jauh, namun selalu terasa dekat, ya
mungkin saat itulah saya merasakan cinta untuk pertama kalinya semenjak
beberapa tahun lalu.
pada awalnya saya sangat
bersemangat, dan sangat ingin berkomitmen. saya tidak ingin pacaran, karena
saya pikir dia terlalu indah untuk dipacari. dengan hanya menjaga komunikasipun
saya sudah sangat amat senang.
namun segalanya berubah,
ketika saya mendengar kata zina hati, suatu kata yang sangat asing untuk saya
dengar dari teman saya.
dia berkata “awas loh nanti
malah jadi zina hati, mending gausah mikirin dulu deh daripada ga ngapa-ngapain
aja udah dosa”, dan sayapun terdiam saat itu juga. tidak lama saya mencari tau
apa itu zina hati, mengapa harus dihindari?
agama saya islam, agama yang mengenalkan cinta kepada sesama
termasuk lawan jenis. islam tidak melarang kita mencintai atau menyukai
seseorang asalkan sesuai batasan. dan menurut islam, cara mencintai dan
menyukai seseorang lawan jenis muslim lainnya yaitu dengan cara “DIAM”. dan
itulah yang sekarang sedang saya coba lakukan.
saya diam, menjaga diri dari pandangan, pikiran, dan perasaan yang
berlebihan. mencoba untuk menjadi muslim yang baik, dan saya berpikir ketika
saya sudah mampu saya akan mengkhitbah langsung kepada orang tua/wali nya.
kembali lagi ke zina hati, lalu saya bertanya kepada teman saya
“gimana ya biar ga zina hati?” lalu ia menjawab, “ya jangan dipikirkan secara
berlebihan dan disengaja, kalo emang kepikiran sendiri mah gpp wajar kan
namanya juga orang suka”.
ya, semoga kita terhindar
dari perbuatan tersebut. aamiin :))
Wacana 7:
Maaf… Aku Pura-pura Mencintaimu
Sebenarnya ini sudah episode lama dalam hidupku,sebuah cerita yang
hampir aku lupa awalnya.Yang masih membekas dalam ingatanku aku mengenal laki
laki ini di sebuah media social,entah bagaiman kami tiba tiba begitu
dekat.Namanya sebut saja Reyhan,dia benar benar terlihat seksi dimataku,karena
pemikiran pemikirannya membuatku nyaman.Aku bisa berjam jam duduk depan
laptopku membaca tulisan di blognya,coretan coretan status di facebooknya,serta
artikel artikelnya di kompasiana.Kami sering chat lewat email awalnya,kemudian
di facebook,akhirnya BBMan dan tukar nomer telepon.Jika di bilang tidaktertarik
bohong rasanya,tapi sebenarnya ini lebih tepat di katakana aku suka gaya
berfikirnya,cara pandang dia dan bagaimana dia menulis dengan bagus.Secara
fisik dia jauh dari kata ganteng,simpatiku berawal ketika kami membahas
tulisannya ketika dia bercerita tentang cintanya yang terabaikan karena masalah
ekonomi.
Entah bagaimana aku berusaha membuat dia berbaik sangka pada
perempuan,aku bilang”Rey kalau cewek itu tidak matre berarti dia kehilangan 99%
kewanitaannya”.”haha…..berarti cewek itu harus matre?termasuk mantanku?”katanya
tertawa.Rey sosok yang sedikit misterius,ketika aku Tanya tentang Rey pada
teman –temannya mereka jarang tau tentang Rey.Artinya Rey punya dunia sendiri
yang tidak semua orang boleh masuk dan menikmatinya.
Aku semakin tertantang untuk tau tentang Rey,keluarganya,teman
–temannya.Aku dekati anak buah ayahnya ,kebetulan ayahnya seorang pengusaha
ikan(rajungan)jadi aksesku untuk tau tentang keluarganya cukup terbuka.Jika Rey
bisa bertahan dengan penantian hatinya selama dua tahun,selama rentang waktu
yang cukup lama untuk seharusnya bisa membuka hati untuk wanita lain ketimbang
mendiamkan hatinya untuk perempuan yang menyingkirkan perasaannya karena faktor
ekonomi.
Aku dan Rey benar benar dekat,hingga suatu hari tiba tiba dia
mengungkapkan perasaannya.Aku kelabakan,padahal aku sudah merasakan sinyal itu
sebelumnya aku tidak ingin kehilangan teman diskusiku tapi aku juga tidakbisa
menerima Rey karena aku sudah memiliki kekasih.Aku yakin Rey akan menjauh
seperti teman teman chatingku yanglain,yang ketika tau aku punya pacar mereka
memilih berhenti berkomonikasi dan aku belum siap kehilangan Rey
dengan segala keunikan dan pemikiran pemikirannya yang yang belum
sepenuhnya bisa aku baca.Aku bercerita pada sahabatku vina,solusinya malah
menggila”udah terima aja cinta dunia maya itu mungkin hanya bertahan 3
bulan,lagian dia jauh di negeri seberang”aku semakin bingung Rey benar benar
istimewa dia unik,aku tidak ingin kehilangan dia tapi aku tidak mau hubungan
kami lebih dari sekedar teman.
Aku coba berbicara baik baik tapi aku menyembunyikan statusku yang
sudah memiliki kekasih,banyak alasan aku kemukakan tapi Reyterus memaksaku
untuk mencoba,bahkan dia berkeyakinan aku juga menyukainya “dari mana kamu tau
aku suka kamu Rey?GR banget kamu” kataku suatu hari.”aku udah Tanya Tanya sama
aisyah adik aku,kamu itu suka sama aku”katanya.”hahaha aku ngak kenal aisyah
“kataku
Entah bagaimana aku mengiyakan ajakan Rey untuk berpacaran,banyak
topik yang kami bicarakan.Dari kedekatan itu aku tau Rey orangnya
lucu,baik,smart banyak hal yang tidak orang banyak tau terungkap dari kedekatan
kami,tapi tetap saja ini lucu dan penuh dengan kepalsuan.Aku gak pernah bisa
mencintai Rey dengan sungguh –sungguh,ada rasa bersalah ketika tiba tiba Rey
menelpon dan tiba-tiba mengakhiri obrolan kami dengan kissbye(muuaacch).Aku
pernah berfikir mengakhiri cerita yang penuh kepura-puraan ini,ketika aku minta
untuk mengakhiri tiba tiba Rey sakit dan masuk rumah sakit.Hal itu aku tau dari
temanku vina yang juga dekat dengan Rey,aku ungkapkan perasaanku pada vina
bahwa aku tidak bisa mencintai Rey dan vina tau aku sudah punya kekasih.Saran
temanku ini memang selalu aneh tapi kali ini sedikit masuk ke otakku
`
“kamu putuskan Rey pas dia pulang ke Indonesia,kalau dia sakit
seperti ini gara gara kamu putusin atau malah lebih parah dia mati gimana?dia
itu masih manusia,anak orang kamu bikin sakit”kata vina
`“tapi vin kalau lama lama
membohongi,pura-pura mencintai apa itu tidakmalah lebih
menyakitkan?”kataku
`“tapi paling tidak kalau di
Indonesia ada keluarganya,ada orang orang yang bisa memotivasi dia,dan kamu
tidak terlaluberesiko.kalau sekarang dia saja sudah terkapar di RS atau malah
nanti mati hayooo..”
“gak mungkin Reyhan
mati,dia itu pintar kalau dia sampai bunuh diri jauh sekali kemungkinannya aku
tau Reyhan”kataku
“cinta itu bisa melakukan
apa saja,perempuan itu mungkin tidak bisa membuat lelaki tolol jadi bijak tapi
bisa membuat lelaki bijak dan pintar seperti Rey menjadi tolol”kali ini
pernyataan vina membuatku benar benar berfikir,antara rasa bersalah,iba,takut.Aku
benar benar ingin mengakhiri semuanya sebelum cinta Rey semakin besar,jika dia
bisa membiarkan hatinya selama 2 tahun pasca putus bagaimana nanti kalau dia
tau aku hanya pura-pura?aku tidak ingin kehilangan Rey,tapi aku lebih tidak mau
membohongi Rey.Rey terlalu baik untuk disakiti tapi aku sudah menyakiti dia
dengan pura –pura mau menjadi pacarnya hanya demi egoku mencari teman diskusi
yang bagus.
Aku membiarkan Rey tetap
menjadi pacarku,aku takut terjadi apa-apa padadirinya .Berharap Rey cepat
pulang ke Indonesia dan aku menjelaskan semuannya,dengan resiko aku kehilangan
Rey tapi aku pikir itu masih lebih baik dari pada aku tersiksa dan terus harus
berpura-pura mencintainya.
Malam itu 20 January,aku
jalan jalan ke mall dengan kekasihku.Saat di tangga escalator aku melihat sosok
yang mirip Rey,dan benar saja dia menghampiriku.
“Rey”katanya mengulurkan
tangannya
“kapan datang,kokgak ngasih
kabar?”aku menyambut uluran tangannya.Mas adi kekasihku menatapku
“oh ya..ini mas Adi”kataku
mengenalkan ,Rey menyambut uluran tangan mas Adi dan mengernyitkan dahinya
mewakili kebingungannya,aku mencoba mengatur detak jantungku,mencoba sekuat
tenaga mengatur kata kata yang tercekat di tenggorokan.
“mas Adi ini Rey
temanku,dan Rey ini mas Adi pacarku”
“ooo yaaa…aku ingat kamu
pernah cerita,kalau gitu aku mau cari oleh oleh dulu buat pacarku.Senang
bertemu kalian”kata Rey dan berlalu dari hadapan kami.
Selama perjalanan ke rumah
hatiku berkecamuk,aku benar benar jahat tega melakukan ini pada orang sebaik
Rey,dan aku pasti kehilangan Rey lebih cepat.
Sampai di rumah mas Adi hanya mengantarkanku sampai pagar karena
ada urusandia tidakmampir,saat masuk kedalam rumah aku lihat Rey duduk di temui
kakakku.Saat melihat aku datang kakakku masuk kedalam hanya tinggal aku dan
Rey.
“ini untukmu,aku gak bisa ngasih oleh oleh apapun”katanya
menyerahkan boneka lebah kepadaku,”sebenarnya aku sudah nyiapkan cincin buat
pertunangan ,aku pengen bawa kamu ketemu ibu.Tapi sepertinya itu tidak
mungkin”kata Rey aku hanya bisa diam,hanya air mata mewakili penyesalanku yang
aku tau takkan pernah bisa menghalangi kepergian Rey.”kamu tau,banyak Tanya
KENAPA yang ingin aku tanyakan tapi semuanya takkan pernah aku ungkapkan kamu
tau kenapa?karena aku sangat mencintaimu,menyayangimu”setelah itu Rey pergi.
Rey pergi dan tak menoleh lagi,sejak malam itu kami tak pernah
lagi berhubungan aku menyesal membiarkan Rey pergi dari kehidupanku,tapi aku
lebih menyesal telah berpura –pura mencintai Rey.Karena sampai tulisan ini aku
buat aku tak pernah bisa mencintai Rey,aku hanya inginmenjadi
sahabatnya.Sebagai seorang sahabat aku berharap Rey menemukan perempuan yang
baik.
Wacvana 8:
Secret Admirer : Bisakah
Perasaan Dipendam Selamanya?
Ternyata, menjadi dewasa
itu memang rumit ya.
Jika saat masih kecil kita
tahu bahwa menjadi dewasa itu artinya akan banyak yang harus
dipertanggungjawabkan, terlalu banyak yang ditanggung di pundak, mungkin
harapan kita waktu kecil bukanlah “aku pengin cepet gede”, tapi “aku
pengin kecil terus”.
Salah satu yang cukup rumit adalah urusan hati. Menjadi dewasa
berarti harus siap melakukan hal yang baik meski nggak disukai, dibandingkan
melakukan hal yang disukai meski nggak baik buat orang lain, dan diri sendiri
tentunya. Aku masih ingat sewaktu kecil aku dihantui rasa sakit di lutut karena
jatuh, bukan rasa sakit di hati karena ditinggal pacar, misalnya. Waktu kecil tiap Minggu
pagi aku lebih susah disuruh beranjak dari depan TV dibanding (saat sekarang)
beranjak dari satu hati yang sudah nggak menginginkanku lagi. Waktu kecil aku
lebih suka ngejahilin dan bikin nangis anak perempuan yang aku suka dibanding
harus “mengabdi” cuma buat cari perhatiannya. Dan yang terpenting, setelah menangis, walau kita musuhan, tapi
tetep nggak tahan buat gak saling bicara, saling ejek.
Tapi ya memang begitulah hidup. Kita harus move on ! Meski memang
nggak semudah kedengarannya, minimal kita berusaha dulu. Banyak hal yang harus
kita move-on-in dalam hidup. Move on dari masa kecil adalah satu contoh yang
bisa aku kasih. Masak udah segitu
banyaknya move on yang pernah dijalanin, move on dari dia aja gak bisa ? Masak
LDR aja kuat tapi move on-nya nggak ?Ini mungkin saatnya kamu untuk move on.
Seperti yang kamu lakukan pada saat move on-move on yang terdahulu.
Salah satu move on favoritku adalah ketika dari keinginan egois
untuk memendam sayang sendiri, move on ke membagi rasa itu kepada orang yang
disayang dengan cara mengungkapkannya. Kenapa harus berani ? Karena cepat atau lambat, kenyataan akan
menampar kamu untuk jadi berani. Guru terbaik buat move on itu
bernama kenyataan, ‘Cinta itu bukan harta karun!’ Ini pelajaran penting yang
aku dapat. Kalau cinta itu harta karun, aku, si pemuja rahasia—Secret
Admirer bahasa kerennya—pasti sudah kaya banget.
Namun, jangankan untuk ngomong langsung tentang perasaan aku ke
wanita yang aku puja, ngomong via messenger atau SMS pun udah bisa bikin lutut
aku keriting gemeteran.
Anyway… menjadi seorang secret admirer itu memang nggak mudah. Aku jadi punya kegiatan
rutin setiap harinya. Bangun tidur, yang pertama kali aku cek adalah Facebook
dan BBM-nya untuk tahu dia telat bangun apa nggak. Agak siang sedikit, melongok BBM-nya biar tahu
dia makan siang sama siapa.
Kadang aku berniat ngajak dia makan bareng,
kemudian aku ketik SMS; “Hey, makan siang, yuk!”… tapi akhirnya pesan itu hanya
menjadi penghuni abadi di kotak draft. Sebelum tidur aku selalu ngintipin
timeline-nya, merhatiin kapan dia ngucapin selamat malam, eh yang ada aku
selalu ketiduran karena terlalu lama menunggu. Ngarep.
Meskipun kadang dapat fakta yang pahit dan bikin galau, seorang Secret
Admirernggak pernah kapok ngelakuin itu semua. Tapi, apa benar perasaan
bisa dipendam selamanya…?”
Wacana 9:
Antara Transisi, Visi, dan Ambisi
OPINI | 23 September 2013
Mahasiswa baru, identik dengan suatu kepolosan. Bagaimana tidak?
Lihat saja, saat pertama kali menapaki kehidupan kampus saja harus melalui step
wahid dan paling wajib, apalagi kalau bukan OSPEK. Disini Saya tak akan
membahas apa saja yang terkait dengan ospek. Saya disini hanya ingin melihat
dari sisi kacamata Saya (maklum berkacamata-red) apa saja yang berkaitan dengan
mahasiswa baru apalagi jika mereka adalah perantau. Anda yang sekarang membaca
chapter pembuka ini, yang berstatus maba juga seperti Saya, bisa jadi ini
adalah cerminan bagi diri Anda. Atau Anda yang telah lama bergelut dalam status
ke-mahasiswa-an Anda atau yang telah sukses men-download toga, bisa
jadi ini merupakan memori yang mengingatkan Anda pada masa lampau. Dan Saya
tegaskan disini, Saya membuat tulisan ini bukan untuk menghakimi Anda-Anda yang
memiliki koneksi jaringan yang maaf, lemot dalam men-download toga.
Namun
ini sebagai cambuk dan cerminan untuk Saya dan juga kita bersama pastinya,
bahwa kita bisa mencapai apa yang kita inginkan. Man jadda wa jadda.
Saat kelas XII SMA, apa
yang ada di benak Anda? Ingin cepat lulus? Ingin meninggalkan kota yang Anda
sudah singgahi selama kurang lebih 17 atau 18 tahun? Atau niat Anda ingin cari jodoh? Beuuhh… Untuk
contoh yang terakhir ini forgot it aja yaaa… Satu hal, apa yang terbesit
di benak Anda manakala Anda memakai baju putih dan celana abu-abu. Masa-masa
terindah? Ngangenin? Atau malah nyebelin? Yep, masa-masa SMA yang manis
asem asin itu pasti banyak menorehkan kenangan di hati kita selama tiga tahun.
Namun, apakah masih adem ayem saat Anda duduk di jenjang terakhir, yaitu kelas
XII? Kelas XII dimana saat itu kita ingin cepat-cepat meninggalkan SMA dengan
segala embel-embelnya lalu ambisi kita menapaki jenjang selanjutnya. Masih
jelas di pikiran Saya, pergolakan batin saat kebingungan memilih jurusan
favorit dan universitas incaran masing-masing.
Jati diri. Ya, dua kata
yang menancap jelas di sudut hati dan pikiran saat kita menduduki jenjang
terakhir dalam sekolah itu. Waktu itu, Saya dituntut untuk memilih nyawa. Nyawa
yang akan membuat perubahan hidup dalam diri Saya. Dan setelah mantap dan
tawakkal Alhamdulillah niat itu tercapai. Bagi Saya yang mendapat kesempatan
mengenyam ilmu di kota pelajar, itu merupakan kesempatan emas yang tak boleh
disia-siakan. Bagaimana tidak, Saya telah mengalahkan banyak pesaing dan
berhasil. Kebanggaan tersendiri pastinya.
Namun, apa yang harus
dilakukan saat status mahasiswa telah resmi menancap pada diri kita? Senang? Bilang WOW sambil koprol? Atau bilang
WOW aja? Untuk kasus Saya kemarin, Saya harus bertransisi. Ya, transisi dari
siswa SMA menjadi mahasiswa. Pikiran kita saat SMA yang sebagian besar hanyalah
orang yang menjadi nrimo ing pandum, kita ubah menjadi tabur tuai. “Apa yang kau tabur, engkau kan menuai
hasilnya”. Saya selalu berusaha untuk mengingat mantera itu. Kita yang
hanya malas-malasan di kampus, tak yakin akan mendapatkan tuaian yang sempurna,
stagnan. Istilah kasarnya, cuma jalan di tempat.
Untuk selanjutnya, visi. Visi atau tujuan ini pastilah sangat
penting dan paling utama dalam dunia perkuliahan. Ibarat sedang menyetir, hanya
berleak-leok tak ada tujuan dan tak punya arah, tidak jelas. Saya sendiri
Alhamdulillah sudah ada visi dalam kuliah ini setelah bingung menemukannya saat
masih SMA kemarin. Untuk kasus kebingungan visi, seharusnya kita malu pada
Suzan. Ya, tokoh boneka yang dengan keyakinannya selalu koar-koar dan
ceplas-ceplos saat ditanya “Kalau gede mau jadi apa?”. Sepele memang, namun
walaupun begitu kenapa kita tidak mengambil segi positifnya meskipun hanya dari
sebuah boneka. Namun, belum mendapatkan visi bukanlah suatu hal yang fatal
menurut Saya. Sebagai
contoh nyata, Saya ada teman baru saat Sospem (Sosialisasi Pembelajaran-red).
Sebenarnya, Dia sudah kuliah tahun lalu. Dia mengambil jurusan Matematika kalau
Saya tidak salah ingat. Namun karena Dia merasa ada hal yang mengganjal, tidak
enak dan merasa jurusan yang diambil bukan jalannya, akhirnya Dia memutuskan
untuk keluar dari zona ketidaknyamanannya itu dan memilih untuk pindah ke
jurusan lain yang Ia suka. Sekarang Dia mengambil jurusan Sosiologi, satu
fakultas dengan Saya. Ini membuktikan, tak ada kata terlambat dalam visi,
meskipun harus menjadi beginner kembali, mulai dari awal.
Dan jika kita sudah
bertransisi, visi sudah jelas. Apakah yang kita perlukan? Ambisi. Ya, tentu
saja ini hal yang mudah untuk kita dapatkan, karena itu didalam kita sendiri.
Namun, apa karena mudah kita dapatkan dalam diri kita itu bisa dengan leluasa
kita menggunakannya atau mengaplikasikannya? Belum tentu. Memang ambisi itu datang manakala kita sedang dalam
keadaan good mood. Dalam keadaan bad mood, memang sulit
untuk menumbuhkan ambisi. Penyakit bad feeling seperti putus
asa, mudah menyerah, patah semangat dan yang paling mainstream adalah
galau itulah yang menghambat ambisi kita. Mau tak mau, harus dihilangkan jika
Anda masih menginginkan ambisi itu datang dan membakar semangat Anda. Karena
untuk kasus ini, hal yang menyangkut bad feeling adalah
berkaitan dengan pribadi masing-masing.
Jika Anda sudah menerapkan ketiga hal tersebut, yakin deh
Anda-Anda para mahasiswa dan khususnya maba bisa men-download toga
dengan lancar tanpa koneksi lemot. Saya, yang maba juga masih berusaha serius
kok dalam men-download toga. Pokoknya dibawa serius tapi jangan
serius amat, dibawa santai tapi jangan santai amat. Susah? Tak usah mengeluh
begitu. Ingat mantera Saya tadi: “Apa
yang kau tabur, engkau kan menuai hasilnya”.
Wacana
10:
Kejamnya Aksi Remaja ‘Neo
Nazi’
Peristiwa perih kembali terjadi yang melibatkan remaja Neo Nazi
dalam aksi pemukulannya terhadap seorang pelajar berusia 15 tahun bernama Felix
(nama samaran). Seperti pada paham Nazi itu sendiri bahwa Ras lain selain
bangsa jerman adalah ‘haram’ hukumnya bagi mereka. Felix sendiri merupakan
darah keturunan Cina dari ayahnya dan kini ia merasa sangat takut akan nyawanya
yang terancam pasca pemukulan membabi buta yang dilakukan oleh teman-temannya
di toilet sekolah yaitu di Gymnasium (Sekolah Menengah Pertama) yang berlokasi
di Bad Schandau. Disana
pula ia tinggal di sebuah Jugendherberge atau asrama pelajar bersama siswa
lainnya. Kisah ini juga bukan untuk yang pertama kalinya, dimana banyak anak
remaja disana sengaja ‘dirasuki’ oleh para pengikut setia paham
Nazi
guna meneror warga asing di Jerman.
Felix dipukuli dan
kepalanya dibenamkan dalam lubang toilet pada saat jam istirahat, dimana
teman-temannya yang sudah terbawa paham Nazi itu meledeknya dengan berkata
rasis terhadapnya. Kawasan Bad Schandau memang terkenal dengan tempat lahirnya
sosok Nazi ‘Adolf Hitler’ dan pengikutnya yang sekarang pun masih setia
menerapkan pahamnya’, ia bernama Martin Mutschmann yang pada tahun 2007 pernah
mengeluarkan plakat bertuliskan “”Deutsche Schulen für Deutsche Kinder!” yang
artinya Sekolah Jerman hanya untuk anak-anak Jerman. Slogan yang penuh dengan
unsur rasis itu sangat disayangkan oleh warga Jerman yang memiliki sikap netral
terhadap pendatang, karena pada dasarnya warga Jerman yang sadar sangat tidak
sepaham dengan para pengikut Neo Nazi tersebut. Saat berita tersebut
diterbitkan pada hari senin kemarin kondisi Felix masih harus terbaring lemah
di rumah sakit kota Hamburg.
Peristiwa itu membuktikan
bahwa pemerintah Jerman belum benar-benar menerapkan rasa aman bagi warganya,
khususnya warga pendatang yang telah menikah dengan warga Jerman dimana anak–anak
mereka menjadi ancaman bagi para pengikut Neo Nazi yang mungkin sudah menyebar
di seluruh antero Jerman. Berdasarkan
pengalaman saya pribadi saat menetap di wilayah Jerman Timur yang kawasannya
lebih rentan bagi warga asing dimana saya pun pernah menerima sikap rasis dari
seorang wanita Warga Negara Jerman pada saat berwisata di kota Berlin.
Kala itu saya diteriakkan olehnya “Hey, Du bist
Auslaenderin..Du darfst nicht an diesem Museum fotografieren.” yang
artinya “Hey Kau, orang asing tidak boleh memotret di museum ini.” .
Di mana saat itu saya baru akan memotret sebuah gedung museum
fotografi yang ada di kota Berlin. Mendengar wanita itu berbicara keras tentu
saya merasa khawatir karena bisa jadi ia bersikap kasar pada saya setelahnya
namun syukur warga lain yang melihat hal itu langsung mengatakan pada saya
untuk tidak memperdulikannya, karena dia sudah gila. Lalu ada orang lain juga
yang langsung mengusir wanita sutris (baca: stress) itu untuk segera pergi dari
kawasan tersebut. Sungguh benar-benar pengalaman ter-rasis yang pernah saya
alami sendiri. Yah, begitulah sekelumit kisah nyata dari cucu-cucu Neo Nazi
yang ternyata masih membuat rusuh di negeri pengolah sosis Jerman.
Bayu Kesuma/XII IPA 3/04
BalasHapusMenurut saya, bahasa yang digunakan penulis tidaklah baik dan harus diperbaiki. Karena dalam wacana 5 yang berjudul “tinggal di Eropa malam minggu kok malah OL mantengin kompasiana, hanya si Anu saja saya rasa” terdapat bahasa-bahasa daerah dan gaul seperti mantengin, hangout, konco-koncone, dan ngademin. Padahal seharusnya dalam suatu wacana tidak boleh menggunakan bahasa gaul tetapi bahasa Indonesia yang baik dan benar. Oleh karena itu, sebaiknya kata-kata gaul dihilangkan atau digantikan.
Sedangkan dalam konteks isi, menurut saya, kegiatan Herman mengisi waktu senggangnya dengan membuka website kompasiana sudah tepat. Karena dari pada hura-hura di luar dengan kegiatan ke arah negative yang dapat membuat masa depan hancur lebih baik mengisinya dengan membuka website kompasiana yang lebih bermanfaat.
Bayu Kesuma/XII IPA 3/04
BalasHapusPenolakan:
Saya menolak opini dari wacana yang berjudul “Kejamnya Aksi Remaja ‘Neo Nazi’”. Pada pernyataannya, wacana tersebut menceritakan tentang paham nazi yang didalam nya disebutkan bahwa Ras lain selain bangsa Jerman adalah ‘haram’ hukumnya bagi mereka. Menurut saya, paham tersebut sangat rasisme dan tidak menunjukkan keadlian dalam bersosialisasi. Seharusnya, dalam kehidupan bermasyarakat tidak memilih status seseorang apalagi yang dipandang adalah Ras orang tersebut. Dalam ajaran agama Islam pun disebutkan bahwa Allah tidak membeda-bedakan setiap orang, yang membedakan orang tersebut adalah iman dan taqwanya. Oleh karena itu, saya menolak opini dari wacana 10 karena dalam sosialisasi tidak boleh memandang Ras seseorang.
Nama : Agus Alfenrando Kelas : XII IPA 3 No.absen : 02
BalasHapusPembukaan :
Dalam tugas Bahasa Indonesia kali ini,siswa harus mampu menganalisa wacana yang diberikan oleh guru Bahasa Indonesia dalam mencari opini dalam wacana.Selain itu,siswa harus dapat memberi tanggapan dan penolakan terhadap isi wacana tersebut secara kritis dengan memberikan butir ikon yang dijadikan sasaran dan melihat kelemahan pola pikir dan opini penulis dalam memanfaatkan data
Isi :
Tanggapan wacana 5 :
Saya setuju dengan pernyataan bahwa si Anu padahal ia sudah tinggal di Jerman tapi dia masih ingin mantengin kompasiana , padahal kan di Jerman sana pada saat malam minggu pasti enak melihat apa yang ada di sana sekalian ngeliat dunia malam di sana tapi kok si Anu setiap kali hanya mantengin kompasiana.Seharusnya ia jangan hanya duduk dengan mantengin kompasiana seharusnya ia bergaul dengan sesama sehinga dapat lebih dekat dengan orang-orang yang ada di sana dan juga malam minggu di sana pasti jauh lebih menyenangkan ketimbang berada di Indonesia.Tetapi tidak harus malam minggu keluar tapi setidaknya mencari sesuatu yang baru bukan hanya duduk manyun di kamar sambil mantengin kompasiana, tapi untuk sesekali tidak apa-apa jangan sampai setiap malam minggu hanya mantengi kompasiana terus.
Penolakan wacana 10 :
Sebelumnya saya ingin minta maaf,saya tidak setuju atau bahkan menolak adanya NEO NAZI yang berada di jerman yaitu yang menyiksa atau rasis terhadap orang asing atau pendatang seharusnya para pelajar yang berada di Jerman tidak menganut ajaran tersebut karena dapat mebahayakan yang orang asing yang berpendidikan di Jerman sehingga Jerman akan sulit untuk kedatangan orang asing dan juga bagi pariwisata Jerman,seharusnya pemerintah Jerman menindak lanjuti kasus tersebut dan mengencam keras ajaran tersebut apabila masih begini maka Jerman akan rugi sendiri.
Penutup :
Baiklah,saya kira hanya itu saja yang dapat saya katakan,saya mohon maaf jika ada kata-kata yang salah atau kurang berkenan selama penulisan tanggapan dan penolakan wacana tersebut.Terima Kasih.
Nama : Marvin Pangestu
BalasHapusKelas : XII IPA 3
No.absen : 26
Dalam tugas Bahasa Indonesia kali ini,siswa harus mampu menganalisa wacana yang diberikan oleh guru Bahasa Indonesia dalam mencari opini dalam wacana.Selain itu,siswa harus dapat memberi tanggapan dan penolakan terhadap isi wacana tersebut secara kritis dengan memberikan butir ikon yang dijadikan sasaran dan melihat kelemahan pola pikir dan opini penulis dalam memanfaatkan data.
Tanggapan wacana 2 :
Saya setuju dengan pernyataan bahwa kebahagiaan tidak selalu mutlak diperoleh karena seseorang memiliki pasangan.Saya pikir masih banyak hal yang lebih penting untuk kita lakukan daripada menggunakan waktu dan tenaga kita untuk mencari pasangan,berdasarkan 4 macam cara dalam wacana tersebut,saya tertarik dengan nomor 2,hal ini karena berkumpul dengan sahabat dapat membuat seseorang menaruh hati terhadap sahabatnya sendiri apalagi bila sahabat kita tersebut telah kita kenal lebih dari beberapa tahun,hal ini dapat membuat kita lebih cepat mengenal karakter dari orang yang kita sayangi tersebut tanpa harus bersusah payah mencari tahu.Namun saya kurang setuju dengan pernyataan bahwa menjadi wanita itu tidak enak.Menurut pendapat pribadi saya,menjadi seorang wanita merupakan hal yang paling enak karena hanya tinggal menunggu seorang pria untuk menyatakan cinta kepadanya tanpa harus bersusah payah,semua keputusan pun berada di tangan wanita,karena tinggal mengatakan “iya” atau “tidak”,hal ini lah yang biasanya membuat pria kapok untuk mencari pasangan sehingga menjadikan mereka “jomblo”.
Penolakan wacana 7 :
Sebelumnya saya ingin minta maaf,saya tidak setuju atau bahkan menolak jika wanita dalam wacana 7 ini hanya berpura-pura mencintai Reyhan dan tidak mengatakan hal yang sebenarnya kepada Reyhan bahwa ia telah memiliki kekasih.Jika saya adalah Reyhan,saya pasti akan sangat terpukul jika tahu bahwa orang yang saya cintai telah memiliki kekasih,namun yang lebih menyakitkan adalah saat wanita itu telah membohongi saya.Saya pun tidak setuju tentang keputusan wanita tersebut untuk tidak berkata jujur pada kekasihnya dan mengikuti perkataan sahabatnya untuk “selingkuh” dari Adi,seharusnya wanita itu mengatakan jika ia telah memiliki kekasih saat Reyhan mulai menyatakan cintanya pada sang wanita.Walaupun kecewa,pasti Reyhan akan mengerti tentang alasan sang wanita menolaknya dan pasti Reyhan juga tidak akan berlarut-larut dalam kesedihannya jika sang wanita berkata jujur sebelumnya.Perlakuan sang wanita pada Reyhan saya pikir tidaklah pantas,karena ia telah menghancurkan perasaan Reyhan dengan berpura-pura mencintainya.
Baiklah,saya kira hanya itu saja yang dapat saya katakan,saya mohon maaf jika ada kata-kata yang salah atau kurang berkenan selama penulisan tanggapan dan penolakan wacana tersebut.Terima Kasih.
Nama: Beauti Jakfar
BalasHapusKelas: XII IPA 3
Nomor Absen: 05
Opini utama yang dibahas:
Pada wacana 5, pengarang berpendapat Si Anu yang berada di Jerman bermalam-mingguan dengan menonton konser musik, makan bersama di restoran, menonton pertandingan sepak bola di stadium, dan lain-lain melainkan online web ‘kompasiana’ 24 jam.
Pada wacana 10, pengarang berpendapat bahwa aksi remaja yang terlibat dalam paham ‘Neo Nazi’ membawa dampak buruk bagi anak remaja dari ras lain (selain bangsa Jerman), warga asing yang menetap atau berkunjung ke Jerman, dan warga Jerman yang memiliki sikap netral terhadap paham ini. Pemerintah Jerman seharusnya dapat memberi rasa aman bagi warganya yang menetap di wilayah Jerman khususnya warga asing yang telah menikah dengan warga Jerman dan anak-anaknya yang menjadi ancaman bagi para pengikut Neo Nazi yang mungkin menyebar di seluruh antero Jerman.
Cara Berpikir Pengarang
Pada wacana 5, asas berpikir yang diterapkan pengarang adalah asas kontradiktoris yang menunjukkan isi dan luas pengertian yang berbeda dari suatu realitas, konsep, atau masalah. Hal ini dibuktikan dengan adanya suatu permasalahan yang sama yakni, mengapa Si Anu yang tinggal di Eropa, pada malam minggu hanya online web tanah air ‘kompasiana’? Kemudian pengarang membalik bertanya mengapa Si Anu yang tinggal di Eropa, pada malam minggu sedang menonton konser musik, makan bersama di restoran, ke stadium sepak bola, atau yang lainnya bersama teman-teman asingnya bukan hanya online web ‘kompasiana’? Pada hal ini, terdapat dua pengertian yang berbeda tentang Si Anu yang berada di Eropa.
Pada wacana 10, asas berpikir yang diterapkan pengarang adalah asas identitas yakni, adanya pengakuan bahwa pengakuan akan realitas, konsep, maupun masalah membawa konsekuensi semua kesimpulan yang ditarik dari pengakuan harus diakui. Pada hal ini dibuktikan dengan adanya paham ‘Neo Nazi’ yang beranggapan bahwa ras lain selain bangsa Jerman adalah ‘haram’ hukumnya bagi mereka. Sehingga harus adanya pengakuan karena adanya paham ini jika ada sesorang yang bukan bangsa Jerman sengaja dirasuki oleh para pengikut setia paham atau tidak akan dipukul dengan cara yang kasar. Akan tetapi, pemerintah Jerman belum menerapkan rasa aman bagi warga negaranya maupun warga negara asing yang menetap di Jerman karena adanya paham ini. Selain itu, asas berpikir yang diterapkan pengarang adalah asas kontradiktoris yakni, terdapat perbedaan pengertian dari pihak pengikut paham ‘Neo Nazi’ dan pihak pemerintah Jerman serta sebagian warga Jerman yang memiliki sikap netral untuk menanggapi permasalahan paham ‘Neo Nazi” yang meresahkan masyarakat Jerman.
Tanggapan wacana 5:
Bahasa yang digunakan pengarang sulit dimengerti sebaiknya menggunakan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia sehingga pembaca dapat mengerti yang dimaksudkan oleh pengarang. Pada opini pengarang terhadap “Tinggal di Eropa Malam Minggu kok Malah OL Mantengin Kompasiana, Hanya Si Anu Saja Saya Rasa” memiliki kekurangan yakni, tidak adanya unsur alasan pengarang lebih menyarankan untuk menonton konser musik, makan bersama di restoran, dan lain-lain.
Penolakan wacana 10:
Saya menolak adanya paham ‘Neo Nazi” yang menyatakan bahwa ras lain selain bangsa Jerman adalah ‘haram’ hukumnya bagi mereka. Adanya pengucilan orang asing di Jerman akan sering terjadi jika paham ‘Neo Nazi’ terus diberlakukan oleh orang-orang tertentu. Pemerintah Jerman hendaknya turut berpartisipasi untuk mencari solusi yang terbaik dalam masalah adanya paham ‘Neo Nazi’ sehingga warga Jerman maupun warga asing yang berkunjung atau menetap di Jerman tidak resah karena adanya paham ‘Neo Nazi”.
Nama : Adi Anjoyo Kelas : XII IPA 3 No.absen : 01
BalasHapusDalam tugas Bahasa Indonesia kali ini,siswa harus mampu menganalisa wacana yang diberikan oleh guru Bahasa Indonesia dalam mencari opini dalam wacana.Selain itu,siswa harus dapat memberi tanggapan dan penolakan terhadap isi wacana tersebut secara kritis dengan memberikan butir ikon yang dijadikan sasaran dan melihat kelemahan pola pikir dan opini penulis dalam memanfaatkan data.
Tanggapan wacana 5 :
Saya setuju dengan pernyataan bahwa malam minggu kok kerjaannya hanya mantengin Kompasiana.Saya pikir masih banyak hal yang lebih asik untuk kita lakukan pada malam minggu seperti nonton dan jalan bersama teman. Malam minggu hanya mendekam di kamar dan melewati hari dengan begitu saja hanya membuat kita jenuh sehingga lebih baik melakukan aktivitas bersama teman di luar rumah. Jangan hanya kerjaannya pada hari minggu untuk OL di Kompasiana.
Penolakan wacana 10 :
Sebelumnya saya ingin minta maaf,saya tidak setuju atau bahkan menolak jika Neo Nazi dalam wacana 10 ini melakukan aksi pemukulan pada seorang pelajar berusia 15 tahun bernama felix akan tetapi tidak memiliki pokok permasalahan yang jelas. Pada wacana 10 hanya dijelaskan bahwa Neo Nazi memiliki pandangan jika Ras lain selain bangsa jerman itu adalah ‘haram’ hukumnya bagi mereka yang berarti masalahnya kurang spesifik karena hanya masalah ‘Ras’ saja dapat menyebabkan aksi pemukulan hingga dapat mengancam nyawa orang. Mungkin pelajar yang bernama Felix melakukan sesuatu yang tidak disukai oleh Neo Razi. Perbedaan Ras belum tentu dapat menyebabkan terjadinya kekerasan dalam suatu hubungan apalagi dalam lingkungan sekolah. Kecuali dalam perbedaan Ras terjadi saling ejek yang mengakibatkan pihak yang satu dengan yang lain berdebat yang berujung dengan tindak kekerasan.
Baiklah,saya kira hanya itu saja yang dapat saya katakan,saya mohon maaf jika ada kata-kata yang salah atau kurang berkenan selama penulisan tanggapan dan penolakan wacana tersebut.Terima Kasih.
Nama : Zatniko Satrio Mayangkoro Kelas:XIIIPA3
BalasHapusNo.absen : 40
Pembukaan :
Dalam tugas Bahasa Indonesia kali ini,siswa harus mampu menganalisa wacana yang diberikan oleh guru Bahasa Indonesia dalam mencari opini dalam wacana.Selain itu,siswa harus dapat memberi tanggapan dan penolakan terhadap isi wacana tersebut secara kritis dengan memberikan butir ikon yang dijadikan sasaran dan melihat kelemahan pola pikir dan opini penulis dalam memanfaatkan data
Isi :
Tanggapan wacana 1 :
Saya setuju dengan pernyataan bahwa pemuda itu membawa perubahan yang besar bagi suatu kelompok atau negara.Peran pemuda sudah terbukti di banyak kejadian dan peristiwa penting di Indonesia dan di dunia.Contohnya,salah satu kelompok yang mendesak Soekarno untuk segera memproklamirkan kemerdekaan adalah dari kelompok pemuda.Dengan pembinaan yang tepat,diharapkan Indonesia akan memiliki pemuda-pemuda yang akan membuat negeri kita ini menjadi negeri yang disegani oleh negara lain.Banyak yang dapat mereka lakukan dengan ide-idenya.Tidak diragukan lagi kualitas para pemuda dengan jiwa perjuangan dan semangat yang tinggi,menimbulkan suatu pemikiran yang baru dan revolusioner.
Penolakan wacana 6 :
Sebelumnya saya minta maaf,saya tidak setuju dengan adanya pemikiran bahwa pacaran yang baik itu adalah “Diam” .Menyimpan rahasia ataupun memendamkan rasa itu hal yang kurang baik.Apa jadinya bila kita hanya “Diam” saja.Bukan hanya dalam kasus pacaran ,mungkin saja perasaaan “Diam” tersebut terbawa ke hal lain.Misalnya,kita memiliki masalah,namun kita tidak tahu cara menyelesaikannya,tentu saja kita butuh solusi dari orang lain,dan tentu saja kita tidak boleh “Diam”.Soal “zina hati” itu ada benarnya,namun hendaknya di zaman sekarang ini sudah modern,sehingga agama seharusnya dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan dan zamannya.Memang boleh pacaran,namun memang ada batas-batasnya juga.
Penutup :
Baiklah,saya kira hanya itu saja yang dapat saya katakan,saya mohon maaf jika ada kata-kata yang salah atau kurang berkenan selama penulisan tanggapan dan penolakan wacana tersebut.Terima Kasih.
Nama : Nico Pranata
BalasHapusKelas : XII IPA 3
No Absen : 28
Dalam tugas Bahasa Indonesia ini, siswa belajar untuk menganalisa wacana dengan kritis dan juga memberikan tanggapan dan penolakan mengenai isi wacana. Pola penalaran penulis pada kedua wacana ini berbeda. Pada wacana 2, membahas pandangan penulis terhadap suatu hal dengan disertai beberapa argumen dan alasan. Pada wacana 7, membahas konflik yang dihadapi penulis terhadap orang lain dengan alur waktu mundur.
Tanggapan wacana 2 :
Saya setuju dengan gagasan inti wacana 2 yang menyatakan bahwa menjadi jomblo atau belum memiliki pasangan bukan merupakan masalah serius bagi setiap orang, melainkan memberikan manfaat yang tidak disadari sebelumnya.Dalam wacana ini, penulis menentang pendapat-pendapat yang dianggap salah mengenai masalah jomblo. Menurut saya, struktur dan komposisi isi dari wacana ini sudah cukup baik dengan adanya sebab dan akibat mengenai permasalahan yang dibahas. Penulis menolak pendapat-pendapat tersebut dan mendukung gagasan inti wacana dengan menyatakan beberapa contoh manfaat untuk orang yang belum memiliki pasangan. Kemudian manfaat-manfaat tersebut juga turut disertai dengan pemikiran atau pandangan penulis yang cukup logis mengenai permasalahan yang dibahas. Penulis mengajak pembaca untuk menyadari manfaat-manfaat sebagai jomblo tersebut. Penggunaan bahasa gaul masih terlalu dominan pada wacana ini dibandingkan dengan penggunaan bahasa baku.
Penolakan pendapat wacana 7 :
Saya kurang setuju dengan gagasan inti dari wacana 7 karena adanya ketidakselarasan antara gagasan inti dan isi dari wacana ini. Gagasan inti dari wacana ini menceritakan mengenai konflik penulis terhadap orang lain yang pernah dikenalnya, sedangkan pada isi dari wacana tersebut lebih banyak membahas mengenai perasaan penulis sendiri. Pengunaan emosi yang terlalu kuat pada isi wacana ini meragukan pembaca mengenai objektivitas permasalahan wacana ini. Menurut hukum penolakan pendapat, semakin kuat aspek emosional yang mengiringi suatu pernyataan, semakin lemah kebenaran persoalannya. Menurut saya, sebaiknya penulis memegang prinsip pernyataannya sehingga tidak terlalu terbawa perasaan dalam membahas isi wacana yang akan semakin berlama-lama sehingga terdapat penyelesaian konflik yang jelas. Maka dari itu, struktur isi dari wacana tersebut kurang berkaitan dengan gagasan inti wacana. Selain itu, penggunaan bahasa belum cukup santun pada wacana ini karena masih terdapat bagian-bagian bahasa yang tidak baku.
Saya kira hanya itu saja yang dapat saya sampaikan, saya mohon maaf jika ada kata-kata yang salah atau kurang berkenan dalam penulisan tanggapan dan penolakan pendapat wacana tersebut. Terima Kasih.
Pembukaan:
BalasHapusDalam tugas bahasa Indonesia ini. Siswa mengerjakan tugas untuk memenuhi nilai bahasa Indonesia serta mengerti dalam mengerjakan tugas memberikan tanggapan atas opini wacana melalui penulisnya secara kritis dengan memberikan butir-butir ikon yang dijadikan sasaran.
Isi:
Wacana 5:
Menurut saya, wacana 5 yang saya baca merupakan wacana yang sulit untuk di mengerti karena tidak menggunakan bahasa Indonesia dengan baik, melainkan campuran dari bahasa Indonesia dengan bahasa daerah tertentu, hingga hanya orang tertentu yang dapat mengerti. Sebaiknya dalam wacana tersebut digunakanlah bahasa Indonesia yang benar. Sehingga orang mengerti apa yang sebenarnya penulis ingin sampaikan, dan orang juga tertarik untuk membacanya. Dalam isi wacana tersebut juga tidak mencerminkan orang yang baik karena penulis yang mengomentari kawannya itu menurut saya penulis itu iri terhadap kawannya yang tinggal di Eropa tersebut. Contoh kalimatnya: “Kesannya kasihan saja ya.. kayak orang tidak gaul dan tidak punya teman bule sama sekali,atau barangkali tidak punya duit buat keluar rumah..? hingga setiap malam minggu hanya mendekam saja di sarang sambil bikin kompor di Kompasiana.?” Hal ini membuat saya menjadi sedikit kurang bisa menerima kelakuannya yang kurang baik itu.
Wacana 10:
Saya kurang setuju dengan sistem Neo Nazi yang dilakukan beberapa remaja di Jerman tersebut. Menurut saya, semua orang pantas mendapatkan ilmu di Negara manapun karena semua makhluk hidup itu sama, sederajat, tidak lebih tidak kurang. Manusia merupakan makhluk sosial dimana hidup saling berdampingan dan saling bersosialisasi, menurut saya manusia harus bersosialisasi dengan baik, bukan malah mengganggu orang tanpa sebab. Setiap manusia juga memiliki hak dalam kehidupannya dimana hak tersebut sebaiknya tidak di ganggu gugat. Contoh kalimat yang saya kurang senangi yaitu: “Felix dipukuli dan kepalanya dibenamkan dalam lubang toilet pada saat jam istirahat, dimana teman-temannya yang sudah terbawa paham Nazi itu meledeknya dengan berkata rasis terhadapnya.” Pendapat saya sebaiknya orang tersebut di nasehati terlebih dahulu untuk tidak mengulanginya lagi. Apa bila masih di ulangi dan semakin parah, sebaiknya hal tersebut dilaporkan pada badan perlindungan anak pada negara tersebut.
Penutup:
Sekian tugas bahasa Indonesia saya dalam hal menanggapi kedua wacana di atas. Apabila ada kesalahan kata dan penulisan, mohon maaf karena saya masih dalam tahap pembelajaran. Terima kasih.
Nama: Suryadi Leonardo Kelas: XII IPA 3 No. Absen: 35
BalasHapusPembukaan
Setelah membaca wacana 1 dan wacana 6 dengan cermat dan teliti, siswa dapat menganalisis wacana tersebut dari segi penalaran maupun dari segi si penulis. Dalam hal ini juga siswa dapat memberikan tanggapan dan penolakan pendapat terhadap wacana tersebut dengan menggunakan etika yang baik. Dengan demikian siswa pun dapat memahami dan menyelesaikan dalam pengerjaaan tugas Bahasa Indonesia yang telah diberikan.
Isi
Tanggapan wacana 1:
Saya setuju atas pernyataan tersebut bahwa para pemuda yang telah mengalami perubahan-perubahan yang besar dan signifikan itu bukan hanya perubahan yang sekejap saja, karena untuk melakukan perubahan setiap orang harus memerlukan perjuangan dan membutuhkan waktu yang lama dan tentunya membutuhkan semangat dan pemikiran yang besar untuk mencapai perubahan-perubahan tersebut. Seperti para pemuda Indonesia dengan semangat nasionalismenya dan dengan pemikiran-pemikiran besarnya, sehingga dapat menghasilkan sumpah pemuda yang sangat berarti dan bermakna untuk para pemuda Indonesia untuk menambah semangat perjuangannya untuk mengalami sebuah perubahan. Namun saya kurang setuju dengan pernyataan yang menyatakan bahwa pada umur 8, 10 atau 12 tahun telah mendapatkan tanggung jawab yang sangat besar dan berat, yaitu mendampingi Rasulullah. Saya beranggapan bahwa pada umur 8, 10 atau 12 tahun merupakan umur yang dapat dibilang masih anak-anak dan pada usia tersebut anak-anak harus diberikan ilmu yang berguna baginya dan dengan ilmunya anak-anak tersebut akan menjadi para pemuda yang akan memiliki semangat dan pemikiran yang besar untuk membuat ataupun menciptakan sebuah perubahan.
Penolakan wacana 6:
Saya menyatakan maaf kepada saudara karena saya tidak setuju atas perkataan teman anda mengenai zina hati. Menurut saya zina hati memiliki makna yang luas dan tentunya zina hati tidak akan terjadi pada setiap orang apabila orang tersebut memiliki iman yang kuat dan tidak menginginkan untuk melakukan hal tersebut. Sebuah hubungan yang sehat tidak akan memikirkan zina hati tersebut dan akan mencoba untuk saling mengerti antar satu sama lain dan menjadi hubungan yang lebih berkualitas. Saya juga tidak setuju apabila kita menyukai seseorang yang berlawanan jenis kita harus menjadi orang yang pendiam dan menerima semua apa adanya. Menurut saya apabila ingin membuat hubungan walaupun dengan orang yang berlawanan jenis kita harus melakukan sebuah komunikasi atau interaksi antar sesama. Hal ini dikarenakan manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendirian dan membutuhkan komunikasi terhadap sesama agar dapat saling membantu.
Penutup
Dari persetujuan, sanggahan dan penolakan terhadap wacana tersebut dan menggunakan etika yang baik, maka dapat disimpulkan bahwa dalam memberikan sebuah pendapat ataupun penolakan kepada seseorang harus bersifat objektif dan berbahasa yang santun serta tidak didasari atas emosional.
Yulian Kurniawan
BalasHapusXII IPA 3
39
Wacana 1
Menurut saya, Saya Sependapat dengan apa yang dituliskan oleh penulis tesebut karena apa yang dituliskan oleh si penulis cukup jelas karena si penulis memberikan beberapa bukti dan contoh atas perjuangan yang dilakukan oleh pemuda Indonesia dan diakhiri oleh slogan yang mendukung pada bacaan ini. Karena wacana ini merupakan wacana argumentasi yang mana karangan yang berisi pendapat, sikap, atau penilaian terhadap suatu hal yang disertai dengan alasan, bukti-bukti, dan pernyataan-pernyataan yang logis dan tujuan dari karangan ini adalah berusaha meyakinkan membaca akan kebenaran pendapat pengarang.
Wacana 6
Menurut saya, isi wacana yang disampaikan memang memilikki pesan moral yang baik namun dibalik kebaikannya juga ada kekurangan, pada wacana ini wacana ini tidak menggunakan bahasa baku yang mana semestinya kita harus menggunakan bahasa yang baik dan benar serta di akhir wacana ini si penulis menggunakan penyingkatan kata-kata seperti “gpp” yang seharusnya tidak apa-apa. Dengan menggunakan kata singkat membuat para pembaca menjadi bingung atas apa yang disampaikan oleh si penulis. Serta pada wacana ini menyangkut tentang agama akan baiknya jika menggunakan sumber yang berasal dari ahli agama untuk meyakinkan pembaca atas apa yang disampaikan oleh pengarang.
1. Tanggapan adalah hasil pengamatan yang merupakan gambaran/lukisan/kesan dari pengamatan yang tersimpan dalam jiwa. Pengertian adalah hasil berpikir, yang merupakan rangkuman sifat-sifat pokok dari suatu barang kenyataan yang dinyatakan dengan suatu perkataan.
BalasHapus2. Dilihat dari sikap dan tujuan memberi komentar, komentar dapat dibedakan menjadi :
1. komentar positif; didasari oleh sikap dan tujuan positif atau berbaik sangka sehingga mengarah pada kritik dan saran yang baik.
2. komenar negatif, didasari oleh sikap dan tujuan negatif sehingga mengarahpada kritik dan saran negatif.
Prinsip memberikan tanggapan:
1. Menggunakan kalimat yang santun
2. Tidak menjatuhkan orang lain
3. Disertai alasan yang logis (masuk akal)
Menyampaikan tanggapan biasanya bertolak dari fakta. Tanggapan bisa berupa saran, kritikan, pendapat, atau ulasan. Menyampaikan tanggapan berbentuk saran dapat menggunakan pemarkah negatif sehingga tanggapan tersebut berbentuk kalimat larangan.
Penanda negatif untuk menyampaikan tanggapan, misalnya: jangan, dilarang, atau tidak boleh.
3. Tanggapan untuk wacana 3 :
Saya kurang setuju dengan pendapat penulis tentang cewek yang mencari gebetan hanya untuk mendapat traktiran makan di malam minggu. Saya rasa pandangan tersebut terlalu memandang bahwa cewek-cewek itu banyak yang matre atau hanya memandang uang dari cowok. Tetapi saya setuju dengan pendapat penulis pada akhir wacana. Mungkin ldr memang bisa disebut sebagai horror bagi sebagian besar pasangan, tapi tidak sedikit pasangan yang tetap bertahan dalam ldr dan tidak cari pasangan lain untuk menghilangkan kesepian. Sebenarnya
4. Saya kurang setuju dengan pendapat penulis tentang pemuda di tahun 2010 sampai sekarang. Penulis berkata bahwa tahun 2010 sampai sekarang sudah jarang terjadi demo. Padahal kenyataannya masih banyak demo yang terjadi. Dalam www.dakta.com tercatat bahwa dalam tahun 2012 terjadi sebanyak 104 kali aksi demo. Hal ini menunjukkan bahwa pemuda tahun 2010 sampai sekarang masih aktif dalam menyangkal ketidakadilan dengan aksi demo
Hendwell xiip3 / 18
Nama : Putra Reza Sikam
BalasHapusKelas : XII IPA 3
No Absen : 030
Pembukaan
Dalam menyampaikan pemikiran atau pendapatnya, seorang penulis menuangkan ide dan pendapatnya dalam suatu tulisan atau rangkaian kalimat yang saling berhubungan satu sama lain, salah satunya melalui wacana. Wacana sendiri, Menurut Alwi dkk (2003: 419), adalah rentetan kalimat yang berkaitan yang menghubungkan proposisi yang satu dengan proposisi yang lain dan membentuk satu kesatuan. Alwi juga menyatakan bahwa untuk membicarakan sebuah wacana dibutuhkan pengetahuan tentang kalimat dan segala sesuatu yang berhubungan dengan kalimat. Pengetahuan yang dimaksud dapat berupa pola penalaran yang digunakan penulis dalam menulis setiap paragrafnya, opini atau pendapat utama yang menyusun paragrafnya, dan cara penulis meyakinkan pembaca akan kebenaran paragraf yang ditulisnya.
Menurut Drs. Kasdi Haryanta dalam http://kasdiharyanta-kasdih.blogspot.com/2010/09/menemukan-ide-pokok-paragraf.html, pola penalaran bisa berbentuk deduktif, yaitu cara berpikir yang dimulai dengan rumusan pernyataan umum yang biasanya ditempatkan di awal paragraf, dan induktif, yaitu pola berpikir dengan menggunakan peristiwa atau hal-hal khusus untuk menarik kesimpulan umum. Dan dari sumber yang sama, Pendapat atau opini seseorang sama dengan hasil atau kesimpulan berpikirnya. Kesimpulan berpikir itu tentu dilandasi pada kerangka dasarnya, yang lantas didukung oleh fakta hasil pengamatan atau observasi, dan hasil penelitian. Dan dalam menolak pendapat, ada beberapa metode, yaitu metode otoritas, pratibukti, salah nalar, dorongan emosi, dan metode khusus.
Dan dalam tugas Bahasa Indonesia kali ini, siswa harus dapat menganalisis wacana-wacana yang sudah disediakan oleh guru Bahasa Indonesia menentukan opini-opini utama yang menyusun wacana tersebut. Selain itu siswa juga harus memberikan tanggapan atas opini wacana-wacana tersebut secara kritis dan membuat penolakan gagasan atau ide dari wacana tersebut dengan memperhatikan kelemahan penulis dalam memanfaatkan data.
Nama : Putra Reza Sikam
BalasHapusKelas : XII IPA 3
No Absen : 030
Isi
Pola penalaran yang digunakan pada wacana dua dan tujuh berbeda, karena wacana dua menggunanakan pola penalaran deduktif sedangkan wacana tujuh menggunakan pola penalaran induktif. Hal tersebut dapat diketahui dengan mengetahui opini utama (pernyataan umum atau kesimpulan) dari masing-masing wacana terlebih dahulu.. Pada wacana dua, pernyataan umumnya adalah “Jomblo sering diasumsikan dengan kesendirian.” Karena pernyataan tersebut kemudian diperjelas oleh penulis dengan memberikan klarifikasi akan kebenaran pernyataan tersebut dan saran yang berhubungan dengan pernyataan umum wacana tersebut. Dan pada wacana tujuh, kesimpulannya adalah pada paragraph terakhir wacana tersebut, “… sejak malam itu kami tak pernah lagi berhubungan….”, karena kesimpulan tersebut merupakan inti atau hasil dari perbuatan yang telah dilakukan penulis yang telah dijelaskan paragraf-paragraf sebelumnya. Setelah menentukan pernyataan umum atau kesimpulan masing-masing wacana, lihat letak dari pernyataan umum atau kesimpulan tersebut. Karena pernyataan umum wacana dua terletak di awal wacana maka pola penalarannya adalah deduktif, dan karena kesimpulan wacana tujuh terletak di akhir wacana maka pola penalarannya adalah induktif.
Dari wacana dua, saya setuju dengan intinya yang menyatakan bahwa jomblo itu tidak benar-benar sendiri, karena pada umumnya jomblo hanyalah sebuah keadaan dimana seseorang tidak sedang menjalin hubungan asmara dengan lawan jenisnya, bukan berarti orang itu akan benar-benar sendirian. Orang dengan status jomblo masih dapat menghabiskan waktunya dengan teman dan keluarganya sehingga mereka tidak perlu menghabiskan waktunya merenungkan status jomblonya. Contohnya, dapat dilihat dari salah satu presenter acara musik Indonesia, Raffi Ahmad, setelah hubungan yang telah terjalin kurang lebih tiga tahun dengan Yuni Shara, Raffi harus menerima keputusan Yuni untuk memutuskan hubungan mereka. Namun Raffi dapat menutupi kesendiriannya dengan tetap bekerja dan menghabiskan waktunya bersama komunitas motor gedenya.
Sedangkan untuk wacana tujuh, saya tidak setuju dengan cara penulis mengambil dan menentukan sikapnya, yang terus bingung antara berkata jujur walau menyakiti pacarnya atau tetap berbohong agar pacarnya tidak tersakiti. Karena pada awalnya penulis telah mengetahui perasaannya yang tidak mencintai orang yang kemudian dia terima menjadi pacar, tetapi penulis tetap memilih untuk berpura-pura mencintainya. Pada hal ini, penulis telah menjerat laki-laki yang dibohonginya itu dalam arus emosi, dimana sang penulis tidak ingin mengambil resiko. Cara penyampaian setiap kalimat dan keputusannya yang penuh dengan prasangka, seperti kata “tapi”,”kalau”,”kemungkinan”, dan lainnya. Selain itu, penulis merasakan dilemma yang berakibat sama besarnya, yaitu apabila dia jujur sekarang laki-laki itu akan sakit, tetapi saat dia tetap berbohong pada akhirnya kebohongannya terungkap dan malah menyebabkan hancurnya hubungan meraka sebagai orang yang saling kenal. Faktanya, setiap orang akan lebih memilih agar orang dekatnya bersikap jujur walau akan menyakitinya, daripada harus menutupi kebohongan yang orang dekatnya tutupi. Contohnya, mantan vokalis band “Drive”, Anji, yang berbohong dengan tidak mengakui anak dari hubungan di luar nikahnya dengan Sheila Marcia, pada akhirnya kebohongannya terungkap, bahwa itu memang anaknya, menyebabkan hubungannya dengan penyanyi, Rini Wulandari, selesai dan bahkan hamper memutuskan tali silahturahmi antara mereka berdua.
Penutup
Dapat disimpulkan bahwa wacana dua menggunakan pola penalaran deduktif dan wacana tujuh menggunakan pola penalaran induktif. Selain itu, saya setuju dnegan pendapat dari penulis wacana dua bahwa jomblo itu tidak benar-benar sendiri. Dan untuk paragraph tujuh, saya menolak pendapat penulis dengan menggunakan metode dorongan emosi dan metode khusus (dilema).
Ellyshia Candra/XII IPA 3/13
BalasHapus1.Gagasan inti dari Wacana 4 “Move-ON itu Nggak Susah Kok!” :
-Penulis membagikan cerita pengalaman dan tips kepada pembaca yang mempunyai kasus serupa yaitu susah untuk move on.
-Penulis menuliskan bahwa sekeras apapun usaha yang kita lakukan, bila kita tidak ada niat untuk move on maka itupun akan sia-sia.
-Penulis juga menuliskan bahwa jika semua hal yang kita lakukan masih membuat kita susah untuk move on, maka kita perlu menyertakan setiap “hal” (kegelisahan, kesedihan, dan kegalauan) itu kepada Allah.
Gagasan inti dari Wacana 9 “Antara Transisi, Visi, dan Ambisi” :
-Penulis ingin membagikan pengalaman kepada pembaca perantauan terutama maba (mahasiswa baru) dan mahasiswa.
Penulis mengajak pembaca untuk menerapkan tiga hal, yaitu jati diri, visi atau tujuan, dan ambisi, dalam menjadi mahasiswa sehingga dapat lulus dengan lamcar tanpa hambatan.
2.a.Wacana 4 “Move-ON itu Nggak Susah Kok!”
a.1. Cara berpikir, Menggunakan asas kontradiktoris, karena didalam wacana tersebut terdapat kalimat “Dan yang kebanyakan sering update status galau itu ya usia remaja2 gitu, anak2 SMP, SMA, dan ga sedikit dari kaum Mahasiswa juga.”
Premis Mayor : Dan yang kebanyakan sering update status galau itu ya usia remaja2 gitu, anak2 SMP, SMA, dan ga sedikit dari kaum Mahasiswa juga.
Premis Minor : Tante Jubaidah sering update status di jejaring sosial sejak diajarkan keponakkannya.
Kesimpulan : Tante jubaidah berusia remaja.
Juga menggunakan asas kausalitas, dimana penulis berhadapan dengan rangkaian sebab-akibat dari setiap realitas, konsep, atau permasalahan yang sedang dihadapi. Dalam wacana tertulis bahwa dirinya mengalami suatu keadaan yang dinamai kegilaan dalam hidupnya karena terus menerus galau menginggat-ingat masa lalu sehingga sulit baginya untuk move on.
a.2. Pola penalaran, Menggunakan pola penalaran deduktif, karena penulis hanya menarik sebuah kesimpulan umum/biasa dari pengalamannya dan tidak menghasilkan sesuatu yang baru/bukan sebuah kesimpulan yang baru.
b. Wacana 9 “Antara Transisi, Visi, dan Ambisi”
b.1. Cara berpikir, Menggunakan asas identidas karena dalam wacana tersebut tertulis jika kita sudah menerapkan tiga hal ,yaitu yang diulas oleh penulis tersebut, yaitu jati diri, visi atau tujuan, dan ambisi, maka kita bisa lulus dengan lancar tanpa hambatan.
b.2. Pola penalaran, Menggunakan pola penalaran deduktif karena semua informasi atau fakta pada kesimpulan sudah ada dan penulis sudah pernah mengalaminya sendiri pada saat SMA.
3.Wacana ini menggunakan bahasa gaul dan tidak formal. Karena menggunakan kata “gue”, “loe”, “ga”, “ampek”, dan sebagainya. Penyampaian cukup bagus dan mudah dimengerti terutama untuk para remaja (SMP, SMA, mahasiswa). Selain itu topik wacana ini juga cocok buat para remaja, sebab pada umur-umur inilah banyak kegalauan dan kegelisahan yang terjadi, apalagi menyangkut hal move-on. Cara penyelesaiannya juga simple dan sudah umum diketahui.
4.Penulis tidak mencantumkan bukti-bukti atau suatu referensi yang kuat, sehingga tips yang diberikan penulis terkadang tidak dapat dijalani oleh orang lain. Metode penolakan “menyerang otoritas” memperkuat penolakan saya. Dalam metode “prabukti” yang memperkuat penolakan, penulis juga dengan yakin menuliskan “Jika Anda sudah menerapkan ketiga hal tersebut, yakin deh Anda-Anda para mahasiswa dan khususnya maba bisa men-download toga dengan lancar tanpa koneksi lemot.” Ini menunjukkan bahwa setiap mahasiswa/mahasiswa baru yang menerapkan hal tersebut dapat lulus dengan mulus, padahal bisa saja mahasiswa tersebut tidak lulus dengan mulus. Seharusnya penulis menuliskan beserta bukti-bukti atau tips lain untuk membantu pembaca (mahasiswa/mahasiswa baru) yang lebih jelas dan sederhana.Adanya dorongan emosi dari penulis ketika menulis wacana ini, tertulis “Waktu itu, Saya dituntut untuk memilih nyawa. Nyawa yang akan membuat perubahan hidup dalam diri Saya.” Kalimat ini mengandung emosional, jika penulis salah memilih ‘nyawa’ / jurusan, maka akan mengubah hidup dari penulis tersebut. Seharusnya penulis menuliskan apa adanya saja.
Nama : Bruce William Kelas : XII IPA 3 No.absen : 06
BalasHapusDalam tugas Bahasa Indonesia kali ini,siswa harus mampu menganalisa wacana yang diberikan oleh guru Bahasa Indonesia dalam mencari opini dalam wacana.Selain itu,siswa harus dapat memberi tanggapan dan penolakan terhadap isi wacana tersebut secara kritis dengan memberikan butir ikon yang dijadikan sasaran dan melihat kelemahan pola pikir dan opini penulis dalam memanfaatkan data
Tanggapan wacana 5 :
Saya setuju dengan pernyataan bahwa si Anu padahal ia sudah tinggal di Jerman tapi dia masih tetap mantengin kompasiana , padahal di Jerman pada saat malam minggu pasti enak melihat apa yang ada sekalian ngeliat dunia malam di sana tapi kok si Anu setiap kali hanya mantengin kompasiana.Seharusnya ia jangan hanya duduk mantengin kompasiana seharusnya ia bergaul dengan sesama sehingga dapat lebih dekat dengan orang-orang yang ada di sana dan juga malam minggu di sana pasti jauh lebih menyenangkan daripada berada di Indonesia. Tetapi tidak harus malam minggu keluar tapi setidaknya mencari sesuatu yang baru bukan hanya duduk di kamar sambil mantengin kompasiana, tapi untuk sesekali tidak apa-apa jangan sampai setiap malam minggu hanya mantengi kompasiana .
Penolakan wacana 10 :
Saya tidak setuju atau bahkan menolak adanya Neo Nazi yang berada di Jerman yaitu yang menyiksa atau rasis terhadap orang asing atau pendatang karena seharusnya para pelajar yang berada di Jerman tidak menganut ajaran tersebut karena dapat mebahayakan orang asing yang berpendidikan di Jerman sehingga Jerman akan sulit untuk kedatangan orang asing dan juga bagi pariwisata Jerman dan membuat citra negara Jerman menjadi buruk,semestinya pemerintah Jerman menindak lanjuti kasus tersebut dan mengencam keras ajaran tersebut apabila masih terjadi maka Jerman akan rugi sendiri.
Baiklah,saya kira hanya itu saja yang dapat saya katakan,saya mohon maaf jika ada kata-kata yang salah atau kurang berkenan selama penulisan tanggapan dan penolakan wacana tersebut.Terima Kasih.
Pembukaan
BalasHapusDalam tugas Bahasa Indonesia kali ini,siswa harus mampu menganalisa wacana yang diberikan oleh guru Bahasa Indonesia dalam mencari opini dalam wacana.Selain itu,siswa harus dapat memberi tanggapan dan penolakan terhadap isi wacana tersebut secara kritis dengan memberikan butir ikon yang dijadikan sasaran dan melihat kelemahan pola pikir dan opini penulis dalam memanfaatkan data.
Isi
Tanggapan wacana 3:
Saya setuju dengan pernyataan bahwa hubungan jarak jauh atau LDR tidak selalu gagal. Saya pikir ada orang yang berhubungan jarak jauh dan hubungan tersebut berhasil hingga mereka menikah, bahkan sampai mempunyai anak. Berdasarkan masalah yang dialami pasangan jarak jauh dalam wacana, saya tidak setuju dengan pernyataan nomor 1,2, dan 3, karena menurut saya tidak semua orang yang berpacaran jarak jauh itu melakukan hal tersebut, mungkin iya mereka curhat dengan berlawanan jenis, tapi itu dilakukan hanya sekedar untuk melepas kesedihan ia saja, bukan berarti menjadi gebetan atau semacamnya. Saya setuju terhadap pernyataan tentang masalah yang dialami pasangan jarak jauh nomor 3 dalam wacana, karena menurut saya kadang-kadang memang ada orang yang bersifat begitu. Menurut pendapat pribadi saya, saya sangat setuju dengan pernyataan dalam wacana tersebut yang menyatakan bahwa hubungan jarak jauh itu bisa berhasil asal dibumbui dengan kepercayaan dan kesetiaan.
Penolakan wacana 8 :
Sebelumnya saya ingin minta maaf, saya tidak setuju atau bahkan menolak, kalau generasi muda angkatan 2010 sampai sekarang ini sudah loyo atau letoy. Generasi sekarang ini bukan sudah loyo atau letoy, tetapi generasi sekarang ini sedang berusaha untuk menciptakan Negara Indonesia ini untuk lebih maju lagi dengan cara mereka masing-masing. Saya juga tidak setuju, jika generasi sekarang ini dibilang pandai menggunakan bahasa alay atau vickynisasi saja, karena bukan berarti mereka pandai menggunakan bahasa itu mereka itu bodoh, tidak. Mereka melakukan itu hanya sebatas obrolan dengan teman sebaya saja, untuk membuat suasana menjadi menyenangkan karena sudah stress disekolah dengan tugas-tugas atau ulangan yang banyak. Mereka semua itu adalah orang-orang pintar karena di dunia ini tidak ada orang yang bodoh, pasti semua orang itu mempunyai kemauan untuk menjadi orang sukses dan mempunyai cita-cita mereka masing-masing.
Penutupan
Baiklah, saya kira itu saja yang dapat saya katakan, saya mohon maaf jika ada kesalahan kata atau ada yang kurang berkenan selama penulisan tanggapan dan penolakan saya terhadap wacana diatas. Saya ucapakan Terima Kasih.
Nama : Kennedy Saputra
Kelas : XII IPA3
No.Absen : 21
Selamat malam yth. Bapak Kasdi Haryanta dan pembaca. Saya Evelin Surya dari kelas XII IPA 1 absen 15 hendak memberikan tanggapan pada wacana ke tiga.Menurut DeGenova & Rice (2005) pacaran adalah menjalankan suatu hubungan dimana dua orang bertemu dan melakukan serangkaian aktivitas bersama agar dapat saling mengenal satu sama lain. Benokraitis (1996) menambahkan bahwa pacaran adalah proses dimana seseorang bertemu dengan seseorang lainnya dalam konteks sosial yang bertujuan untuk menjajaki kemungkinan sesuai atau tidaknya orang tersebut untuk dijadikan pasangan hidup. (http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23381/3/Chapter%20II.pdf, diunduh pada 27 September 2013)
BalasHapusSisi positif dari wacana ketiga ialah penulis menjelaskan apa masalah yang dialami oleh pasangan yang berpacaran jarak jauh. Namun, penulis tidak menjelaskan keterkaitan antara masalah dengan penyebab pasangan pacaran jarak jauh menjadi bermusuhan. Menurut saya masalah itu memang benar, namun jika tidak ketahuan oleh pihak lawan jenisnya tentu saja tidak akan menjadi masalah. Dan jika hubungan pacaran jarak jauh itu tidak dapat dipertahankan lagi, tentu saja dapat diselesaikan dengan cara yang baik sehingga tidak akan menimbulkan konflik diantara pasangan yang sudah tidak menjalin hubungan pacaran jarak jauh. Kemudian, penulis tidak mencantumkan fakta-fakta yang mendukung opini penulis.
Selain itu berdasarkan hasil penelitian yang ditulis dalam Journal of Communication, dilansir dari situs She Knows. Ilmuwan menunjukkan bahwa pasangan LDR akan menghargai setiap komunikasi dan lebih dekat secara hati dibanding pasangan yang sering bersama. Pasangan LDR lebih memaknai cinta dan masa depan secara mendalam.
"Keintiman dapat berkembang secara psikologis, bukan keintiman dalam arti sentuhan fisik," ujar Kristal Jiang, salah satu ilmuwan. "Sebagai peneliti, saya tidak terkejut dengan hasilnya, karena dapat dijelaskan melalui sifat adaptif komunikasi manusia. Tapi untuk masyarakat umum, saya yakin mereka terkejut, karena mereka lebih percaya bahwa hubungan jarak jauh sangat rentan," lanjutnya. (http://www.vemale.com/relationship/love/28390-pasangan-ldr-lebih-bahagia-dibandingkan-pacaran-biasa.html, diunduh pada 27 September 2013 pukul 14:54 WIB). Berdasarkan fakta ini, menurut saya pacaran jarak jauh ( Long Distance Relationship ) bukanlah sesuatu hal yang buruk ataupun “horor”. Selain itu masaalah-masalah yang dipaparkan penulis tentu saja tidak akan terjadi jika pihak yang menjalani hubungan jarak jauh benar-benar tulus mencintai pasangannya.
Maka sebaiknya sebelum menulis wacana hendaknya kita meninjau beberapa kajian teori dan penelitian terlebih dahulu sehingga dapat mendukung opini yang kita utarakan. Kemudian hendaknya menjelaskan secara mendalam masalah-masalah yang dialami dengan didukung fakta-fakta dan keterkaitannya dengan merusak atau putusnya hubungan. Tidak semua pihak yang menjalin hubungan jarak jauh mengalami masalah-masalah seperti yang diutarakan oleh penulis, selama masing-masing pihak tulus mencintai pasangannya, tetap berkomunikasi, saling percaya dan menjauh kan diri dari pihak ketiga. Sekian tanggapan saya untuk wacana ketiga. Terima kasih atas kesediaan Bapak Kasdi Haryanta untuk membaca komentar dari saya, dan juga mohon maaf apabila ada perkataan yang kurang berkenan. Kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan. Selamat Malam.
Selamat malam yth. Bapak Kasdi Haryanta dan pembaca. Saya Evelin Surya dari kelas XII IPA 1 absen 15 hendak memberikan beberapa penolakan pada wacana ke sembilan. Transisi adalah masa peralihan atau pada masa yang belum stabil (http://www.artikata.com/arti-355013-transisi.html, diunduh pada 27 September 2013).
BalasHapusSedangkan visi dan ambisi menurut Kamus Bahasa Indonesia Online visi adalah (1) kemampuan untuk melihat pd inti persoalan; (2) pandangan atau wawasan ke depan.(http://kamusbahasaindonesia.org/visi/mirip#ixzz2g5fVHqID diunduh pada 27 September 2013). Ambisi menurut Kamus Bahasa Indonesia Online adalah keinginan (hasrat, nafsu) yg besar untuk menjadi (memperoleh, mencapai) sesuatu (spt pangkat, kedudukan) atau melakukan sesuatu (http://kamusbahasaindonesia.org/ambisi#ixzz2g5gG7FZM diunduh pada 27 September 2013).
Menurut penulis masa transisi terjadi pada masa SMA ke masa Mahasiswa, selain status dan seragam yang mengalami perubahan, namun juga konsep dalam pembelajaran yang biasanya hanya menerima menjadi berusaha. Namun menurut saya, masa transisi adalah masa dimana kita benar-benar meninggalkan hal-hal “lama” yang kita lakukan dan menjadi baru seutuhnya. Hal ini juga ditegaskan oleh Peter. F Drucker. Menurut Peter F. Drucker, perubahan memerlukan keadaan transisi atau suatu re-orientasi psikologis. Transisi terjadi lebih lambat daripada perubahan dan mencakup tiga proses:
1. Meninggalkan cara lama yang membuat orang sukses di masa lampau dan merupakan bagian dari identitas mereka sebelumnya.
2. Berubah menjadi netral, mengatasi ketidakpastian, dan mengerjakan apa yang diminta.
3. Bergerak maju dan berperilaku dengan cara baru.
(http://insaninspirasi.wordpress.com/2011/02/12/perubahan-diri-dan-masa-transisi/ diunduh pada 27 September 2013).
Selanjutnya, visi yang dipaparkan penulis menurut saya mendekati pengertian cita-cita. Visi menurut saya adalah sesuatu yang besar dan yang akan dilaksanakan dalam jangka waktu lama, atau lebih tepatnya “apa yang akan kita perbuat sehingga dihargai masyarakat?”. Hal ini diperjelas dengan pendapat Anonym (http://apaperbedaan.blogspot.com/2013/06/perbedaan-visi-dan-misi.html diunduh pada 27 September 2013) Dalam menentukan visi hendaknya memenuhi persyaratan:
- Tidak berdasarkan kondisi saat ini
- Berorientasi ke depan
- Mengekspresikan kreatifitas
- Berdasar pada prinsip nilai yang mengandung penghargaan bagi masyarakat.
Yang terakhir adalah ambisi, kelemahan penulis dalam bagian wacana ini adalah ia tidak menjelaskan apa itu ambisi. Menurut saya ambisi adalah dorongan atau keinginan untuk melakukan sesuatu yang besar yang akan merubah hidup kita ke depannya. Namun, ambisi terbagi menjadi dua yaitu positif dan negatif. Hal ini dipaparkan oleh psikolog Tika Bisono MPsi Psi, “Ambisi itu sesuatu yang baik, setiap orang harus memilikinya. Kalau orang tidak memiliki ambisi, berarti dia tidak mengisi kehidupanny. Ambisi yang positif dimiliki oleh orang supaya bisa berprestasi dengan baik dan menghasilkan karya terbaik, sementara kalau yang negatif itu sebuah ambisi yang tidak sebanding dengan potensi yang dimiliki, sehingga dia akan memaksakan segala cara,” (http://www.untukku.com/artikel-untukku/ambisi-vs-ambisius-apa-bedanya-untukku.html, diunduh pada 27 September 2013)
Sebaiknya penulis mencari terlebih dahulu beberapa kajian definisi dan teorinya, agar apa yang diutarakan lebih tepat sasaran. Sekian dari saya untuk wacana ke sembilan. Terima kasih atas kesediaan Bapak Kasdi Haryanta untuk membaca komentar dari saya, dan juga mohon maaf apabila ada perkataan yang kurang berkenan. Kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan. Selamat Malam.
Nama:Dio pratama Kelas:XI IPA 3 No:12
BalasHapusDalam mengerjakan tugas bahasa indonesia kali ini siswa/i dapat belajar untuk menanggapi opini dari suatu wacana dan siswa/i dihrapkan juga dapat memberikan kritik sekaligus penolakan terhadap wacana tersebut secara kritis
Kritik wacana 4:
Saya setuju bahwa move-on itu tidak susah, menurut saya masih banyak yang bisa saya lakukan daripada hanya terus mengenang masa lalu yang tidak bekesudahan.Kumpulan cara move-on yang beliau paparkan menurut saya sangat efektif untuk membantu kita dalam menjali proses move-on.Apalagi beliau mengibaratkan kegalauan sebaagi suatu tulis disebuah kertas dan tulisan itu ada yang salah.
Kritik wavana 9:
Saya sempat sependapat dengan argumen beliau bahwa menjadi seorang mahasiawa biasanya harus menjalani masa Transisi agar dapat menemukan jati dirinya yang sebenarnya sehingga ia dapat menumbuhkan Visi dan Ambisi dalam hidupnya.selain itu menurut saya di wana ini terdapat bnyak ke-ganjilan seperti kata "men-download toga" kata itu belum pernahsaya dengar sebelumnya dan juga sedikit terdengar rancu
Baiklah hanya itu sja kritik dan masukan dari saya, mohon maaf apabila ada kesalahan kata atau kurang berkenan.Kritikan yang saya sampaikan hanya bermaksud untuk membantu anda kejalan yang benar.Terima kasih
1. Tanggapan saya terhadap wacana 2 :
BalasHapusWacana ini membahas tentang jomblo.
Paragraf 1 : Paragraf ini membahas pengertian jomblo, walaupun pemaparannya tidak terlalu luas. Pengertiannya merupakan pengertian secara umum. Untuk penjelasan yang lebih meyakinkan, sebaiknya ditambahkan beberapa penjelasan yang terkait dengan jomblo.
Paragraf 2 : Paragraf ini merupakan sebuah fakta dan pada kalimat terakhirnya penulis wacana memberikan sebuah opini. Sebagai pembaca, saya juga setuju terhadap pernyataan dari kompasioner tersebut. Tentu jomblo masih dapat merasakan bahagia.
Paragraf 3 : Paragraf ini menjelaskan fakta tentang jomblo. Jomblo tidak selalu sendiri, jomblo bukannya tidak ingin memiliki kekasih, dan sebagainya. Susunan paragrafnya menarik. Pembuka paragrafnya juga bagus, diawali dengan pertanyaan.
Paragraf 4 : Paragraf ini membahas tentang hal-hal yang dapat dilakukan para jomblo dalam meramaikan suasana hari-harinya. Sebagian kata-kata yang digunakan tidak baku, tetapi itulah yang menjadi daya tarik bagi pembacanya. Penjelasan pada paragraf ini sesuai dengan inti yang ingin disampaikan pada paragrafnya. Saya pribadi menyukai cara yang keempat, yang berhubungan dengan menyiapkan. Sebaiknya judul cara ini diganti dengan kalimat perintah, seperti “Menyiapkan diri” agar sesuai dengan teknik menulis cara.
Tanggapan secara keseluruhan :
Wacana ini sangat menarik. Bahasa yang digunakan tidak terlalu baku, sehingga pembaca dapat lebih “enak” membacanya. Penulis dapat memberikan paparan yang cukup luas dalam membahas jomblo. Wacana ini juga dapat dikatakan bersifat menghibur (jika pembaca merupakan jomblo) selain memberikan informasi untuk pembaca.
2. Tanggapan saya terhadap wacana 7 :
Wacana ini membahas tentang kisah cinta seorang wanita. Seorang wanita yang tidak ingin menjadi lebih dari sekedar sahabat seorang laki-laki bernama Reyhan. Menurut saya, cerita ini memberikan beberapa pesan seputar percintaan, misalnya beranilah dalam berbuat sesuatu, sebelum nantinya menyesal.
Tetapi, terdapat beberapa hal yang kurang bagus untuk dicontoh dalam wacana ini. Misalnya, wanita yang menerima seseorang menjadi pacar walaupun ia sudah memiliki kekasih. Contoh lain, wanita itu tetap berpacaran dengan orang tersebut selama 2 tahun dalam kepura-puraan saja (tidak ada cinta yang tulus). Tentu saja, perbuatan ini kurang baik untuk ditiru oleh pembaca.
Dalam berpacaran, sebaiknya kita memahami caranya dengan benar. Kita harus memikirkan bahwa pasangan kita akan menjadi pasangan hidup kita kelak. (http://adriansantana.blogspot.com/2013 /02/cara-berpacaran-yang-baik-dan-benar.html, diunduh pada 27 September 2013 pukul 18.30 WIB). Selain itu, dalam memberikan saran kepada teman, sebaiknya seseorang berpikir terlebih dahulu sebelum mengutarakannya, agar teman tersebut tidak terbawa dalam suatu masalah.
Secara keseluruhan, menurut saya, wacana ini kurang baik untuk dibaca, tetapi pembaca dapat membacanya dalam hal mencari referensi atau jika dapat mengambil hikmahnya dengan tepat. Kurang baik ini karena wacana menceritakan tentang kisah cinta seseorang lelaki yang cintanya bertepuk sebelah tangan dan pada bagian akhir, tidak diceritakan bagaimana kehidupan lelaki tersebut setelah ia mengetahui kebenaran tentang wanitayang dicintainya. Saya sarankan pembaca mencari artikel lain yang lebih bermanfaat.
Penutup :
Bila kita bermaksud menanggapi atau menolak hendaknya yang sebaiknya kita lakukan adalah:
1) RANGKUM, keseluruhan poin atau inti dari artikel yang ingin kita tanggapi.
2) HINDARI, hanya menanggapi sebagian isi yang ternyata bukan poin atau inti dari artikel yang akan ditanggapi.
3) HANYA TULISKAN, pandangan kita terhadap poin atau inti dari artikel yang akan kita tanggapi, dengan
4) SERTAKAN, sumber-sumber data atau referensi yang mendukung keabsahan tanggapan yang kita berikan.
5) JANGAN PERNAH, menyerang pribadi penulis yang tidak ada kaitannya dengan poin atau inti dari artikel yang kita tanggapi.
Nama : Martin Rinaldy
Kelas : XII IPA 3
No. Absen : 25
Nama : R. A. Revia Sakinah A.
BalasHapusKelas : XII IPA 3
No. Absen : 31
Pembukaan :
Pada tugas Bahasa Indonesia ini, setiap siswa harus mampu memberikan tanggapan dan penolakan terhadap suatu wacana. Tanggapan yang diberikan harus dengan butir-butir ikon yang dijadikan sasaran, sedangkan penolakan dibuat dengan melihat kelemahan pola pikir serta opini penulis dalam memanfaatkan data.
Isi:
Tanggapan wacana 2 :
Saya setuju dengan kalimat “Jomblo itu tidak selalu sendiri”, karena setiap orang mempunyai teman, sahabat, serta keluarga yang bisa diajak bercerita, bercanda, bermain, dan sebagainya. Tanpa seorang kekasih, orang masih bisa melanjutkan kehidupannya, bahkan bisa lebih leluasa untuk berekspresi dan bergaul dengan setiap orang. Bila seseorang memiliki pasangan, maka otomatis ia harus menjaga perasaaan pasangannya, berteman dengan lawan jenispun lebih terbatas. Masih banyak hal-hal positif yang bisa dilakukan sendiri dibanding memiliki pasangan. Terutama bagi kalangan pelajar, jomblo lebih memfokuskan diri untuk belajar dan tidak perlu memikirkan hal yang tidak penting.
Penolakan wacana 7 :
Saya tidak sependapat dengan wanita yang ada pada wacana ini, karena ia telah merahasiakan hubungannya dengan seseorang dan menjalin hubungan lagi dengan orang lain pada saat ia memiliki pasangan. Seharusnya ia harus setia dengan pasangan, bukannya menjalin hubungan lagi dengan orang lain dan pada akhirnya akan ketahuan juga identitas aslinya. Akibat dari ulah yang dia buat, yaitu laki-laki yang dibohonginya menjadi benci dengan dia dan tidak ingin berkomunikasi lagi. Sehingga menimbulkan suatu permusuhan dan sakit hati pada seseorang. Bila saya menjadi pasangannya, tentu saya akan sangat kecewa dan sakit hati karena telah diselingkuhi dan tidak menghargai posisi saya sebagai pasangannya. Intinya, perbuatan yang dia lakukan secara tidak langsung sudah menyakiti dua orang laki-laki yang menyayanginya.
Penutup :
Demikianlah tanggapan dan penolakan yang dapat saya sampaikan terhadap wacana 2 dan wacana 7. Apabila ada kesalahan dalam penulisan kalimat, saya mohon maaf.
Terima kasih
Pembukaan
BalasHapusDalam tugas Bahasa Indonesia kali ini,siswa harus mampu menganalisa wacana yang diberikan oleh guru Bahasa Indonesia dalam mencari opini dalam wacana.Selain itu,siswa harus dapat memberi tanggapan dan penolakan terhadap isi wacana tersebut secara kritis dengan memberikan butir ikon yang dijadikan sasaran dan melihat kelemahan pola pikir dan opini penulis dalam memanfaatkan data.
Isi
Tanggapan wacana 3:
Saya setuju dengan pernyataan bahwa hubungan jarak jauh tidak selalu gagal.Semua tergantung pada pribadi masing-masing untuk percaya kepada pasangannya. Pernyataan nomor 1,2, dan 3, bisa jadi benar karena setiap hubungan pasti membutuhkan pasangan di sisinya meskipun tidak setiap saat, mungkin jika lama tidak berjumpa dengan pasangannya bisa jadi pernyataan nomor 1, 2 dan 3 terjadi.Memang seseorang pasti membutuhkan curhat dengan lawan jenis, tapi itu dilakukan untuk mencari solusi atau menghapus kesedihan, bukan berarti menjadi gebetan atau semacamnya. Tapi semua itu kembali lagi pada pribadi masing-masing , jika memiliki rasa kepercayaan dan kesetiaan yang kuat, pacaran jarak jauh atau LDR ini dapat menjadi sangat indah, dan bahkan dapat dilanjutkan ke hubungan yang lebih lanjut.
Penolakan wacana 8 :
Saya ingin minta maaf sebelumnya karena saya tidak setuju atau bahkan menolak, bahwa generasi muda angkatan 2010 sampai sekarang ini sudah loyo atau letoy. Mereka sekarang ini hanya dibutakan oleh teknologi dan gaya hidup yang selalu dimanja. Lihat saja contohnya Indonesia banyak memenangkan kompetisi merakit robot internasional. Hal ini membuktikan bahwa generasi muda Indonesia bukan tidak berprestasi, hanya saja mereka belum tersadar. Mereka menggunakan bahasa alay bukan karena mereka bodoh, hanya saja tren atau gaya hidup yang seperti ini sedang marak terjadi di masyarakat. Indonesia membutuhkan seseorang yang dapat membuka pola pikir generasi muda untuk tumbuh dan berkembang baik secara rohani maupun jasmani. Seseorang itu bisa saja tokoh masyarakat, artis, ataupun kalangan pemerintahan. Saya yakin jika ada seseorang yang dapat menyebarkan pola pikir dan gaya hidup kreatif di generasi muda ini, Indonesia pastinya akan maju di kemudian hari..
Penutupan
Baiklah, itu saja yang dapat saya sampaikan,mohon maaf jika ada kesalahan kata atau ada yang kurang berkenan selama penulisan tanggapan dan penolakan saya terhadap wacana di atas.Terima Kasih.
Nama : Kenny Dwista
Kelas : XII IPA3
No.Absen : 22
Nama : David William
BalasHapusKelas : XII IPA 3
No. : 11
Wacana 4
Saya tertarik menanggapi wacana 4 dalam LKS Memberikan Tanggapan dan Penolakan Pendapat Kelas XII IPA 3 Tahun 2013-2014 yang berjudul “Move-ON itu Nggak Susah Kok!” karena judulnya yang menggunakan bahasa remaja sehari-hari. Judulnya yang menggambarkan kehidupan remaja sehari-hari juga membuat saya sebagai remaja tertarik untuk membaca dan menanggapinya.
Sebagai seorang remaja, adakalanya saya juga mengalami hal-hal yang diceritakan oleh si penulis dalam wacana 4. Banyak kesedihan, kegalauan, dan hal-hal lain yang menjadi beban hidup saya sebagai seorang remaja. Sebenarnya banyak cara yang bisa dilakukan untuk menghilangkan beban tersebut, misalnya curhat di berbagai media sosial seperti yang diceritakan oleh penulis. Tapi saya tidak termasuk orang yang suka curhat di media sosial karena saya pikir nanti bukannya menyelesaikan masalah malah akan mendapat masalah baru. Saya takut jika curhat di media sosial justru akan menyinggung hati yang bersangkutan sekaligus orang yang tidak ada sangkut pautnya sama sekali dengan masalah saya. Jadi, daripada mengambil resiko, lebih baik saya memilih alternatif untuk menghilangkan kegalauan seperti bermain game atau mendengarkan musik.
Ada satu kalimat yang sangat saya suka dari wacana 4, yaitu, “Emang bener kata orang, terkadang ga apa2 kalo kita nengok spion (red: masa lalu) tapi kalo kelamaan liat spion juga ga bagus, nantinya loe bisa nubruk alias kembali gak fokus sama rencana2, tujuan dan masa depan loe.” Saya sangat setuju dengan kalimat si penulis ini. Kita sebagai manusia pasti pernah mengalami masa lalu yang menyedihkan atau mungkin tidak menyenangkan, tapi sebaiknya kita melihat masa lalu itu hanya sesekali sebagai pelajaran untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Terlalu menyesali masa lalu hanya akan membuat pribadi kita menjadi tidak berkembang dan hanya ‘diam di tempat’ sehingga kita tidak bisa menjadi pribadi yang lebih baik. Jaid, jika ingin Move-On dari masa lalu yang menyedihkan, kuncinya adalah niat dari diri sendiri.
Wacana 9
Saya tertarik membaca wacana 9 dalam LKS Memberikan Tanggapan dan Penolakan Pendapat Kelas XII IPA 3 Tahun 2013-2014 yang berjudul “Antara Transisi, Visi, dan Misi”. Saya pikir bahwa setiap manusia pasti pernah mengalami masa transisi dalam hidupnya dan setiap manusia juga harus memiliki visi dan ambisi dalam hidupnya. Khususnya siswa kelas XII yang sebentar lagi akan lulus dan melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, tentu masih bingung dalam menentukan langkah apa yang akan diambil dan perlu adaptasi yang baik selama masa transisi dari siswa menjadi mahasiswa.
Saya agak kurang setuju dengan kalimat, “Namun, belum mendapatkan visi bukanlah suatu hal yang fatal menurut Saya”. Menurut saya seseorang yang tidak mempunyai visi tentu akan berakibat buruk bagi hidupnya. Seperti contohnya teman si penulis, karena tidak mempunyai visi sejak awal akhirnya memutuskan berhenti kuliah di tengah jalan. Ini tentu akan menimbulkan banyak kerugian dalam hidup se teman penulis, mulai dari sisi ekonomi, waktu, tenaga, dan pikiran. Padahal itu tidak akan terjadi seandainya teman si penulis sudah mempunyai visi yang jelas dalam menentukan pendidikannya.
Jadi, setiap orang di dunia ini harus mempunyai visi yang jelas dalam hidupnya. Ibaratnya jika kita mengemudikan kendaraan, harus tahu kemana arah tujuannya terlebih dahulu baru bisa berangkat. Jangan seperti orang bingung yang mengemudikan kendaraan dulu tanpa tahu arah tujuan, baru ketika di tengah jalan bertanya-tanya kemana arah tujuannya. Hal ini seperti yang saya sebutkan tadi, hanya menyia-nyiakan uang, waktu, tenaga, dan pikiran kita.
Nama : Laura Martin
BalasHapusKelas/No.Absen : XII IPA 3/23
Tanggapan Wacana 3 :
Saya setuju dengan pernyataan bahwa LDR (Long Distance Relationship) yaitu hubungan jarak jauh, menjadi salah satu faktor yang dapat membuat hubungan antara pria dan wanita menjadi hancur.Menurut beberapa cerita dari teman saya yang pernah menjalani hubungan jarak jauh kebayakan gagal, karena tidak ada yang menemani saat mereka pergi, komunikasi yang jarang disebabkan kesibukan masing-masing.Saya juga setuju dengan pernyataan tidak semua orang menjalani hubungan jarak jauh akan hancur, ada juga yang berhasil dalam menjalani hubungan ini seperti kakak saya yang kuliah diluar kota Palembang sedangkan pacarnya kuliah di kota Palembang, terkadang saya juga sering mendengar mereka berkelahi karena masalah komunikasi oleh karena kesetiaan dan kepercayaan antara satu dengan lain mereka berhasil melewati semua masalah mereka sampai kakakku pulang ke Palembang dan mereka menjalani hubungan yang lebih serius.
Penolakan Wacana 8 :
Saya kurang setuju dengan pernyataan bahwa menjadi dewasa itu rumit, menurut saya tidaklah rumit jika kita menjalani nya dengan selalu bersyukur dan tidak mengeluh, karena dengan mengeluh membuat semuanya(pikiran dan perasaan) menjadi susah sehingga kitapun sulit untuk melakukannya.Dan pernyataan “urusan hati itu rumit”, menurut saya masih banyak yang lebih rumit seperti urusan pekerjaan, urusan prestasi yang kita akan raih.Karena pekerjaanlah yang akan menentukan kehidupan kita untuk kedepannya jika kita tidak bersungguh-sungguh bekerja kita akan kehilangan pekerjaan kita dan kita tidak akan bisa hidup di dunia ini tanpa uang, di zaman sekarang tanpa uang kita tidak dapat makan, mandi, tidur, dll. Kalau urusan hati kita masih mencari yang lebih baik daripada orang tersebut yang telah membuat kita terpuruk, jika kepercayaan dalam pekerjaan kita telah hilang (bekerja dengan sembarangan) orang tidak ada yang mau menerima kita lagi.
Nama : Silvya
BalasHapusKelas : XIIP3
No Absen : 34
Pada tugas kali ini, siswa harus dapat menganalisa wacana dan memberikan tanggapan maupun penolakan setiap wacana.
Wacana 1
Yang ingin disampaikan dari wacana tersebut adalah tentang pemuda dengan perubahan-perubahan besarnya. Perubahan yang dibuat bukan hanya sekedar perubahan yang sekejab, tetapi perubahan yang signifikan. Penulis ingin menyampaikan bahwa banyak tokoh pemuda yang mampu membawa perubahan-perubahan tersebut. Pemuda memiliki potensi untuk membawa perubahan yang lebih baik lagi. Saya sangat setuju dengan wacana diatas, pemuda yang berjuang untuk menegakkan keadilan, baik bagi negara ataupun masyarakat. Mereka berani untuk ikut terlibat dalam perjuangan. Yang saya harapkan adalah hal yang sama seperti wacana diatas. Semoga pemuda maupun pemudi zaman ini dapat mencontoh perjuangan yang dilakukan oleh pemuda zaman dulu untuk melakukan perubahan. Sekian tanggapan dari saya.
Wacana 6
Yang ingin disampaikan dari wacana ini adalah suka dengan orang merupakan hal yang sah-sah saja. Tetapi jangan terlalu sering memikirkannya, karena akan menyebabkan zina hati. Sebelumnya, saya tidak setuju dengan apa yang ditulis oleh penulis. Penulis mengatakan bahwa Ia tidak ingin pacaran, karena Ia pikir bahwa wanita tersebut terlalu indah untuk dipacari. Hal tersebut menunjukan bahwa penulis tidak memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Sebagai seseorang yang mencintai maupun menyayangi orang lain, hendaklah mengungkapkan perasaan yang sejujurnya. Supaya tidak terlalu memikirkannya sehingga menjadikan hal tersebut sebagai zina hati.
Nama : Thalia Viotama
BalasHapusKelas : XII IPA 3
Nomor Absen : 36
Wacana 1
Penulis menghendaki perubahaan yang dilakukan oleh pemuda. Perubahan pemuda dianggap penulis dapat menciptakan sebuah sejarah baik di Indonesia maupun di dunia. Penulis mengajak pemuda yang masih bisa berkarya untuk menjadi bagian dari perubahan-perubahan besar yang ada. Saya tertarik dan setuju dengan gagasan penulis tersebut. Keinginan yang besar serta kemampuan fisik yang masih baik mendukung pemuda dalam berkarya. Karya pemuda yang dimaksudkan adalah karya positif. Karya positif bukan hanya berprestasi dalam bidang akademik dan non akademik dan perjuangan fisik seperti yang dilakukan para pemuda Indonesia dalam mencapai kemerdekaan Indonesia atau perjuangan Muhammad Al Fatih yang menaklukkan konstatinopel.
Banyak pemuda yang mengubah cara berpikir orang di dunia sampai tahun 2013 ini. Pemuda-pemuda tersebut memotivasi pemuda lain untuk menjadi kreatif dan inovatif. Pemuda asal Amerika Serikat, David Karp, adalah salah satu pemuda yang berhasil. Ia berhasil menjadi 35 inovator terbaik di dunia untuk kategori di bawah 35 tahun versi MIT (Massachussets Institute of Technology) Technology Review tahun 2010. David Karp adalah pendiri serta CEO perusahaan mikroblog Tumblr. Tumblr kemudian diakuisi oleh Yahoo sebesar 10 triliun rupiah. Perjuangan David dimulai ketika David dikeluarkan dari SMA Bronx High School of Science. Ibunda David, Barbara Ackerman, kemudian memberikan home schooling selama tiga tahun kepada David. Setelah David bekerja dan belajar dari Fred Seibert pada tahun 2000 serta bekerja di UrbanBaby sampai tahun 2006, David membuka perusahaan konsultasi perangkat lunak, Davidille, yang berhasil merilis mikroblog Tumblr. Davidille kemudian diubah menjadi Tumblr, Inc. David berhasil mengubah cara berpikir bahwa orang yang sukses adalah orang yang sukses di sekolah. David membuktikan bahwa tekad serta kepercayaan diri mempunyai pengaruh besar dalam kesuksesan seseorang. Meskipun David telah sukses, David tetap menyarankan pentingnya sekolah. David mengatakan bahwa keberhasilan yang ia dapat adalah satu dibanding satu juta.
Billy Boen, pemuda Indonesia, juga telah menginspirasi pemuda di Indonesia. Billy Boen adalah seorang lulusan S-1 Utah State University tahun 1999. Young on Top adalah buku pertama yang ditulis oleh Billy. Buku tersebut ditujukan kepada pemuda Indonesia agar sukses dalam dunia bisnis. Billy kemudian mendirikan PT YOT Nusantara pada November 2012. PT YOT Nusantara membawahi semua kegiatan yang berhubungan dengan "Young On Top". Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi program YOT media elektronik, pendidikan informal (YOT Academy), Young On Top Campuss Ambassadors (YOT CA), seminar publik, dan berbagai kegiatan sosial yang Visi Young On Top adalah untuk membentuk generasi Indonesia yang lebih kuat. Billy mengubah cara berpikir pemuda Indonesia tentang kesuksesan. Kesuksesan memang dipengaruhi oleh keberuntungan. Namun, keberuntungan adalah hal yang tidak bisa dikendalikan oleh manusia. Billy memotivasi agar pemuda Indonesia lebih fokus dan melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya. Kegagalan bukan masalah yang besar asalkan orang tersebut telah melakukan yang terbaik.
Pemuda-pemuda seperti David Karp dan Billy Boen sudah selayaknya menjadi sebuah panutan untuk pemuda lain untuk membuat sebuah perubahan. Perubahan yang dilakukan oleh pemuda mungkin bisa mengubah dunia. Pemikiran pesimistis akan kegagalan dalam membuat sebuah perubahan haruslah dibuang jauh karena segala sesuatu dimulai dari pikiran. Jika seseorang berpikir positif, maka apa yang mereka lakukan akan menghasilkan hal yang positif pula.
Nama : Thalia Viotama
BalasHapusKelas : XII IPA 3
Nomor Absen : 36
Wacana 6
Cinta dan zina adalah sesuatu hal yang menarik untuk dibahas. Kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dengan cinta. Namun cara penulis membahas cinta dan zina, saya tidak setuju. Ada beberapa kesalahan yang dibuat penulis. Kesalahan pertama adalah generalisasi sepintas lalu. Penulis menyerdehanakan suatu persoalan yang kompleks serta penulis tidak berusaha untuk meneliti fakta-fakta yang ada. Penulis menuliskan bahwa “zina hati” adalah sesuatu hal sangat asing bagi penulis. Namun, penulis tidak menuliskan konsep tentang zina hati dalam agama Islam. Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya Allah menetapkan jatah zina untuk setiap manusia. Dia akan mendapatkannya dan tidak bisa dihindari: Zina mata dengan melihat, zina lisan dengan ucapan, zina hati dengan membayangkan dan gejolak syahwat, sedangkan kemaluan membenarkan semua itu atau mendustakannya.”
Zina hati yang dimaksudkan dalam agama Islam adalah “sesuatu”. “Sesuatu” tersebut adalah hal yang mengarah kepada hubungan kelamin. Hal ini didukung dengan potongan kalimat “...sedangkan kemaluan membenarkan semua itu atau mendustakannya”. Penulis memikirkan perempuan secara berlebihan tersebut serta semangat untuk berkomitmen bukanlah termasuk zina karena penulis tidak memikirkan perempuan secara porno. Penulis hanya mengaggumi kelebihan dari perempuan tersebut.
Kesalahan kedua adalah kesalahan hubungan kausal. Kesalahan ini karena jalan penalaran penulis yang tidak bisa diikuti. Penulis tidak mengetahui konsep zina hati secara mendetail sehingga penulis terjebak. Penulis beranggapan bahwa karena selalu memikirkan perempuan tersebut akan mengakibatkan zina hati. Lalu penulis menentukan alternatifnya adalah dengan diam. Penulis seharusnya lebih mengembangkan hubungan antara cinta dan zina secara mendetail sehingga penulis tidak terjebak.
Kesalahan ketiga adalah kelemahan dari segi bahasa yang digunakan oleh penulis. Penulis menggunakan tata bahasa yang tidak baku. Penggunaan kapital yang tidak pada tempatnya, penulisan singkatan, serta penggunaan simbol yang salah adalah beberapa kesalahan penulis dalam segi bahasa. Pengembangan gagasan juga tidak urut. Hal ini dibuktikan dengan potongan kalimat paragraf ke enam, yakni “kembali lagi ke zina hati..”. Potongan kalimat tersebut membuktikan bahwa penulis menyimpang dari topik pada paragraf sebelumnya.
Berdasarkan kesalahan-kesalahan yang telah saya tuliskan, saya menolak isi dari wacana. Penulis sebaiknya mencari konsep serta evidensi terlebih dahulu, pemahaman konsep penalaran, serta tata bahasa yang baku.
Cynthia Winny Meita Ginting
BalasHapusXII IPA 3
10
Dalam tugas Bahasa Indonesia kali ini,siswa harus mampu menganalisa wacana yang diberikan oleh guru Bahasa Indonesia dalam mencari opini dalam wacana.Selain itu,siswa harus dapat memberi tanggapan dan penolakan terhadap isi wacana tersebut secara kritis.
Tanggapan Wacana 4
Saya setuju dengan hal yang disampaikan oleh penulis mengenai masalah move-on. Pernyataan yang saya setujui dimana penulis menyarankan jika kita masih terbayang-bayang atau teringat kepada masa lalu dan kita tambah galau, cara yang terbaik adalah dengan kita curhat kepada Tuhan dibandingkan dengan kita mengeluh dengan update status di media sosial, misalnya facebook. Cara tersebut tidak lain adalah berdoa. Menurut saya berdoa merupakan solusi terbaik jika kita sedang bersedih atau gelisah, karena percaya atau tidak setelah kita berdoa kita akan merasa lebih tenang. Terkadang kita menganggap bahwa Tuhan sangat lama menjawab doa kita, sehingga membuat kita tidak percaya bahwa Tuhan mendengarkan doa kita. Kenyataannnya di dunia, secara tidak sadar kita telah menomerduakan Tuhan.Tetapi dibalik semua itu, Tuhan akan menjawab doa kita pada waktunya yang tepat. Namun yang saya kurang sependapat dengan penulis adalah cara berpikir. Penulis berpikiran bahwa setiap seseorang yang galau akan otomatis selalu update status di media sosial. Padahal setiap orang yang punya masalah belum tentu melakukan tindakan tersebut.
Penolakan Wacana 9
Saya tidak setuju dengan penulis yang menyatakan bahwa setelah kita(para mahasiswa) menerapkan tansisi,visi, dan ambisi dalam hidupnya dapat dengan mudahnya men-download toga dengan lancer tanpa koneksi lemot. Menurut saya, transisi dan visi serta ambisi tergantung pada masing-masing individu. Bahkan seseorang yang memiliki ketiga hal tersebut dengan baik belum tentu akan sukses di masa depan. Seseorang akan sukses jika ketiga hal tersebut baik dan disertai dengan usaha dan semangat kerja keras serta yang terpenting adalah dengan restu Tuhan. Bekerja atau berusaha dan berdoa.
Demikian pendapat yang saya sampaikan. mohon maaf jika terjadi kesalahan kata atau kalimat dalam meberikan tanggapan maupun penolakan dalam wacana. Terima kasih.
Nama: Frans Herkady
BalasHapusKelas: XII IPA 3
No: 17
Tanggapan Wacana 3:
Saya setuju dengan inti gagasan wacana 3 yang menceritakan LDR (Long Distance Relationship) . Dalam wacana ini, penulis menekankan masalah yang mungkin dapat ditimbulkan dari LDR, selain itu juga menyertakan keuntungan dari LDR pada akhir wacananya. Menurut saya, penulis sudah cukup baik dalam mendeskripsikan tentang LDR tersebut. Hal ini dapat dilihat pola paragraf sebab-akibat dan pola deduktif yang dibuat oleh penulis, disamping itu paragraf-paragrafnya pun koheren. Pada setiap kasusnya, penulis menambahkan contoh-contoh konkret yang terjadi di kalangan remaja, akibatnya pembaca lebih mengerti tentang masaslah tersebut. Penulis bertujuan untuk mengajak pembaca mengerti dampak dari LDR tersebut. Kekurangan dari wacana ini ialah penggunaan kalimat-kalimat yang gaul/ tidak baku sehingga informasi yang disampaikan oleh penulis hanya dapat diterima oleh orang-orang tertentu. Selain itu menurut saya, judul wacana kurang cocok dengan isi wacana tersebut. Judul ‘LDR itu horor’ berarti hanya menekankan dampak buruk dari suatu LDR, akan tetapi penulis manfaat dari LDR tersebut. Jadi menurut saya itu kurang cocok.
Penolakan pendapat wacana 8:
Saya kurang setuju dengan gagasan inti wacana ini yang menyatakan dewasa merupakan masa rumit, karena setiap masa pada hidup ini memiliki suatu keadaan/ kondisi terburuk yang mungkin terjadi. Dewasa bukan berarti lebih sulit, dewasa merupakan puncak prestasi dari seorang manusia yang memerlukan tanggung jawab yang besar. Selain itu penulis juga menyampaikan masalah hati merupakan masalah paling rumit dalam dewasa ini. Menurut saya, masalah hati tidaklah terlalu rumit seperti yang digambarkan oleh penulis. Penulis menggambarkan sosok Secret Admirer yang merupakan sosok yang tak berani mengungkapkan perasaan/hati. Menurut saya, apabila Anda jatuh hati kepada seseorang, cobalah lakukan hal-hal tulus yang dapat menunjukan bahwa Anda menyukai dirinya. Apabila Anda melakukan ini Si Dia mungkin akan mengerti bahwa Anda mencintai dirinya dengan tulus. Seorang Secret Admirer hanya dapat melihat keadaan di sekeliling orang yang dicintai dan ia takkan pernah memilikinya. Saya juga meragukan objektivitas dari wacana ini, karena sisi emosional dari penulis sangatlah ditekankan pada setiap paragrafnya. Selain itu penyelesaian dari wacana yang dibuat penulis terkesan lamban dan membuat pembaca cukup bosan. Penggunaan kalimat gaul pun sangatlah dominan dalam wacana ini.
Nama : Veren Andreson
BalasHapusKelas : XII P3
No. Absen : 37
Pembukaan :
Dalam tugas Bahasa Indonesia ini, siswa harus dapat menganalisa wacana dan memberikan tanggapan maupun penolakan setiap wacana yang berbeda-beda.
Isi :
Tanggapan Wacana 1 :
Saya setuju dengan tujuan dari pembuatan wacana ini. Yang ingin disampaikan dari wacana tersebut adalah tentang pemuda dengan perubahan-perubahan besarnya. Cara penulis menyampaikan sarannya sangat bagus dan penulis memiliki potensi yang besar untuk membawa perubahan yang lebih baik lagi. Saya sangat setuju dengan wacana diatas, pemuda yang berjuang untuk menegakkan keadilan, baik bagi negara ataupun masyarakat. Mereka berani untuk ikut terlibat dalam perjuangan.Menurut tanggapan saya, seharusnya para pemuda-pemudi dapat mencontoh perjuangan yang dilakukan oleh pemuda zaman dulu untuk melakukan perubahan.
Penolakan Wacana 6:
Saya kurang setuju dengan Wacana 6 dengan judul "Cinta dan Zina". Menurut pendapat saya, cinta tidak boleh dikaitkan dengan zina hati. Karena cinta itu murni, cinta itu tulus, cinta itu tidak berhawa nafsu, cinta itu tidak cemburu, cinta itu tidak pemarah.Cinta yang tulus dan murni tidak pernah membuat pikiran, pandangan, dan perasaan seseorang menjadi berlebihan, apalagi sampai berzina hati.Dan saya juga kurang setuju terhadap kalimat yang menyatakan bahwa "ya, jangan dipikirkan secara berlebihan dan disengaja, kalo emang kepikiran sendiri mah gpp wajar namanya juga orang suka." Karena jika seseorang memiliki cinta yang benar-benar tulus, dia akan tidak pernah memikirkan zina hati.
Penutup :
Baiklah, kiranya hanya ini yang saya sampaikan. Saya mengucapkan mohon maaf sebesar-besarnya jika ada yang kurang berkenan di hati Anda sekalian atas tanggapan dan penolakan pada wacana di atas. Sekian yang dapat saya sampaikan, terima kasih.
Nama : Natasha Kristina Wijaya
BalasHapusKelas : XII IPA 3
No. Absen : 27
Dalam tugas Bahasa Indonesia kali ini,siswa harus mampu menganalisa wacana yang diberikan oleh guru Bahasa Indonesia dalam mencari opini dalam wacana.Selain itu,siswa harus dapat memberi tanggapan dan penolakan terhadap isi wacana tersebut secara kritis dengan memberikan butir ikon yang dijadikan sasaran dan melihat kelemahan pola pikir dan opini penulis dalam memanfaatkan data.
Tanggapan wacana 2 :
Saya setuju dan sependapat dengan wacana 2 yang mengatakan bahwa bahagia tidak selalu mutlak diperoleh hanya karena seseorang memiliki pasangan. Menurut saya, bahagia tidak selalu diukur dengan memiliki seorang kekasih. Bahagia dapat diperoleh dari berbagai cara seperti berkumpul dengan keluarga, pergi dengan teman-teman, dan masih banyak lagi. Selain dengan mencari kekasih, banyak hal yang dapat dilakukan yaitu dengan mengakrabkan diri kepada Tuhan, kumpul dengan teman-teman, mengerjakan tugas, menyiapkan diri ke jenjang berikutnya, dan masih banyak lagi. Menyibukkan diri dengan hal-hal tadi dapat menimbulkan suasana baru dan kita tidak akan terfokus pada status jomblo sehingga kita akan menemukan kebahagiaan tersendiri. Saya kira itu saja tanggapan saya, mohon maaf bila ada salah kata. Terima kasih.
Penolakan wacana 7 :
Saya tidak sependapat dengan wacana 7. Menurut saya, cinta bukanlah sebuah keegoisan. Ketika kita mencintai orang lain, kita harus memikirkan dampaknya pada orang lain. Pada wacana tersebut, ‘aku’ merupakan sosok yang egois. Seharusnya ia tidak membohongi perasaannya, karena hal tersebut bisa melukai orang yang pura-pura dicintainya. Suatu kebohongan yang dibuat akan berlnajut ke kebohongan berikutnya. Sebaiknya ketika kita mempunyai ketertarikan pada orang lain, jangan buat ketertarikan itu sebagai suatu manfaat untuk diri sendiri karena hal itu bisa melukai orang lain. Saya kira itu saja tanggapan saya, mohon maaf atas penolakan pendapat ini dan mohon maaf bila ada salah kata. Terima kasih.
Nama : Aldrich Pauty
BalasHapusKelas : XII IPA 3
No absen : 3
Menurut saya, bahasa yang digunakan penulis tidak efektif dan perlu diperbaiki. Karena dalam wacana 5 yang berjudul “tinggal di Eropa malam minggu kok malah OL mantengin kompasiana, hanya si Anu saja saya rasa” terdapat bahasa-bahasa daerah dan gaul seperti OL, mantengin, konco-koncone, ngetem kayak, ga, pengin, ngademin, aktiv, dll. Padahal seharusnya dalam suatu wacana tidak boleh menggunakan bahasa daerah ataupun gaul tetapi harus memakai bahasa Indonesia yang baik dan benar. Oleh karena itu, sebaiknya kata-kata tersebut dihilangkan atau digantikan.
Sedangkan dalam konteks isi, menurut saya, Herman itu sebenarnya tidak tinggal di Jerman. Ia hanya membohongi teman-temannya karena gengsi supaya dilihat kalau ia itu kaya, keren, dan sebagainya. Secara tidak sadar, ia setiap malam minggu membuka website kompasiana. Padahal kalau dia berada di Jerman, banyak hal yang bisa ia lakukan seperti hang-out, nonton konser musik, nonton pertandingan sepak bola seperti yang dikatakan oleh salah satu temannya itu. Dari sana dapat kita ambil hikmahnya bahwa hidup itu harus apa adanya kita. Jangan suka memaksakan sehingga membohongi diri dan orang lain karena sehebat-hebatnya kita berbohong akan ketahuan juga. Daripada malu ketahuan berbohong, lebih baik jalani saja dengan apa adanya tanpa di lebih-lebihkan sehingga hidup kita bahagia dan tenang.
Penolakan:
Saya menolak opini dari wacana yang berjudul “Kejamnya Aksi Remaja ‘Neo Nazi’”. Saya tidak setuju bahkan menolak dengan adanya pemukulan pada seorang anak berusia 15 tahun bernama Felix oleh Neo Nazi. Belum lagi, wacana ini menceritakan tentang paham nazi yang didalamnya disebutkan bahwa Ras lain selain bangsa Jerman adalah ‘haram’ hukumnya bagi mereka. Menurut saya, paham tersebut sangatlah rasisme dan bagaimanapun caranya itu adalah perbuatan dosa. itu dikarenakan kita menindas hak orang lain. Seharusnya, kita bisa menerima adanya perbedaan tanpa harus adanya diskriminasi antar ras seperti itu. Bagaimana kita bisa berkembang bila sikap rasisme terus ditanamkan dalam diri kita? Dalam ajaran agama pun disebutkan bahwa Tuhan menciptakan kita itu sama tanpa adanya perbedaan. Tuhan memerintahkan kepada kita untuk saling menghargai dan bekerja sama antar umat manusia. Oleh karena itu, saya menolak opini dari wacana 10 karena dalam bersosialisasi antar ras tak boleh dibeda-bedakan.
Shella K. XIIIPA3 (33)
BalasHapusWacana tersebut menjelaskan mengenai perubahan dan peran kaum muda dalam perubahan tersebut. Ada beberapa tanggapan yang ingin saya sampaikan mengenai wacana tersebut, yang pertama saya sangat setuju dengan gagasan yang disampaikan di wacana tersebut, bahwa kaum muda sebaiknya menjadi bagian dari perubahan. kaum muda memiliki inisiatif dan semangat yang tinggi. Hal tersebut memicu mereka untuk melakukan perubahan terhadap hal negatif seperti yang telah disebutkan dalam wacana, ada beberapa tokoh muda yang mengambil bagian dari pembaruan, seperti Muhammad Al Fatih, Chairul Saleh, dll. Sebelum tokoh-tokoh tersebut ada juga tokoh muda lain yang menjadi bagian dari perubahan, yaitu Braile. Braile adalah orang yang menemukan huruf Braile pada saat berumur 15 tahun. Penemuannya tersebut sangat membantu orang-orang tunanetra sehingga mereka bisa membaca buku. Karenanya, sesuai dengan contoh tersebut dan isi wancana, para kaum muda hendaknya berusaha untuk melaksanakan perubahan terhadap hal hal negatif yang masih ada. Saya juga ingin menanggapi struktur wacana yang ada. Menurut saya, struktur wacana tersebut sudah baik, karena menyertakan contoh dan persoalan yang diangkat. Demikian yang dapat saya sampaikan mengenai wacana 1.
Pada wacana ke 6 ini, saya tidak setuju tentang apa yang di sampaikan dalam wacana ini. Menurut saya, sebagai manusia yang memiliki pikiran dan perasaan, kita diberikan kemampuan berpikir mengenai perasaan yang kita alami. Pada wacana ini, penulis memikirkan seorang wanita karena memiliki perasaan terhadapnya sehingga dalam kehidupan nyata pun itu adalah hal yang wajar. Asalkan pikiran terserbut tidak melenceng dari norma, tidak bisa disebut sebagai zina hati sebagimana yang dikatakan teman si penulis. Menurut saya, apa yang dikatakan teman si penulis tersebut seakan-akan menyuruh si penulis untuk tidak boleh melihat karena takut penulis berpikiran "aneh". Hal tersebut juga seperti teman si penulis meragukan iman penulis dan penulis juga dibuat ragu oleh temannya. Padahal jika penulis memiliki pikiran "baik" dan tidak berniat berpikiran "aneh", ia tidak akan termasuk dalam orang yang berzinah hati.
Demikian yang dapat saya tanggapi mengenai wacana 6.
Nama : Marietta Epifani Angkasari
BalasHapusKelas : XII IPA 3
No Absen : 24
Wacana 3
• Penulis berpendapat bahwa hubungan LDR (Long Distance Relationship) kemungkinan besar akan gagal dengan daripada akan berhasil
• Lebih banyak faktor yang dapat membuat LDR gagal daripada berhasil
• Dua faktor penting yang dapat membuat LDR berhasil adalah kepercayaan dan kesetiaan
Tanggapan :
Kata-kata horror tidak cocok digunakan untuk menggambarkan hubungan LDR yang gagal karena tidak semua orang yang menjalani hubungan LDR akan berakhir buruk. Adanya yang berakhir dengan baik-baik bahkan dapat dilanjutkan terus seperti yang dikatakan oleh penulis. Masalah-masalah yang diungkapkan oleh penulis dalam pasangan LDR merupakan masalah yang relatif yang tidak pasti terjadi pada semua orang. Terlebih lagi masalah tersebut lebih menjurus kepada sifat manusia daripada hubungan LDR itu sendiri.
Penolakan :
Saya tidak setuju dengan masalah-masalah yang dialami pasangan jarak jauh diungkapkan oleh penulis. Masalah tersebut tidak relevan dengan hubungan LDR. Opini penulis tentang LDR sangat dangkal dan tidak memperhatikan banyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi sebuah hubungan ataupun hubungan jarak jauh.
Wacana 8
• Menjadi dewasa itu lebih sulit daripada menjadi anak kecil
• Move on itu adalah suatu hal yang cukup sulit untuk dilakukan
• Guru terbaik untuk move on adalah kenyataan
Tanggapan :
Menjadi dewasa memang lebih sulit daripada menjadi anak kecil namun kenikmatan menjadi dewasa ataupun menjadi anak kecil tidak hanya dilihat dari beban yang ditanggung saja. Pengetahuan, pengalaman, dan lain-lainnya juga menjadi hal-hal yang harus diperhitungkan ketika membandingkan kenikmatan menjadi dewasa atau menjadi anak kecil. Cinta adalah persoalan mencintai dan dicintai sehingga memang perlu suatu ungkapan perasaan sebagai salah satu bentuk rasa sayang. Menjadi secret admirer bukanlah cinta melainkan mengagumi seseorang.
Penolakan :
Menjadi secret admirer tidak hanya seperti yang dikatakan penulis. Berhubungan baik seperti adik kakak, saling menjaga satu sama lain, tentunya juga sambil menjaga perasaan sendiri agar tidak terungkap juga salah satu cara menjadi secret admirer sehingga tidak banyak perasaan yang dipendam terus menerus. Kerumitan menjadi dewasa sebanding dengan pengetahuan yang didapat ketika menjadi dewasa, apabila logika dan perasaan dapat digunakan dengan baik maka menjadi dewasa tidak akan sesulit yang penulis bicarakan.
Nama: Cynthia Victoria
BalasHapusKelas: XII IPA 3
No: 09
Dalam pembelajaran “Memberikan Tanggapan dan Penolakan Pendapat” pada pelajaran Bahasa Indonesia, siswa-siswi dituntut untuk dapat mengungkapkan pendapat, memberi tanggapan, maupun kritik dengan struktur-komposisi, isi-gagasan inti, dan dengan kode etik bahasa yang baik. Oleh karena itu, dalam rangka memenuhi tugas yang telah diberikan, saya akan mencoba menganalisa wacana yang telah disediakan, dan mencoba menanggapi maupun memberi kritik atas wacana tersebut dengan melihat kelemahan dan kelebihan pola pikir penulis sesuai dengan pandangan saya.
Tanggapan pada wacana 4 (Move-on itu Nggak Susah Kok!) :
Saya setuju dengan pendapat penulis, bahwa “move on itu nggak susah kok”. Move on akan sangat mudah apabila didasari dengan niat dan tekad yang kuat. Hal itu sudah dibuktikan dengan pengalaman pribadi penulis. Walaupun melewati masa-masa sulit, penulis tetap berusaha dan memperkuat tekadnya sampai akhirnya berhasil move on. Saya juga setuju bahwa galau dan mengeluh hanya membuat hidup kita terasa lebih menyedihkan, dan menyakitkan. Suasana menjadi lebih suram dan kita selalu merasa sedih dengan memikirkan masa lalu. Hal itu dapat menghambat kemajuan diri kita, dalam prestasi, maupun hal lainnya. Karena, waktu yang seharusnya dapat kita gunakan untuk belajar, berkumpul bersama teman-teman, atau kegiatan positif lainnya, malah digunakan untuk mengurung diri sendiri, menjauh dari orang lain, dan fokus pada kesedihan yang berlarut-larut. Hal itu sangat menghambat pribadi kita untuk maju dan berkembang. Apalagi bila kegalauan atau kegelisahan itu disertai dengan mengumbar perasaan dalam bentuk kata-kata yang dipamerkan di status facebook, twitter, maupun bbm. Hal itu dapat memalukan diri kita sendiri, semua orang dapat melihat apa yang kita pikirkan, dan rasakan. Dan semua itu dapat mengubah pandangan orang lain terhadap kita. Kita dapat dinilai sebagai orang yang mudah mengeluh dan tidak dapat mengontrol emosi. Itu menjatuhkan harga diri kita sendiri. Orang lain yang melihat hal itu juga akan risih dan kesal apabila kita terus menerus melakukannya. Jadi, selain buruk untuk orang lain yang membaca, galau juga buruk untuk kita sendiri. Kita lebih baik mengikuti cara-cara yang telah penulis paparkan untuk move on dari kegalauan, dan menjadi pribadi yang lebih baik.
Nama: Cynthia Victoria
BalasHapusKelas: XII IPA 3
No: 09
Tanggapan wacana 9 (Antara Transisi, Visi, dan Ambisi) :
Pendapat penulis sudah baik. Namun saya kurang setuju dengan pendapat penulis bahwa untuk anak SMA, belum mendapatkan visi bukanlah hal fatal, dan tak ada kata terlambat untuk sebuah visi. Menurut saya, visi sudah harus disiapkan dan ditetapkan sejak kita masih duduk di bangku sekolah. Kita harus mengetahui visi kita terlebih dahulu, baru menentukan langkah yang kita ambil. Bagaimana kita akan melakukan sesuatu dengan senang hati dan dengan baik bila kita belum tahu visinya? Sama saja dengan bersekolah. Kita harus menetapkan tujuan kita terlebih dahulu, baru dapat mengejar tujuan kita dengan sebaik-baiknya. Dan menurut saya, menetapkan visi tidak boleh terlambat. Jika kita belum menetapkan visi kita, dan hanya mengikuti alur, jika kita salah mengambil jalan atau langkah, maka kita akan menyesal. Seperti contoh yang diberikan penulis, temannya yang pindah ke jurusan yang ia senangi, mungkin memang pada akhirmya dia bisa mendapatkan apa yang ia mau, namun ia sudah rugi, ia membuang-buang waktu selama dia berada di jurusan yang tidak ia minati. Jika ia bisa menetapkan visinya lebih awal, ia bisa lulus lebih cepat, dan meraih kesuksesan dengan cepat. Jadi menurut saya, visi merupakan sesuatu yang sangat penting, visi harus ditetapkan sejak awal agar kita dapat menentukan langkah selanjutnya yang akan kita ambil. Saya juga kurang setuju dengan pendapat penulis bahwa kita bertransisi dulu baru menentukan visi. Seperti yang tadi telah saya paparkan, menurut saya, akan lebih baik hasilnya apabila kita menentukan visi terlebih dahulu, sehingga dapat mengambil langkah dengan tepat, dan proses transisi juga akan berlangsung sukses dan memuaskan, sehingga tidak akan ada penyesalan-penyesalan di kemudian hari. Sekian pendapat saya mengenai wacana tersebut, saya hanya mengungkapkan pandangan saya, maaf jika ada kata-kata yang salah atau kurang berkenan di hati. Terima kasih.
Pebe Peresia/ XII IPA 3 /29
BalasHapussiswa menganalisis wacana tersebut dari segi penalaran wacana atau si penulis dan menentukan opini-opini utama penulis tentang topik yang dibahas, lalu memberi tanggapan atas opini wacana melalui penulisnya secara kritis dengan memberikan butir-butir ikon yang dijadikan sasaran dan penolakan gagasan wacana atau penulis dengan melihat kelemahan pola pikir dan opini penulis dalam memanfaatkan data Wacana 2 Dalam wacana dua yang berjudul “Gue Jomblo, Masbuloh?”, penulis menulis bahwa jomblo itu tidak selalu sendiri. Penulis juga bukan hanya mendeskripsikan tentang jomblo, tetapi menjelaskan juga tentang bagaimana cara untuk mengisi waktu sehingga jomblo dapat menerapkannya dalam kehidupan. Ada empat point yang disampaikan penulis, yaitu mengakrabkan diri dengan Tuhan; kumpul bersama sahabat, teman, dan saudara; mengerjakan pekerjaan rumah dan tugas; dan menyiapkan hal-hal lain, seperti karir, sekolah, dan mental. Mengakrabkan diri dengan Tuhan adalah hal pertama dan yang paling penting untuk dilakukan. Tanggapan wacana 2 Saya setuju dengan opini penulis dalam wacana kedua ini, bahwa jomblo itu tidak selalu sendiri. Jomblo mempunyai orang-orang disekitarnya yang menemani, seperti keluarga dan yang lainnya. Mengakrabkan diri dengan Tuhan adalah hal yang pertama dan paling penting, karena Tuhanlah yang seharusnya menjadi segalanya dalam hidup ini. Sahabat, teman, dan saudara adalah orang-orang penting dalam hidup ini. Mereka adalah sarana kita bersosialisasi, karena kehidupanpun tidak dapat bergulir tanpa kehadiran mereka. Semua manusia memerlukan kehadiran orang lain, karena memang manusia adalah homo homini socius. Manusia diberi tanggungjawab untuk menyelesaikan tugas-tugasnya, termasuk pekerjaan rumah sertas tugas yang lain. Pekerjaan rumah harus diselesaikan sebaik mungkin, karena hal itu membuat siswa mengerti pelajaran. Dengan hal mengerjakannya, berarti siswa sedang menyiapkan sekolahnya dengan benar. Sekolah adalah hal yang penting untuk dipersiakan dengan baik, karena dengan sekolah kita nantinya bisa mendapat pekeraan yang baik sehingga kita menjadi orang yang berguna bagi sesama. Mentalpun harus dipersiakan dengan benar, karena mental adalah dasar untuk membentuk kepribadian seseorang. Jika mentalnya tidak benar, maka akan salah dalam memilih pasangan, tetapi dengan mental yang benar, seseorang dapat lebih mengerti apa arti sebuah hubungan. Maka, saya menyetujui apa yang ditulis oleh penulis. wacana 7 Penulis menulis tentang kisahnya dengan seorang laki-laki yang menjadi seorang yang berharga di matanya dalam wacana tujuh yang berjudul “Maaf... Aku Pura-Pura Mencintaimu”. Reyhan adalah namanya. Lewat dunia maya, penulis berkenalan dan dekat padanya. Sampai akhirnya, Reyhan menyatakan perasaannya dan penulis yang sudah mempunyai pasangan menerimanya dengan alasan bahwa dia tidak mau kehilangan teman diskusinya. Kebohongan penulis terbongkar dan Reyhan perlu untuk selamanya dari kehidupan penulis. penolakan wacana 7 Saya kurang sependapat dengan apa yang dilakukan penulis. Menurut saya, kesalahan terjad dari awal, karena penulis tidak memberitahu statusnya, bahwa dia telah memiliki hubungan dengan seseorang. Dekat dengan seseorang selain pasangan, itu diperbolehkan. Tetapi jika sudah lewat batas, hal itu tidak diperbolehkan lagi, karena itu akan menjadi sebuah perselingkuhan. Maka, seharusnya penulis tidak boleh menerima Reyhan setelah dia menyatakan perasaannya. Saat penulis menyatakan bahwa penulis tidak mau kehilangan Reyhan karena tidak mau kehilangan teman diskusi, hal itu sangat tidak adil. Dalam hal ini, penulis memilih egonya sendiri dibanding dengan perasaan orang lain. Bagi penulis, penulis mendapat sesuatu yang penulis ingin sedangkan Reyhan mendapat suatu kebohongan. Lagipula, jika penulis sudah memiliki pasangan, seharusnya penulis tidak lagi mencari teman diskusi. Itulah hal, mengapa saya menolak apa yang dilakukan oleh penulis.
Dari segi bahasa, wacana 3 tidak memenuhi Ejaan Yang Disempurkan. Contohnya kata-kata seperti “Nih”, “banget”, “pampir”, “hiperikangenia”, dll, tidak ada didalam EYD maupun PUPI (Pembentukan Umum Pembentukan Istilah).selain itu banyak gabungan kata yang aneh dan cenderung tidak jelas maknanya. Contohnya adalah “jurus jaman megalitikum.”. Saya sendiri tidak mengerti apa maksud gabungan kata “jurus jaman megalitikum” ini.
BalasHapusMenurut saya pada wacana 3 yang berjudul “LDR Itu Horor”, banyak pendapat yang saya tolak daripada opini yang saya dukung. Pada paragraf pertama terdapat kalimat “Makna rusak disini tuh ngggak hanya putus ya, tapi bisa jadi musuh bebuyutan.”. Kalimat ini menunjukkan kesalahan nalar si penulis yaitu kesalahan hubungan kausal. Belum tentu pasangan yang hubungannya putus akan menjadi musuh bebuyutan. Selain itu pada paragraf pertama, tidak dilengkapi dengan data-data yang akurat dari seseorang yang ahli dibidang tersebut maupun data-data penelitian. Hal ini menyebabkan pendapat si penulis belum pasti dan tidak bisa dipertanggung jawabkan. Pada paragraf kedua juga tidak disertakan bukti-bukti dan data-data akurat yang mendukung pendapat si penulis. Si penulis juga menyatakan pendapat dengan dorongan emosi. Mungkin si penulis terpengaruh kepada suatu film percintaanan dan menerapkan masalah cinta di film tersebut sebagai opininya. Contohnya terdapat dalam kalimat “ Temen curhat pacar berlainan jenis (maksudnya cewek cowok ya bukan iluman atau pampir kayak film twilight).”. Namun terdapat kalimat penulis yang sesuai dengan fakta. Ada baiknya penulis menuliskan sumber data-data yang akurat dari suatu lembaga. Menurut suatu lembaga riset yang khusus meneliti LDR yaitu The FORMER Center for the Study of Long Distance Relationships dalam http://www.longdistancerelationships.net/faqs.htm#Do_you_think_distance_increases_certain_problems_such_as_jealousy_misunderstandings_etc masalah yang dihadapi pasangan LDR adalah perselingkuhan dan salah pengertian antar masing-masing pasangan. Namun di wacana tersebut tidak disebutkan kesalah pahman masing-masing pasangan sebagai masalah yang dialami pasangan jarak jauh. Pada paragraf ke-3, terdapat kesalahan pola penalaran pada si penulis. Belum tentu seseorang yang kasihan terhadap teman curhatnya menjadikan orang tersebut sebagai pacar gelpanya. Pendapat ini juga tidak didukung dengan data-data yang akurat, sehingga pendapat si penulis tidak dapat dipastikan benar. Selain itu pada paragraf ke-3 terdapat kesalahan nalar si penulis. Penulis tidak mengerti persoalan karena terdapat kata “stok” yang tidak jelas ditujukan untuk apa ataupun siapa. Opini penulis juga belum bisa dikatakan benar karena tidak menyertakan bukti akurat, dilema dan juga terjadi kesalahan pola penalaran yaitu kesalahan hubungan kausal. Pada kalimat “ Tapi ada tapinya lagi nih hubungan akan baik-baik saja kalau dibumbui dengan kepercayaan dan kesetiaan ditambah lagi dengan hiperkangenia alias rasa kangen yang peka banget, wah pasti akan indah saat ketemuannya” terjadi kesalahan hubungan kausalitas dan dilema. Kesalahan hubungan kausalitas karena belum tentu hubungan akan baik-baik saja kalau dibumbui dengan kepercayaan dan kesetiaan ditambah lagi dengan hiperkangenia alias rasa kangen yang peka banget. Kalimat tersebut sangat bersifat subyektif. Kesalahan dilema karena saya menangkap opini penulis dalam kalimat tersebut yaitu jika hubungan yang dibumbui dengan kepercayaan dan kesetiaan ditambah lagi dengan hiperkangenia alias rasa kangen yang peka banget pasti akan baik-baik saja dan saat bertemu pasti indah. Di kalimat ini seolah-olah tidak ada kejadian lain yang akan terjadi selain hubungan akan menjadi indah dan pertemuan pasangan tersebut akan indah.
Nama : Rizka Tania Sari
BalasHapusKelas : XII IPA
No Absen : 32
Pembukaan :
Dalam tugas Bahasa Indonesia ini siswa harus menganalisis wacana yang telah diberikan oleh guru Bahas Indonesia, selain itu siswa juga harus mampu memberikan tanggapan baik itu berupa penerimaan dan penolakan terhadap isi wacana sesuai dengan kaidah, teori dan kode etika untuk menanggapi wacana tersebut.
Isi :
Pemetaan Gagasan inti
1. Wacana 2
• Jomblo sering diasumsikan dengan orang yang sedang menyendiri atau dapat dikatakan tanpa pasangan.
• Jomblo bukan berarti hidupnya sendiri melainkan banyak kegiatan lain yang dapat dilakukannya untuk mengisi hidupnya.
• Melakukan kesibukan dalam segala kegiatan merupakan hal yang sangat tepat untuk mengisi kekosongan hati yang dialami.
• Menyiapakan hal kedepan untuk kehidupan bersama pasangan adalah salah satu tujuan utama kebanyakan para orang menjomblo.
2. Wacana 7
• Jalinan persahabatan dan silahturahmi tidak hanya diperoleh dengan bertemu langsung tetapi dapat dilakuakan dengan penggunaan media sosial atau media komunikasi lainya.
• Komunikasi yang dijalani dapat menciptakan persahabatan dan hubungan spesial dari proses interaksi tersebut.
• Segala sesuatu yang diawali dari kebohongan yang dilakukan maka hasil akhir yang akan diperoleh pasti tidak sesuai yang diharapkan bahkan dapat menimbulkan suatu perselisihan. ( berhubungan dengan kisah cinta dalam cerita)
Analisa Cara Berpikir
1. Wacana 2
Dalam wacana 2 ini cara berpikir penulis menerapkan pada asas berpikir yaitu asas kontradiktoris. Hal ini demikian karena penulis menyampaikan bahwa setiap pandangan yang diambil harus berdasarkan sudut pandang masing- masing orang sehingga orang tersebut dapat menetukan sendiri apakah gagasan tersebut benar atau salah dan tergantung dari sudut pandang masing- masing orang. Serta penulis memaparkan wacananya seperti pernah mengalami dan berpengalaman akan kejadian tersebut.
2. Wacana 7
Dalam wacana 7 asas berpikir yang disampaikan penulis berupa asas kausalitas,dan asas kemungkinan ketiga. Penulis menyampaiakan bahwa gagasan yang ia sampaikan menunjukan bahwa setiap permasalah mempunyai rangkaian sebab dan akibat untuk penyelesaian , serta jika ada suatu keputusan yang bertentangan maka harus dengan tegas untuk menentukan satu kemungkinan yang benar .
Tanggapan Wacana 2
Saya sangat sependapat dengan penulis bahwa tidak semua jomblo itu selalu sendiri. Karena menurut saya jomblonya seseorang bukan karena adanya masalah pada diri seseorang tersebut untuk tidak memiliki pasangan ,melainkan karena ada sesuatu yang ingin dipersiapkannya untuk mempersiapakan berbagai macam hal sebelum ia menjadi utuh bersama pasangannya. Saya juga sangat setuju bahwa banyak kegiatan yang dapat dilakuakan jomblo untuk meramaikan hari- harinya dan tak kalah sibuk dengan orang yang berpasangan. Oleh karena itu saya sangat sependapat dengan penulis.
Tangapan Wacana 7
Saya tidak sependapat dengan pola pemikiran penulis dikarenakan sebaiknya kitak tidak berbohong akan perasaan kita terhadap orang lain dan sebaiknya kita tidak hanya mementingkan kepentinggan untuk diri kita sendiri. Karena tidak semua yang kita lakuakan baik atau buruk memperoleh hasil yang baik dan dapat diterima oleh orang lain dan sebaiknya kita bersikap jujur kepada orang dari awal walaupun orang lain tidak dapat menerima keputusan tersebut. Oleh karena itu saya tidak sependapat dengan penulis.
Penutup :
Demikian tanggapan yang dapat saya berikan atas wacana yang telah diberikan baik itu berupa penolakan dan penerimaan atas gagasan pikiran yang diunggkapkan penulis, dan saya mohon maaf jika ada salah- salah kata dalam menanggapi wacana tersebut, terima kasih.
Nama : Rizka Tania Sari
BalasHapusKelas : XII IPA 3
No Absen : 32
Pembukaan :
Dalam tugas Bahasa Indonesia ini siswa harus menganalisis wacana yang telah diberikan oleh guru Bahas Indonesia, selain itu siswa juga harus mampu memberikan tanggapan baik itu berupa penerimaan dan penolakan terhadap isi wacana sesuai dengan kaidah, teori dan kode etika untuk menanggapi wacana tersebut.
Isi :
Pemetaan Gagasan inti
1. Wacana 2
- Jomblo sering diasumsikan dengan orang yang sedang menyendiri atau dapat dikatakan tanpa pasangan.
- Jomblo bukan berarti hidupnya sendiri melainkan banyak kegiatan lain yang dapat dilakukannya untuk mengisi hidupnya.
- Melakukan kesibukan dalam segala kegiatan merupakan hal yang sangat tepat untuk mengisi kekosongan hati yang dialami.
- Menyiapakan hal kedepan untuk kehidupan bersama pasangan adalah salah satu tujuan utama kebanyakan para orang menjomblo.
2. Wacana 7
- Jalinan persahabatan dan silahturahmi tidak hanya diperoleh dengan bertemu langsung tetapi dapat dilakuakan dengan penggunaan media sosial atau media komunikasi lainya.
- Komunikasi yang dijalani dapat menciptakan persahabatan dan hubungan spesial dari proses interaksi tersebut.
- Segala sesuatu yang diawali dari kebohongan yang dilakukan maka hasil akhir yang akan diperoleh pasti tidak sesuai yang diharapkan bahkan dapat menimbulkan suatu perselisihan. ( berhubungan dengan kisah cinta dalam cerita)
Analisa Cara Berpikir
1. Wacana 2
Dalam wacana 2 ini cara berpikir penulis menerapkan pada asas berpikir yaitu asas kontradiktoris. Hal ini demikian karena penulis menyampaikan bahwa setiap pandangan yang diambil harus berdasarkan sudut pandang masing- masing orang sehingga orang tersebut dapat menetukan sendiri apakah gagasan tersebut benar atau salah dan tergantung dari sudut pandang masing- masing orang. Serta penulis memaparkan wacananya seperti pernah mengalami dan berpengalaman akan kejadian tersebut.
2. Wacana 7
Dalam wacana 7 asas berpikir yang disampaikan penulis berupa asas kausalitas,dan asas kemungkinan ketiga. Penulis menyampaiakan bahwa gagasan yang ia sampaikan menunjukan bahwa setiap permasalah mempunyai rangkaian sebab dan akibat untuk penyelesaian , serta jika ada suatu keputusan yang bertentangan maka harus dengan tegas untuk menentukan satu kemungkinan yang benar .
Tanggapan Wacana 2
Saya sangat sependapat dengan penulis bahwa tidak semua jomblo itu selalu sendiri. Karena menurut saya jomblonya seseorang bukan karena adanya masalah pada diri seseorang tersebut untuk tidak memiliki pasangan ,melainkan karena ada sesuatu yang ingin dipersiapkannya untuk mempersiapakan berbagai macam hal sebelum ia menjadi utuh bersama pasangannya. Saya juga sangat setuju bahwa banyak kegiatan yang dapat dilakuakan jomblo untuk meramaikan hari- harinya dan tak kalah sibuk dengan orang yang berpasangan. Oleh karena itu saya sangat sependapat dengan penulis.
Tangapan Wacana 7
Saya tidak sependapat dengan pola pemikiran penulis dikarenakan sebaiknya kitak tidak berbohong akan perasaan kita terhadap orang lain dan sebaiknya kita tidak hanya mementingkan kepentinggan untuk diri kita sendiri. Karena tidak semua yang kita lakuakan baik atau buruk memperoleh hasil yang baik dan dapat diterima oleh orang lain dan sebaiknya kita bersikap jujur kepada orang dari awal walaupun orang lain tidak dapat menerima keputusan tersebut. Oleh karena itu saya tidak sependapat dengan penulis.
Penutup :
Demikian tanggapan yang dapat saya berikan atas wacana yang telah diberikan baik itu berupa penolakan dan penerimaan atas gagasan pikiran yang diunggkapkan penulis, dan saya mohon maaf jika ada salah- salah kata dalam menanggapi wacana tersebut, terima kasih
Nama: Vika Yulian
BalasHapusKelas: XII IPA 3
No: 38
1. Pemetaan
a. Wacana 1
1. Pemuda dengan perubahan-perubahan besarnya.
2. Banyak sekali tokoh muda yang telah membawa perubahan-perubahan di setiap perjuangannya.
b. Wacana 2
1. Penulis mengagumi seorang wanita muda yang sangat luar biasa, berkepribadian menarik, cerdas, aktif, tenang, ramah dan cantik.
2. Zina hati adalah pikiran dan perasaan yang berlebihan kepada orang yang disukai.
3. Agama islam adalah agama yang mengenalkan cinta kepada sesame termasuk lawan jenis.
Vika Yulian / XII IPA 3 / 38
BalasHapus4. Analisis cara berpikir
a. Wacana 1
Pada wacana 1 digunakan pola penalaran deduktif, yaitu pola penalaran yang berdasar dari pernyataan yang bersifat umum kemudian mengkhusus. Tipe penalaran seperti ini bermula dari suatu peryataan yang berlaku untuk semua anggota populasi dari suatu komunitas. Berdasarkan hal ini ditariklah kesimpulan mengenai salah satu atau beberapa individu anggota komunitas itu, seperti Muhammad Al Fatih, Dr. Sutomo, dll. Asas yang digunakan dalam wacana ini adalah asas identitas. Asas ini merupakan suatu kaidah berpikir dari suatu konsep yang menunjuk sifat khas atau pokok realitas, konsep, atau masalah. Hal tersebut mempunyai hakikat yang khas: memiliki sifat, referensi, dan identitas tertentu. Konsekuensi logisnya, kesimpulan yang ditarik harus diakui. Namun pada beberapa paragraf terdapat kesalahan penalaran yang menyebabkan kesimpulan yang diambil salah sehingga melawan asas ini. Salah satu salah penalaran dalam wacana ini adalah ‘… bagaimana perjuangan luhur pemuda dalam memperkenalkan konsep persatuan bangsa.’ Menurut saya penarikan kesimpulan dari kalimat tersebut salah karena premis yang digunakan terlalu luas, contoh:
PM : Pemuda berbudi luhur karena memperkenalkan
konsep persatuan bangsa.
Pm : Amir adalah pemuda.
Kesimpulan : Amir berbudi luhur.
Kalimat ‘… bagaimana perjuangan luhur pemuda dalam memperkenalkan konsep persatuan bangsa.’ dapat dianalogikan seperti contoh diatas. Kalimat diatas jelas salah karena premis mayornya terlalu luas sehingga kesimpulan yang ditarik tidak sah dan tidak dapat diakui, sebaiknya lebih dipersempit lagi menjadi ‘pemuda yang berjuang merebut kemerdekaan’. Sedangkan kalimat yang sesuai dengan asas identitas adalah ‘…pemuda bernama Muhammad Al Fatih. Yang dapat menaklukan konstatinopel di umur yang ke 23.’ Kalimat tersebut benar dan sesuai dengan asas identitas karena menurut fakta, pemuda bernama Muhammad Al Fatih memang dapat menaklukan konstatinopel saat berumur 23 tahun. Selain itu, kalimat ‘… bagaimana perjuangan luhur pemuda dalam memperkenalkan konsep persatuan bangsa.’ juga termasuk kedalam asas kontradiktoris. Asas ini menunjukan isi dan luas pengertian yang berbeda dari realitas, konsep, atau masalah yang sama. Perbedaan isi dan luas pengertian suatu konsep disebabkan oleh perbedaan cara pendekatan dan sudut pandang. Oleh sebab itu, perlu disikapi secara objektif masalah tersebut sehingga jelas yang benar dan yang salah. Penulis juga menggunakan asas kausalitas dalam wacana ini. Asas ini mendasarkan diri pada konsep bahwa setiap realitas, pengertian, maupun masalah selalu memunyai rangkaian penyebab atau argumentasi keberadaannya. Dalam wacana ini dengan jelas dipaparkan bahwa perubahan-perubahan besar seperti di Indonesia merupakan hasil kerja keras dengan semangat nasionalisme dan pemikiran-pemikiran besar.
Vika Yulian / XII IPA 3 / 38
BalasHapusLanjutan
b. Wacana 2
Pada wacana 2 menentang asas berpikir seperti asas identitas dan asas kemungkinan ketiga. Wacana ini menentang asas identitas karena kesimpulan yang ditarik tidak dapat diakui seperti ‘agama saya islam, agama yang mengenalkan cinta kepada sesama termasuk lawan jenis.’. Kalimat tersebut tidak dapat diterima begitu saja karena pola penalarannya yang salah. Kalimat itu menunjukkan bahwa hanya agama islam dari sekian banyak agama di dunia ini yang mengajarkan cinta, padahal pada kenyataannya agama-agama lain juga mengajarkan cinta kepada sesama seperti agama Katolik, Buddha, dll. Kesalahan lainnya adalah asumsi penulis yang menyatakan bahwa dia sedang jatuh cinta pada wanita yang luar biasa, berkepribadian menarik, tampak cerdas, aktif, dll. Perasaan yang dirasakan penulis belum tentu merupakan cinta karena hal yang membuatnya memikirkan wanita tersebut adalah kepribadiannya, kecantikannya, dll padahal untuk mencintai seseorang, kita tak pernah tahu apa alasan untuk mencintainya, seperti yang dikutip dari Damayanthi (http://finadamayanthi.wordpress.com/2013/03/10/beda-tipis-cinta-dan-kagum/, diakses pada 27 September 2013). Kagum dan cinta mempunyai perbedaan yang sangat tipis. Selain itu, wacana ini juga melanggar asas kemungkinan ketiga. Keputusan atau kesimpulan yang benar bukan semata didasarkan oleh sikap kompromis, artinya ada keputusan atau kesimpulan yangs saling bertentangan. Kita harus tegas, hanya satu yang mungkin benar. Namun dalam wacana ini tidak demikian. Dipaparkan bahwa pemendaman perasaan tidak baik karena dapat menjadi zina hati, namun sebagai seorang muslim, sang penulis menjalankan ajaran agamanya yang mengajarkan untuk mencintai lawan jenisnya dengan cara diam. Jika dianalogikan, kedua kondisi tersebut saling bertentangan dan penulis tidak dapat tegas karena diantara perasaan takut melakukan zina hati, penulis tetap pada keyakinannya untuk memendam perasaannya sampai dia mampu untuk melamar wanita tersebut.
5. Tanggapan untuk wacana 1
a. Struktur
1. Paragraf pembuka
Paragraf pembuka merupakan bagian dari sebuah wacana atau karangan yang paling pertama kita temui. Oleh karena itu, sebaiknya paragraf pembuka disusun secara menarik agar memunculkan rasa ingin tahu kepada para pembaca.. Rumusan paragraf pembuka yang baik akan menjadi pedoman untuk pengembangan karangan menuju tingkat selanjutnya. Paragraf yang pendek jauh lebih baik, karena paragraf yang panjang hanya akan meimbulkan kebosanan pembaca.
Pada paragraf ini, informasi yang dipaparkan masih bersifat umum. Hal itu dapat memunculkan rasa penasaran dan rasa ingin tahu terhadap informasi khusus yang dipaparkan pada paragraf isi. Selain itu, penulis sebaiknya memunculkan sesuatu yang ada padahal seharusnya tidak ada dan sebaliknya juga dapat memunculkan rasa penasaran tentang apa yang sebenarnya tengah terjadi dalam cerita ini. Kekurangan paragraf ini adalah tidak adanya 1 kata ‘gila’ atau kata kunci yang dapat memunculkan rasa penasaran seseorang. Selain itu disini terdapat kata-kata yang keliru dalam bahasa. Kelebihan paragraf ini adalah tidak terlalu panjang sehingga tidak membuat pembaca merasa bosan terlebih dahulu. Pada paragraf ini digunakan jenis paragraf deduktif, dengan gagasan utama yang terletak di awal paragraf.
Vika Yulian / XII IPA 3 / 38
BalasHapus2. Paragraf Isi
Paragraf isi merupakan suatu ide pokok beserta pengembangannya dalam sebuah wacana atau karangan. Oleh karena itu, paragraf isi merupakan bagian yang esensial dalam suatu wacana atau karangan. Maksudnya adalah paragraf isi menjelaskan dengan cara menguraikan bagian-bagian ide pokok tersebut. Dalam menjelaskannya harus disusun dengan berurutan dan sesuai dengan asas-asas penalaran yang masuk akal atau logis.
Di setiap uraian pada paragraf ini mengandung persetujuan pendapat, maka beberapa paragraf disiapkan sebagai dasar atau landasan untuk kemudian melangkah kepada paragraf-paragraf yang menekankan pendapat pengarang. Sementara itu terdapat beberapa kesalahan nalar pada paragraf ini, seperti keliru dalam bahasa dan bertentangan dengan asas identitas dan asas kemungkinan ketiga.
Pada wacana 1 digunakan pola penalaran deduktif, yaitu pola penalaran yang berdasar dari pernyataan yang bersifat umum kemudian mengkhusus. Tipe penalaran seperti ini bermula dari suatu peryataan yang berlaku untuk semua anggota populasi dari suatu komunitas. Berdasarkan hal ini ditariklah kesimpulan mengenai salah satu atau beberapa individu anggota komunitas itu, seperti Muhammad Al Fatih, Dr. Sutomo, dll. Asas yang digunakan dalam wacana ini adalah asas identitas. Asas ini merupakan suatu kaidah berpikir dari suatu konsep yang menunjuk sifat khas atau pokok realitas, konsep, atau masalah. Hal tersebut mempunyai hakikat yang khas: memiliki sifat, referensi, dan identitas tertentu. Konsekuensi logisnya, kesimpulan yang ditarik harus diakui. Namun pada beberapa paragraf terdapat kesalahan penalaran yang menyebabkan kesimpulan yang diambil salah sehingga melawan asas ini. Salah satu salah penalaran dalam wacana ini adalah ‘… bagaimana perjuangan luhur pemuda dalam memperkenalkan konsep persatuan bangsa.’ Menurut saya penarikan kesimpulan dari kalimat tersebut salah karena premis yang digunakan terlalu luas, contoh:
PM : Pemuda berbudi luhur karena memperkenalkan
konsep persatuan bangsa.
Pm : Amir adalah pemuda.
Kesimpulan : Amir berbudi luhur.
Kalimat ‘… bagaimana perjuangan luhur pemuda dalam memperkenalkan konsep persatuan bangsa.’ dapat dianalogikan seperti contoh diatas. Kalimat diatas jelas salah karena premis mayornya terlalu luas sehingga kesimpulan yang ditarik tidak sah dan tidak dapat diakui, sebaiknya lebih dipersempit lagi menjadi ‘pemuda yang berjuang merebut kemerdekaan’. Sedangkan kalimat yang sesuai dengan asas identitas adalah ‘…pemuda bernama Muhammad Al Fatih. Yang dapat menaklukan konstatinopel di umur yang ke 23.’ Kalimat tersebut benar dan sesuai dengan asas identitas karena menurut fakta, pemuda bernama Muhammad Al Fatih memang dapat menaklukan konstatinopel saat berumur 23 tahun. Selain itu, kalimat ‘… bagaimana perjuangan luhur pemuda dalam memperkenalkan konsep persatuan bangsa.’ juga termasuk kedalam asas kontradiktoris. Asas ini menunjukan isi dan luas pengertian yang berbeda dari realitas, konsep, atau masalah yang sama. Perbedaan isi dan luas pengertian suatu konsep disebabkan oleh perbedaan cara pendekatan dan sudut pandang. Oleh sebab itu, perlu disikapi secara objektif masalah tersebut sehingga jelas yang benar dan yang salah. Penulis juga menggunakan asas kausalitas dalam wacana ini. Asas ini mendasarkan diri pada konsep bahwa setiap realitas, pengertian, maupun masalah selalu memunyai rangkaian penyebab atau argumentasi keberadaannya. Dalam wacana ini dengan jelas dipaparkan bahwa perubahan-perubahan besar seperti di Indonesia merupakan hasil kerja keras dengan semangat nasionalisme dan pemikiran-pemikiran besar.
Vika Yulian / XII IPA 3 / 38
BalasHapus3. Paragraf Penutup
Paragraf penutup merupakan paragraf yang mengakhiri atau menutup suatu wacana atau karangan. Paragraf ini merupakan kebulatan dari masalah-masalah yang dikemukakan pada bagian wacana atau karangan sebelumnya. Selain itu paragraf penutup juga harus mengandung kesimpulan yang benar-benar mengakhiri uraian wacana atau karangan tersebut. Karena bertugas untuk mengakhiri suatu wacana, maka paragraf penutup yang baik ialah yang tidak terlalu panjang, tetapi juga tidak terlalu pendek. Akan tetapi, paragraf penutup harus menimbulkan kesan tersendiri bagi para pembaca.
Kalimat pada paragraf ini adalah ‘Semoga kita dapat menjadi bagian dari perubahan perubahan besar yang ada,karna kita masih muda, masih banyak karya yang bisa kita buat. PEMUDA BANGKITLAH!!!’ Kata-kata tersebut tidak terlalu pendek dan juga tidak terlalu panjang. Kata-kata tersebut menimbulkan kesan tersendiri karena mengajak kita untuk menjadi seperti individu/kelompok yang disebutkan didalam wacana. Kekurangan dalam paragraf ini adalah ejaan yang digunakan masih belum baik, sama seperti paragraf lain.
b. Isi
Isi dari paragraf ini dapat dikatakan berkesinambungan karena telah memenuhi asas hubungan kausalitas yaitu segala sesuatu pasti ada sebabnya. Wacana ini berisi tentang perubahan-perubahan besar di dunia serta sebab mengapa dapat terjadi, seperti campur tangan para pemuda Indonesia pada era kemerdekaan yang akhirnya dapat membawa perubahan besar pada banga ini.
Di setiap uraian pada paragraf ini mengandung persetujuan pendapat, maka beberapa paragraf disiapkan sebagai dasar atau landasan untuk kemudian melangkah kepada paragraf-paragraf yang menekankan pendapat pengarang. Sementara itu terdapat beberapa kesalahan nalar pada paragraf ini, seperti keliru dalam bahasa dan bertentangan dengan asas identitas dan asas kemungkinan ketiga.
Pada wacana 1 digunakan pola penalaran deduktif, yaitu pola penalaran yang berdasar dari pernyataan yang bersifat umum kemudian mengkhusus. Tipe penalaran seperti ini bermula dari suatu peryataan yang berlaku untuk semua anggota populasi dari suatu komunitas. Berdasarkan hal ini ditariklah kesimpulan mengenai salah satu atau beberapa individu anggota komunitas itu, seperti Muhammad Al Fatih, Dr. Sutomo, dll. Asas yang digunakan dalam wacana ini adalah asas identitas. Asas ini merupakan suatu kaidah berpikir dari suatu konsep yang menunjuk sifat khas atau pokok realitas, konsep, atau masalah. Hal tersebut mempunyai hakikat yang khas: memiliki sifat, referensi, dan identitas tertentu. Konsekuensi logisnya, kesimpulan yang ditarik harus diakui. Namun pada beberapa paragraf terdapat kesalahan penalaran yang menyebabkan kesimpulan yang diambil salah sehingga melawan asas ini. Salah satu salah penalaran dalam wacana ini adalah ‘… bagaimana perjuangan luhur pemuda dalam memperkenalkan konsep persatuan bangsa.’ Menurut saya penarikan kesimpulan dari kalimat tersebut salah karena premis yang digunakan terlalu luas, contoh:
PM : Pemuda berbudi luhur karena memperkenalkan
konsep persatuan bangsa.
Pm : Amir adalah pemuda.
Kesimpulan : Amir berbudi luhur.
Vika Yulian / XII IPA 3 / 38
BalasHapusKalimat ‘… bagaimana perjuangan luhur pemuda dalam memperkenalkan konsep persatuan bangsa.’ dapat dianalogikan seperti contoh diatas. Kalimat diatas jelas salah karena premis mayornya terlalu luas sehingga kesimpulan yang ditarik tidak sah dan tidak dapat diakui, sebaiknya lebih dipersempit lagi menjadi ‘pemuda yang berjuang merebut kemerdekaan’. Sedangkan kalimat yang sesuai dengan asas identitas adalah ‘…pemuda bernama Muhammad Al Fatih. Yang dapat menaklukan konstatinopel di umur yang ke 23.’ Kalimat tersebut benar dan sesuai dengan asas identitas karena menurut fakta, pemuda bernama Muhammad Al Fatih memang dapat menaklukan konstatinopel saat berumur 23 tahun. Selain itu, kalimat ‘… bagaimana perjuangan luhur pemuda dalam memperkenalkan konsep persatuan bangsa.’ juga termasuk kedalam asas kontradiktoris. Asas ini menunjukan isi dan luas pengertian yang berbeda dari realitas, konsep, atau masalah yang sama. Perbedaan isi dan luas pengertian suatu konsep disebabkan oleh perbedaan cara pendekatan dan sudut pandang. Oleh sebab itu, perlu disikapi secara objektif masalah tersebut sehingga jelas yang benar dan yang salah. Penulis juga menggunakan asas kausalitas dalam wacana ini. Asas ini mendasarkan diri pada konsep bahwa setiap realitas, pengertian, maupun masalah selalu memunyai rangkaian penyebab atau argumentasi keberadaannya. Dalam wacana ini dengan jelas dipaparkan bahwa perubahan-perubahan besar seperti di Indonesia merupakan hasil kerja keras dengan semangat nasionalisme dan pemikiran-pemikiran besar. Secara garis besar isi dari wacana ini masih berantakan karena penulis tidak memperhatikan beberapa asas berpikir dengan alasan seperti yang dikemukakan diatas, untuk lebih lengkapnya tentang gagasan inti yang ditanggapi dari wacana ini dapat dibaca pada poin selanjutnya. Selain kekurangan, wacana ini juga mengandung kebenaran karena berdasarkan fakta, seperti yang dikutip dari http://kelompok8rear.blogspot.com/ (diakses pada 27 September 2013) yang menyatakan bahwa di era Reformasi, para pemuda khususnya mahasiswa selalu berperan dalam perubahan negeri ini. Berbagai peristiwa besar identik dengan peran pemuda dan mahasiwa didalamnya. Dalam sejarah perjuangan Bangsa Indonesia, gerakan pemuda dan mahasiswa sering menjadi tombak perjuangan nasional. Beberapa Gerakan pemuda dan Mahasiswa yang dicatat di dalam sejarah adalah Budi Utomo, Sumpah Pemuda, dll.
Vika Yulian / XII IPA 3 / 38
BalasHapusc. Gagasan inti yang ditanggapi
Dalam wacana 1 terdapat beberapa kesalahan nalar yang mengindikasikan pola pikir penulis belum baik, seperti kalimat ‘… sejarah pun menuliskan tentang…’ Dapat dinalar bahwa sejarah merupakan kata benda mati, oleh karena itu sejarah tidak dapat melakukan perbuatan yang dilakukan oleh makhluk hidup. Kesalahan kedua adalah ‘Kita mengetahui bagaimana seorang pemuda bernama ... yang dapat menaklukan Konstantinopel di umur yang ke 23’. Pada kalimat tersebut terdapat kata bagaimana yang mengindikasikan cara seorang pemuda dalam menaklukan Konstantinopel, namun pada kalimat selanjutnya tidak dijelaskan sedikitpun tentang hal itu, melainkan langsung masuk ke persoalan baru. Selain itu penggunaan kata kita. Hal tersebut berarti semua orang yang membaca wacana ini dianggap mengetahui cara seorang pemuda dalam menaklukan Konstantinopel, padahal belum tentu semuanya mengetahui termasuk saya sendiri. Kesalahan ketiga adalah ‘Dan yang masih ingat dalam memori kita semua adalah peristiwa …’. Kalimat tersebut mengandung 2 kesalahan. Kesalahan pertama adalah pada kata ingat dalam. Jika dibaca dan dinalar menjadi tidak cocok, seharusnya menjadi diingat oleh. Kesalahan kedua adalah pada memori kita semua. Faktanya tidak semua orang mengingat bahkan mengetahui peristiwa reformasi yang disebutkan dalam wacana. Kesalahan selanjutnya terdapat pada paragraf penutup yaitu ‘… karna kita masih muda, masih banyak karya yang bisa kita buat’. Kalimat tersebut belum tentu benar karena walaupun sudah tua, kita masih dapat membuat karya-karya yang bermanfaat. Usia yang masih muda tidak ada gunanya jika kita tidak memiliki kerja keras dan kreatifitas dalam menciptakan suatu karya. Kesalahan terakhir dalam wacana ini terdapat pada ‘… bagaimana perjuangan luhur pemuda dalam memperkenalkan konsep persatuan bangsa.’ Menurut saya penarikan kesimpulan dari kalimat tersebut salah karena premis yang digunakan terlalu luas, contoh:
PM : Pemuda berbudi luhur karena memperkenalkan
konsep persatuan bangsa.
Pm : Amir adalah pemuda.
Kesimpulan : Amir berbudi luhur.
Kalimat ‘… bagaimana perjuangan luhur pemuda dalam memperkenalkan konsep persatuan bangsa.’ dapat dianalogikan seperti contoh diatas. Kalimat diatas jelas salah karena premis mayornya terlalu luas, sebaiknya lebih dipersempit lagi menjadi ‘pemuda yang berjuang merebut kemerdekaan’.
d. Kode etik bahasa
Pada wacana ini saya menemukan cukup banyak pelanggaran kode etik bahasa. Kalimat yang digunakan belum seluruhnya efektif dalam menyampaikan gagasan. Kesalahan-kesalahan tersebut antara lain tata letak kata yang kacau, seperti ‘Bila kita melihat betapa semangatnya Dr. Sutomo ketika mendirikan organisasi pergerakan yang pertama, Budi Utomo, dalam usianya yang belum genap 20 tahun, bagaimana perjuangan luhur pemuda dalam memperkenalkan konsep persatuan bangsa’. Kalimat tersebut dapat dibalik kemudian dihilangkan beberapa kata agar korelasinya dapat tercipta. Kesalahan kedua adalah penggunaan kata-kata yang berlebihan, seperti ‘… Kemerdekaan bangsa Indonesia pun diproklamasikan dengan campur tangan pemuda di dalamnya’. Kata-kata
Vika Yulian / XII IPA 3 / 38
BalasHapusdidalamnya dapat dihapus karena makna campur tangan telah menyiratkan keikutsertaan pemuda dalam kemerdekaan. penggunaan tanda baca yang salah, seperti ‘sekejab’ dan ‘…Muhammad Al Fatih. Yang dapat …’. Kesalahan ketiga adalah kalimat yang tidak memenuhi unsur SPO, seperti ‘Yang dapat menaklukan …’. Kalimat tersebut kekurangan unsur S. Kesalahan keempat adalah penggunaan kata yang tidak sesuai, seperti ‘… pada tahun 17 Agustus 1945’. Kesalahan kelima adalah hubungan kausalitas yang kacau, yaitu ‘Bila kita melihat betapa semangatnya Dr. Sutomo ketika mendirikan organisasi pergerakan yang pertama, Budi Utomo, dalam usianya yang belum genap 20 tahun, bagaimana perjuangan luhur pemuda dalam memperkenalkan konsep persatuan bangsa’. Kesalahan keenam adalah penggunaan kata yang tidak cocok, yaitu ‘Dan yang masih ingat dalam memori kita semua adalah peristiwa …’ Kesalahan selanjutnya yaitu ‘tokoh – tokoh’. Seharusnya spasi diantara kata-kata tersebut dihapus lalu tanda (–) diubah menjadi (-) karena kata-kata tersebut merupakan bentuk pengulangan kata. Berikut adalah pembenaran dari wacana 1 yang memperhatikan ejaan dan kalimat efektif:
Pemuda Bangkitlah
Seperti yang kita dengar dan tahu dari sejarah yang mengisahkan tentang pemuda dengan perubahan-perubahan besarnya bahwa perubahan tersebut bukan hanya perubahan sekejap saja, melainkan perubahan yang sangat signifikan. Banyak tokoh muda yang diceritakan dalam sejarah di dunia maupun di Indonesia telah membawa perubahan-perubahan di setiap perjuanganya.
Seperti yang kita ketahui bahwa seorang pemuda yang bernama Muhammad Al Fatih dapat menaklukan Konstantinopel saat berumur 23 tahun. Begitu juga dalam sejarah islam. Dalam perjuangannya, Rasulullah dibantu oleh pemuda, seperti Mushahib bin Umair, Ali bin Abi Tholib, Aisyah, dan masih banyak lagi yang kebanyakan pada saat itu masih berusia dibawah umur
Hal serupa juga terjadi di tanah air. Pemuda-pemuda Indonesia dengan semangat nasionalismenya saat itu dan dengan pemikiran- pemikiran besarnya, sehingga dapat menghasilkan sumpah pemuda. Perjuangan luhur pemuda dalam memperkenalkan konsep kesatuan bangsa dapat kita lihat dari betapa semangatnya Dr. Sutomo ketika mendirikan organisasi pergerakan yang pertama, Budi Utomo, dalam usianya yang belum genap 20 tahun.
Kemerdekaan bangsa Indonesia pun diproklamasikan dengan campur tangan pemuda. Pemuda seperti Chairil Saleh, Yusuf, dan Wikana menjadi aktor pemuda yang turut membantu terlaksananya proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945. Hal yang masih diingat dalam memori kita adalah peristiwa reformasi yang berhasil menumbangkan rezim Orde Baru pada tahun 1998.
Semoga kita dapat menjadi bagian dari perubahan-perubahan besar yang ada, karena masih muda, masih banyak karya yang bisa kita buat. PEMUDA BANGKITLAH!!!
Vika Yulian / XII IPA 3 / 38
BalasHapus6. Penolakan untuk wacana 2
a. Struktur
1. Paragraf pembuka
Sesuai dengan penjelasan sebelumnya, saat membaca paragraf pembuka wacana 2 saya langsung mengerutkan dahi karena pernyataan penulis bahwa dia jatuh cinta patut dipertanyakan kembali. Penggunaan kalimat ‘Pernah saya kagum dengan seorang wanita muda yang menurut saya sangat luar biasa, dia berkepribadian menarik, tampak cerdas & aktif, tenang, ramah, dan tentunya cantik’ telah menjelaskan bahwa sang penulis hanya kagum dan terpesona dengan kepribadian serta kecantikan wanita itu. Kesalahan penarikan kesimpulan ini sering terjadi pada orang yang sedang mengagumi seseorang karena hati mengambil alih rasio dan logika sehingga menyimpulkan bahwa dia sedang jatuh cinta.
2. Paragraf isi
Paragraf ini disusun tidak sesuai dengan asas-asas penalaran yang masuk akal atau logis seperti asas identitas dan asas kemungkinan ketiga. Kesalahan lainnya adalah asumsi penulis yang menyatakan bahwa dia sedang jatuh cinta pada wanita yang luar biasa, berkepribadian menarik, tampak cerdas, aktif, dll. Perasaan yang dirasakan penulis belum tentu merupakan cinta karena hal yang membuatnya memikirkan wanita tersebut adalah kepribadiannya, kecantikannya, dll padahal untuk mencintai seseorang, kita tak pernah tahu apa alasan untuk mencintainya, seperti yang dikutip dari Damayanthi (http://finadamayanthi.wordpress.com/2013/03/10/beda-tipis-cinta-dan-kagum/, diakses pada 27 September 2013). Situs tersebut menyatakan bahwa kagum dan cinta mempunyai perbedaan yang sangat tipis. Seseorang tak pernah tahu apa alasan ia mau jadi pendampingmu, padahal seringkali kamu marah saat ia tak pernah bisa menjawab detail mengapa ia mencintaimu. Selain itu, wacana ini juga melanggar asas kemungkinan ketiga. Keputusan atau kesimpulan yang benar bukan semata didasarkan oleh sikap kompromis, artinya ada keputusan atau kesimpulan yangs saling bertentangan. Kita harus tegas, hanya satu yang mungkin benar. Namun dalam wacana ini tidak demikian. Dipaparkan bahwa pemendaman perasaan tidak baik karena dapat menjadi zina hati, namun sebagai seorang muslim, sang penulis menjalankan ajaran agamanya yang mengajarkan untuk mencintai lawan jenisnya dengan cara diam. Jika dianalogikan, kedua kondisi tersebut saling bertentangan dan penulis tidak dapat tegas karena diantara perasaan takut melakukan zina hati, penulis tetap pada keyakinannya untuk memendam perasaannya sampai dia mampu untuk melamar wanita tersebut. Selain itu analogi tersebut juga termasuk pincang karena terkesan dipaksakan
3. Paragraf penutup
Pada paragraf ini tidak terdapat kesimpulan akhir dari keseluruhan isi wacana, melainkan hanya terdapat kalimat ajakan agar terhindar dari zina hati. Hal tersebut tidak cukup karena menurut aturan membuat paragraf penutup yang baik pada penjelasan sebelumnya, paragraf penutup harus mengandung kesimpulan yang benar-benar mengakhiri uraian wacana atau karangan tersebut.
Vika Yulian / XII IPA 3 / 38
BalasHapusb. Isi
Sesuai dengan uraian sebelumnya, penulis telah keliru dalam menarik kesimpulan dan tampaknya tidak memperhatikan asas-asas berpikir yang ada. Banyak gagasan dalam wacana ini yang mengalami kesalahan penalaran. Kesalahan penalaran pertama adalah terdapat pada paragraf pertama ‘pernah saya kagum dengan seorang wanita muda yang menurut saya sangat luar biasa, dia berkepribadian menarik, tampak cerdas dan aktif, tenang, ramah, dan tentunya cantik …. ya mungkin saat itulah saya merasakan cinta untuk pertama kalinya semenjak beberapa tahun lalu.’ Menurut saya, sebenarnya yang dirasakan oleh penulis adalah sebatas mengagumi wanita tersebut dibanding mencintainya karena berdasarkan uraian sebelumnya yaitu wanita muda yang sangat luar biasa, dia berkepribadian menarik, tampak cerdas dan aktif, tenang, ramah, dan tentunya cantik. Penulis mengagumi kepribadian, kecantikan, dan sifat wanita tersebut sehingga terus memikirkannya. Oleh karena itu penulis merasa bahwa dia menyukai wanita tersebut. Kesalahan kedua adalah ‘…cara mencintai dan menyukai seseorang lawan jenis muslim lainnya yaitu dengan cara “DIAM”’. Kalimat ini juga mengandung kesalahan karena seorang muslim juga boleh mencintai seseorang yang bukan non muslim. Banyak sekali contoh di dunia ini yang mengisahkan kisah cinta ataupun pernikahan antara seorang muslim dan orang lain yang beragama berbeda. Mereka masih menganut agama masing-masing, terutama orang yang beragama islam tersebut. Hal itu berarti bahwa jika memang islam mengajarkan seseorang mencintai orang lain yang sesama muslim, mengapa masih banyak muslim yang menikah dengan seseorang non muslim. Selain itu kalimat itu juga menegaskan bahwa islam hanya menerima sesama muslim padahal islam adalah salah satu agama yang mengajarkan persamaan bahwa cinta itu tidak memandang agama, ras, suku, status, golongan, dll. Kesalahan lainnya pada kalimat itu adalah wacana ini juga melanggar asas kemungkinan ketiga. Keputusan atau kesimpulan yang benar bukan semata didasarkan oleh sikap kompromis, artinya ada keputusan atau kesimpulan yangs saling bertentangan. Kita harus tegas, hanya satu yang mungkin benar. Namun dalam wacana ini tidak demikian. Dipaparkan bahwa pemendaman perasaan tidak baik karena dapat menjadi zina hati, namun sebagai seorang muslim, sang penulis menjalankan ajaran agamanya yang mengajarkan untuk mencintai lawan jenisnya dengan cara diam. Jika dianalogikan, kedua kondisi tersebut saling bertentangan dan penulis tidak dapat tegas karena diantara perasaan takut melakukan zina hati, penulis tetap pada keyakinannya untuk memendam perasaannya sampai dia mampu untuk melamar wanita tersebut. Selain itu analogi tersebut juga termasuk pincang karena terkesan dipaksakan. Kesalahan ketiga adalah ‘saya diam, menjaga diri dari pandangan, pikiran, dan perasaan yang berlebihan. mencoba untuk menjadi muslim yang baik’. Untuk menjadi muslim yang baik tidak cukup hanya dengan diam, menjaga diri dari pandangan, pikiran dan perasaan yang berlebihan pada orang yang disukai. Faktor-faktor lain juga mempengaruhi seperti taat beragama dan berakhlak baik.
Pada wacana 2 menentang asas berpikir seperti asas identitas dan asas kemungkinan ketiga. Wacana ini menentang asas identitas karena kesimpulan yang ditarik tidak dapat diakui seperti ‘agama saya islam, agama yang mengenalkan cinta kepada sesama termasuk lawan jenis.’. Kalimat tersebut tidak dapat diterima begitu saja karena pola penalarannya yang salah. Kalimat itu menunjukkan bahwa hanya agama islam dari sekian banyak agama di dunia ini yang mengajarkan cinta, padahal pada kenyataannya agama-agama lain juga mengajarkan cinta kepada sesama seperti agama Katolik, Buddha, dll.
Vika Yulian / XII IPA 3 / 38
BalasHapusc. Kesantunan bahasa
Sama seperti wacana 1, pada wacana ini juga terdapat banyak pelanggaran kode etik bahasa. Kalimat yang digunakan belum seluruhnya efektif dalam menyampaikan gagasan. Kesalahan-kesalahan tersebut antara lain kesalahan tata letak kata ‘pernah saya kagum..’ seharusnya menjadi ‘Saya pernah kagum …’ untuk memudahkan pembaca mengerti maksud penulis. Kesalahan lainnya adalah penggunaan ejaan dan tanda baca yang salah seperti tidak menggunakan huruf kapital diawal kalimat dan penggunaan koma dan titik yang tidak pas, seperti ‘… sesuai batasan. dan menurut islam…’, kata dan tidak boleh digunakan diawal kalimat. Selain itu penggunaan bahasa gaul sehari-hari yang disingkat, menurut saya tidak santun karena akan membingungkan pembaca yang tidak mengerti bahasa tersebut, ditambah lagi dengan kata-kata yang disingkat dan penyusunan kata yang tidak baku. Berikut adalah pembenaran dari wacana 2 yang memperhatikan ejaan dan kalimat efektif:
Zina Hati
Saya pernah kagum dengan seorang wanita muda yang menurut saya sangat luar biasa, berkepribadian menarik, tampak cerdas dan aktif, tenang, ramah, dan tentunya cantik.
Bagi saya tiada hari tanpa memikirkannya, walau terpisah jarak yang jauh, namun selalu terasa dekat. Ya mungkin saat itulah saya merasakan cinta untuk pertama kalinya sejak beberapa tahun lalu.
Pada awalnya saya sangat bersemangat dan sangat ingin berkomitmen. Saya tidak ingin pacaran, karena saya pikir dia terlalu indah untuk dipacari. Dengan hanya menjaga komunikasi pun saya sudah sangat amat senang.
Namun segalanya berubah, ketika saya mendengar kata zina hati, suatu kata yang sangat asing untuk saya dengar dari teman saya.
Dia berkata, “Awas nanti malah jadi zina hati, sebaiknya tidak dipiikirkan dulu daripada tidak berbuat apa-apa tapi berdosa.” Saya pun terdiam saat itu juga. Setelah itu saya mencari tahu apa itu zina hati dan mengapa harus dihindari.
Agama saya islam. Agama yang mengenalkan cinta kepada sesama termasuk lawan jenis. Islam tidak melarang kita mencintai atau menyukai seseorang asalkan sesuai batasan dan menurut islam, cara mencintai dan menyukai seorang lawan jenis muslim lainnya yaitu dengan cara “DIAM”. Hal itulah yang sekarang sedang saya coba lakukan.
Saya diam, menjaga diri dari pandangan, pikiran, dan perasaan yang berlebihan untuk mencoba menjadi muslim yang baik. Saya berpikir jika saya sudah mampu, saya akan mengkhitbah langsung kepada orang tua atau wali nya.
Saya pun bertanya kepada teman saya tentang zina hati, “Bagaimana cara agar tidak berzina hati?” lalu ia menjawab, “Hal itu jangan dipikirkan secara berlebihan dan disengaja. Kalau memang kepikiran sendiri tidak apa-apa, wajar karena suka”.Ya, semoga kita terhindar dari perbuatan tersebut. Amin.