MENULIS ESAI SEDERHANA

MENULIS ESAI

Menggeluti dunia esai merupakan suatu tantangan sekaligus keindahan tersendiri manakala kita bisa melatih ketajaman naluri terhadap hal-hal sentuhan manusiawi, terutama selaras dengan tantangan hidup dan kehidupan. Sentuhan naluri disertai dengan ketajaman inderawi, plus indera keenam dan ketujuh, memerlukan kecerdasan dan kepekaan sentuhan hati. Menulis esai setara dengan memperjuangkan misi mulia tertentu sejalan dengan perkembangan dan hakikat martabat manusia.

1.      Pengertian Esai
Esai sudah dikenal lama. Menurut catatan sejarah esai pertama kali dikenal pada tahun 1500-an yang pada saat itu dipelopori oleh seorang filosof Perancis, yakni Montaigne. Montaigne menulis sebuah buku yang mencantumkan beberapa anekdot dan observasinya mengenai esai. Di Indonesia sendiri, esai pertama kalinya dipopulerkan oleh HB Jassin melalui berbagai tinjauan karya sastra Indonesia yang kemudian dibukukan dengan sebuah judul “Kesusastraan Indonesia Modern dalam Kritik dan Esai”  pada tahun 1985. Hingga pada saat ini istilah esai begitu lekat di hati masyarakat.
Sebagai pembahasan lebih lanjut mengenai esai  kali ini kita memberikan pengertian esai  karena dengan memahami serta mengerti arti esai setidaknya akan memberikan gambaran ulasan esai secara lengkap.
Ada banyak defenisi esai yang diutarakan oleh para ahli, antara lain berikut ini.
KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) mengartikan esai sebagai karya tulis atau karangan ilmiah yang dalamnya memaparkan masalah tertentu dari sudut pandang pribadi penulis dengan disertai data yang valid. Wikipedia memberikan pemahaman bahwa esai ialah tulisan yang menggambarkan opini penulis tentang masalah-masalah tertentu  yang coba ditelaah oleh penulisnya sendiri.
H.B Jassin memberikan pengertian bahwa esai adalah uraian tulisan yang membicarakan bermacam ragam masalah, baik politik, sosial, hukum, pertanian dan lain sebaginya. Esai tidak tersusun secara teratur akan tetapi ada garis besar yang dapat dipetik dari bermacam tulisan yang diutarakan.
Secara hakiki esai adalah karangan prosa yang mengupas secara sepintas, akurat, padat, dan berisi berbagai masalah, seperti politik, kesusastraan, seni, dan budaya dari sudut pandang penulisnya. Esai sebagai karangan pendek mengenai suatu masalah yang menjadi perhatian publik untuk diselidiki dan dibahas.
Esai adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas dan lugas dari sudut pandang penulisnya. Esai adalah komposisi prosa yang singkat dan padat, mengekspresikan opini penulis tentang subjek tertentu yang disertai dengan data. Tulisan esai memiliki kadar ilmiah yang membicarakan bermacam ragam masalah, meskipun tidak tersusun secara sistematis atau teratur. Di dalam esai diuraikan masalah secara sepintas dari sudut pandang penulisnya sendiri, relatif pendek tentang fakta yang dikupas, biasanya esai dikemukakan seperti bentuk prosa, yang mempersoalkan masalah tertentu secara mudah dan sepintas.
Dari berbagai pengertian esai menurut para ahli di atas, dapat dikatakan jikalau esai dalah karya tulis yang sifatnya singkat karena hanya menggambarkan opini seseorang tentang objek masalah yang ingin dinilai melalui jalan pikiran penulisnya sendiri. Esai adalah sebuah tulisan yang menggambarkan opini si penulis tentang subjek tertentu yang coba dinilainya. 

2.      Unsur Tulisan Esai
Sebuah esai dasar bisa dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
·       Pertama, pendahuluan yang berisi latar belakang informasi yang mengidentifikasi subjek bahasan dan pengantar tentang subjek yang akan dinilai oleh si penulis tersebut.
·       Kedua, tubuh esai yang menyajikan seluruh informasi tentang subyek.
·       Ketiga, adalah bagian akhir yang memberikan kesimpulan dengan menyebutkan kembali ide pokok, ringkasan dari tubuh esai, atau menambahkan beberapa observasi tentang subjek yang dinilai oleh si penulis.

3.      Langkah-langkah Penulisan Esai
Jika dipetakan, langkah-langkah menulis esai bisa dilakukan melalui sebagai berikut:
1.    Menentukan tema atau topik;
2.    Membuat outline atau garis besar ide-ide yang akan kita bahas;
3.    Menuliskan pendapat kita sebagai penulisnya dengan kalimat yang singkat dan jelas;
4.  Menulis tubuh esai; memulai dengan memilah poin-poin penting yang akan dibahas, kemudian buatlah beberapa subtema pembahasan agar lebih memudahkan pembaca untuk memahami maksud dari gagasan kita sebagai penulisnya, selanjutnya kita harus mengembangkan subtema yang telah kita buat sebelumnya;
5.    Membuat paragraf pertama yang sifatnya sebagai pendahuluan. Itu sebabnya, yang akan kita tulis itu harus merupakan alasan atau latar belakang alasan kita menulis esai tersebut;
6. Menuliskan kesimpulan. Ini penting karena untuk membentuk opini pembaca kita harus memberikan kesimpulan pendapat dari gagasan kita sebagai penulisnya. Memang, tugas penulis esai adalah seperti itu, berbeda dengan penulis berita di media massa yang seharusnya bersikap netral;
7. Jangan lupa untuk memberikan sentuhan akhir pada tulisan kita agar pembaca merasa bisa mengambil manfaat dari apa yang kita tulis tersebut dengan mudah dan sistematis sehingga membentuk kerangka berpikir mereka secara utuh!
Ketika menulis sebuah definisi esai, kita mengambil istilah atau ide dan menulis tentang apa itu. Seringkali, definisi yang dikombinasikan dengan klasifikasi atau bentuk-bentuk organisasi dalam esai. Kita perlu berhati-hati untuk memberikan definisi dari istilah kunci sebelum melanjutkan untuk membahas berbagai jenis atau contoh-contoh.

Contoh:
Menulis esai menentukan sumber daya energi dan membahas berbagai jenis.
Pendahuluan:
Tetapkan istilah kunci sumber daya energi!
Paragraf Pendukung
1.    Tentukan satu jenis sumber daya energi: sumber daya terbarukan!
2.    Tentukan jenis lain dari sumber daya energi: sumber daya yang tidak dapat diperbaharui!
Bagian Ringkasan:
Ringkaskan sumber daya energi.

3.        Jenis Esai
Berdasarkan konsep di atas kita bisa menyusun jenis esai ke dalam klasifikasi tertentu beserta contoh prosedural kompositoris menulisnya.
3.1 Esai Klasifikasi
Dalam esai klasifikasi, kita memisahkan hal-hal atau ide-ide ke dalam kategori tertentu dan membahas masing-masing. Kita mengatur esai dengan mendefinisikan setiap klasifikasi dan dengan memberikan contoh-contoh dari setiap jenis.

Contoh:
Menulis esai membahas tiga jenis pemerintahan di Kanada.

1. Pendahuluan:
Memberikan latar belakang informasi tentang pemerintahan di Kanada.
2.    Paragraf  Pendukung:
1. Mendefinisikan dan menggambarkan pemerintah federal.
2. Mendefinisikan dan menggambarkan pemerintah provinsi.
3. Mendefinisikan dan menggambarkan pemerintah kota.
3.    Ringkasan:
Ringkaskan pemerintahan di Kanada.

3.2    Esai Perbandingan dan Esai Pertentangan
Dalam membandingkan dan kontras esai, kita menulis tentang persamaan dan perbedaan antara dua atau lebih orang, tempat, atau sesuatu. Kita dapat mengatur dengan menulis esai tentang satu subjek pertama dan kemudian membandingkannya dengan subjek kedua. Cara yang lebih efektif adalah dengan mengatur esai dengan membandingkan subyek dengan masing-masing kategori.

Contoh:
Menulis esai membandingkan cuaca di Jakarta dan Bandung.
A.  Pendahuluan:
Memperkenalkan cuaca di kota-kota Jakarta dan Bandung.
B.  Paragraf Pendukung:
1.    Bandingkan cuaca pada musim hujan dan musim kemarau untuk kedua kota. Bagaimanakah kesamaan dan perbedaan kesibukan penduduk mereka?
2.    Bandingkan kesibukan penghuni pada saat cuaca cerah di  dan musim hujan  untuk kedua
kota. bagaimana mereka sama atau berbeda.
C.  Ringkasan:
Merangkum persamaan dan perbedaan.

3.3    Esai Proses

Dalam urutan esai, kita menulis untuk menggambarkan serangkaian kegiatan atau proses semacam keteraturan. Biasanya, urutan ini didasarkan pada waktunya. Kita mengatur dengan menulis esai tentang setiap langkah dari proses dalam urutan itu terjadi.

Contoh:
Menulis esai menguraikan tahap-tahap siklus kehidupan suku Kubu.
1.    Pendahuluan:
Jelaskan seperti apa kehidupan umum suku Kubu!
2.   Paragraf Pendukung:
1. Jelaskan kehidupan anak muda suku Kubu!
2. Jelaskan kehidupan orang dewasa!
3. Jelaskan apa yang suku Kubu lakukan di usia tua!
3. Ringkasan:
Merangkum langkah utama dari siklus kehidupan suku Kubu!

3.4 Esai Pilihan
Dalam esai pilihan, kita perlu memilih objek, ide, atau tindakan yang kita inginkan. Kita mengatur esai dengan menjelaskan setiap opsi dan kemudian memberikan pendapat kita.
Contoh:
Menulis esai memilih antara hoki di tahun 2020-an dan hoki hari ini.
a. Pendahuluan: Memperkenalkan permainan hoki.
b. Paragraf Pendukung:
1. Jelaskan hoki di tahun 2020-an!
2. Jelaskan hoki hari ini!
3. Negara yang bentuk hoki kita sukai dan mengapa!
c. Ringkasan:
    Merangkum permainan hoki.

3.5 Esai Penjelasan
Dalam penjelasan esai, kita menjelaskan bagaimana atau mengapa sesuatu terjadi atau telah terjadi. Kita perlu menjelaskan penyebab dan efek yang berbeda. Kita harus mengatur esai dengan menjelaskan masing-masing individu penyebab atau efek.

Contoh:
Menulis sebuah esai yang menjelaskan mengapa begitu banyak orang Eropa pindah ke Kanada selama awal abad kesembilan belas.
Pendahuluan:
Memberikan informasi latar belakang mengenai imigrasi Eropa selama ini.
Paragraf Pendukung:
`      1. Jelaskan Alasan pertama: ekonomi miskin di Eropa.
2. Jelaskan Alasan kedua: kondisi kehidupan yang lebih baik di Kanada.
Ringkasan:
Ringkaskan alasan utama.

3.6 Esai Evaluasi
Dalam sebuah esai evaluasi, kita membuat penilaian tentang orang, ide-ide, dan kemungkinan tindakan. Kita membuat evaluasi berdasarkan kriteria tertentu yang kita kembangkan. Atur esai dengan membahas kriteria yang digunakan untuk membuat penilaian!

Contoh:
Menulis esai mengevaluasi pentingnya rumah pribadi.
Pendahuluan:
Berikan penilaian kita pada apakah rumah pribadi adalah penting.
Paragraf Pendukung:
1. Jelaskan kriteria pertama: tempat pertemuan keluarga!
2. Jelaskan kriteria kedua: mewakili orang tua!
3. Jelaskan kriteria ketiga: membuat tata tertib-aturan etika sopan santun!
Ringkasan:
Menyimpulkan dengan penilaian yang menyeluruh tentang rumah pribadi.


4.        Komposisi Esai

4.1 Bagian Pendahuluan
Apakah yang dimaksud dengan paragraf pengenalan? Pargraf pengenalan adalah paragraf pertama dari esai yang berfungsi memperkenalkan gagasan utama esai kepada pembaca. Paragraf pembuka yang baik harus berhasil menangkap minat pembaca dan mengatakan mengapa topik kita sangat penting dan layak dibaca lebih lanjut.
Bagaimana cara menulisnya?
1. Menulis beberapa pernyataan. Gagasan utama esai dinyatakan dalam satu kalimat disebut pernyataan. Kita harus membatasi seluruh esai dengan topik yang telah diperkenalkan melalui pernyataan pernyataan.
2.  Menyediakan beberapa informasi latar belakang mengenai topik. Kita dapat menggunakan fakta-fakta menarik, kutipan, atau definisi istilah penting yang akan kita gunakan nanti dalam esai.
Contoh:
Hoki telah menjadi bagian dari kehidupan di Kanada selama lebih dari 120 tahun. Telah berkembang menjadi olahraga yang sangat populer mengawasi dan dimainkan oleh jutaan Kanada. Permainan telah melewati beberapa perubahan sejak pertama kali hoki dimainkan di Kanada.


4.2 Paragraf Pendukung
Apa itu paragraf pendukung? Paragraf  pendukung paragraf amat berpengaruh terhadap pembentukan tubuh utama esai. Apa yang harus dilakukan? Paragraf ini mengembangkan gagasan utama esai.
Bagaimana cara menulisnya?
1.    Buatlah daftar poin yang mengembangkan gagasan utama esai!
2.    Tempatkan masing-masing titik pendukung dalam paragraf sendiri!
3.  Kembangkan setiap titik mendukung dengan fakta, detail, dan contoh! Untuk menghubungkan paragraf mendukung, kita harus menggunakan kata-kata transisi khusus. Kata-kata transisi menghubungkan kohenerensi antarparagraf sehingga memudahkan pembaca untuk memahaminya. Gunakan kata=> kata kunci transisi di awal dan akhir paragraf.
Contoh kata-kata transisi yang dapat membantu kita untuk membentuk koherensi dan kohesivitas paragraf paragraf: pertama, kedua, ketiga, untuk contoh, akan tetapi, meskipun, di sisi lain, meski demikian =>(klasifikasi –tahap prosedural).
Untuk gagasan tambahan: lainnya, selain, terkait dengan , terlebih lagi, juga
Untuk menunjukkan sebab dan akibat: oleh karena itu, jadi, sebagai hasil, akibatnya, maka
Seperti semua paragraf yang baik, tiatiap paragraf pendukung paragraf memiliki kalimat topik, kalimat-kalimat pendukung, dan kalimat ringkasan.

4.3 Ringkasan
Apakah yang dimaksud dengan ringkasan bagian? Ringkasan paragraf datang di akhir esai setelah selesai mengembangkan ide-ide. Ringkasan bagian ini sering disebut sebagai "kesimpulan." Apa fungsinya? Ini meringkas atau menyatakan kembali gagasan utama esai. Kita ingin meninggalkan pembaca dengan perasaan bahwa esai selesai.

Bagaimana cara menulis?
1. Tulis ulang poin terkuat esai kita yang mendukung ide utama!
2. Menyimpulkan esai dengan menegaskan kembali ide utama dalam kata-kata yang berbeda!
3. Berikan pendapat pribadi atau mengusulkan sebuah rencana aksi!
Contoh:
Secara keseluruhan, perubahan yang terjadi di hoki telah membantu memperbaiki permainan. Hoki lebih cepat dan lebih menarik sebagai akibat dari perubahan dalam 120 tahun terakhir. Untuk alasan ini, hoki modern adalah permainan yang lebih baik daripada hoki di tahun 1890-an.

5.    Tahap-tahap Menulis
5.1  Prapenulisan Esai
Apakah tahap prapenulisan penting? Tahap ini merupakan tahap ketika kita mempersiapkan ide-ide untuk esai sebelum mulai menulis. Kita akan menemukan lebih mudah untuk menulis esai jika kita membangun sebuah kerangka pertama, terutama bila kita menulis lagi tugas.

5.1.1 Enam Langkah Prapenulisan:
a.    Pikirkan dengan hati-hati tentang apa yang Kita akan menulis. Tanyakan diri sendiri: Pertanyaan apa aku akan menjawab dalam bagian ini atau esai? Bagaimana aku bisa menjawab pertanyaan ini terbaik?Apa yang paling penting dari jawaban saya? Bagaimana saya dapat membuat kalimat perkenalan (atau pernyataan pernyataan) dari bagian terpenting dari jawaban saya? Fakta atau ide apa yang dapat saya gunakan untuk mendukung kalimat pengantar saya? Bagaimana saya dapat membuat paragraf atau esai ini menarik? Apakah saya perlu lebih banyak fakta-fakta tentang topik ini?
b.    Di mana saya dapat menemukan lebih banyak fakta-fakta tentang topik ini?
c.    Buka notebook kita. Tuliskan jawaban untuk pertanyaan di atas. Kita tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk melakukan hal ini; hanya menulis cukup untuk membantu mengingat mengapa dan bagaimana akan menulis paragraf atau karangan.
d.   Mengumpulkan fakta-fakta yang terkait dengan topik paragraf atau esai. Cari dan menuliskan fakta-fakta yang akan membantu menjawab pertanyaan. Petunjuk: pastikan kita menulis fakta-fakta yang terkait dengan pertanyaan yang tepat akan menjawab dalam paragraf atau esai.
e.    Tuliskan ide-ide sendiri. Tanyakan kepada diri sendiri: Apa lagi yang ingin saya katakan tentang topik ini? Mengapa orang-orang akan tertarik dengan topik ini? Mengapa topik ini penting? enemukan gagasan utama paragraf atau esai. Pilih yang paling penting kita akan hadir. Jika tidak dapat memutuskan titik mana yang paling penting, kita hanya memilih satu titik dan tongkat untuk itu seluruh paragraf atau esai.
f.     Atur fakta dan ide-ide dengan cara yang mengembangkan ide utama! Setelah memilih yang paling penting dari paragraf atau esai, kita harus menemukan cara terbaik untuk memberitahu pembaca tentang hal itu. Lihatlah fakta-fakta yang kita tulis! Lihatlah ide-ide sendiri di topik. Tentukan fakta-fakta dan ide-ide yang terbaik akan mendukung gagasan utama esai. Setelah memilih fakta-fakta dan ide-ide berencana, tanyakan pada diri sendiri cara  menempatkan mereka dalam esai! Misalnya bagaimana  menuliskan catatan sendiri menetapkan yang dapat digunakan untuk menuntun diri sendiri ketika menulis esai.

5.2 Menulis Esai

Kita perlu mengetahuiki tahap-tahap poenulisan agar gagasan bisa berjalan dengan sistematis, logis, dan terstruktur. Bagaimanakah tahap penulisan itu? Tahap penulisan adalah ketika kita mengubah ide menjadi kalimat.
Lima Langkah Penulisan yang bisa dilakukan antara lain:
1.  Pada bagian pendahuluan, bisa dilakukan dengan cara menulis pernyataan-pernyataan dan memberikan beberapa latar belakang informasi, terutama yang aktual dan fenomenal.
2.      Mengembangkan setiap mendukung bagian dan pastikan untuk mengikuti bagian yang benar format.
3.      Menulis kalimat yang jelas dan sederhana untuk mengekspresikan meaning.
4.      Fokus pada gagasan utama esai.
5.  Gunakan kamus untuk membantu Kita menemukan kata-kata tambahan untuk mengekspresikan makna.
5.3    Mengedit  Esai
Tahap pengeditan adalah ketika Kita memeriksa esai untuk kesalahan dan memperbaikinya dengan langkah-langkah: 
A. Tata bahasa dan tata tulis
1. Periksa tata tulis!
2 Periksa tata bahasa!
3 Kita baca lagi!
4. Pastikan setiap kalimat memiliki subjek!
5. Pastikan subjek dan kata kerja kita sejalan dengan yang lain!
6. Periksa penggunaan kata kerja dari masing-masing kalimat!
7. Pastikan bahwa setiap kalimat yang masuk akal!
B. Gaya dan pengorganisasian
1.    Pastikan kita memiliki sebuah pengantar esai, mendukung paragraf, dan ringkasan paragraf
2.    Periksa bahwa kita memiliki pernyataan pernyataan yang mengidentifikasi gagasan utama dari esai.
3.    Periksa bahwa semua paragraf kita mengikuti bagian format. yang tepat. Lihat apakah esai yang menarik.
Ada seorang teman bertanya mengenai kaidah penulisan yang benar. Selama ini tanpa disadari kita sudah menggunakan hampir semua kaidah-kaidah itu dalam penulisan. Namun, jika harus menerangkan dengan rinci itu hal lain. Dari situ timbul dorongan untuk mencari tahu kaidah dimaksud. Hasilnya dalam waktu relatif singkat dan tentunya dengan bantuan ”paman” kita semua, ”paman” google.

Beberapa kesalahan yang sering kita temukan antara lain:
1.        Partikel –lah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misal:
Bacalah semua perintah dengan teliti sebelum kamu mulai menjawab!
2.        Partikel –pun ditulis terpisah dengan kata yang mendahuluinya, kecuali kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata.
Misal:
Bukan hanya pemerintah, rakyat pun seharusnya ikut memperkuat ketahanan negara.
Bandingkan:
Orang tua akan melakukan apa pun untuk kebahagiaan anak.
3.        Kata depan di, dari dan ke dipisah dengan kata yangmengikutinya.
Banyak siswa SPH datang dari daerah-daerah yang jauh.
Semua kegiatan kesiswaan tahun ini dipusatkan di Gym.
4.        Imbuhan ditulis terhubung dengan kata yang mengikutinya
Misal:
Sebelum dilaksanakan, sebuah kegiatan harus terlebih dahulu direncakan dengan baik.
5.        Ejaan Indonesia biasa menggunakan –i, bukan –y (diari, bukan diary).
6.        Pastikan kalimat Kita mengandung subyek – predikat – (objek).
Misal:
Tidak pernah terpikirkan olehku untuk memberontak, bahkan ketika orang-orang dan tradisi yang selalu dielu-elukan itu mulai menggerogoti ruang tempat aku menyimpan harapanku, aku tetap tidak berkutik.
Bandingkan:
Sebelum segalanya berubah menjadi kelabu.
7.        Hindari:
a.    kalimat yang panjang dan berbelit-belit.
b.    penggunaan dan, tetapi dan atau di awal kalimat
c.    Kurangi repetisi yang tidak penting
Misal: Kurasakan saat aku melangkah menuju tempat baru itu perasaanku sangat berbeda dan aku berharap …
d.   penekanan yang berlebihan: sangat bahagia sekali
e.    penggunaan kata yang tidak konsisten: aku atau saya?
Misal: Ayah merasa bahwa biaya kuliahku bukanlah tanggung jawabnya, melainkan tanggung jawab saya sendiri.
8.        Pilihan kata yang kurang tepat
Misal:
Ketika Fu Chin jatuh cinta dengan Niang
9.        Selalu: periksa kamus untuk mengetahui hakikat maknawi suatu pilihan kata.
10.    Kaidah kalimat efektif tentunya amat penting kita perhatikan sehingga konsep yang kita kemukakan dapat diterima oleh pembaca dengan tepat sasaran dan benar.

Membuat Tulisan Kritik dan Esai terhadap Karya Sastra

Menikmati karya sastra merupakan suatu kegiatan memberikan apresiasi terhadap karya tulis format sastra sebagai karya mulia tentang preferensi hakikat hidup dan kehidupan manusia. Kebiasaan menikmati karya sastra memberikan nilai lebih dalam berbagai wacana, misalnya sosial, religi, kamanusiaan, heroisme, moral, filosofi.
Sikap apresiasi biasanya berkembang menjadi lebih baik manakala dibarengi dengan semakin bertambahnya referensi khazanah sastra sesorang.Hal ini seirama dengan kebutuhan batiniah yang senantiasa memperkaya wacana humanistik dan moral-filosofi- serta hakikat keilahian. Bersama dengan itu tentulah asumsi, persepsi, dan konsepsi orang yang melakukan hal ini akan semakin mapan dan terbentuk paradigma tertentu, tak luput dari kebiasaan berpemikiran terbuka.
Manakala kita mempunyai kebiasaan membaca karya sastra yang selalu akan berkembang ke arah lebih baik tentulah semakin memberikan kita kematangan apresiasi seirama dengan referensi bidang ini yang lama kelamaan akan membentuk klasifikasi dan kualitas suatu karya sastra. Bersamaan dengan itu apabila kita sudah mampu memberikan apresiasi yang mengarah ke penentuan kriteria, mulailah kita mampu memberikan kritik terhadap karya tersebut.
Dalam ilmu sastra kritik merupakan bagian yang dipelajari secara fokus demi membuat analisis dan mengemukakan hasil analisis tersebut. Analisis yang dilakukan terhadap karya sastra yang dimaksud tentu saja dimensinya bertumpu pada hakikat karya sastra, bisa aspek intrinsik, ekstrinsik, ataupun dimensi lain yang amat ditentukan oleh sudut pkitang penyusun kritik. Kritik sastra Indonesi tentu saja tak lepas dari sang pelopornya, H.b. Jassin yang diberi gelar “Paus Sastra Indonesia”. Karya beliau dapat dilihat dalam Kesusastraan Indonesia dalam Kritik dan Esai, Analisa Cerpen, dan Tifa Penyair dan Daerahnya.
Kritik sastra merupakan hasil pengamatan sang kritikus terhadap keunggulan dan kelemahan suatu karya sastra, terutama dari hakikat nilai sastranya. Tentu saja di dalamnya terdapat analisis keunggulan, kelemahan-kekurangan, kebenaran, serta kesalahan yang terdapat dalam karya sastra itu. Yakob Sumardjo (1986: 21) mengatakan bahwa kritik sastra mempunyai tujuan mendorong sastrawan untuk mencapai penciptaan ke tataran lebih baik-tertinggi, di sisi lain bermakna memberikan apresiasi terhadap karya sastra itu secara lebih baik.
Karakteristik kitik sastra yaitu:
1) bertujuan menilai karya sastra;
2) penilaian berdasarkan kriteria tertentu;
3) mengungkapkan kelebihan dan kekurangan karya sastra tersebut; dan
4) ada kesimpulan penilaian kritikus terhadap karya sastra yang dikritik.

Di sisi lain kritik sastra juga mempunyai ciri:
1) penulis terbuka mengemukakakn sudut pkitang penilaiannya;
2) penulis bersikap objektif dalam memberikan penilaian; dan
3) penulis menyertakan bukti-bukti tekstual dari yang dikritik.
Esai sastra adalah salah satu bentuk karya tulis yang marak diciptakan oleh berbagai kalanagan sastra. dibawah ini pengertian esai menurut beberapa ahli. Pengertian esai sebagai karangan yang sedang panjangnya,yang membahas persoalan secara mudah dan sepintas lalu dalam bentuk prosa. Tulisan esai tentu mempunyai sisi berbeda dengan kritik. Esai merupakan salah satu bentuk karangan seseorang yang dimuat dalam media, hampir sama dengan artikel, namun justru lebih singkat. Selain itu, esai mengungkapkan berbagai persoalan, bisa berbentuk formal atau nonformal. Bentuk formal mengikuti kaidah kebahasaan yang berlaku, sedangkan format nonformal dikemas dalam bahasa gaul percakapan. Kata sapaan saya yang digunakan oleh penulis seringkali memperakrabpenulis dengan pembacanya, sedangkan esai formal cenderung bersifat ragam resmi.

Dimensi yang menjadi titik pokok esai adalah pkitangan atau pendapat pribadi penulis mengenai masalah kesastraan. Tulisan esai mempunyai karakter antara lain di dalamnya terdapat ide-ide-konsep penulis, gagasan tersebut didukung oleh data, penulisan esai mengemukakan masalah yang lebih luas, dan menggunakan pola akademis ilmiah.
Secara sederhana penulisan esai mengenal beberapa prinsip, yaitu:
1) penulis dapat memilih topik yang akan dibahas sesuai dengan tujuan dan sudut pkitang yang dipilihnya;
2)  pengungkapan gagasan-pendapat penulis tersebut tidak like or dislike, namun dikemas dalam formulasi ilmiah yang diperkuat dengan data-data; dan
3) logika penulis ditunjang oleh argumentasi dan dasar penalaran yang masuk akal.



Menyusun tulisan dalam bentuk sekelas esai memerlukan keterampilan dan kemampuan kognisi serta naluri yang agak spesifik. Guna membuat sebuah esai berkualitas diperlukan kemampuan dasar menulis dan latihan yang terus-menerus. Menulis esai memerlukan kecerdasan pikiran dan kecerdikan intuitif nurani manusiawi sebagai insan yang memiliki keunggulan dalam berpikir. Dalam konteks demikian kita harus mampu melihat pokok persoalan dengan menggunakan naluri insan cerdas dan berani berbeda dengan kebiasaan yang ada dalam persepsi umum. Di sisi lain kita harus bisa mengungkapkan sesuatu yang belum atau jarang dipikirkan oleh awam atau cendekiawan pada umumnya. Kita harus melihat dengan menggunakan kacamata yang berbeda, sudut pandang lain, dan logika yang jarang digunakan oleh orang. Gambaran di bawah ini merupakan semacam pola dasar yang mungkin membantu kita dalam menyusun sebuah esai meskipun dapat pula kita menyebutnya sebaga panduan dasar dalam menulis sebuah esai.

A. Struktur Sebuah Esai
Secara struktural sebuah esai memiliki pola serta susunan yang mesti runut dan terpadu. Secara umum sebuah esai minimal terbagi dalam lima paragraf. Kelima paragraf tersebut secara proporsional dan sistematis mempunyai kedudukan dan fungsi khusus.

1. Paragraf pertama
Dalam paragraf ini penulis memperkenalkan topik yang akan dikemukakan, berikut pernyataannya. Pernyataan dikemukakan dalam kalimat singkat dan jelas serta sedapat mungkin pada kalimat pertama. Kemudian pembaca diperkenalkan pada tiga paragraf berikutnya yang mengembangkan pernyataan tersebut dalam beberapa subtopik.

2. Paragraf kedua sampai keempat
Ketiga paragraf ini disebut tubuh dari sebuah esai yang memiliki struktur yang sama. Kalimat pendukung pernyataan dan argumen-argumennya dituliskan sebagai analisis dengan melihat relevansi dan relasinya dengan tiap-tiap subtopik.

3. Paragraf kelima (terakhir)
Paragraf kelima merupakan paragraf kesimpulan. Tuliskan kembali pernyataan dan subtopik yang telah dibahas dalam paragraf kedua sampai kelima sebagai sebuah sinpernyataan untuk meyakinkan pembaca!

B. Langkah-langkah Menulis Esai

1. Memilih Topik
Bila topik telah ditentukan, kita mungkin tidak lagi memiliki kebebasan untuk memilih. Namun demikian, bukan berarti kita siap untuk menuju langkah berikutnya. Pikirkan terlebih dahulu tipe naskah yang akan kita tulis! Apakah berupa tinjauan umum atau analisis topik secara khusus? Jika hanya merupakan tinjauan umum, kita dapat langsung menuju ke langkah berikutnya. Tapi bila kita ingin melakukan analisis khusus, topik kita harus benar-benar spesifik.
Jika topik masih terlalu umum, kita dapat mempersempit topik kita. Sebagai contoh, topik “Indonesia” masih merupakan satu topik yang sangat umum.Jika tujuan kita menulis sebuah gambaran umum (overview), topik ini sudah tepat. Namun, bila ingin membuat analisis singkat, kita dapat mempersempit topik ini menjadi “Kekayaan Budaya Indonesia” atau “Situasi Politik di Indonesia". Setelah yakin akan apa yang kita tulis, kita bisa melanjutkan ke langkah berikutnya.
Bila topik belum ditentukan, tugas kita jauh lebih berat. Di sisi lain, sebenarnya kita memiliki kebebasan memilih topik yang kita sukai sehingga biasanya membuat esai kita jauh lebih kuat dan berkarakter.

2. Menentukan Tujuan
Tentukan terlebih dahulu tujuan esai yang akan kita tulis! Apakah untuk meyakinkan orang agar mempercayai apa yang kita percayai? Menjelaskan bagaimana melakukan hal-hal tertentu?Mendidik pembaca tentang seseorang, ide, tempat atau sesuatu? Apa pun topik yang kita pilih harus sesuai dengan tujuan yang ditentukan.

3. Menuliskan Minat Kita
Jika telah menetapkan tujuan esai, tuliskan beberapa subjek yang menarik minat. Semakin banyak subjek yang kita tulis akan semakin baik. Jika kita memiliki masalah dalam menemukan subyek yang kita minati, coba lihat di sekeliling kita. Adakah hal-hal yang menarik di sekitar kita? Pikirkan hidup kita? Apa yang kita lakukan? Mungkin ada beberapa yang menarik untuk dijadikan topik. Jangan mengevaluasi subjek-subjek tersebut, tuliskan saja segala sesuatu yang terlintas di kepala!

4. Evaluasi Potensial Topik
Jika telah ada beberapa topik yang pantas, pertimbangkan masing-masing topik tersebut.Jika tujuannya mendidik, Kita harus mengerti benar tentang topik yang dimaksud. Jika tujuannya meyakinkan, topik tersebut harus benar-benar menggairahkan.Yang paling penting, berapa banyak ide yang kita miliki untuk topik yang Kita pilih?
Sebelum meneruskan ke langkah berikutnya, lihatlah lagi bentuk naskah yang kita tulis. Sama halnya dengan kasus di mana topik kita telah ditentukan, kita juga perlu memikirkan bentuk naskah yang kita tulis.

5. Membuat Outline (kerangka karangan)
Tujuan dari pembuatan outline adalah meletakkan ide-ide tentang topik kita dalam naskah dalam sebuah format yang terorganisasi.
1.    Mulailah dengang menulis topik kita di bagian atas!
2.    Tuliskan angka romawi I, II, III di sebelah kiri halaman tersebut, dengan jarak yang cukup lebar diantaranya!
3.    Tuliskan garis besar ide kita tentang topik yang kita maksud!
4.    Jika mencoba meyakinkan, berikan argumentasi terbaik!
5.    Jika menjelaskan satu proses, tuliskan langkah-langkahnya sehingga dapat dipahami pembaca!
6.    Jika mencoba menginformasikan sesuatu, jelaskan kategori utama dari informasi tersebut!
7.    Pada masing-masing romawi, tuliskan A, B, dan C menurun di sis kiri halaman tersebut. Tuliskan fakta atau informasi yang mendukung ide utama!
        
    6 . Menuliskan Pernyataan
Suatu pernyataan mencerminkan isi esai dan poin penting yang akan disampaikan oleh pengarangnya. Kita telah menentukan topik, sekarang kita harus melihat kembali outline yang telah kita buat, dan memutuskan poin penting apa yang akan kita buat. Pernyataan pernyataan kita terdiri dari dua bagian:
·       Bagian pertama menyatakan topik. Contoh: Budaya Indonesia, Korupsi di Indonesia
·       Bagian kedua menyatakan poin-poin dari esai kita. Contoh: memiliki kekayaan yang luar biasa, memerlukan waktu yang panjang untuk memberantasnya, dst..

8. Menulis Paragraf Pertama
·      Mulailah dengan cara menarik perhatian pembaca!
·    Caranya, dimulai dengan menyampaikan suatu informasi nyata dan terpercaya. Informasi ini tidak perlu benar-benar baru untuk pembaca, namun bisa menjadi ilustrasi untuk poin yang kita buat.
·   Bisa juga kita sampaikan dengan suatu anekdot, yaitu suatu cerita yang menggambarkan poin yang kita maksud. Berhati-hatilah dalam membuat anekdot! Meski anekdot ini efektif untuk membangun ketertarikan pembaca, kita harus menggunakannya dengan tepat dan hati-hati.
·  Strategi lain adalah dengan menggunakan dialog dalam dua atau tiga kalimat antara beberapa pembicara untuk menyampaikan poin kita, terutama tokoh yang bisa membantu membangun opini pembaca.
·    Tambahkan satu atau dua kalimat yang akan membawa pembaca pada pernyataan pernyataan kita!
·    Tutup paragraf dengan pernyataan-pernyataan yang kita tekankan!

    7. Menuliskan Tubuh Esai
Bagian ini merupakan bagian paling menyenangkan dari penulisan sebuah esai. Kita dapat menjelaskan, menggambarkan dan memberikan argumentasi dengan lengkap untuk topik yang telah kita pilih. Masing-masing ide penting yang kita tuliskan pada outline akan menjadi satu paragraf dari tubuh pernyataan kita.
Tiap-tiap paragraf memiliki struktur serupa:
· Mulailah dengan menulis ide pokok dalam bentuk kalimat! Misalkan ide pokok adalah “Pemberantasan korupsi di Indonesia”, kita dapat menuliskan ke dalam kalimat ide pokok “Pemberantasan korupsi di Indonesia memerlukan kesabaran besar dan waktu yang lama”.
·    Kemudian tuliskan masing-masing poin pendukung ide tersebut, namun sisakan empat sampai lima baris!
·  Pada masing-masing poin, tuliskan perluasan dari poin tersebut. Elaborasi ini dapat berupa deskripsi atau penjelasan atau diskusi!
·      Bila perlu, kita dapat menggunakan kalimat kesimpulan pada masing-masing paragraf!
·     Setelah menuliskan tubuh pernyataan, kita hanya tinggal menuliskan dua paragraf: pendahuluan dan kesimpulan!

    9. Menuliskan Kesimpulan
Kesimpulan merupakan rangkuman dari poin-poin yang telah kita kemukakan dan memberikan perspektif akhir kepada pembaca. Tuliskan dalam tiga atau empat kalimat -namun jangan menulis ulang sama persis seperti dalam tubuh pernyataan di atas-  yang menggambarkan pendapat dan perasaan kita tentang topik yang dibahas. Kita dapat menggunakan anekdot untuk menutup esai kita.

    10. Memberikan Sentuhan Akhir
·     Teliti urutan paragraf. Mana yang paling kuat? Letakkan paragraf terkuat pada urutan pertama, dan paragraf terlemah di tengah. Namun, urutan tersebut harus masuk akal. Jika naskah menjelaskan suatu proses, kita harus bertahan pada urutan yang kita buat.
·  Teliti format penulisan! Telitilah format penulisan seperti margin, spasi, nama, tanggal, dan sebagainya!
·   Teliti isi tulisan! Kita dapat merevisi hasil tulisan kita, memperkuat poin yang lemah. Baca dan baca kembali naskah kita!
·    Teliti sistematika dan logika tulisan! Apakah masuk akal? Tinggalkan dulu naskah kita beberapa jam, kemudian baca kembali. Apakah masih masuk akal?
·       Apakah kalimat satu dengan yang lain mengalir dengan halus dan lancar? Bila tidak, tambahkan beberapa kata dan frase untuk menghubungkannya atau tambahkan satu kalimat yang berkaitan dengan kalimat sebelumnya!
·       Teliti kembali penulisan dan tata bahasa tulisan kita!


Sumber: 







Komentar

Postingan populer dari blog ini

CERITA PENDEK ON-LINE KARYA SISWA-SISWI KELAS XII IPA 1 TAHUN 2014/2015

CERITA PENDEK ON-LINE KARYA SISWA-SISWI KELAS XII IPA 3 TAHUN 2014/2015