CERITA PENDEK KARYA SISWA-SISWI KELAS XII IPA 1 TAHUN 2012/2013

Cerita pendek merupakan karya sastra yang amat menarik bagi orang yang memililiki hobi membaca, khususnya sastra. Hal ini erat kaitannya dengan karakteristik cerita pendek yang "pendek", tapi penuh makna dan habis dalam sekali baca. Orang cenderung senang membaca cerita pendek sebab tidak dibutuhkan waktu panjang untuk menikmatinya, cukup dalam satu kali duduk, dan merasa memperoleh nilai (value) dari hakikat hidup dan kehidupan. Maka, yang tertulis dalam cerita pendek mayoritas berkaitan erat dengan realita kehidupan secara realistis-pragmatis, dan bisa disaksikan dan dilihat oleh siapa pun. Tak heran jika hal ini menjadikan cerita pendek itu menarik untuk dibaca dalam situasi yang tak perlu serius, bahkan bisa sambil santai hingga merasa enjoy.

Maka, cerita pendek bisa ditulis oleh siapa pun sejauh yang bersangkutan memiliki daya pengamatan baik terhadap peristiwa yang terjadi, dialami sendiri maupun  orang lain. Daya bayang erat kaitannya dengan kemampuan mengolah daya memori untuk peristiwa yang akan datang. Bisa juga hal ini berhubungan dengan reproduksi atas peristiwa yang sudah terjadi, dialami, dilihat, dan dikembangkan sendiri melalui imajinasinya.

Karya cerita pendek dalam jaringan ini dilalukan siswa secara online. Artinya, siswa berperan aktif dalam berkreasi melalui media jaringan dalam wadah yang telah disipakan. Kreasi siswa tetap dihargai dengan ketentuan normatif sesuai variabel indikasi operasional yang ditentukan. 

Harus diakui bahwa kreasi siswa bermula dari kekuatan imajinasi dan daya olahnya, terutama dalam berbahasa. Maka. mari berkarya dalam wahana ini yang dirancang khusus buat kalian! Tunjukkan potrensi dan talenta yang kalian miliki!

Kelas XII IPA 1 secara aklamasi memilih judul "Gila loe, Ndro!". Judul ini amat menarik dan menimbulkan banyak imajinasi. Silakan berpartisipasi dalam menulis cerpen secara online!

Komentar

  1. Gemericik air pancuran di halaman depan rumah terdengar rapi berirama dengan sesekali suara lain muncul bagaikan irama bas dalam bermain musik bersama. Udara pagi-dini masih menyelimuti kampung itu. Suara kokok ayam jantan saling bersahutan dari rumah ke rumah lain, dengan maksud menujukkan kejantanannya.

    Semburat sinar matahari dalam fajar perlahan menyeruak, dengan saksama membuka dunia dari lelapnya tidur. Geriap pagi bersapa suara dalam lantunan nuansa ceria.

    "Bangun, Ndro! Bangun! Cepat, entar kesiangan lagi kamu!" ujar pere,puan separo baya itu.

    Suara inilah yang hampir setiap pagi terdengar di sela-sela sepi yang mengurungnya. Sepi suara,sepi kata, sepi hati,dan sepi nan sunyi.


    BalasHapus
  2. Nama : Dedi Yanto Husada
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 10

    Suara tersebut bak alarm alami yang setiap paginya mendegung di telingaku. Aku pun terbangun dari lelapnya tidurku karena begadang semalaman. Yah, hal itu tak lain tak bukan karena aku ingin menyaksikan pertandingan sepak bola klub kesayanganku, yaitu AC Milan. Namun, aku tak menyesalinya. AC Milan menang melawan Barcelona.

    Mencuci muka di pagi hari telah menjadi rutinitasku setelah bangun tidur. Meskipun aku tidak suka melakukannya karena ketika melakukannya aku harus berusaha menerima kenyataan yang cukup pahit, terutama saat aku berkaca. Aku terpaksa harus mensyukuri wajahku yang kata orang mirip Indro "Warkop". Bentuk muka lonjong, gigi depan yang posisinya agak "offside"., serta banyaknya batu-batu kerikil merah yang bertaburan di wajahku adalah pemandangan yang cukup mengiris hati ketika aku bercermin. Dalam hati, aku terus menyamangati diriku bahwa aku orang terganteng di dunia.

    BalasHapus
  3. Nama : Agustinus Candra
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 02

    Masih teringat di benakku ketika aku bermimpi menjadi seorang model tekenal yang berjalan dengan gagahnya di atas "Catwalk" dengan menggunakan pakaian yang membuat bentuk tubuh dan wajah ku terlihat seperti Ronaldinho. Semuanya terasa singkat, baru semalam aku memimpikan hal itu dan sekarang aku bersiap keluar rumah dengan penuh percaya diri untuk memperlihatkan tubuhku yang kekar.

    Dengan langkah gagah berani aku menuju ke sebuah taman dimana banyak perempuan cantik yang mewarnai hari-hari taman tersebut. Aku mengitari taman tersebut sambil melirik ke kanan dan ke kiri. Mataku tertuju pada seorang gadis yang sedang duduk di taman. Aku tidak bisa melihat wajahnya, namun dari belakang kulihat rambutnya yang indah tergerai, kulitnya yang putih langsat, dan kupastikan wajahnya cantik. Perlahan-lahan wanita itu pun berdiri. Pada saat itu jantungku mulai berdebar, denyut nadiku bergerak cepat, mukaku memerah dan asap keluar dari kedua telingaku. Tiba-tiba ia berbalik menghadapku dan "Bujubunenggggg..." ternyata wanita tersebut adalah seorang lelaki. Aku terkejut, mataku terasa mencair, bulu kudukku berdiri, dan serasa aku terkena demam seketika. Aku tidak bisa membayangkan orang yang tadinya aku senangi ternyata adalah seorang lelaki. Gadis itu pun menghampiri dan menyapaku dengan suara yang berat.

    BalasHapus
  4. Nama: Marvin Wirianto
    Kelas : XII IPA 1
    No Absen : 25

    Dengan secepat kilat aku segera berlari. "Banciii...." hal itulah yang ada di benakku. Aku pun kembali masuk ke rumahku yang sederhana. Aku menutup pintu kuat-kuat dan mengunci gembok. Di dalam rumah aku merenung dan meratap diriku yang biasa-biasa saja dengan bermodalkan muka yang mirip Indro tapi badan seperti kuli. Aku pun pasrah saja.
    Aku berpikir, "Apakah aku akan menemukan cinta sejatiku ?" Lalu mengingat umurku yang sudah menginjak kepala tiga, "deadline" menikah pun semakin menikam hatiku.

    BalasHapus
  5. Nama: Reevaldo Calvin
    Kelas: XII IPA 1
    No. Absen: 31

    "Perjaka Tua" demikian tetangga-tetangga di sekitar rumahku mencibir diriku dari belakang. Mereka kira aku tidak tahu apa yang mereka omongkan. Seringkali hati ini tersayat mendengar cibiran mereka itu, namun apa daya, yang mereka perbincangkan adalah fakta tentang diriku. Di sisi lain, aku tetap optimis dengan apa adanya diriku, walau wajahku terlihat sedikit beringas, namun percayalah aku adalah seorang Katolik sejati yang tidak pernah "mbolos" misa setiap minggunya.

    Baru tersadar dari "musibah" yang aku hadapi barusan, sebenarnya tujuan aku pagi ini ke taman adalah untuk joging, sekedar memanaskan otot-otot kekarku dan menyegarkan pikiranku sebelum aku pergi kerja nanti. Aku beranjak dari ketakutanku, mengintip dari ujung jendela, apakah "laki-laki" tadi masih menungguiku di luar sana.

    BalasHapus
  6. Nama : Imanniati Mutiara Mentari
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 15

    Aku berjalan keluar sambil menengok kiri dan kanan. Memang tidak perlu, karena aku sudah mengintip dari jendela, dan memastikan tidak ada siapapun diluar sana. Tetapi tetap saja, aku perlu berjaga-jaga jangan sampai aku bertemu dengan orang itu lagi. Sampai tiba-tiba seseorang berdiri di belakangku dan berkata,"Kenapa kamu Ndro? Kayak baru ketahuan maling aja".
    "Aaaaaaaaaaaaaa!!!!" teriakku karena begitu terkejut dengan suara yang tiba-tiba keluar itu. Tanpa pikir panjang, aku berlari dengan sangat cepat, untuk yang kedua kalinya, tanpa perlu repot-repot untuk menoleh ke sumber suara, dan meninggalkan seseorang di belakangku yang menatapku dengan penuh tanda tanya.

    BalasHapus
  7. Nama : Amalia
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 03

    Sial. Itulah hal yang sekarang tersirat di pikiranku. Hidupku memang selalu dikelilingi oleh kesialan. Tak hanya sekali dalam sehari. Puluhan kali, bahkan ratusan kali dalam sehari atau mungkin ribuan kali. Baru bangun saja sudah ketemu banci, apalagi bila aku lanjutkan untuk terus beraktivitas. Satu lagi, berlari, berlari juga salah satu bagian hidupku. Berlari. Yah, walaupun hari ini agendaku memang untuk jogging, tapi sebenarnya setiap hari aku selalu berlari. Pagi ini sudah dua kali aku berlari. Keringat pun mulai mengucur dari sudut wajahku. Bau "semerbak" mulai menjelajahi seluruh tubuhku. Halah, kesialan pasti selalu membuntutiku.

    "Tinnnnn.. tinnnnn" suara klakson mobil "menegurku" yang sejak tadi berjalan tak tentu arah. Aduh, apa lagi ini? Masa pagi-pagi harus ditabrak mobil? Sial. Yah, sial lagi.

    BalasHapus
  8. Nama : Teddy Setiadi
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 34

    Aku pun langsung berlari menjauhi mobil itu namun orang di dalam mobil itupun memangggil namaku dan aku pun langsung menghentikan lariku yang sangat cepat seperti lari pemain bola club chelsea yaitu Torres. Aku pun menoleh ke arah mobil tersebut dan ternyata orang itu adalah papaku sendiri.
    Papa menyuruhku pulang lalu menyiapkan surat lamaran pekerjaan.Aku pun menyiapkan surat lamaran pekerjaanku lalu pergi keliling kota untuk mencari pekerjaan.Setelah sekian lama mencari pekerjaan, akhirnya hari ini aku di terima menjadi satpam. Aku pun sangat senang karena dibalik kesialanku masih ada keberuntungan.

    BalasHapus
  9. Nama : Amalia
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 03

    Beruntung. Rasanya ingin sekali aku meminta orang lain menampar pipiku ini, menyadarkanku bahwa ini adalah kenyataan. Ini adalah pertama kalinya dalam seumur hidupku, aku mendapatkan keberuntungan. Aku tak menyangka bahwa aku akan diterima sebagai satpam. Ternyata tak sia-sia aku berlari-lari dari satu tempat ke tempat lain untuk melamar pekerjaan. Rasanya bumi menjadi semakin indah. Seindah pekerjaan yang aku dapatkan ini. Aku langsung berlari mengelilingi lapangan bola sebanyak 100 kali karena terlalu senang.

    Namun, aku tiba-tiba terdiam. Tampaknya, masih ada hal yang harus aku penuhi dalam kehidupanku. Yah, mencari jodoh.

    BalasHapus
  10. Nama : Bianca Theodeanna
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 08

    "Ah mudah saja mencari jodoh asal punya pekerjaan", pikirku. Ya pekerjaan ini bukanlah pekerjaan mewah walaupun aku berjaga di sebuah rumah mewah, tetapi cukup untuk membuatku tidak mengemis pada orang tuaku dan membiayai seorang pacar. Sebenarnya ini adalah pekerjaan ganda, ya sebagai satpam dan tukang parkir khusus untuk pemilik rumah mewah ini. Dialah yang mempekerjakanku disini. Agar mobilnya dapat keluar, aku harus mengeluarkan keberanian yang cukup besar untuk berdiri di depan mobil-mobil yang sedang melaju di jalanan. "Tiiinnnnn.. tiiinnn" lagi-lagi ak ditegur oleh sebuah mobil. Dengan enggan aku menoleh ke sumber suara, bersiap menerima makian dari sang pengendara mobil mewah. Dalam benakku telah tersirat wajah bengis orang kaya yang lengkap dengan sumpah serapahnya. Deg!!! Serasa jantungku hampir meloncat dari kediamannya. Ambooii.. seorang bidadari duduk di balik kaca mobil melihat ke arahku dengan tatapan heran. Matanya yang besar bersinar bak sinar matahari pagi dan tatapan hangatnya meluluhkan hatiku, dan yang paling penting, ia benar-benar perempuan tulen. Saat aku sedang "kerasukan" dewi cinta, tiba-tiba keluar suara merdu dari mulut mungilnya, "Maaf Kak, permisi ya". Segera aku mengumpulkan "puing-puing" jiwaku yang tadi berkunjung ke dunia khayalan dan memerintahkan kaki kekarku untuk bergerak ke arah pinggiran jalan.

    Kulanjutkan tugas dinasku dengan hati berbunga. Terngiang jelas senyuman manis sang bidadari muda. "Kesialan pagi tadi tidaklah seberapa kalau aku bisa bertemunya kembali", pikirku.

    Balas

    BalasHapus
  11. Nama : Amalia
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 03

    "Cinta, oh cinta" gumamku. Senangnya. Aku berharap bahwa perempuan tadi benar-benar nyata, benar-benar ada, dan benar-benar menatapku tadi. Aku tak ingin keberuntunganku kali ini hanya sekali, aku ingin melihatnya lagi. Lagi dan lagi. Cinta pada pandangan pertamakah? Mungkin saja. Namun, aku berharap agar cintaku kali ini tidak hanya sekadar cinta bertepuk sebelah tangan seperti cinta yang aku alami sebelumnya. Dulu, aku pernah ditinggal oleh pacarku. Dia memilih untuk menikah dengan lelaki lain yang lebih ganteng dan kaya daripada diriku, padahal aku telah mempersiapkan cincin pernikahan untuknya. Sampai sekarang, cincin itu masih aku simpan. Tapi, ya sudahlah. Sekarang saatnya memulai cinta yang baru. Semoga saja perempuan tadi benar-benar jodohku.

    BalasHapus
  12. Nama : Jacky Ryanto Fernandes
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 18

    Keesokan harinya.
    Aku pun mulai menikmati keberuntunganku ini yang mungkin hanya dapat kurasakan sebentar sebelum kesialan datang menghampiri. Bos memintaku untuk langsung bekerja dan akan diberi gaji awal jika kerjaku hari ini baik. Ku jalani profesi baruku ini yang mungkin akan menjadi profesi tetapku. Aku memulainya dengan berpatroli di sekeliling rumah.

    "Begini nasib jadi bujangan, ke mana mana asalkan suka, tiada orang yang melarang, hati senang walaupun tak punya uang ohh..." dengan riangnya aku bernyanyi sambil berpatroli.

    Tanpa sengaja aku bertemu dengan seseorang yang sedang berusaha membuka pintu mobilnya.
    Dia tampak kesulitan membuka mobilnya, ternyata kuncinya tertinggal di dalam mobil katanya. Segera aku melaksanakan tugasku sebagai satpam, yaitu menjaga keamanan dan termasuk menolong mereka yang kesusahan. Kubantu orang tersebut untuk membuka mobilnya dengan pengalamanku mencongkel pengunci mobil dengan kawat dari lubang kaca mobil yang kudapatkan saat aku masih jail-jailnya dulu memainkan mobil temanku saat SMA.

    Setelah membantu orang itu, aku segera menemui bos karena baru saja dipanggil.
    "Ya bos, siap bos..." dengan tegas aku ucapkan kepada bos.
    Aku ditugaskan menyiapkan mobil bos untuk bos pergi meeting. karena aku orang baru, aku tidak tahu mobil yang disebutkan, tetapi aku berusaha untuk tahu, jangan sampai aku mengecewakan bosku.
    Beberapa saat kemudian bos malah mendatangiku dan menanyakan dimana mobilnya.
    Dengan tegas aku menjawab, "ya aku lagi nyari bos, aku kan baru, wajar aku kesusahan mencari mobil bos."
    "Dasar bodoh, saya tanya dimana mobil saya yang diparkir di sini?" tanya bos dengan nada marah.
    "Y..Yg..Yang.. yang parkir di sini mobil bos???" tanyaku kembali dengan terkejut.
    "Iya, mana mobilku?" bos mulai jengkel.
    "A.. a...a... anu... bos tadi kukira itu mobil orang yang tadi bos..." jawabku dengan takut.
    "Apa kau bilang, mobilku dibawa orang... itu pencuri... dasar kamu.." Kesal bos.

    Yah, itulah, keberuntunganku ternyata memang tidak berlangsung lama. "gagal maning, gagal maning..."

    BalasHapus
  13. Nama : Amalia
    Kelas: XII IPA 1
    No. Absen : 03

    Tuh kan, sial lagi. Belum apa-apa, aku sudah diharuskan untuk mencari mobil bosku yang hilang tadi, kalau tidak, gajiku akan "dipotong".

    Dengan langkah yang lunglai, aku mencari mobil bosku tadi, mungkin saja masih tidak terlalu jauh. Perlahan tapi pasti, aku mencari mobil Ferrari warna merah yang hilang itu. Aku berpikir bahwa gajiku selama 10 tahun tidak akan cukup untuk mengganti mobil bosku yang mewah itu. Kesialan selalu datang. Seandainya kesialan adalah seorang wanita, aku sangat rela untuk diikutinya, didampinginya, disertainya, digandengnya, ditemaninya, dan dirangkulnya setiap hari. Tapi sayang, kesialan hanyalah sebuah kesialan, tak lebih.

    Tiba-tiba, aku merasa keberuntungan menghampiriku. Mobil berwarna merah yang bentuknya sama persis dengan mobil bosku sedang parkir di ujung jalan. Aku segera berlari menuju ke mobil tersebut, berharap bahwa mobil itu adalah mobil bosku. Memang benar, berlari tidak dapat dipisahkan dari kehidupanku. Nafasku tersengal-sengal ketika sampai di depan mobil tersebut. Dengan teliti, aku memperhatikan mobil merah tersebut.

    BalasHapus
  14. Nama : Bianca Theodeanna
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 08

    Tiba-tiba, seeorang meneriakiku, "Sedang apa kamu?? Mau mencuri ya??" Secepat kilat aku membantah,"Maaf Pak, saya hanya ingin mencari mobil bos saya yang dicuri, kebetulan sama persis dengan punya Bapak.."
    "Sial,"pikirku, pupus harapanku pada mobil mewah itu.

    Kutatap langit yang mulai menggelap. Kuputuskan untuk mencarinya besok pagi. Aku pun pulang ke rumah dengan kepala tertunduk. Menunggu orang tuaku pulang dan mendengar caci makinya karena kebodohanku yang tiada taranya. "Idiot!!", kutukku pada diriku sendiri. Tak berapa lama, terdengar suara pagar dibuka. Kulirik jam tanganku dan kusikap tirai kamarku. Ya, kedua orang tuaku telah menginjakkan kakinya kembali ke rumah.
    Dengan suara riang ibuku memanggil. Sebuah kue tar sederhana berdiri dihadapanku. Di atasnya tertulis, "Selamat atas pekerjaan barumu".

    Balas

    BalasHapus
  15. Nama : Amalia
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 03

    Ucapan selamat sederhana diberikan oleh ibuku. Ibuku memang orang yang paling pengertian terhadap diriku. Dia selalu ada disaat senang maupun sedih. Hidupku memang tak sekaya, seganteng, dan seberuntung lelaki lain, tetapi setidaknya masih ada keberuntungan yang tiada taranya, yaitu ibuku.

    Dengan senyum sumringah aku menerima kue tar tersebut. Ibuku memotongnya dan memberikannya kepadaku. Aku memakannya dengan lahap, layaknya harimau yang sedang kelaparan, gigiku yang "offside" ini dengan ganas mengunyah kue tar yang enak itu. Rasa strawberi yang asam manis menyatu di dalam mulutku, membentuk suatu harmoni rasa yang sangat enak. Asam dan manis, sama persis dengan kehidupanku ini, sial dan untung, namun tetap indah.

    "Tokk..tokkk..tokkk" bunyi suara pintu diketuk. Tampaknya, ada tamu yang datang. Ibuku segera bergegas membukakan pintu rumah.

    BalasHapus
  16. Nama : Bianca Theodeanna
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 08


    Sesosok pria dengan kumis tebal muncul dari balik pintu. Ibuku terkejut dan memeluknya dengan hangat. Setelah beberapa saat kupandang, barulah aku menyadari bahwa pria itu adalah pamanku. Adik bungsu kesayangan ibuku yang merantau ke negeri Jepang beberapa tahun yang lalu. Kuperhatikan gerak-geriknya, dan kudapatkan ia telah berubah dari paman yang kukenal dulu. Ia menjadi begitu rapi dan menawan. Tampaknya ia telah sukses di negeri matahari terbit tersebut.

    Setelah berbincang cukup lama dengan orang tuaku, ia menatapku dengan mata berbinar, lalu berkata, "Hei Ndro, apakah kamu mau mengikuti jejakku ke Jepang? Kau akan kaya disana!"
    Aku terbelalak,terbayang jalan kesuksesan menantiku disana, lalu kutatap kedua orang tuaku. Terngiang hutang mencari mobil bosku yang hilang tadi. Tetapi bagaimana cara aku menjelaskan pada mereka?

    Balas

    BalasHapus
  17. Nama : Amalia
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 03

    Katakan, jangan katakan, katakan, jangan katakan, katakan, jangan katakan. Setan dan peri di pikiranku mulai menghasutku. Di satu sisi aku ingin mengatakan dan menjelaskan tentang mobil bosku yang hilang, tapi di sisi lain, aku takut kalau ibu akan marah. Masih untung sih kalau marah, tapi kalau pingsan? Aku benar-benar tak ingin menambah beban ibuku. Lagi pula, aku sudah besar, 30 tahun, aku tak ingin tergantung pada orang tua. Aku ingin mencari solusi sendiri.

    Sejenak. Aku terdiam memikirkan jawaban yang tepat untuk menjawab pertanyaan pamanku atau mungkin malah melamun memikirkan nasibku.
    Namun, tiba-tiba suara dari halaman depan rumah mengagetkan diriku.
    "Indro.. Indro.." panggilnya. Suara yang aku sangat kenal memanggilku. Dengan cepat, aku menuju halaman depan, meninggalkan lamunanku tadi. Ternyata temanku datang mengajakku main kartu. Bermain kartu memang salah satu hobiku sejak aku SD. Bermain kartu adalah salah satu alternatif "refreshing" untukku.
    Dengan wajah berseri-seri, teman-temanku menghampiriku.

    BalasHapus
  18. Nama : Andre Frannico
    Kelas : XII IPA 1
    No absen : 5

    Setelah bermain kartu bersama temanku, aku kembali ke kamar dan lagi-lagi memikirkan hutangku dan keinginanku untuk ikut pamanku ke Jepang. Aku ingin sekali mengikuti jejak pamanku. menjadi kaya disana dan mungkin mendapatkan seorang gadis disana. walaupun aku tau mukaku jauh dari rata-rata, tapi mungkin dompetku bisa lebih dari rata-rata. aku terus memikirkannya hingga badanku lemas dan akhirnya tertidur.

    keesokan harinya
    pagi ini ada hal yang berbeda. aku merasakan kakiku menjadi lebih dingin dari biasanya.kupikir orang tuaku membelikanku sebuah AC. Ternyata aku salah, ini adalah bagian dari kesialan hidupku. Aku bangun dari tempat tidurku yang setengah basah karena aku mengompol. Segera kujemur kasurku di depan rumah dan bergegas mandi. setelah mandi aku dan keluargaku sarapan bersama. Saat asik makan bersama, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu rumahku. Segera kubuka pintu rumahku, ternyata dia adalah anak perempuan bosku. aku terkejut dan makanan dalam mulutku tiba-tiba keluar beserta liur yang menetes. Segera kubersihkan mulutku dan kupakai bajuku. tidak menggunakan baju memang salah satu kebiasaanku di rumah. aku bingung kenapa anak bos mau datang ke rumahku. Aku melihat ekspresinya yang sangat aneh. lalu aku menanyakan keadaannya, dia menjawab "enggak apa-apa aku cuma gak suka bau disini". Memang kurasakan ada bau yang sangat menyengat. aku baru sadar kalo bau itu berasal dari halaman depan rumahku.

    BalasHapus
  19. Nama : Anastasia Cindy Novela
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 4

    Oh Tuhan.. Dia.. Dia adalah bidadariku. Ya, maksudku bidadari di dalam mimpiku. Rupanya sungguh mirip dengan malaikat yang datang dari surga. Bertubuh tinggi, berkulit putih, bermuka cerah, bersenyum manis, berambut indah, dan dia memiliki mata yang secerah mentari. Sungguh, apakah aku sekarang sedang bermimpi? Melihatnya di pagi hariku yang sungguh suram dan membosankan.

    Namun aku kembali tersadar. Ini bukan mimpi. Dan "Oh, my..." dia mencium bau bekas ngompolku. Tolong bunuhlah aku sekarang! Dia pasti merasa 'ilfeel' denganku. Melihat wajahku di kantor saja pasti sudah membuatnya ingin muntah, apalagi melihat wajahku yang penuh air liur di bawah mulut ini, dan terutama dengan bau ngompolku. Alangkah sialnya aku!

    "Hai, ndro, mengapa kau melamun?" Yah Indro, dia sering memanggilku dengan nama Indro, ya karena aku mirip Indrolah alasannya.
    "Hah? A.. Ap.. Apa? Oh, maaf, bisakah kau duduk dulu sebentar? Aku baru bangun tidur, dan sungguh kau pasti tambah tidak suka melihat aku yang seperti ini," jawabku dengan nada yang sedikit sedih dan malu.
    "Oh, tidak apa-apa. Baiklah lebih baik aku pergi. Aku hanya mampir dan menyampaikan kabar dari papaku. Katanya mulai sekarang kau tidak perlu lagi datang dan bekerja dengannya. Kau dipecat," jawabnya dengan nada yang memelas.
    "Apaaaaaaaaa? Aku dipecat? Kenapa?" jawabku dengan terkejut.
    "Entahlah, papa sudah tidak suka dengan performa kerjamu, dan apalagi, pemandangan gigimu itu, sungguh mengganggu buat papa. Maafkan aku, aku pergi dulu."
    Sang bidadari pun meninggalkan aku yang berdiri dengan mulut yang mengaga di depan pintu. Oh Tuhan.. Mengapa aku sungguh sial?

    BalasHapus
  20. Nama : Amalia
    Kelas: XII IPA 1
    No. Absen : 03

    Hari ini aku dipecat lagi. Dengan langkah lunglai aku keluar rumah dan mencari kerja lagi. Semoga saja aku mendapatkan pekerjaan yang lebih baik daripada yang sebelumnya. Pekerjaan yang tidak berhubungan dengan mobil tentunya.
    "Gukkk, gukkk, gukk..." suara anjing terdengar semakin mendekat. Seekor anjing yang terlihat sedang "kesurupan" mendekati aku. Sialan. Aku segera berlari sekuat tenaga untuk menghindari anjing itu. Berlari lagi. Setiap hari terus berlari. Mungkin, anjing itu agak sensitif melihat orang sepertiku.
    "Hufff..huff..huff" dengan nafas tersengal-sengal aku segera beristirahat di bawah pohon yang rindang. Untung saja anjing itu tidak mengigitku, kalu aku digigitnya, mungkin saja aku akan menjadi lebih "parah" daripada sekarang.

    Ketika sedang asyik beristirahat, sebuah mobil tiba-tiba berhenti di depanku. Seorang wanita yang pernah aku lihat muncul dari balik pintu mobil tersebut. Wanita cantik yang pernah aku lihat sebelumnya.

    BalasHapus
  21. Nama: Intan Putri Hasyim
    Kelas: XII IPA 1
    No Absen: 16

    Wajah yang tak asing akhirnya terlihat untuk kedua kalinya. Wanita sopan santun yang pernah kutemui saat bekerja sebagai satpam itulah yang saat ini kulihat. Tak kusangka dapat bertemu dengannya lagi. Wajahnya yang ramah tak pernah terlupakan olehku, sang bidadari yang hidup di bumi pikirku. Ternyata Tuhan masih baik denganku, aku masih diperbolehkan untuk bertemu dengan pujaan hatiku itu. Secara tidak sadar aku tersadar dari khayalanku ketika melihat bidadari pujaanku itu sedang kebingungan karena mobilnya yang bermasalah. “Mobilnya kenapa neng? Bermasalah ya?” tanyaku berniat untuk membantu. “Iya nih.. sepertinya bannya kempes.. apa kakak bisa membantu menggantikannya dengan ban cadangan?” jawab wanita itu. Sesegera mungkin kulontarkan kata iya dari mulutku, dengan riangnya aku segera mengeluarkan kepandaianku ini. Panasnya hari membuatku gerah dan keringatku bercucuran. Tetapi tidak apa, ini kulakukan untuk cintaku. Tiba-tiba terdengar suara wanita itu sedang menelpon dan tampaknya mendapat kabar buruk.

    BalasHapus
  22. Nama : Bianca Theodeanna
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 08

    Sepertinya ia harus segera pergi ke suatu tempat. Dengan cekatan, aku menyelesaikan peran montirku. Ia mengucapkan terima kasih dan berlalu begitu saja. "Yah, dia pergi..", pikirku. Tetapi tidak ada sedikit pun penyesalan tersirat di benakku, aku ingin berguna untuknya.
    Sore harinya, ketika ak sedang beristirahat, bidadari itu menghampiriku lagi. Berbeda dengan sebelumnya, wajahnya seolah mengatakan bahwa ia mempunyai kabar baik untukku. Kuhampiri mobilnya lalu bertanya, "Ada apa nih? Bannya kempes lagi?"
    "Hahaha sembarangan.. Aku mau berterima kasih atas bantuanmu tadi siang, sebagai gantinya aku datang membawa kabar baik.. Temanku ada yang lagi butuh supir, kamu bisa nyetir mobil kan.. Coba aja melamar kerja kesana, siapa tahu diterima.."

    Pukul 23.00
    Kata-kata perempuan itu terus membayangiku. Kupejamkan mataku untuk kesekian kalinya, mencoba untuk menenangkan benakku dan tidur, namun hasilnya tetap sama. Akhirnya kuputuskan untuk duduk dan berpikir. Di satu sisi aku ingin ke Jepang untuk memulai hidup baru bersama pamanku, tapi di sisi lain, aku ingin tetap tinggal disini bersama orang tuaku. Selain itu, hati kecilku ingin aku menetap disini karena di kota inilah bidadariku singgah.

    Balas

    BalasHapus
  23. Nama : Ivanest Gani
    Kelas : XII IPA 1
    No absen : 17

    Pagi pun tiba, aku telah memutuskan untuk tetap tinggal di kota ini agar aku dapat mengejar cintaku untuk membuat bidadariku jatuh cinta padaku.
    Saat itu juga aku telah memutuskan kalau aku ingin melamar kerja menjadi supir yang ditawarkan oleh wanita itu. Mungkin saja dengan aku melamar pekerjaan menjadi supir, aku dapat bertemu dengannya lagi setiap harinya.

    BalasHapus
  24. Nama : Surya Cahya
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 33

    Ya, aku akan menerima tawaran gadis itu. Aku yakin jika aku menerimanya aku akan dapat berkenalan dengannya, dan siapa tahu bahwa dia jodohku. Jodoh. Aku yakin dia pasti jodohku, keberuntungan tidak datang dua kali. Kami sudah dipertemukan Tuhan dua kali. Berarti ini bukanlah sebuah keberuntungan. Baiklah, besok ketika ia kesini, aku akan memberikan jawaban yang pantas untuknya.

    Keesokan harinya, wanita itu pun datang kembali

    "Hai, apakah kau sudah menetapkan jawabanmu?" tanyanya dengan melontarkan senyuman mematikannya
    Celaka.. jantungku berdetak kencang kembali. Tetapi aku harus menjaga sikap didepan wanita cantik seperti dirinya. Aku harus tenang.. tenang dro, tenang..
    "Ya, aku sudah memutuskan untuk menerima tawaranmu. Apakah kita dapat menemui temanmu sekarang?" tanyaku
    "Tentu saja, ayo kita pergi" jawabnya.
    Kami pun akhirnya meninggalkan rumahku dan pergi kerumah teman sang bidadari.

    BalasHapus
  25. Untuk membuatnya tersenyum, aku memamerkan gigiku yang "offside".. Aku memamerkannya dengan bangga. Wanita itu terlihat heran melihat gigiku. "Ini gigi atau landasan pesawat terbang". Pasti hal itu lah yang mungkin ada di benak wanita itu.

    BalasHapus
  26. Nama : Amalia
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 03

    Dia tersenyum, tapi sebenarnya ia tak tahu kalau aku sedang takut. Aku sebenarnya takut, takut terhadap mobil. Aku takut jika aku ceroboh lagi seperti sebelumnya. Aku takut bila mobil itu hilang lagi seperti sebelumnya, sang mobil Ferrari merah. Tapi apa daya, sang bidadari yang memintaku untuk melakukan pekerjaan ini. Aku tidak mau menolaknya. Aku tak ingin dicap sebagai orang yang tak tahu diuntung. Aku tak ingin menjauh dari bidadariku.

    BalasHapus
  27. Pucuk dicinta ulam pun tiba. Dia tersenyum melihatkau tersenyum. Sekarang, hanya satu yang kurasa, surga cinta. Tidak terasa, kami pun telah sampai di kediaman calon bos baruku ini. Sampai akhirnya kami masuk ke dalam rumah mewah di kawasan elit tersebut. Terlihat oleh kami, seorang bapak-bapak berperawakan besar tinggi sedang membelakangi kami, entah apa yang dikerjakannya di depan sana, yang aku pikirkan hanya untaian kata demi kata, karena aku tidak tahu harus berkata apa saat diwawancarai olehnya nanti.

    BalasHapus
  28. Nama : Michael Liawady
    Kelas : XII IPA 1
    No absen : 26

    ketika bapak tersebut membalikkan badannya, aku tidak mampu berkata-kata, pikiranku melayang, kepalaku bagaikan di gantung di bawah kipas angin yang sedang berputar. Sesosok pria besar yang pernah memecatku lantaran mobilnya dicuri tersebut berada di depanku sekarang.
    yang ada di benakku sekarang adalah bagaimana bisa bos lamaku ada di rumah mewah ini dan apa yang harus aku katakan kepada bidadariku mengenai hal ini

    BalasHapus
  29. Nama : Luis Fernandes
    Kelas : XII IPA 1
    No Absen : 20
    Kenapa bisa begini ? Kenapa kesialan terus menghampiriku? TIDAK!! Aku harus berpikiran positif.Bagaimanapun juga aku adalah lelaki, walaupun tampangku pas-pas an dan gigiku yang merusak mata, namun aku tau bahwa aku adalah lelaki. Aku akan terus berusaha menghadapi segala jenis rintangan yang ada. Mau itu bos atau siapa pun juga, aku harus siap menghadapinya. Aku Indro temannya Dono dan Kasino, aku lelaki sejati.

    BalasHapus
  30. Dengan nada yang tinggi Si Bos berkata, "Kamu lagi kamu lagi. Mengapa saya bertemu denganmu setiap kali saya membutuhkan orang?"
    Terbata-bata aku menjawabnya, "Eh, eh, iya Pak, saya lagi, saya lagi. Saya Indro, Pak. Yang dulu pernah bekerja disini. Saya kira Bapak butuh seorang supir? Sekiranya berkenan, saya si.. sisii. siapp kok Pak untuk diterima disini lagi."

    BalasHapus
  31. Nama: Intan Putri Hasyim
    Kelas: XII IPA 1
    No Absen: 16
    “Apa yang kau lakukan di rumahku ini? Tidak puaskah kau telah menghilangkan mobilku, kini kau datang lagi dengan menunjukkan senyum menjijikkanmu itu!” bentak lelaki dengan perawak mengerikan itu. “Maaf pak, saya memang ceroboh telah menghilangkan mobil bapak, tapi saya masih punya harga diri, maaf telah menginjak rumah bapak. Mulai saat ini saya tidak akan muncul di hadapan anda” perlahan aku melangkahkan kaki ke pintu keluar.
    Sore pun datang kembali, seperti biasa, teman-teman grup bermain kartuku, Andre dan Edo datang berkunjung. Aku pun bercerita tentang hari yang kualami. “GILA LU NDROK!! Gimana bisa bertemu lagi dengan bossmu itu, aneh-aneh wae” jawab andre menanggapiku sambil bercanda. “Iyanih ndrok, kok sial banget sih, mungkin gigimu itu yang membawa kesialan, mungkin engkau perlu memakai behel agar kesialanmu itu hilang.. hahaha” tambah Edo semakin membuat diriku lesu pada sore hari menjelang malam itu.

    BalasHapus
  32. Nama: M. Fathan Mubina
    Kelas: XII IPA 1
    No. Absen: 21

    "Siapa yang mau maling gigi gue!", jawabku.

    Aku menjadi terpikir tentang pendapat Edo itu. Apakah aku harus memakai kawat gigi agar kesialanku yang abadi ini akhirnya lenyap? Lagipula, berapa ya harga kawat gigi itu? Bagaimana aku memasangnya?

    Kutinggalkan Edo dan Andre untuk menjawab rasa penasaranku. Aku segera pergi menuju toko bangunan yang masih buka hingga malam yang ada di seberang lorong rumahku. Kuharap tidak ada yang menabrakku sewaktu menyeberang.

    BalasHapus
  33. Nama : Edward Hendradi B.N.
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 12

    Malam itu juga ternyata toko bangunan tersebut telah tutup ,karna hari ini hari minggu . Akhirnya aku pergi ke ahli fengshui.

    Pagi harinya , aku sudah menjadwalkan untuk pergi ke klinik Atongfang untuk membenahi gigiku yang terlalu "offside" dengan behel seratus ribuan . Aku bergegas ganti baju dan pergi ke dokter gigi . Setelah menunggu 12 jam lamanya akhirnya akupun mendapat giliran untuk dibenahi giginya . Aku merasa seperti orang yang paling beruntung "Ah... akhirnya aku bisa menjadi ganteng , setelah penantianku yang lama " . Sumpah deh , bener banget omongan si Edo , dia memang teman yang baik . "nomer 147" ,ujar suster diklinik itu .Saatnya telah tiba . Saat memasuki ruangan dan bertemu dengan ahli fengshuinya, ia berkata "hai hunny bunny sweety" . Sepertinya aku sangat mengenal wajahnya , ternyata ia adalah Intan selingkuahku saat semasa SMA dulu .

    BalasHapus
  34. Nama : Bella Selinah
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 07

    Intan. Intan adalah satu-satunya perempuang yang pernah menjadi kekasihku. Aku tak menyangka akan bertemu dengannya kembali disaat dan di tempat yang tidak tepat.
    "Ini Indro ya? Wah kmau berubah sekali ya, gigimu kok bisa tmbh "offside" sih? Hmm. Sini biar ak bntu perbaiki."
    Setelah Intan selesai memeriksa gigiku, akhirnya dia memasangkan aku gigi kawat tanpa memungut biaya sedikitpun.
    Tanpa pikir panjang, hari itu juga ak mengajaknya meninggalkan klinik Atongfang itu dan pergi ke bioskop untuk menonton film layar lebar terbaru yang berjudul "Stop The Time", aku berharap hari ini akan menjadi hari yang tidak terlupakan.

    BalasHapus
  35. Setelah film usai, aku mengajaknya makan malam. Kejadian waktu SMA terulang lagi. Sangat memalukan. Dompetku ketinggalan. Aku baru menyadarinya ketika sudah memesan makanan. Aku bingung harus berkata apa. Disatu sisi aku ingin terlihat kece didepan mantanku ini. Berharap bisa menyemaikan cinta kami kembali. Tetapi kenyataan berkata lain.

    BalasHapus
  36. Namun itu hanya bayangan belaka .

    "peace...peace" , ujarku karena Intan mempunyai dendam pribadi dengan diriku .
    "Persetan dengan peacemu , Ngoahahahahah...." , sapa suruh kamu memberi tahu ke teman-teman , kalau aku menderita ambeien .
    "Apa salah ku? sapa suruh kamu doyan baca komik didalam WC "

    BalasHapus
  37. "Iya aku ikut bekerja di klinik ini , untuk mengobati ambeienku" ujar Intan dengan wajah tersenyum .

    BalasHapus
  38. Nama : Yeremia Gultom
    Kelas : XII IPA 1
    No : 36

    Waw, masih ada untungnya aku hidup ya... bangga juga nih, gigiku jadi inspirasi buat seseorang jadi dokter.

    BalasHapus
  39. Nama : Bella Selinah
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 07

    "Memangnya kenapa tan dengan gigiku? Gini-gini gigi ini yang buat kamu jatuh cinta sama aku, ya kan? Inget gak waktu kita pertama kali ketemu di kolam pancing, kamu ngaitin pancingan di gigi aku, sakit tau!", jawabku sambil meledek Intan.
    "Hahaha iya, itu pengalaman yang paling aku ga bisa.lupain deh, muka kamu persis kayak simpanse.", balas Intan meledekku.

    BalasHapus
  40. "Ya ampun Ndrok, kamu masi aja inget masa-masa kita berdua dulu", Sambung Intan sambil tersipu malu.

    BalasHapus
  41. Setelah berbincang-bincang, akhirnya kuputuskan untuk pulang. Tak kusangka dapat bertemu teman lamaku setelaah semua kesialan yang aku hadapi... habis gelap terbitlah terang. Setelah pisah jalan, aku menelusuri jalan dengan girang. "Siapa itu.. kok kalem sekali dari belakang" kataku dalam benakku. Kuberanikan diri untuk menegur "mbak ngapain malam-malam?"
    Kibasan rambutnya menyapu gigiku, ternyata itu banci taman tempo hari! Adu mak.... sialku berlanjut lagi. "eh mas ganteng ketemu lagi sama akika tetsi hihi kalo siang namaku teddy mas.. kalo malem jadi tetsi ekenyaaa"

    BalasHapus
  42. Setelah bertemu tetsi beberapa kali, aku mulai berpikir " apakah tetsi adalah jodohku", dan hal tersebut membuat pendirian ku berubah yang mulanya aku mencintai seorang perempuan, dan sekarang aku mulai belajar untuk mencintai tetsi.

    BalasHapus
  43. "Oh tidak..., setan apa yang sudah merasukiku ini" Entah apa yang tersirat dipiranku untuk menjatuhkan pilihan pada banci kaleng itu.
    Aku pikir untuk sementara ini adalah jalan keluar, mungkin bersama dia ada jalan lebih baik, mungkin juga lebih buruk.

    BalasHapus
  44. Nama : Agustinus Candra
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 02

    Aku mencoba melupakannya, namun aku tidak bisa memungkiri bahwa aku sudah sangat kagum dengan Tetsi. Aku kagum dengan Tetsi. Entah kenapa aku selalu kepikiran dengan wajahnya yang indah bagaikan bintang yang bersinar di malam hari. Kulihat matanya yang bulat dan berseri bagaikan mata kucing, pipinya yang merah merona, hidungnya yang mancung, dan kulihat betapa sempurna nya Tetsi. Aku juga membayangkan bentuk tubuhnya yang indah, mulai dari pinggulnya yang ramping, tanganya yang berotot dengan "Tatto" bergambarkan Doraemon, dan yang paling aku kagumi adalah kakinya. Kakinya yang indah dengan rambut-rambut yang menghiasi setiap jengkal kainya. Aku sangat kagum dengan Tetsi. Ingin rasanya aku selalu berada di sampingnya. Membelainya, memegang tangannya, dan mencium aroma tubuhnya yang membuat ku serasa berada di dunia sendirian. Ya...Itu adalah aroma yang tidak akan pernah aku lupakan.

    BalasHapus
  45. Nama : Fanny Honggo
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 13

    Memang pilihanku untuk tetap bersama Testi adalah pilihan terbaik dan merupakan pilihan yang aku cari selama ini. Bagiku Testi adalah segalanya bagiku. Tanpa Testi aku tidak bisa hidup. Sekian lama aku dekat dengannya, gayaku sudah mulai ikut-ikutan seperti Testi. Lemah gemulai bagaikan penari yang menari elok di atas panggung. Tak hanya itu, suaraku juga mulai berubah bagaikan banci profesional. Begitu cantiknya aku saat mengenakan pakaian wanita ini. Lekuk tubuh indahku yang dipenuhi dengan lemak itu nampak begitu jelas. Begitu pula bulu ketekku yang panjang dan lebat yang tak pernah aku rapikan serta berbau jengkol ini tak luput dari pandangan mata saat aku memakai pakaian tanpa lengan. Tak tau apa yang terjadi pada diriku sekarang. Namun aku merasa nyaman dan bahagia dengan keadaanku sekarang.

    BalasHapus
  46. Ah sudahlah!" teriakku sekejap. Aku tidak tahu lagi apa yang terjadi dalam diriku.
    Hidupku tidak pernah jelas bagaikan zebra. Putih digarisi hitam atau hitam digarisi putih aku pun tak tahu. Kesialan tertutupi keberuntungan atau keberuntungan yang ditutupi kesialan.

    Keesokan harinya, lagi-lagi aku menjalankan hariku dengan jogging pagi di taman. Hidupku tak jauh dari berlari, ya bagaikan keberuntungan yang kerap berlari pula.
    Ketika di taman, ku dengar ada seorang gadis sedang menyanyikan sebuah lagu untuk anak kecil yang sedang menangis.
    Aku terpesona, sejenak aku terbang ke negri awan dan tanpa sengaja aku mengikuti irama lagu itu dan bernyanyi pula.

    BalasHapus
  47. Nama : Agustinus Candra
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 02

    "Timang-timang...Annakku sayang, jangan menangis, Bunda disini.."
    Aku mendengar lagu itu dan seketika aku teringat tentang masa kecilku yang indah. Saat kecil aku adalah seorang yang nakal, bertubuh besar, dan tetap dengan ciri khas ku yaitu gigi yang "Offside". Saat itu rumahku berada di dekat lapangan kosong dimana disana terdapat pohon mangga yang besar. Kata orang pohon mangga tu dimiliki oleh seorang bapak yang berwajah seram dengan kumis yang tebal bagaikan ulat bulu hinggap di atas mulutnya. Suatu ketika aku berjalan melewati pohon mangga itu, aku melihat buah mangga yang sangat indah. Aku ingin mengambilnya namun aku takut akan bapak dengan ulat bulu di atas mulutnya itu. Aku melihat ke kanan dan ke kiri, tapi tidak ada orang. Ya sudahlah lebih baik aku mengambilnya selagi tidak ada orang. Kemudian aku memanjat pohon teresbut dan mengambilnya. Pada saat aku turun aku dikejutkan dengan suara gongGongan anjing "Guk....Gukkk.." Hal itu membuat ku takut, aku terjatuh ke tanah dan anjing itu pun segera menghampiri ku. Aku berlari dengan kencang namun anjing itu telah berhasil menangkap celanaku hingga aku berlari dengan pulang tanpa menggunakan celana.

    Aku menangis, aku malu, aku pulang dan langsung memeluk Emak ku. Pada saat itulah aku dinyanyikan lagu "Timang-timang...Annakku sayang, jangan menangis, Bunda disini..". Di dalam dekapan ibuku aku merasa tenang. Saat itu juga aku terbangun dari lamunanku. Aku berpikiran bahwa disisi kesialan dan kejelekannku ini, aku masih mempunyai hati yang lembut selembut tissue basah.

    Aku terus melihat wanita tersebut sambil bernyanyi mengikuti irama lagu itu, tiba-tiba wanita itu menghadap kepadaku dan tersenyum kepadaku.

    BalasHapus
  48. Wanita itu pun memanggilku untuk mendekatinya. Aku sekejap terpikir bahwa ini adalah kesempatan emasku untuk kembali ke jalan yang benar, akan tetapi maksud panggilan wanita ini saja masih penuh tanda tanya. Aku cukup trauma untuk bermimpi terlalu jauh, aku sakit untuk terjatuh kesekian kali nya walaupun aku tahu aku adalah anak Emak yang pantang menyerah.
    ketika ku dekati wanita itu, ia berkata "Nak tolong jagain anak ini ya, saya mau belikan dia es krim yang ada di pojok sana."
    Sesegera aku menjawab wanita itu dengan lembut, "baiklah, hati-hati ya."
    Ketika wanita itu sedang pergi membelikan anak ini es krim, aku pun mulai "kepo" dengan anak ini. Kemudian aku bertanya "Kenapa kamu menangis dik?"
    Mulanya, ia tidak mau menjawab tetapi aku lagi-lagi memamerkan gigiku yang "offside" ini hingga tanpa alasan apa-apa, adik kecil ini tertawa tanpa berhenti.
    Akan tetapi, tiba-tiba ia kembali sedih lagi.

    BalasHapus
  49. Nama : Agustinus candra
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 02

    Anak itu pun terus menangis. Aku tidak tahu apa yang harus aku perbuat. Aku mencoba untuk memasang wajah lucu seperti badut namun ia semakin menangis. Tiba-tiba wanita itu datang dan segera mendekap anak tersebut. "Mengapa kamu tambah menangis nak? Tanya wanita tersebut. Anak itu hanya terdiam dan wanita itu pun melihat kepadaku dengan tatapan mata seperti elang. "Apa yang telah kuperbuat, aku kan menyuruhmu untuk menjaganya, mengapa kau malah membuat ia menangis?" Bentak wanita itu. "Aku tidak melakukan apa-apa, coba tanya sendiri dengan anak itu" Aku menjawab. Kemudian wanita itu bertanya kepada anak tersbut "Mengapa kau menangis". Anak itu pun menjawab "Aku takut.... Aku takut dengan orang itu... Aku takut dengan giginya. Giginya seperti monster. Aku takut.."

    Aku pun merasa sedih, berniat baik untuk menolong malah ditakuti oleh anak kecil. Ya sudahlah. Ini lah hidup. Apakah memang kesialan masih menimpa diriku? Ya aku tidak tahu...
    Aku pun berjalan sendirian di taman itu dengan perasaan yang sedih, tiba-tiba aku terkejut dengan adanya tangan yang besar sedang memelukku dengan mesra dari belakang.

    BalasHapus
  50. Nama : Yoana Marsella Winardy
    Kelas : XII IPA1
    No. Absen : 37


    Ya siapa lagi kalau bukan Tetsi. Memang ia selalu ada di saat aku sedih, senang, takut, dan kecewa akan pahitnya hidup ini tapi aku sendiri juga tidak tahu apakah ini semua akan berlangsung lama atau tidak.Ya sudahlah pikir ku, aku sambut pelukkan itu dengan hangat pula, dan lagi-lagi kami menjadi sorotan massa, cibiran mulai semakin pedas bagaikan cabai yang di giling bersama bombay dan paprika.
    Ketika pulang ke rumah, tiada angin toada hujan, tanpa sebab tiba-tiba Ayah melemparkan gaun malamku yang sering ku pakai bersama Tetsi di malam hari.
    Ini menandakan bahwa aku tidak diterima bila aku berubah profesi dari satpam.
    aku terus berusaha menjelaskan Ayah, tetapi Ayah yang keras memang cukup sulit untuk menerima kesalahan yang aku perbuat. Walau aku sendiri tidak tahu apakah aku salah atau tidak karena ini masalah hati, perasaan ku pada Tetsi yang membuat aku menjadi membelakangi profesi lamaku.
    Aku kembali kena cacian makian yang membuat aku seperti kembali ke masa SD. Hidupku terancam bila aku tidak segera melepaskan profesi malamku. Lagi-lagi aku dipaksa melamar kerja karena Ayah tahu kalau aku aku penderita berat "kanker", kantong kering.
    Hari itulah segera aku melaksanakan perintah Ayah untuk melamar pekerjaan.

    Ketika sedang menyusuri trotoar tiba-tiba ada caci maki yang aku dengar dari balik kaca-kaca mobil mewah.

    BalasHapus
  51. Nama : Vony
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 35

    Sial. Suara itu.. Ya, aku tahu benar suara. Pelan-pelan kutengok ke arahnya. Lagi-lagi mantan bosku itu. Mengapa ia selalu datang dan membayangi hidupku. Apa salah hamba-Mu ini ya Tuhan? Tak henti-hentinya ia mengomeliku dengan kata-kata yang tak enak didengar.
    Sesaat aku pun berpikir untuk kabur. Aku tak mau bertemu dengannya lagi. Salah satu hal yang bisa kulakukan saat ini adalah lariiii.....
    Hosh...hosh... Nafasku kini sesak. Oh Tuhan, mengapa hidupku selalu dipenuhi dengan kesialan? Jalan keluar yang selalu kupilih untuk semua itu adalah lari dari kenyataan. Kenyataan pahit bahwa aku selalu ketiban sial. Padahal, aku telah memasang behel seratusan ribuan itu. Mengapa kesialanku ini tak kunjung hilang? Sepertinya aku harus mencari solusi lain. Teman-temanku pasti bisa membantuku.

    BalasHapus
  52. Nama : Agustinus Candra
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 02

    Ya. Aku harus pergi menemui temanku. Mungkin mereka dapat membantuku. Aku berlari menuju tempat teman-temanku. Di tengah perjalanan aku bertemu dengan seorang wanita yang sedang menangis. Aku merasa kasihan dengan dia, aku coba untuk menghampirinya. Belum sempat aku bertanya kepada wanita tersebut, tersengar suara teriakkan yang sangat keras.
    "Cut...Cut..."
    "Eh kamu, kenapa kamu berdiri disana. Kamu tidak tahu kamu sudah mengacaukan film saya?" Teriak seorang sutradara.
    Apa!!! Ternyata wanita itu lagi syuting. Aku sungguh malu, mukaku memerah dan aku tidak tahu harus dibuang kemana mukaku.
    "Maaf Pak, saya tidak tahu kalau ini lagi syuting. Sekali lagi saya minta maaf" Jawab aku. "Sudahlah....Cepat kamu pergi dari sini. Saya mau melanjutkan film saya".

    Aku pun pergi dengan rasa bersalah. Lagi-lagi kesialan datang bertubi-tubi kepadaku. Tiba-tiba aku mendengar suara orang berteriak "Ahhhhh....Kakiku". Aku pun segera menghampiri tempat kejadian dan ternyata salah satu pemeran film tersebut mengalami patah tulang di bagian kakinya. Aku melihat sutradara bingung dan berteriak kepada kru nya. Ia berkata, "Bagaimana ini? Aku harus menyelesaikan film ku? Bawa dia ke rumah sakit dan segera cari pemeran pengganti untuk menggantikan dia?". Sutradara itu bingung, dan seketika ia melihat kepadaku. Aku heran mengapa ia memandangku seperti tatapan yang mau memangsaku. "Hei kamu.."Teriakan sutradara itu memanggil aku.
    "Kamu bisa bermain film?"
    "Sedikit pak"
    "Ya sudah, kamu saya pilih menjadi pemeran pengganti menggantikan dia. Kamu harus menerima semua peran yang akau kasihkan kepad kamu. Kamu mengerti?
    "Mengerti pak" Dengan suara gugup aku menerima itu. Aku tidak tahu mengapa aku bisa menerima itu. Aku juga tidak tahu peran apa yang aku mainkan. Aku hanya pasrah dengan peran yang aku dapatkan nanti.

    BalasHapus
  53. Nama : Yoana Marsella Winardy
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 37



    Aku segera diberikan naskah film yang akan aku perankan. Ternyata dan ternyata, aku berperan dalam film "Awas Ada Indrok". Judul boleh pakai namaku tapi peranku tetap saja peran figuran. Tapi mau apa di kata, ini saja boleh dikatakan hoki.
    Syuting akan segera dimulai, tapi naskah aku sama sekali belum hafal. Gawat pikirku, cacam mau bagaimana aku.
    Yasudahlah jalani saja, pengambilan "scene" di mulai dan ketika aku memerankan peran prang tadi aku hanya asal menjawab tanpa mengikuti naskah.
    Tapi apa, ternyata seluruh "crew shooting" tertawa terbahak-bahak melihat apa yang aku lakukan.

    BalasHapus
  54. Nama : Maria Mutiara A.
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 22


    Sepertinya aku sudah dapat melihat sepercik kebahagiaan di depan mataku. Melihat para kru film yang puas dengan aktingku aku merasa sedikit berbangga diri. Aku terus melihat diriku di depan kaca. Ahhh… baru kusadari betapa tampannya diriku. Bagaimana tidak, saat semua orang berlomba-lomba ikut audisi syuting film, aku malah mendapat peran secara tidak sengaja. Yah walaupun itu hanya pemeran figuran, tapi aku cukup puas menerima bayaran pertamaku dengan nasi bungkus.

    Aku mulai menerawang jauh, membelah alam sadar, menyebrangi akal sehat, masuk ke imajinasiku. Kalau aku tidak memiliki gigi yang offside, tak mungkin aku seberuntung hari ini. Gigiku ini sudah bak harta karun yang terpendam di dalam gusiku. Melihat kemungkinannya untuk membawaku meninggalkan kesialan ini, aku pun terus merawat harta karun itu. Kusikati harta karun yang tertanam di gusiku itu terus menerus, tak cukup dengan sikat gigi, aku menyikatnya dengan sikat kawat, agar semakin putih dan bersinarlah gigiku. Mungkin saja setelah melihat harta karunku ini, sutradara itu semakin melirikku dan memakai aku dalam filmnya. Bisa kubayangkan hidupku yang dihujani uang, popularitas, dan masa depan yang cerah.

    BalasHapus
  55. Nama: Marisa Dwijayanti Herman
    Kelas : XII IPA 1
    No Absen : 23

    Terangnya cahaya memasuki jendela kamarku.
    "Indroo!! Ini sudah jam 08:30 kamu masih saja tidur. Cepat bangun dann pergi cari kerja!" ujar si emak.
    "Ahhh iya mak jangan cerewet-cerewet mak. Aku sudah melepaskan pekerjaan lamaku mak."
    "Lalu pekerjaan apa yang kau dapatkan sekarang?"
    "Jadi pelawak terkenal mak."
    "GILA ya lu ndro ? sudah siang saja masih bermimpi, cepat pergi mandi sana."

    Tak lama setelah aku mandi, hp ku berdering. Segera aku menyambutnya.
    "Horreee jadi terkenal...."
    Gubrakkk suara jatuh dari kamarpun terdengar sangat keras. Diriku barusan saja terjatuh dari ranjang ini.
    Bergegas pergi ke lokasi syuting setelah terjatuh.Ternyata aku menjadi pemeran figuran yang menggantikan aktor yang perannya dipukuli, kecebur kali, ditabrak mobil, dan adegan sialnya yang lain.

    BalasHapus
  56. Nama : Maria Mutiara A.
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 22

    Dari kamar mandi, sayu - sayup aku mendengar suara emak yang terus bergemuruh, sudah seperti knalpot rusak dengan suara cemprengnya itu. Sambil mandi aku terus memandang jauh kedepan. Aku sadari ternyata hidupku ini memang tak pernah lepas dari kesialan. Segala profesiku pasti berujung kesialan. Awalnya aku mencoba berjuang melawan kesialan ini, tapi apa boleh dikata, sial tak bisa dihindari. Hidup bagaikan bola panas yang terus bergulir, kalau aku tak memanfaatkannya dengan baik, berubahlah ia menjadi kesialan.

    Semakin lama film yang kuperankan itu semakin laris. Ratingnya memuncak, dan tentu saja aku menjadi sorotan. Kini hari – hari ku mulai berubah. Dulu aku meninggalkan rumah selalu ditemani dengan si encup, sandal jepit kesayanganku, kini encup semakin terpinggirkan, ia menangis dalam kesendirian di kolong rak sepatu. Aku tahu seberapa sedihnya encup karena kini aku tak pernah memakainya lagi, namun apaboleh buat, profesi yang menuntutku. Kini aku keluar rumah tak pernah lepas dari kacamata hitamku. Yaa… untuk berjaga-jaga kalau saja nanti akan ada penggemar berat yang mengenaliku.

    Aku bisa mendengar bisik-bisik tetangga yang membicarakanku dalam suara yang sepi, bagai hembusan angin.
    “Gila loe Ndrok…” ucap seorang tetangga ketika aku lewat
    “manjur bener nasib loe Ndrokk…, pake jimat apa loe Ndrok? Sampe – sampe bisa terkenal kayak gini” seorang yang tak kukenal itu menimpali pembicaraan orang disekitarnya.

    Dengan sumringah aku tersenyum lebar kepadanya, bermaksud menunjukan gigiku yang seputih salju ini. Kubuat agar orang itu dapat melihat jelas gigiku itu, kulebarkan senyumku yang menampakan gigi - gigi indah itu agar ia mengerti maksudku.

    BalasHapus
  57. Hari demi hari berlalu. Sore itu ketika aku baru ingin meninggalkan lokasi syuting, seorang fotografer menghampiriku.

    "Hai, perkenalkan namaku Surya. Aku sedang mencari seorang model untuk kujadikan sampul di majalah kelak" ujar fotografer itu.
    "Oh, lalu apa yang kau lakukan di sini? Kau pasti tertarik dengan badanku yang sexy bagaikan biola ini bukan? Atau kau tertarik pada gigi mutiaraku? Baiklah aku menerima tawaranmu" balasku dengan cepat seolah tahu bahwa ia akan memilihku menjadi modelnya.

    "Sebe.." Belum sempat fotografer itu melanjutkan kata-katanya, aku langsung menariknya pergi.
    "Nanti saja jelaskan di perjalanan," kataku cepat.

    Hari iu juga diadakan pemotretan. Kukenakan jasku yang terbaik, meskipun jas ini jas sewaan. Kukenakan sepatu yang mengkilap bagai baru.

    Alangkah terkejutnya, sesampaiku di lokasi pemotretan, aku disuruh melepaskan pakaianku dan berganti dengan kostum pohon-pohonan. Setelah mendapat penjelasan dari Surya, baru ku sadari aku memotong pembicaraannya tadi ketika awal bertemu.
    "Kenapa kesialan terus mengikutiku" batinku murung.

    BalasHapus
  58. Nama : Amalia
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 03

    Hanya menjadi figuran ternyata. Yah, tak apalah yang penting terkenal. Jadi pelawak, jadi model figuran, aku rela. Sepulangnya dari pemotretan, aku dipanggil oleh tetanggaku.
    "Ndrok, sini, Ndrok lu sekarang terkenal ya? Jadi artis."
    "Iya, gila banget loe Ndrok!"
    "Lu sekarang udah terkenal, Ndrok"
    Berbagai pujian terlontar dari mulut para tetangga ketika aku keluar rumah. Aku bahagia. Mungkin ini pertama kalinya dalam seumur hidupku, aku merasakan kebahagiaan yang sempurna. Berawal dari pemain figuran hingga akhirnya aku menjadi terkenal. Memang benar, kesuksesan berawal dari kegagalan. Aku tak menyangka bahwa pekerjaanku yang baik adalah sebagai seorang pelawak. Mungkin melawak adalah salah satu bakat terpendamku. Aku berharap agar pekerjaanku ini dapat terus aku pertahankan.

    Aku terus berjalan menyusuri kampungku. Sekarang, di seluruh penjuru kampungku, semua orang membicarakan tentangku. Tentu saja pembicaraan yang baik. Pembicaraan tentang aku yang terkenal sebagai seorang artis di TV.

    Oh ya, aku teringat sesuatu, mobil Ferrari merah yang aku hilangkan waktu itu. Aku belum mengganti rugi. Mungkin aku bisa mengganti ruginya jika aku bekerja dengan giat. Lagi pula, dunia artis memang sangat menjanjikan. Aku bisa bertemu dengan pelawak-pelawak terkenal seperti Sule, Andre, dan Aziz. Selain itu, aku bisa mendapatkan keuntungan yang besar. Padahal, aku hanya bermodalkan wajah yang pas-pasan.

    Aku benar-benar bahagia. Tapi, ada satu keinginan yang benar-benar bergejolak di dalam hatiku. Aku ingin mempunyai pacar dan menikah. Yah, aku sudah 30 tahun, aku harus segera menikah. Aku tak ingin tergantung dengan orang tua terus menerus.

    "Hei, Indro.." suara lembut yang sangat aku kenal menyapaku.
    "Oh, hai Intan." Ternyata Intan lagi.
    "Cieee, yang sudah terkenal, selamat ya." ucapnya sambil mengulurkan tangan.
    Aku terdiam. Aku tak percaya ia mengulurkan tangannya untuk memberi ucapan selamat kepadaku. Aku gelagapan.
    "Hei, Indro!" katanya.
    "Oh iya, ada apa?"
    "Selamat ya.."
    Aku baru sadar bahwa sejak tadi aku belum menyambut tangannya.
    "I...iiiya.." ucapku gelagapan.
    Aku sambut tangannya yang halus nan putih. Aku tak menyangka dapat memegang tangannya lagi. Harapanku untuk memilikinya kembali tiba-tiba muncul. Aku merasa benih cintaku padanya mulai tumbuh lagi. Memang benar bahwa gravitasi tak berlaku lagi bagi orang yang sedang jatuh cinta. Aku merasa melayang. Aku ingin memberanikan diri menyatakan cinta kepadanya. Tapi, apakah aku sanggup?

    BalasHapus
  59. Nama: Marisa Dwijayanti Herman
    Kelas : XII IPA 1
    No Absen : 23
    Sepintas otakku berjalan mundur di masa lampau. Dulu Intan adalah selingkuhan gelapku, bagaimana jika aku mengulang kembali benih-benih cinta ini dan aku menjadi selingkuhannya. Tidakkk.... Aku tak ingin itu terjadi.

    BalasHapus
  60. Nama : Anastasia Cindy Novela
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 04

    Yah, tapi mungkin masa lalu ya masa lalu dong. Jadi aku tetap akan menggapai mimpiku untuk menikah. Mungkin saja Intan lebih memilihku daripada pacarnya yang sekarang.

    "Loh kok ngelamun lagi sih? Emangnya kalau udah terkenal tuh jadi sering ngelamun ya?" guraunya.
    "Oh nggak kok, kamu mau kemana tan?"
    "Aku sih mau jalan-jala aja nih keliling kampung, lagi nggak ada kerjaan. Kamu sendiri?"
    "Aku? Aku sih.. Hmm sama kok, aku juga mau keliling kampung, lagi suntuk juga di rumah. Mau aku temani gak?" jawabku dengan malu.
    Intan terlihat berpikir dengan sangat keras. Aku pun sangat gugup menanti jawabannya.
    "Baiklah. Ayo kita jalan."
    "Ya, baiklah," jawabku dengan nada suara yang ceria.

    Kampung kami ya bentuknya seperti kampung-kampung yang lainnya lah. Suasananya masih tenang, orang-orangnya ramah, murah senyum, dan baik, lingkungannya masih bersih, dan udaranya masih menyejukkan ketika dihirup. Di sinilah aku dilahirkan. Ya, kampung yang sederhana tapi menenangkan jiwa.

    Banyak sekali kenangan yang kulalui disini, mulai dari kecil hingga dewasa. Aku ingat sekali, ketika umurku delapan tahun, aku sedang mencoba mencuri mangga milik tetanggaku. Dan sialnya, aku ketahuan. Karena itulah aku melompat dari pohon mangga, dan mendapati gigiku duluan yang sampai ke tanah. Itu sungguh menyakitkan. Ya, akibat dari perbuatanku ini, gigiku sekarang menjadi seperti ini, maju ke depan. Aku sangat menyesali perbuatanku itu dulu sampai sekarang. Kalau aku tidak mencoba maling mangga waktu itu, pasti sekarang aku menjadi seorang pria yang paling tampan di desa ini. Penyesalan memang selalu datang terlambat...

    Tiba-tiba aku tersadar, sekarang aku sedang berjalan bersama Intan. Aku tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini. Aku bisa mencari tahu bagaimana hubungannya sekarang dengan pacarnya. Mungkin saja mereka sedang dalam masa renggang. Ya, mungkin ada kesempatan untukku merebut Intan dari pacarnya yang menurutku itu lebih jelek dari padaku.

    BalasHapus
  61. Nama : Bella Selinah
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 07

    Segera aku lepaskan genggaman tanganku darinya.
    "Gila, apa yang telah aku pikirkan? Aku tidak mungkin kembali kepada Intan, jika Tetsi mengetahui hal ini, bisa-bisa aku digebukin pake rotan.", ujarku dalam hati.
    Aku berjalan menjauhi Intan, ya memang sebenarnya aku masih mencintai dia, karena hanya dialah satu-satunya perempuan yang dapat menerima aku apa adanya. Tak bisa kupungkiri, aku sangat menyayanginya. Tanpa berpikir panjang, aku membalikkan badanku dan segera berlari menghampirinya.
    "Intaaaaaaaaaaaaaan, i love you.", aku memegang kembali tangannya dengan erat. Tak terpintas dibenakku untuk melepaskan tangannya sedetikpun.
    Tapi, apa yang terjadi. Intan melepaskan tanganku secara perlahan dengan mukanya yang murung.
    "Maafkan aku Ndro, tapi semuanya hanyalah masa lalu yang tak ingin kukenang lagi.", jawabnya.
    Hatiku hancur bagaikan bola basket yang ditusuk dengan paku. Aku tak dapat berkata apa-apa lagi. Aku berlari menangis kembali ke ruangan make up ku.
    "Apa yang telah aku lakukan? Harusnya aku tahu dari awal bahwa tentu saja Intan tak mau dengan orang sial seperti aku.", kataku sedih.
    "Ah bodohnya aku!"

    BalasHapus
  62. Nama: Ratih Wahyudianti
    Kelas: XII IPA 1
    No. Absen: 30

    Intanpun berlari menjauh dariku sambil berteriak sekali lagi "maafkan aku, Ndrok!". Aku berniat mengejarnya, tapi apa pula dayaku. Ya, gigi "offside" memang membawa keberuntungan bagiku. Aku bisa membantu perekonomian keluargaku sekaligus menghibur banyak orang. Namun, sampai saat ini masih ada satu hal yang sangat sangat menggangguku: jodoh. Dan juga, sepertinya aku jatuh di antara dua hati.

    Tetsi selalu muncul dalam pikiranku. Intan juga sama saja, selalu berputar-putar di otakku. oh, Tetsiku.. Oh juga, Intanku..

    BalasHapus
  63. Nama: Nico Husin
    kelas:XII IPA 1
    No Absen:27

    Aku tak bisa menahan rasa sakit ini, begitu pedihnya seperti teriris oleh pisau yang tajam. Di dalam benakku terus melintas wajah intan yang sangat kucintai namun, apa dayaku jika ia tidak mencintai diriku yang jauh dari sempurna ini.Dengan segala upaya aku mencoba melupakan dirinya dan pada akhirnya aku berakhir di sebuah club pada suatu malam.Mabuk-mabukan sudah masuk dalam jadwalku yang padat.Aku pikir inilah jalan yang tepat tetapi aku terjatuh pingsan di depan mata seorang bartender club itu.Saat aku membuka mataku terlihat banyak kain berwarna putih di ruangan tersebut.Sejenak aku berpikir aku telah mati dan tiba-tiba seorang suster mengacaukan lamunanku.Aku baru sadar ini adalah rumah sakit.Air mataku mengalir bersamaan dengan munculnya wajah intan yang begitu manis di pikiranku."Mengapa aku begini?mengapa ia tak mencintaiku?",kata ku dalam hati.

    BalasHapus
  64. Nama : Priscillia A. M.
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 29

    "Apa mungkin karena gigiku yang "offside" yang membuat Intan tak mau denganku? Ohh Tuhanku, aku mau menjadi pria sempurna", pikirku dalam benakku yang sedang berkecamuk ini. Di kampung, ternyata telah tersiar kabarku yang sedang di rumah sakit, sehingga banyak orang datang menjenguk, begitu juga Tetsi dan Intan. Lebih parahnya lagi, mereka datang secara bersamaan. "Ya ampuunnn," pikirku.

    "Masss gantenggg, sakittt apaaa banggg?" kata Tetsi.
    Saat aku melihat muka Intan, ia terlihat tambah jijik denganku.

    BalasHapus
  65. Nama : Arya Bima
    kelas: XII IPA 1
    No : 06

    Ku pandangi wajah intan dalam-dalam. Aku melihat sebuah emosi di wajahnya yang teduh. Bukan sebuah emosi kemarahan melainkan sebuah iba. Tetsi menyadarkanku dari lamunan yang hanya sepersekian detik itu. "mas ganteng sakit apa?". Diam. Ya hanya diam. Lidahku kelu, hatiku pilu. Kembali kupandangi wajah Intan. kutatap matanya yang hitam. Untuk sesaat aku bisa melihat bayangan hidupku yang sial di mata hitamnya.Sial, selalu sial.

    BalasHapus
  66. Nama : Delviana
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 11

    Aku menggerakkan tubuhku yang berat kesisi tempat tidur. Bermaksud untuk mengambil segelas air, tiba-tiba tubuhku kehilangan keseimbangan saat itu juga Tetsi menahan sisi tubuhku agar tidak terjatuh. Tetsi pun membantuku untuk kembali ke tempat tidur dan membantuku mengambil segelas air untukku. Aku meminum air tersebut seperti telah berlari sangat jauh. Intan melihat kejadian itu dan ia sedang menatap dengan tatapan kosong kepada kami berdua. Mungkin Intan cemburu ataupun ia hanya merasa kasihan padaku, aku tidak tahu tentang perasaannya sekarang padaku.

    BalasHapus
  67. Nama:Martheo Favian
    Kelas:XII IPA 1
    No absen:24

    Intan terlihat sangat cemburu. Aku tak tahu apa yang sedang dipikirkannya ketika melihat kami berdua. Aku berkeinginan untuk menanyakannya, tapi aku malu karena ada Tetsi di sampingku. Tapi, aku merasa bahwa Intan suka padaku. Tatap wajahnya menyiratkan bahwa dirinya sedang cemburu terhadap kemesraanku dengan Tetsi.
    "Intan.." kataku memanggil Intan yang daritadi hanya melihat aku dan Tetsi. Dia hanya diam. Aku pun semakin bingung. Aku merasa bahwa ada sesuatu yang salah yang telah aku perbuat. Aku mencoba mendekati Intan walaupun badanku masih lemah.
    "Intan.." Aku pun memegang tangan Intan. Intan pun meresponnya.

    BalasHapus
  68. Nama : Priscillia A. M.
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 29

    Intan lalu memandang wajahku yang muram. Ia melihat seperti ke dalam hatiku. Namun, aku seperti hilang kendali. Aku tak mampu menyampaikan apa yang ingin katakan padanya, aku tak mampu mengatakan bahwa aku mencintainya.
    Lalu tiba-tiba Tetsi langsung melepaskan tanganku pada tangan Intan. Ia kelihatan sangat cemburu, dan langsung memegang tanganku sebagai ganti tangan Intan. Sungguh menyebalkan Tetsi itu, sangat mengganggu.

    BalasHapus
  69. Nama : Giavanda
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 14

    Aku terdiam sejenak. Jujur saja, aku bingung. Di satu sisi, aku ingin bersama Intan. Namun ada gejolak tersendiri yang membuatku ingin bersama Tetsi. Intan, mantan kekasihku sewaktu SMA. Sedangkan Tetsi, seorang yang baru ku kenal tetapi sangat mengerti aku. Kami berdua sangat cocok. Tetapi, apa kata orang kalau aku tetap bersama Tetsi nantinya. Dilema. Inilah yang sedang kurasakan.

    BalasHapus
  70. Nama : Priscillia A. M.
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 29

    Ooohh Tuhhhaannnnn, akuuu bingungggg. Berilah petunjukMu ya Tuhan. Otakku kembali berputar, kira-kira siapa yang aku pilih?
    Tiba-tiba datanglah Andre dan Edo, dan suasanapun berubah. Semuanya menjadi lebih ceria. Andre dan Edo yang mengetahui mengenai dilemaku ini, mulai meledekku.
    Andre berkata, "Haiiii, sakit apa kamu Drokk? Jadi gimana nih? Pilih yang mana? Haha".

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Fanny Honggo
      Kelas : XII IPA 1
      No. Absen :13

      "Apaan sih lu Dre? Ganggu aku aja." jawab Indro dengan sinis. Andre terus menerus meledek aku. Tiba-tiba Edo berkata,"Kau pilih Tetsi aja. Haha. Lagipula ia selalu ada di sampingmu saat sedih maupun senang".Aku hanya bisa terdiam sambil menopang dagu memikirkan semua ini. Tak kusangka kehidupanku sungguh membingungkan. Selain gigiku yang "offside", Tuhan juga memberiku cobaan yang sangat berat. Kurasa aku adalah orang yang paling banyak kesialan di muka bumi ini.

      Hapus
  71. Nama: Agatha Verina B.
    Kelas:XII IPA 1
    No absen:01

    Tuhan tolong jangan buat aku terus begini, berilah petunjukmu untuk menyelesaikan masalah ini.
    Aku sudah terlalu pusing dengan segala badai yang menerjangku ini.

    BalasHapus
  72. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  73. Dulu hari-hariku penuh dengan kesialan, sekarang bidadariku telah datang, tetapi aku masih bingung harus pilih yang mana.
    Tuhan, tolong bantu aku untuk memilih yang terbaik diantara mereka berdua.

    BalasHapus
  74. Nama : Maria Mutiara A
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 22

    Aku seperti perahu yang terus diombang-ambingkan. Aku tak tahu kemana arah jalan hidupku ini, aku tak lagi memiliki kompas untuk menentukan arah. Disaat cintaku sedang bersemi bak bunga sakura yang baru mekar bersama Intan, Betsy datang, kembali menghampiriku dan membuatku gundah gulana.

    BalasHapus
  75. Nama : Giavanda
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 14

    Seolah hanyut dalam lamnanku, tiba-tiba Andre dan Edo berteriak seperti orang yang memenangkan lotre.

    "Dro, lihat itu lihat!!" Keduanya sambil menunjuk.
    "Apa sih kalian berdua" Sambil memlihat ke arah tunjukkan tangan mereka.
    Betapa terkejutnya. Ternyata Intan sedang bersama lelaki lain. Sepertinya aku mengenali lelaki itu. Setelah berpikir sejenak, aku ingat. Ya, aku ingat. Ia adalah Luis.

    BalasHapus
  76. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  77. Nama: Intan Putri Hasyim
    Kelas: XII IPA 1
    No Absen: 16
    Hatiku remuk. Dadaku sesak seolah tidak bisa bernafas lagi. Hatiku memasuki zona kebimbangan yang lebih dalam. Kini Intan telah bersama lelaki lain, apa perlu aku mengganggunya untuk kesekian kalinya? Kini telah ada Tetsi yang menemaniku yang telah dengan rela memberikan waktunya untukku. Walaupun ia bukanlah wanita yang sesungguhnya, tetapi ia mencintaiku dengan tulus. Oh Tuhann... Cobaan apalagi ini? Setelah kupikir kembali, hidupku lebih nyaman tanpa adanya semua ini. Beri aku petunjuk Tuhan...

    BalasHapus
  78. Nama :Jessica Thaman
    Kelas :XII IPA 1
    No.Absen:19

    Tuhan,kumohon tunjukkanlah jalan yang terbaik bagi hidup ku ini.Aku tak tahu apa yang harus kulakukan sekarang.Setelah kuberenung, aku bahagia bila melihat orang yang kucintai bahagia.Namun, apa yang akan terjadi dalam hidupku bila aku bersama Tetsi?

    BalasHapus
  79. Nama : Bianca Theodeanna
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 08

    Saat-saat seperti ini adalah detik-detik penentuan hidupku. Haruskah aku memilih Tetsi yang selalu hadir untukku? Ataukah aku harus merebut Intan? Tetapi apa kata orang-orang apabila aku membangun rumah tangga dengan Tetsi? Sedangkan masa depan terpampang cerah di depan mata seandainya aku dapat merebut kembali Intan. Kupertimbangkan berbagai hal, kebahagiaanku, dan kebahagiaan orang tuaku. Mereka tentu akan menerima cemoohan karena memiliki anak yang menikah "abnormal".

    Sekali lagi kuhembuskan nafas beratku. Apa yang harus kulakukan?? Adakah peta penunjuk arah untuk hidupku?

    Balas

    BalasHapus
  80. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  81. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  82. Nama : Ivanest Gani
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 17
    Aku hanya bisa memikirkan kebimbanganku. Aku terus berpikir dan akhirnya aku memutuskan untuk merebut Intan, wanita yang aku cintai. Aku harus merebutnya dari Luis. Karena aku berfikir, selain aku memang mencintai Intan , aku mengerti kalau orangtuaku tidak mungkin mau mempunyai menanti yang "abnormal".

    BalasHapus
  83. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  84. Nama: Intan Putri Hasyim
    Kelas: XII IPA 1
    No Absen: 16
    Hari yang baru telah tiba, hari ini akan kumulai kembali hidupku. Sudah kuputuskan bulat untuk merebut Intan, kucoba untuk menghubunginya namun operator pun berkata bahwa pulsaku tak cukup untuk melakuka panggilan. Tak apa, kuisi pulsa sepuluh ribu demi cintaku. Telepon pertama sudah kulakukan, tetapi tak dijawab. Kedua kalinya aku menelpon, masih belum dijawab. “Mungkin saja ia sedang sibuk” pikirku. Sore harinya aku kembali mencoba untuk menghubungi Intan, tiba-tiba terdapat pemberitahuan bahwa nomornya tidak aktif. Aku mulai cemas, apa yang terjadi padanya?

    BalasHapus
  85. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  86. Nama : Bianca Theodeanna
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 08

    Tak kuat menahan gundahan hati, kuhampiri klinik tempat ia bekerja. Kudapati ia tidak bekerja hari ini, tanpa kabar. Kekhawatiranku memuncak. Segera kuhubungi beberapa teman dekatnya, tetapi hasilnya tetap nihil. Tak seorang pun mengetahui keberadaannya.

    Segera kupanggil sebuah taksi, melaju menyusuri jalanan tanpa tahu tujuan. Hatiku hanya berharap menemukannya entah bagaimana. Dimanakah dirimu Intan??

    Balas

    BalasHapus
  87. Nama : Nikolas Faustino Alvin
    Kelas :XII IPA 1
    No Absen : 28

    Kuputuskan untuk mencari tahu keberadaanya. Aku keluar ke kota, tanpa arah maupun tujuan. Namun sudah bulat tekadku dan inilah saat-saat penentuan dari hidupku. Mungkin tidaklah berakhir bahagia seperti dongeng namun ini adalah ceritaku.

    BalasHapus
  88. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  89. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  90. Nama : Jacky Ryanto Fernandes
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 18

    Aku sadar, aku sangat mencintainya melebihi cintaku pada diriku, walau memang aku tak sempurna. Aku akan terus berusaha mencarinya. Sejenak aku istirahat, kutulis sebuah puisi untuk mengisi kekosonganku ini. Ku tulis puisi tersebut dengan kata-kata yang ku rangkum sendiri.
    Puisi yang ku buat dengan sepenuh hati, hanya untuknya

    "Pernah kita duduk bersama tanpa meja bangku
    Dalam percakapan ringan tanpa buku-buku yang kaku
    Lambat laun setelah waktu itu, aku tahu kaulah masa depanku

    Aku melihat cahaya di dalam matamu
    Ia bersinar terang bagai api yang terus diramu
    Hingga di suatu malam, mimpimu dan mimpiku bertemu

    Aku hanyalah lelaki yang tersusun dari tulang belulang
    Satu di antaranya lama menghilang
    Sampai akhirnya engkau membawanya pulang"

    BalasHapus
  91. Nama : Giavanda
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 14

    Setelah puisiku jadi, ku bacakan berulang-ulang sambil mengenang kenangan-kenangan bersamanya. Aku tersenyum kecil. Aku merindukanmu, Intan.

    BalasHapus
  92. Nama : Yoana Marsella Winardy
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 37

    Sekarang aku meluntang lantung untuk mencari dirimu. Intan, kemana dirimu? Aku sungguh rindu pada dirimu. Ingin ku peluk erat kau dan takkan ku relakan lelaki lain merebut hatimu dariku.

    BalasHapus
  93. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  94. Nama : Agatha Verina
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 01

    Aku terus mencoba menghubungi nomornya, namun nomornya tak kunjung aktif.
    Oh tuhan, apa yang harus aku lakukan. Aku tidak memiliki petunjuk untuk mencarinya.
    Aku tidak mau Luis mendahuluiku

    BalasHapus
  95. Nama : Giavanda
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 14

    Luis brengsek. Enyahlah dari hidup kami. Dasar pengganggu. Aku terus memakinya dalam hatiku.

    Aku kesal. Kenapa dari dulu, sejak duduk di bangku SMA ia selalu ada di antara aku dan Intan.

    BalasHapus
  96. Nama : Bianca Theodeanna
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 08

    Andai saja engkau tahu akan perasaanku yang mendalam ini kepadamu, andai saja engkau tahu aku sangat mencintaimu, andai saja engkau tahu aku resah tanpamu, Intan.. Dimana engkau, pujaan hatiku..

    Tiba-tiba teleponku berdering. Secepat kilat kuangkat panggilan itu. "Ndrok, apakah kamu sudah menemukan Intan? Baru saja aku melihatnya di dalam sebuah mobil. Tak sengaja mobilku tepat disebelahnya. Ia bersama seorang laki-laki", ujar suara di seberang sana. Kutanyakan dimana ia berada dan saat itulah aku langsung menuju jalan yang disebutkan. "Semoga ia belum jauh", harapku.

    Balas

    BalasHapus
  97. Nama: Marisa
    Kelas : XII IPA 1
    No Absen : 23
    Saat itu aku melihat seorang gadis dengan lentik bulu matanya serta rambutnya yang bergerai di atas keningnya. Itu adalah Intan, sang gadis yang kucari-cari selama ini.
    Ingin kuberanikan diri untuk mendekatinya dan menikmati wajahnya yg putih bersih itu.

    Sesaat aku melihat seorang pria memegang erat tangannya, dan kusadari bahwa ia telah memilih yang lain.

    Ingin kulampiaskan amarahku ini kepadanya seperti hempasan laut pada batu dan karang. Mataku yang penuh amarah dan api kebencian.

    BalasHapus
  98. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  99. Nama : Surya Cahya
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 33

    Ternyata, ia telah memilih orang lain.
    Haruskah aku tetap teguh pada pendirianku? ataukah aku akan menyerah?
    Aku tidak tahu lagi. Cinta. Aku kira itu hanyalah sebuah omong kosong. Tetapi hari ini, aku belajar, bahwa cinta memang nyata.

    BalasHapus
  100. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  101. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  102. "Tidak, tidak bisa. aku harus menghentikan semua ini. Bagaimanapun juga, aku tetap mencintainya. Dulu, sekarang dan selamanya, Intan tetap selalu ada di hati kecil ini. Walaupun dalam kenyataannya Intan tidak mencintaiku seperti sedia kala. Kali ini, atas dasar cinta aku harus menghentikan kemesraan mereka itu dan menrebutnya dari Si Luis Keparat itu.
    "Intan!!! Intan!", aku berteriak sekuat-kuatnya.

    BalasHapus
  103. Nama : Maria Mutiara A
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 22

    Aku belajar tentang indahnya cinta, tentang pedihnya cinta, tentang sakitnya cinta. Aku menyadari ketika seseorang sedang jatuh cinta, perasaan itu bercampuk aduk. Manusia terlalu egois dengan cintanya, mereka ingin memiliki cinta sepenuhnya, tak mau diduakan, aku juga begitu. Aku tahu kalau Intan sedang menjalin kasih dengan Luis. Melihat Luis memegang erat tangan Intan, hatiku sakit, hatiku tak bisa diam saja. Hatiku ingin bergerak. Tapi hati dan gerakanku tak selaras. Kakiku tak dapat beranjak, aku terlalu takut, kalau - kalau aku malah memperburuk situasi. Kalau - kalau aku dengan Luis malah berakhir di arena tinju.

    Lama aku berdiri tegak berpikir apakah aku harus tetap teguh pada pendirianku untuk merebut Intan, ataukah aku harus merelakan Intan untuk Luis?

    BalasHapus
  104. Aku hanya bisa terdiam tanpa kata disini. Memperhatikan gerak-gerik dua orang itu. Menusuk hatiku. Menggores luka yang sangat dalam. Dulu aku yang selalu ada mendekap hangat Intan, membelai lembut wajah bulatnya. Tetapi sekarang, ia telah pergi jauh. Meninggalkanku.

    BalasHapus
  105. Nama : Maria Mutiara A
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 22

    Setelah cukup lama berdiam, akhirnya aku membulatkan tekadku, aku sudah memutuskan untuk menghampiri Luis, menyelesaikan masalah ini secara laki - laki. Aku tak tahan kalau hanya menjadi penonton. Aku ingin lebih, lebih dari itu. Tak kupedulikan lagi rasa malu ataupun resiko bonyok di wajahku, yang ada di benakku hanya wajah Luis. Segera kuayunkan langkah kakiku mendekati Luis, dekat dan semakin dekat hingga jarak kami hanya terpisah 30 cm.

    BalasHapus
  106. nama : Delviana
    kelas : XII IPA 1
    absen : 11

    Aku pun mengayunkan kepalan tanganku ke wajahnya karena kekesalan yang telah aku pendam selama ini kepada Luis yang telah merebut Intan, cinta pertamaku,

    BalasHapus
  107. Intan seakan terkejut melihat kedatanganku. Posisi mereka masih berpelukan sehingga si keparat itu tidak melihatku.
    "Ndrok...." Katanya sambil melepaskan pelukan dari Luis.
    Aku masih diam. Ku tarik tubuh Luis dari Intan, langsung ku dekap erat tubuh Luis. Tidak, maksudku tubuh Intan.

    BalasHapus
  108. Nama : Maria Mutiara A
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 22

    Ingin kulemparkan selaki lagi pukulan ini, tapi itu hanya sebatas keinginan, tak lebih. Aku kedahuluan Luis, tanganya lebih dulu mendarat di wajahku. Sekali mengenai hidungku, sekali lagi mengenai gigiku. Badanku di dorongnya hingga menumbur pohon, di pengangnya dengan erat kerah bajuku, bermaksud melayangkan pukulan ketiga. Namun itu semua terhenti ketika samar - samar aku mendengar suara wanita namun bernada rendah.

    "Mas Indroookkk!!!!" Tetsi dengan selendangnya yang menguntai panjang mulai mendekatiku
    "Jangan sakiti Mas Indrokku!!!" ucapnya dengan lantang

    Aku hanya bisa menelan ludah yang mengganjal di tenggorokanku. Astaga aku mimpi apa semalam sampai - sampai Tetsi kembali menghampiriku.
    Intan melongo, tak mengerti dengan situasi ini. Ingin kujelaskan kepada Intan, tapi terlalu banyak kata - kata yang ingin kususun, terlalu rumit, serumit struktur molekul polimer.

    BalasHapus
  109. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  110. Nama: M. Fathan Mubina
    Kelas: XII IPA 1
    No. Absen: 21

    Tetsi secepat kilat menarik tanganku dan mengelus pipiku yang berbatu-batu dengan tangannya yang lentik namun kasar seperti semen. Ia segera mencari-cari sesuatu dari tas biru mungilnya yang aku yakini ia dapatkan dari mencuri barang bekas yang dijual di pasar. Sudah bekas, masih saja dicuri. Dasar Tetsi! Kukira ia sedang mencari obat-obatan untuk mengobati luka memarku. Namun, tak kusangka Tetsi yang lemah lembut nan gemulai itu mengeluarkan sebuah pistol air.

    "Untuk apa itu, Tetsi?" tanyaku.
    "Buat nembak dia, Mas! Ih sebel", jawabnya manja.

    Ia tembakkan cairan di dalam peluru itu ke wajah Luis. Tanpa diduga, Luis meraung kesakitan.

    BalasHapus
  111. Nama : Imanniati Mutiara Mentari
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 15

    Luis roboh oleh air yang ditembakkan Tetsi ke arahnya tadi sambil meraung kesakitan. Intan berteriak terkejut melihatnya, kulihat ia menutup mulutnya dengan tangannya saat Luis roboh. Ia tidak melakukan itu saat aku dipukul Luis. Aku menangis dalam hati memikirkannya. Aku bahkan tidak tahu harus menangis atau tertawa melihat kekalahan Luis. Haruskah aku bangga karena aku dibantu seorang banci? Tunggu dulu. Aku DIBANTU seorang BANCI???? Apakah aku masih bisa dianggap seorang pria?
    Selesailah sudah. Aku merasa tak akan ada harapan lagi untukku bisa kembali dengan Intan. Mengulang kembali seluruh kenangan smeasa SMA kami. "Sekarang, kau bisa tersenyum lebar, Luis. Intan tidak akan pernah mau kembali lagi bersamaku. Bahkan, melihat pun ia tak mau lagi." begitu pikirku dalam hati.

    BalasHapus
  112. Nama : Dedi Yanto Husada
    Kelas : XII IPA 1
    No. Urut : 10

    Kejadian tersebut pun membuat kepalaku seketika diguncang gempa bumi serta tsunami yang teramat dahsyat. Semuanya terasa berat. Gelap. Pemandangan yang dapat kulihat hanyalah kegelapan, segelap hatiku saat ini. Pemandangan tadi membuat aku kehilangan kesadaranku. Aku pingsan.

    BalasHapus
  113. Nama : Dedi Yanto Husada
    Kelas : XII IPA 1
    No. Urut : 10

    Selang beberapa jam kemudian, aku pun tersadar dari pingsanku. Pelan-pelan kubukakan mataku. Terkejut setengah mati diriku ketika melihat pemandangan yang ada di depanku. Bibir lembut berlipstick merah merona sedang berusaha mencium bibirku. Apa daya diriku ini, aku hanya bisa pasrah dengan apa yang telah terjadi. Jantungku hampir berhenti ketika aku menyadari bahwa ciuman tersebut dilontarkan oleh... Tetsi.

    BalasHapus
  114. Nama : Dedi Yanto Husada
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 10

    Aku masih terkejut dengan apa yang baru saja terjadi. Kecupan tersebut terasa pahit, sepahit wajah Tetsi. Namun, aku percaya bahwa rasa pahit yang kurasa tersebut merupakan sebuah pertanda. Ya, pertanda yang mengingatkanku bahwa di luar sana masih ada yang manis. Jika berbicara tentang yang manis-manis, aku selalu saja akan teringat dengan sesosok perempuan, Intan.

    BalasHapus
  115. "Hahhhh... apa kau perbuat barusan Tetsi...!"
    "Aku memang sayang kamu, tapi tubuh ini bukan milikmu..." kataku marah, dan seketika aku kabur dari hadapan Tetsi.
    "Mas Indrook... Tetsi memanggil seperti merintih, mau kemana ?" katanya sambil berusaha mengejar.
    Aku mengambil langkah seribu pulang kerumah.
    "Kenapa hidupku sial lagi." gerutu ku sendirian dalam kamar.

    BalasHapus
  116. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  117. Lebih baik aku pingsan selamanya, harapku ketika mengingat kejadian tadi. Terkadang, aku tidak suka Tetsi berada di dekatku. Bukan karena aku membencinya. Juga bukan karena statusnya. Aku tidak tahu apa itu. Tetapi itu sangat menggangguku. Mungkin gengsi karena memiliki teman seorang banci. Atau mungkin juga tidak.

    BalasHapus
  118. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  119. Nama : Surya Cahya
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 33

    Ternyata, memang ternyata selama ini, kegundahan ku benar. Intan adalah wanita yang selalu kucari selama ini. Bukan Tetsi.
    Aku harus mengkonfirmasi semua ini pada Tetsi. Jangan sampai ia berharap banyak dariku, karena aku tidak mungkin bersama dirinya. Hatiku hanya untuk seorang wanita, Intan.

    BalasHapus
  120. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  121. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  122. Tetsi memang baik, namun berada bersamanya di tempat umum terkadang juga membuatku malu. Kejadian yang barusan juga membuatku terkaget-kaget. Berani-beraninya ia mau menciumku. Astaga, bagaimana kalau kejadian itu dilihat orang? Apalagi kalau dilihat........ Intan.

    BalasHapus
  123. Nama : Ivanest Gani
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 17

    Aku bersiap untuk menemui Tetsi. Aku telah mempersiapkan kata-kata yang baik agar aku tidak melukai hatinya. Aku masih ingin berteman dengannya walaupun dia "abnormal". Aku juga harus memperjuangkan cintaku yang hilang, yaitu Intan.

    BalasHapus
  124. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  125. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  126. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  127. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  128. Nama : Amalia
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 03

    Tetsi. Aku tak tahu alasan Tuhan mempertemukan aku dengannya. Tetsi hanya membuat hidupku bertambah sial. Aku tak ingin didekati olehnya lagi. Tapi, aku akan merasa kesepian bila Tetsi tak ada disampingku lagi. Aku berharap Tetsi dapat menjauh. Bukan menjauh dalam konotasi memusuhiku, tetapi menjauh dari momen-momen indahku bersama Intan. Aku ingin menikmati momen indahku bersama Intan, sekali saja. Hanya sekali. Hanya sekali pun aku sudah sangat beruntung sekali karena sedetik bersama Intan sangatlah berarti, apalagi tanpa gangguan Tetsi.

    BalasHapus
  129. Nama: Intan Putri Hasyim
    Kelas: XII IPA 1
    No Absen: 16
    Tersadar aku dari lamunanku yang mengemukakan niat untuk menemui Tetsi. Di tengah siang hari yang panas itu, tiba-tiba muncul seorang lelaki datang menghampiri rumahku. Aku tidak mengenali sosok itu. “Hai mas Indrok” katanya. Aku termenung.. Kukenali suara cempreng itu. Dia Tetsi! Tetapi mengapa ia berubah bentuk. Dari yang biasanya berpenampilan layaknya seorang wanita, kini ia menjelma menjadi sosok aslinya. Hal apa lagi yang akan terjadi padaku?

    BalasHapus
  130. Nama : Ivanest Gani
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 17

    Aku berfikir apakah mungkin Tetsi ingin memulai hidupnya sebagai orang yang normal. Menjslani hidupnya sebagai layaknya seorang lelaki. Mungkin saja hal itu benar terjadi pada dirinya, kalau memang dia benar ingin berubah kemabali ke wujud aslinya, aku akan dengan senang hati membantunya. Karena, dia sudah kuanggap sebagai temanku sendiri dan aku menyayanginya layaknya seorang teman.

    BalasHapus
  131. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  132. Nama : Maria Mutiara A
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 22

    Namun, semua bayanganku itu sirna, hancur berkeping - keping, tatkala Tetsi memulai pembicaraannya

    "Mas, aku sudah capek menjadi wanita jadi - jadian" ucap Tetsi lemas
    "Ayo kita sudahi saja ini semua" lanjut Tetsi sambil memandingiku dalam
    "Aku tidak ingin pura - pura, biar semua orang tau siapa aku, biar kita bisa menjalin hubungan bukan sebagai banci dengan pria, tapi sebagai pria dengan pria, biar orang mau bilang apa, pokoknya aku cinta Mas Indro!! pokoknya Mas Indro!!!" rengeknya di pelukanku

    BalasHapus
  133. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  134. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  135. Nama :Dedi Yanto Husada
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 10

    Dunia ini semakin gila. Apakah ini yang dinamakan dengan kiamat? Semuanya terasa begitu aneh, abstrak, absurd. Seorang lelaki sedang menyatakn cintanya di hadapanku. Spontan saja aku menjawabnya, "Gila loe, Tet." Aku memang menyayanginya, tapi sebagai teman, sahabat, bahkan aku telah menganggapnya sebagai seorang saudara.

    BalasHapus
  136. Nama : Amalia
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 03

    "Baiklah misalnya Mas Ndrok memang ga mau." Suara Tetsi mengagetkanku.
    "Lagi pula aku hanya bercanda kok Mas. Aku sudah sadar, Mas Ndrok" katanya.
    "Sadar apa?"
    "Aku sadar bahwa Mas Ndrok tidak mencintaiku."
    "Emmm,, bu..buu kan begitu Tetsi.."
    "Sudahlah Mas Ndrok, tak apa kok."
    Aku hanya terdiam.
    "Aku sadar bahwa aku ini laki-laki dan kamu juga laki-laki, kita tak mungkin bersatu. Aku juga sadar bahwa aku adalah laki-laki. Aku ingin menjadi laki-laki sejati dari dulu. Akhirnya, aku bisa. Aku bisa karena Mas Ndrok yang mengajariku."
    Aku terbengong. Seorang Tetsi berkata begitu?
    "Mungkin Mas Ndrok heran kenapa aku berubah. Aku tahu bahwa Mas Ndrok suka sam wanita yang bernama Intan itu. Aku melihat perjuang seorang lelaki sejati, yaitu Mas Ndrok. Mas Ndrok tak mau menyerah untuk mendapatkan Intan walaupun aku terus mengganggu. Maafkan aku, Mas Ndrok"
    Tetsi pun menangis. Penampilannya yang berubah tetap saja tak bisa merubah sikapnya yang masih "terlalu halus" itu.

    BalasHapus
  137. Nama : Agustinus Candra
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 02

    Aku merasa sangat bersalah. Ingin rasanya aku membenturkan kepalaku ke dinding keras berwarna putih yang berada di sampingku. Ingin kumakan dinding tersebut hingga hancur. Ak merasa sangat bersalah. Aku ingin memeluk Tetsi. Tapi aku malau, aku gengsi, aku tidak mau dicap sebagai peyuka sesama jenis. Namun sisi kelembutan ku muncul, aku tidak kuat melihat Tetsi terus menangis. Akhirnya kuberanikan diri untuk mendekati Tetsi.

    BalasHapus
  138. Nama : Vony
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 35

    "Sudahlah Tetsi. Janganlah kau menangis lagi. Kini kita masih bisa menjadi sahabat kan. Aku ingin kau pun juga dapat hidup bahagia dan sukses. Jalanmu masih panjang," nasihatku.
    Tetsi pun menuruti kata-kataku itu. Kini, masalahku dengan Tetsi telah beres. Namun, aku masih merindukan pujaan hatiku sesungguhnya. Oh Intan, bidadariku. Dapatkah aku mendapatkanmu kembali?

    BalasHapus
  139. Nama : Andre Frannico
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 05

    Aku bermaksud untuk menemui Intan, tapi karena tetsi menangis akhirnya aku mengantarnya pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, Tetsi mengajakku masuk ke rumahnya. Tapi aku menolaknya, karena sebentar lagi matahari digantikan oleh bulan. Malam itu kupandangi bulan, bulan yang bersinar terang dan bulat itu sungguh mirip dengan wajah Intan yang bulat dan putih bagaikan susu. Lalu kudengar suara langkah kaki. Dengan suara yang berat dan menyeramkan seseorang memanggilku "hei Ndrok", kupikir dia adalah mantan bosku. tapi betapa kagetnya aku melihat laki-laki itu adalah Tetsi. Tetsi mencoba kembali ke masa lalunya. Namanya pun sudah berganti kembali menjadi Teddy.

    BalasHapus
  140. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  141. Nama :Dedi Yanto Husada
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 10

    Aku dan Teddy pun duduk bersama memandangi langit yang bertaburan dengan bintang-bintang yang berkerlap-kerlip. Kami berdua menghabiskan malam dengan kembali mengingat bagaimana kami dapat bertemu dan akhirnya dapat berteman seperti sekarang ini. Sesekali, obrolan kami disisipi dengan candaan-candaanku agar suasananya menjadi tidak terlalu tegang.

    BalasHapus
  142. Nama : Vony
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 35

    Haripun telah larut malam. Hawa dingin terasa menusuk kulitku. Aku pun berpamitan pulang. Besok aku harus bekerja. Ya, aku masih harus syuting. Aku harus giat bekerja demi emakku tercinta yang telah susah payah mendidikku hingga kini.
    Tiba-tiba aku pun teringat dengan gigiku yang "offside" ini. Sebagai artis papan atas, aku pun harus terus memperhatikan penampilanku.

    BalasHapus
  143. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  144. Nama : Ciputra
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 09
    Akupun segera melarikan diri dari tempat aneh itu pulang kerumah. Tak kusangka diperjalananku menuju rumah aku bertemu dengan Intan sosok pujaan hatiku ini. Aku hendak menyapanya, tetapi ia melewatiku begitu saja dengan tatapan dingin seolah tidak ada siapa-siapa.

    Hatiku begitu tersayat diperlakukan dengan begitu kejam oleh pujaan hatiku, aku sudah tak sanggup lagi melanjutkan hidup ini dan aku putuskan untuk mengakhiri hidupku. Segera aku menuju kerumah sakit terdekat untuk menjual organ-organ tubuhku yang masih sehat dan segar ini. Sempat aku bingung untuk mengambil keputusan ini, tapi tekadku sudah bulat dan akupun tak menyesal dalam mengambil keputusan ini, dan hasil dari penjualan organ dalamku ini aku berikan untuk orang-orang yang tidak mampu. Setidaknya dengan begini aku dapat meninggalkan dunia ini dengan melakukan suatu kebaikan disaat-saat terakhir dalam hidupku.

    Selamat tinggal Intanku tersayang

    BalasHapus
  145. Nama : Maria Mutiara A.
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 22

    Kepenatan hari ini aku selesaikan di atas ranjang, kupejamkan mataku, dan kuterawang romansa - romansa indahku bersama intan. Dalam pejaman mataku aku sudah menyusun rencana untuk menjelaskan semuanya kepada Intan. Aku sadar bahwa kami sedang berada dalam suatu frasa kehidupan dimana antara aku dan Intan terhubung benang merah. Aku ingin sekali memberi titik pada frasa itu, tapi aku tak tahu harus mulai dari mana, aku tak tahu kapan harus mengakhirinya, aku tak tahu bagaimana cara mengakhirinya. Aku terlalu takut, takut kalau hatiku malah tercabik - cabik oleh taring cinta itu. Takut kalau Intan malah tak bisa menerimaku.

    BalasHapus
  146. Nama : Nico Husin
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen :27

    Kususun rencana ini matang-matang. Kubulatkan tekadku untuk menemui Intan besok dan menjelaskan segalanya. Kususun kata-kata bak sebuah skenario film layar lebar. Gundah rasanya, tetapi tekadku telah bulat. Terbayang konsekuensi yang harus kutanggung besok. Bagaimana jika ia tetap menolakku? Bagaimana kalau ia menjadi jijik terhadapku? Bagaimana kalau ia membenciku? Begitu banyak pertanyaan yang muncul di benakku, membuatku sesak. Kutarik nafas panjang dan kulemaskan seluruh tubuhku. Kurasakan letih yang merajalela, tak terasa aku sudah terlelap.

    Pagi-pagi sekali, aku terbangun dengan tiba-tuba. Wajah Intan seketika melintas di kepalaku. Dengan sigap, kupersiapkan diriku sebaik mungkin. Siap menerima setiap akibat dari kenekatanku.

    Balas

    BalasHapus
  147. Nama :Robinson
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 32

    Sesampai di lokasi syuting yang becek dan licin, aku langsung terpeleset karena grogi dan belum terbiasa menjadi pemain film, kepalaku jatuh terbentur di bumi yang keras ini, gigiku copot dan darah merah berlumuran di bibirku. "Aku berharap aku tidak pernah dilahirkan di dunia ini", pikirku dalam hati. Namun, saat aku berusaha untuk membangkitkan diri dari jatuh ini, ada sebuah tangan putih halus yang membantuku untuk berdiri lagi. Dengan terkejut aku melihat sosok Intan yang cemas melihat mukaku yang berdarah-darah. "Aku benar-benar bahagia dilahirkan di dunia ini", hatiku berbubah pikiran. Di saat itu juga, reff lagu "Aku dan Dirimu" milik Ari Lasso terlintas dipikiranku, hatiku yang menyanyikannya di dalam otakku.

    BalasHapus
  148. Setelah bernyanyi dalam pikiran , akhirnya akupun bergegas bangkit lagi dan menggenggam tangan Intan kuat-kuat sambil berkata "Intan , sudah lama aku menyimpan perasaan kepadamu , mau kah kau menjadi pujaan hatiku untuk selamanya ?"

    "Bangun nak... bangun..." , ujar emak yang menemaniku di rumah sakit .
    Aku mulai membuka mataku perlahan .Ternyata aku sudah berada di rumah sakit .

    "Oh sial lagi-lagi itu semua hanya mimpi....", ujar ku sambil terpejam di kamar UGD .

    BalasHapus
  149. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  150. Nama : Jacky Ryanto Fernandes
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 18

    Beberapa saat kemudian setelah aku sadar berada di rumah sakit, masih kurasakan sakitku di dalam hati, terlebih lagi aku merasakan sekujur tubuhku yang sulit untuk ku gerakkan.

    Aku mulai khawatir, khawatir dengan keadaanku, mengapa tubuhku tak bisa bergerak, apa yang telah terjadi denganku. Mulai muncul pikiran buruk tentang keadaanku dalam benakku. Entah apa yang ku pikirkan hingga aku merasa, sebentar lagi aku akan meninggalkan kehidupanku. kehidupanku yang tidak indah, namun sangat berarti.

    Masih ku coba untuk berjuang sejenak, meminta kepada Tuhan dengan doa.
    "Jangan dulu Tuhan, jangan.." keluhku dalam doa.
    "Jangan kau renggut kebahagiaanku yang baru kudapatkan, berikanlah aku waktu untuk dapat menikmati hidupku ini Tuhan, walau hanya sejenak" pintaku dalam doa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Marvin Wirianto
      Kelas :XII IPA 1
      No absen : 25

      Ternyata Tuhan mendengar doaku yang sedikit tapi bermakna, aku dibangunkannya. Kurasakan tubuhku sudah dapat bergerak. Memang tanganku masih terasa dingin, gigiku dan kepalaku masih sakit. Dokter yang merawatku menemuiku dan mengatakan padaku dan ibuku bahwa aku hanya shock dan syarafku tadi masih lemah. Aku diperbolehkannya pulang besok pagi.
      Keesokan harinya,aku terbangun dan melamun sejenak.

      Hapus
  151. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  152. Nama : Maria Mutiara A.
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 22

    Aku tak ingin hidupku hanya berakhir seperti ini. Masih ada satu tujuan yang belum tercapai dalam hidupku.
    tiba-tiba lamunanku terbuyarkan oleh ketukan pintu, dari balik pintu muncul sesososk wanita yang rupawan. Wajahku yang suram kembali cerah, kabut itu sudah disapukan oleh indahnya kemilau Intan.

    Aku masih berhutang penjelasan dengan Intan, ingin kujelaskan semuanya kepada Intan. Ku coba membuka mulut, tapi sepertinya sarafku tak mau menurut dengan perintah tuannya. Akhirnya kami berakhir dengan berjalan berdua di bawah pohon kamboja. Kuselipkan sekuntum bungan putih itu disebelah telinganya, cantik. Perlahan kupegang tangannya, sekali lagi kucoba untuk membuka mulutku, namun untuk kesekian kalinya mulutku seperti terkunci rapat.

    Hembusan angin menerpa kami dengan kencang, melepaskan bunga kamboja dari duduknya di telinga Intan. Intan segera berlari mengejar bunga itu, berusaha meraihnya. Ketika bunga itu sudah berada di tangannya, aku terperanjat. Waktu terasa sangat cepat, andai saja aku dapat menghentikan waktu pasti kejadian itu tak pernah terjadi.

    Ttttiiiiiiiiinnnnnnnnn!!!!!!!!
    Suara klakson truk tronton berbunyi nyaring, sangat nyaring, sangat dekat dengan wajah Intan. Yang kulihat hanya merah, merah pekat mengalir disekujur tubuhnya. Tubuh mungilnya yang tergolek lemas bersimbah darah di tengah jalan, di bawah pohon kamboja.

    BalasHapus
  153. Nama : Bianca Theodeanna
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 08

    Tunggu dulu.. Apa yang baru saja terjadi?? Aku tidak dapat mengingat apa yang terjadi. Kukumpulkan segenap ingatan dan tersadar bahwa Intan tertabrak oleh sebuah truk besar.
    "Jadi semua yang terjadi bukanlah sebuah mimpi?",tanyaku putus asa. Ingin aku berharap semua adalah mimpi. Biarlah aku tidak dapat berjalan berdua dengannya asalkan semua ini tidak terjadi. Aku rela menyerahkan segalanya sebagai ganti mengulang waktu. "Tolong jangan biarkan dia meninggalkan dunia ini, ambil saja nyawaku sebagai imbalannya", lanjutku dalam doa.

    Balas

    BalasHapus
  154. Nama :Dedi Yanto Husada
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 10

    Aku berusaha keras untuk menerima apa yang telah terjadi. Namun, aku hanyalah manusia biasa. Melihat tubuh mungil Intan yang bercucuran darah, tak bergerak, tak bernafas. Bunga kamboja putih yang ia pegang pun telah berganti warna menjadi merah bersimbah darah.

    BalasHapus
  155. Nama : Amalia
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 03

    Ya Tuhan jangan kau biarkan dia meninggalkan dunia ini sebelum aku dan dirinya mendapatkan kebahagiaan. Jangan kau biarkan Intan pergi menjauhiku ya Tuhan. Aku ingin tetap bersamanya. Intan. Memang seindah namanya, Intan. Memang dia benar-benar Intan. Aku tak rela bila Intanku kau bawa pergi ya Tuhan. Aku rela berpisah darinya, asalkan bukan maut yang memisahkan kami.
    Tuhan ternyata mendengar doaku. Beberapa saat kemudian, hal yang aku harapkan pun terjadi. Intan masih setengah sadar. Aku segera meminta pertolongan untuk membawanya ke rumah sakit.

    BalasHapus
  156. Nama : Nico Husin
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 27

    Kutinggalkan badannya terbaring di kamar rumah sakit. Hanya satu tujuanku sekarang, berdoa. Di tengah doaku, terdengar kegaduhan di kamar Intan. Dengan hati gundah aku berlari kesana. "Tolong jangan biarkan hal buruk terjadi", pintaku. Sesampainya disana, kulihat ia sudah bisa membuka matanya. Ia sudah melewati masa kritisnya, begitu menurut dokter. Kebahagiaan meluap dari seluruh tubuhku, seakan aku baru memenangkan lotere.
    Kutatap dirinya dari kejauhan, sampai akhirnya, ia membalas tatapanku..

    Balas

    BalasHapus
  157. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  158. "Oh Tuhan terima kasih, kau masih memberikan kesempatan pada Intan" dalam doaku.
    Aku berharap ini takkan lama. Aku berharap ia segera pulih, dan aku akan memberikan yang terbaik padanya nanti apapun itu.

    BalasHapus
  159. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  160. Nama : Marvin Wirianto
    Kelas :XII IPA 1
    No absen : 25

    Keesokan harinya, setelah kulihat kondisinya membaik, kuberanikan diriku untuk masuk ke ruangannya, Intan tergulai lemas di atas kamar tidur. Aku bertanya,"Intan, bagaimana keadaanmu?"
    Kata-katanya selanjutnya mengiris-iris hatiku.
    "Anda siapa ya ?" katanya dengan lemas.
    Benturan di kepalanya telah membuat ia kehilangan ingatan.

    BalasHapus
  161. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  162. Nama :Nikolas faustino alvin
    Kelas: XII IPA 1
    No absen: 28


    Kupegang tangannya yang telah melemas di ruangan putih ini
    "Intan jangan... jangan kau tingglkan aku Intan !"
    Dia menoleh kepadaku, wajahnya yang cantik tersenyum
    "Dro.... dimanakah engkau ?"
    "Disini, aku ada disampingmu"
    Intan tersenyum, senyuman yang sangat indah
    "Dro... ingat ngak ? masa-masa muda kita ?"
    "I-Iya aku masih ingat dengan jelas"
    Tangannya yang lembut mengusap pipiku. Hatiku sakit rasanya melihat pemandangan ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama: Marvin Wirianto
      Kelas : XII IPA 1
      No absen : 25

      Beberapa jam kemudian Intan siuman. Dengan hanya berbekalkan ingatan tentang nama Indro.
      Ia lupa siapa aku, siapa diriku, dan siapa dirinya. Sedih rasanya aku melihat itu.
      Aku terharu, meskipun hilang ingatannya, hanya namaku yang masih menempel dengan erat di ingatannya. Berarti, hanya aku yang dapat meninggalkan bekas di hatinya.

      Hapus
  163. Nama :Dedi Yanto Husada
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 10

    Aku bingung menghadapi situasi ini. Apakah aku harus bergembira ataukah aku harus bersedih? Bergembira karena Intan sudah sadar kembali ataukah bersedih karena Ia sudah tidak ingat lagi dengan diriku? Semakin hari aku merasa kesialanku semakin menjadi-jadi, bahkan saat ini kesialanku telah mencelakakan sang pujaan hatiku, Intan.

    BalasHapus
  164. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  165. Nama: M. Fathan Mubina
    Kelas: XII IPA 1
    No. Absen: 21

    "Ya, Intan. Ingatkah kamu kita dulu suka makan nasi bungkus sepiring berdua di taman yang banyak banci itu, Iin?" tanyaku. Iin. Itu panggilan cintaku padanya dahulu. Dia dulu selalu memanggil namaku. Nama asliku yang sudah lenyap ditelan bumi. Martheo. Martheo Favian.

    BalasHapus
  166. Mengingat kembali saat Intan masuk rumah sakit, pikiranku kacau.
    "Apa lagi ini Tuhan..."
    segera aku berusaha mencari tahu informasi yang akurat tentang keadaan Intan pada dokter yang merawatnya.
    "Tenang pak, ini hanya bersifat sementara, namun begitu diharapkan untuk sementara jangan dulu ganggu pikirannya dengan hal-hal yang rumit dan keras, ini demi pemulihan saudari Intan" dokter itu menjelaskan panjang lebar.
    Aku hanya diam, tak tahu harus mengeksperasikan apa tentang berita buruk ini.

    BalasHapus
  167. Nama : Imanniati Mutiara Mentari
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 15

    Aku mungkin memang tidak memiliki apa-apa. Tapi aku akan berusaha sebisa mungkin untuk membantu Intan mengembalikan ingatannya. Terutama tentang masa-masa SMA bersamanya. Perlahan tapi pasti, aku akan membuatnya mengingat kenangan kami lagi. Ya. Tak peduli berapa lama waktu yang diperlukan, aku akan selalu berada di sampingnya, menunggunya, menemaninya sampai kapan pun.

    BalasHapus
  168. Nama : Agustinus Candra
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 02

    Aku akan membuatnya ingat kembali padaku. Ya itulah tujuan ku selanjutnya. Aku harus mendapatkan hati dan kesadaran Intan lagi. Aku akan berusaha dan selalu berusaha. Tak perlu kuatir apakh Intan akan menerima ataupun menolaknya. Aku akan tetap berusaha untuk dapat membahagiakan sang pujaan hatiku, belahan hatiku dan segala hidupku akan kuserahkan untuk merawatnya.
    Tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka. Dan aku terkejut melihat sesosok laki-laki berbadan tegap dengan menggunakan baju hitam menhampiri ku.

    BalasHapus
  169. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  170. Terkejut karena pintu yang terbuka, Iin pun tersadar dalam tidurnya dengan tangan kirinya yang masih menggenggam tanganku ini.

    BalasHapus
  171. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  172. Nama : Imanniati Mutiara Mentari
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen ; 15

    "Indro?" tanya laki-laki berbaju gelap itu saat ia masuk dan melihatku duduk di sebelah Intan.
    "Bapak... Kok bisa ada di sini?"
    "Harusnya bapak yang nanya ngapain kamu di sini. Bapak baru dapat kabar anak bapak, yang sekarang ini ada di depan kamu, ketabrak truk tadi. Bapak langsung buru-buru ke sini"
    aku sangat mengingat orang ini. Orang yang membantuku melewati masa-masa sulit sewaktu aku kuliah. Dia yang menyemangatiku dalam melewati berbagai persoalan, memberiku nasihat-nasihat yang akan selalu kuingat di dalam hati. Tak kusangka, bapak ini adalah ayah dari pujaan hatiku. Intan. Mungkinkah guru idolaku selama ini, dapat menjadi mertua idolaku juga? Hahahaha. Mustahil, pikirku. Tapi, di dunia ini, tidak ada yang mustahil bukan?

    BalasHapus
  173. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  174. Nama : Maria Mutiara A.
    Kelas : XII IPA 1
    No. Absen : 22

    Aku tak pernah menyangka dengan semua ini, aku hanya merasa bahwa sudah saatnya aku mengakhiri frasa romansa hidup ini. Sudah saatnya aku meletakan tanda titik. Kini aku tahu dimana aku harus meletakan titik itu, kapan aku harus meletakan titik itu. Semuanya menjadi jelas sekarang.Inilah saatnya bagiku untuk memberi tanda titik di frasa romansa hidupku sebagai akhir dari semuanya.

    BalasHapus
  175. Nama : Marvin Wirianto
    Kelas :XII IPA 1
    No absen : 25

    Ternyata, mujizat masih ada. Intan akhirnya pulih dan keluar dari rumah sakit dengan ingatannya tentang masa lalu kita berdua.
    Ia sadar, bahwa hanya "Indro" dan cuma aku yang berarti di hidupnya.
    Akhirnya beberapa bulan kemudian, aku dapat menyatakan perasaanku yang seberarnya kepada ia.
    "Intan Putri Hasyim, aku telah mencintaimu sejak lama, dan aku rindu hidup bersamamu, maukah kamu menjadi istriku ?" aku merasa kata-kata ini sangat tepat diucapkan saat ini.
    Tanpa pikir panjang Intan langsung menerima cintaku.
    Kami pun menikah dengan direstui oleh orang tua dan menghabiskan sisa hidup kami berbahagia berdua.
    . Beberapa temanku berkata
    "Gila Loe Ndro, kok kamu bisa dapet cewek secantik Intan, kamu benar-benar hebat. Selamat ya.
    Ya, memang Hidup ini Gila.

    BalasHapus

Posting Komentar

Gunakan nama dan email masing-masing! Harap ditulis nama, kelas, dan nomor absen.

Postingan populer dari blog ini

CERITA PENDEK ON-LINE KARYA SISWA-SISWI KELAS XII IPA 1 TAHUN 2014/2015

CERITA PENDEK ON-LINE KARYA SISWA-SISWI KELAS XII IPA 3 TAHUN 2014/2015