KALIMAT EFEKTIF

Dalam penggunaan bahasa keseharian sering kita temukan kejanggalan-kejanggalan berbahasa yang dikemukakan oleh seseorang, baik itu personel pribadi, pejabat struktural birokrasi maupun instansi, guru dalam proses pembelajaran, entertainer dalam media audio visual, siaran televisi, media surat kabar, majalah, tabloid, dan lain-lain, terutama bila ditinjau dari segi kebahasaan dan hukum logika. Akibatnya adalah munculnya ragam bahasa yang tidak benar dan tidak efektif. Semua itu berujung pada efek sosial komunitas penggunanya, baik awam maupun kalangan terpelajar, dalam hal ini siswa maupun mahasiswa.

Kejanggalan bahasa dalam konteks pembelajaran bisa ditemukan dalam buku pelajaran, tutur kata guru di kelas, karya tulis siswa atau mahasiswa, soal-soal ulangan atau soal ujian, bahkan data administratif suatu sekolah atau perguruan tinggi. Harus kita akui, meski bahasa Indonesia secara nasional sudah diakui melalui Sumpah Pemuda, Oktober 1928, dan secara resmi sejak Agustus 1945, realitanya komunitas penggunanya belum mampu menggunakan secara baik dan benar.

Bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa utama dalam layanan proses pendidikan nyatanya dalam praktik di lingkungan sekolah masih kita temukan kenyataan yang jauh dari harapan. Lantas, bagaimana perkembangan bahasa Indonesia ke depan? Bahasa Indonesia harus kita junjung secara nasional dan dipraktikkan secara menasional dalam pembelajaran, meski kian kita dengar bahwa sekolah internasional semakin gencar bermunculan di mana-mana sehingga bahasa Indonesia menjadi bahasa kedua setelah bahasa Inggris. Konteks demikian menandakan bahwa bangsa kita kehilangan jati diri, tidak bangga dengan identitasnya dan rela dengan senang hati dan bangga mengikuti arus penggunaan bahasa, entah benar entah salah.

Sejarah bangsa lain yang berkembang cepat membuktikan ketidakperluannya kehilangan jati diri bangsa itu sendiri. Bangsa Jepang, Korea Selatan, dan China, misalnya, bangga dengan jati diri dan bahasanya. Para perdana menterinya bangga memberikan sambutan kepada tamu kehormatan dari luar negeri dalam bahasa mereka, dan secara inheren mereka mengerti dengan fasih bahasa internasional, bahasa Inggris. Apakah kita akan kehilangan jati diri bangsa?

Tidak mutlak bahwa perkembangan ilmu suatu bangsa amat dipengaruhi oleh seberapa jauh bangsa itu mampu berbahasa internasional. Apalagi sekarang melalui media internet, suatu konteks ilmu pengethauan dapat dnegan mudah diterjemahkan dalam bahasa lain. Naskah bahasa Inggris misalnya bisa di-translate ke berbagai bahasa, kurang lebih 20 bahasa, termausk bahasa Indonesia. Jadi, apa yang kita cari? Tentu saja yang kita dambakan adalah fungsi komunkatif bahasa Inggris dalam kancah pergaulan internasional, di era globalisasi ini. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa internasional sebagai skala prioritas utama pengembanagan ilmu pengetahuan di Indonesia agaknya menjadi suatu keniscayaan.

Lantas, korelasinya dengan efektivitas penggunaan bahasa Indonesia? Bangsa kita amat heterogen bila dilihat dari kekayaan bahasa ibu rakyatnya. Tak kurang dari 300-an bahasa yang ada di Indonesia dan semua bermuara pada proses pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah. Karakter bahasa daerah yang demikian majemuk sering bermunculan dalam komunikasi praktis pembelajaran di sekolah. Ujung-ujungnya adalah meunculnya ketidakefektifan bahasa Indonesia dalam berbagai ragam dan bentuk. Inilah salah satu masalah yang harus disikapi secara bijak dalam membudayakan bahasa Indonesia secara efektif. Agaknya masih diperlukan waktu relatif lama untuk perjuangan ke arah yang benar.

Kefektifan bahasa secara pratis amat terlihat dalam penggunaan kalimat.
Suatu kalimat dikatakan efektif bila kalimat tersebut hemat kata-kata, logis, serta baik dan benar. Kalimat efektif merupakan cara penyampaian gagasan secaara tertulis-lisan, nalar-logis, tepat sesuai dengan tujuan dan isi pembicaraan, hemat pemakaian kata-kata, memenuhi standar kebahasaan sehingga mudah dimengerti oleh penerima gagasan. Secara struktural kalimat efektif merupakan pola kalimat yang hemat kata, tepat guna, dan benar nalar. Oleh sebab itu, pilihan kata senantiasa tepat sesuai dengan tujuan dan isi yang dimaksud.

Keefektifan kalimat dilihat dari segi
  1. Kesepadanan
    1.1 memiliki S-P yang jelas
Maksudnya struktur kalimat minimal S dan P. Pelengkap dan objek sangat ditentukan oleh karakter predikat yang digunakan.Seringkali terjadi susunan kalimat tidak memiliki subjek yang benar, disebabkan oleh penggunaan preposisi di depan kata yang potensial sebagai subjek hingga berubah status strukturalnya menjadi keterangan.

1.2 di depan S tidak boleh ada kata depan
Keberadan preposisi di depan nomina (yang kemudian menduduki jabatan subjek kalimat) dapat mengubahnya menjadi frasa preposisional. Akibatnya akan mengubah struktur frasa tersebut menjadi K (keterangan), bukan S (subjek)

Dipoyono mengatakan bahwa kenaikan harga pasar amat ditentukan juga oleh
S                       P          (konj.)                    O
Fluktuasi barang.

Menurut Diyono => frasa preposisional => K

1.3 di depan P tidak boleh ada kata penghubung yang
Keberadaan yang akan mengubah status P menjadi S.

Anak-anak membeli mainan itu
S                    P              O

Bila diberi yang di depan P (membeli) berubah menjadi: Anak-anak yang membeli mainan itu. P S

1.4 tidak menggunakan S ganda yang sama dalam kalimat majemuk
Contoh salah:
Bila Pastor Theodorus Borst sekali lagi ditolak, ia akan berhenti mengajukan
(konj.)      S                                                         P            S                                P
permohonan pindah.
             O

1.5 tidak menggunakan kata yang searti terpadu sama fungsi
Misalnya: bertujuan untuk, bermaksud agar, agar supaya

1.6 konjungsi subordinatif tidak boleh digunakan dalam kalimat tunggal, apalagi di awal kalimat. Secara struktural hal tersebut tidak mungkin dimunculkan sebab konjungsi subordinatif hanya dipakai dalam kalimat majemuk bertingkat.

Contoh salah
Masa-masa setelah kemerdekaan, dana misi serba terbatas, apalagi bangunan sekolah Xaverius dan milik misi yang pernah dibangun sudah rusak karena perang. Sehingga tentu dibutuhkan dana besar untuk memperbaiki.

Contoh benar
Masa-masa setelah kemerdekaan, dana misi serba terbatas, apalagi bangunan sekolah Xaverius dan milik misi yang pernah dibangun sudah rusak karena perang sehingga
tentu dibutuhkan dana besar untuk memperbaiki.

2. Keparalelan
Hal ini biasanya muncul dalam tipe kalimat mejamuk, baik kalimat majemuk koordinatif maupun kalimat majemuk subordinatif. Dalam jabatan struktur yang sama, misalnya P, O, atau pelengkap digunakan klasifikasi jenis kata yang sama sehingga tidak terjadi kerancuan bentuk.

Contoh salah:
Tanggung jawab kami kakak beradik pada hari Minggu nanti adalah mengecat dinding luar, pemasangan lampu gerbang, memberesi pagar belakang, dan pembersihan kamar mandi.

Contoh benar:
Tanggung jawab kami kakak beradik pada hari Minggu nanti adalah mengecat dinding luar, memasang lampu gerbang, membereskan pagar belakang, dan membersihkan kamar mandi.


3. Kehematan dalam pemakaian kata atau frasa
3.1 menghindarkan pemakaian bentuk jamak berlebihan sehingga rancu maknanya
Contoh salah:
Beberapa orang-orang di sekitarku lari ketakutan melihat aksi masa yang demikian mengacaukan dinamika kehidupan masyarakat sekitarnya.
Contoh benar:
Beberapa orang di sekitarku lari ketakutan melihat aksi masa yang demikian mengacaukan dinamika kehidupan masyarakat sekitarnya.

3.2 menghindarkan pemakaian dari dan daripada atau preposisi yang tidak tepat
Contoh salah:
Tugas daripada Menteri Pendidikan Nasional adalah mencerdsakan kehidupan bangsa dengan langkah-langkah operasional yang setapak demi setapak dapat meningkatkan tingkat kualitas sumber daya manusia.
Contoh benar:
Tugas Menteri Pendidikan Nasional adalah mencerdsakan kehidupan bangsa dengan langkah-langkah operasional yang setapak demi setapak dapat meningkatkan tingkat kualitas sumber daya manusia.

3.3 penghilangan penggunaan kata-kata yang berlebihan
Contoh salah:
Disiplin diri adalah merupakan gambaran personal tentang manajemen pribadinya.
Contoh benar:
Disiplin diri merupakan gambaran personal tentang manajemen pribadinya.

 4. Keterpaduan gagasan: tegas dan lugas
4.1 Hindarkan kalimat bertele-tele!
Contoh salah:
Prestasi beliau amatlah sangat membanggakan sekali bagi kami generasi muda berikutnya.
Contoh benar:
Prestasi beliau amatlah membanggakan bagi kami generasi muda berikutnya.

4.2 Hindarkan pasangan konjungsi yang tidak tepat!
Contoh salah:
Walaupun hujan deras, tetapi api kebakaran itu terus menyala.
Contoh benar:
Walaupun hujan deras, api kebakaran itu terus menyala.

4.3 Hindarkan penggunaan konjungsi yang tidak tepat!
Contoh salah:
Orang itu bukan yang terlibat dalam penyalahgunaan narkoba, tetapi terlibat dalam pencurian kendaraan bermotor.
Contoh benar:
Orang itu bukan yang terlibat dalam penyalahgunaan narkoba, melainkan terlibat dalam pencurian kendaraan bermotor.

4.4 Gunakan pola aspek yang tepat!
Contoh salah:
Perkembangan kompetensi siswa itu sangat cepat sekali, hingga mampu mengikuti program akselerasi kelas.
Contoh benar:
Perkembangan kompetensi siswa itu sangat cepat hingga mampu mengikuti program akselerasi kelas.


5. Kecermatan dalam pemilihan dan penggunaan kata
Contoh salah:
Pencuri kendaran bermotor itu berhasil ditangkap polisi setelah melalui pergulatan seru di tengah gang kampung.
Contoh benar:
Polisi polisi berhasil menangkap pencuri kendaran bermotor itu setelah melalui pergulatan seru di tengah gang kampung.

6. Koherensi yang baik dan kompak
Contoh salah:
Masalah yang penulis ingin jelaskan adalah persoalan rakyat punya hak atas tanah.
Contoh benar:
Masalah yang ingin penulis jelaskan adalah hak rakya atas tanah.


7. Cermat dalam tata tulis
Contoh salah:
Pemerintah dan pihak P.T Kaltim Prima Coal masih menunggu penetapan pengadilan negeri Jakarta Selatan mengenai pencabutan sita jaminan sekaligus pencabutan gugatan pemerintah Propinsi Kalimantan Timur atas KPC.

Contoh benar:
Pemerintah dan pihak PT Kaltim Prima Coal masih menunggu penetapan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan mengenai pencabutan sita jaminan sekaligus pencabutan gugatan pemerintah Provinsi Kalimantan Timur atas KPC.

8. Kepenalaran atau logika yang sahih dan benar
Contoh salah:
Segera setelah dijatuhi hukuman 7 tahun kurungan penjara, petugas sipir segera membawa terdakwa ke dalam sel.

Contoh benar:
Segera setelah dijatuhi hukuman 7 tahun kurungan penjara, terdakwa segera di bawa ke dalam sel oleh petugas sipir.

Rangkaian kata:

Kata=>frasa=>klausa=>kalimat=>antarkalimat=>paragraf=>wacana

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CERITA PENDEK ON-LINE KARYA SISWA-SISWI KELAS XII IPA 1 TAHUN 2014/2015

CERITA PENDEK ON-LINE KARYA SISWA-SISWI KELAS XII IPA 3 TAHUN 2014/2015