MEMBACA INDAH
Membaca Indah
Sebagai suatu bentuk keterampilan berbahasa secara pasif tertulis, membaca merupakan suatu keterampilan yang perlu dibina dan dilatih sehingga selaku pihak orang kedua yang menerima pesan, pembaca dapat memahami maksud penulis dengan tepat, cepat, efektif, dan efisien.
Membaca sebagai bentuk keterampilan pasif berbahasa amat bermanfaat bagi pengembangan wawasan dan pengetahuan seseorang. Semakin banyak mengetahui sesuatu ada kecenderungan seseorang merasa semakin tidak banyak tahu sehingga terus-menerus mencari tahu, antara lain lewat membaca. Semakin banyak tahu tentang sesuatu seseorang akan semakin luas referensinya sehingga akan semakin bijak dan semakin tepat dalam menentukan ataupun mengambil keputusan, meski tidak akan pernah sempurna.
Meskipun sebagai pihak kedua, membaca bisa pula ditampilkan sebagai suatu seni, dalam arti bisa dinikmati oleh pihak lain (ketiga). Dalam hal ini pembaca berfungsi sebagai mediator antara penulis (pihak pertama) dengan pendengar (pihak ketiga). Sebagai seorang mediator, pembaca harus mampu menyuarakan wacana yang dibacanya sesuai dengan kehendak atau maksud penulisnya. Tentu saja hal ini sangat dipengaruhi oleh penafsiran pembaca atas wacana tersebut, di samping juga faktor kemampuan praktik berbahasanya.
Faktor kemampuan berbahasa untuk membacakan karya orang lain di depan pihak ketiga antara lain dalam bentuk:
Teknik pengucapan, meliputi hal-hal:
1.1 Teknik menaikkan volume dan tinggi rendah nada;
1.2 Teknik menaikkan tempo bicara;
1.3 Teknik mengurangi volume, nada, dan tempo.
1.4 Teknik artikulasi
1.5 Teknik intonasi dan pungtuasi
1.6 Teknik aksentuasi dan jeda
Banyak orang sukses dalam kariernya karena kemampuan dan kemahirannya membacakan suatu informasi melalui media, misalnya radio, televisi, film, dan media lain. Hal ini dapat diperoleh oleh siapa pun, tidak mesti menunggu dewasa. Berapa gaji seorang Ira Kusno atau Desi Anwar tatkala membacakan berita. Begitu juga berapa honorarium yang diperoleh oleh Tantowi Yahya tatkala membawakan acara tingkat nasional? Berapa honor Thukul Arwana saat menjadi pengisi acara Empat Mata?
1.5 Teknik intonasi dan pungtuasi
1.6 Teknik aksentuasi dan jeda
Banyak orang sukses dalam kariernya karena kemampuan dan kemahirannya membacakan suatu informasi melalui media, misalnya radio, televisi, film, dan media lain. Hal ini dapat diperoleh oleh siapa pun, tidak mesti menunggu dewasa. Berapa gaji seorang Ira Kusno atau Desi Anwar tatkala membacakan berita. Begitu juga berapa honorarium yang diperoleh oleh Tantowi Yahya tatkala membawakan acara tingkat nasional? Berapa honor Thukul Arwana saat menjadi pengisi acara Empat Mata?
Banyak juga bermunculan tokoh-tokoh kecil yang karena kemampuan berbicaranya yang indah akhirnya memiliki jenjang karier yang baik: Si Entong, Memed, dan lain-lain. Semuanya dimulai dari niat dan tekad yang sejalan dengan keberanian untuk berbicara di depan umum. Mengatasi hal tersebut memberikan peluang untuk mengembangkan talenta berbahasa. Hampir semua pembawa acara yang baik (entertainer, MC, protokol) semuanya berangkat dari kemampuan lisan bahasanya.
Kemampuan membaca indah tentu saja tidak diperoleh dalam waktu sekejap keculai yang bersangkutan memiliki talenta yang baik. Namun, bukan berarti kita tidak bisa berlatih untuk memiliki keterampilan itu. Amat terbuka peluang bagi siapa pun untuk berlatih menggunakan bahasa lisan sebaik mungkin yang bisa memberikan tambahan penghasilan, bahkan jaminan masa depan.
SEKILAS PANDANG MEMBACA CEPAT
Budaya membaca amatlah berkaitan dengan taraf kesadaran masyarakat akan pentingnya ilmu pengetahuan. Mempunyai kebiasaan membaca amat menguntungkan pribadi seseorang dalam keluasan dan kedalaman pengetahuannya, terutama tentang hidup dan kehidupan. Tantowi Yahya, sang motivator, menyosialisasikan budaya membaca secara proaktif dalam nuansa persuasi. Maka, tentu saja kita tidak mau diklasifikasikan dalam konteks masyakarat yang memiliki taraf kebodohan tinggi. Dalam zaman seperti sekarang, konteks abad informasi, apabila membaca belum merupakan suatu kebudayaan dan semacam kebutuhan batin, tentu kemunduran dan ketertinggalan yang akan kita rasakan.
Budaya membaca amatlah berkaitan dengan taraf kesadaran masyarakat akan pentingnya ilmu pengetahuan. Mempunyai kebiasaan membaca amat menguntungkan pribadi seseorang dalam keluasan dan kedalaman pengetahuannya, terutama tentang hidup dan kehidupan. Tantowi Yahya, sang motivator, menyosialisasikan budaya membaca secara proaktif dalam nuansa persuasi. Maka, tentu saja kita tidak mau diklasifikasikan dalam konteks masyakarat yang memiliki taraf kebodohan tinggi. Dalam zaman seperti sekarang, konteks abad informasi, apabila membaca belum merupakan suatu kebudayaan dan semacam kebutuhan batin, tentu kemunduran dan ketertinggalan yang akan kita rasakan.
Konteks masyarakat kita belumlah mampu membaca dengan baik. Lebih parah lagi, masih sebagian kecil masyarakat komunitas kita masih belum melek huruf. Di sisi lain, masyarakat yang melek huruf pun belum bisa semuanya membaca dengan baik dan benar mengiringi waktu yang terus berputar. Nah, yang menjadi pemkiran, bagimanakah cara kita bisa melakukan kegiatan membaca dengan cepat sehingga dari semakin gencarnya bacaan melalui berbagai media akan kita lewati waktu hidup kita dengan demikian berarti bagi kita di kemudian hari.
Membaca cepat merupakan suatu keterampilan membaca yang dalam waktu seefektif mungkin dapat membaca sebanyak-banyaknya dengan memahami atau mengerti yang dibacanya. Membaca cepat merupakan suatu cara menggunakan berbagai bahan dokumen secara efektif dan cepat yang berkaitan dengan berbagai jenis informasi yang perlu dicerap dan direproduksi. Membaca cepat juga berkaiatan dengan teknik memusatkan perhatian terhadap yang dibutuhkan melalui wacana informasi bacaan.
Kemampuan membaca cepat sangat bergantung pada sikap antusiasame, kesiapan untuk membaca, berkali-kali mencoba teknik, berkeinginan memperbaiki, dan keyakinan bahwa kita akan dapat melakukan hal itu. Dalam sisi kebutuhan lapangan, entah untuk belajar atau bekerja atau kesenangan, membaca harus dilakukan dengan cepat.
Regresi tidak selalu diartikan membantu proses pemahaman. Membaca dapat dibuat menyegarkan dan bervariasi. Membaca sekilas dapat juga berarti membaca. Dokumen teknis juga dibaca dengan cepat. Anda tidak perlu mencoba untuk mengingat segala sesuatu yang telah Anda baca.
Penggunaan otak adalah kunci sukses cara membaca cepat dengan menggunakan teknik sebaik mungkin. Melalui suatu latihan yang sederhana, kita dapat menentukan kecepatan membaca dan daya pemahaman. Pemahaman bersifat subjektif dan kebiasaan buruk dapat diubah.
Membaca memang suatu sikap. Perlu pembenahan awal tekad dan kepercayaan diri untuk memperbaiki kemampuan membaca. Keinginan memperbaiki hanya akan timbul dari diri sendiri. Jika tidak dilakukan kita menyadari posisi sebagai anggota kelompok pembaca lambat. Makanya, kembali ke satu keharusan sikap diri, harus membaca. Suatu sikap percaya diri akan mewujudkan realita kemampuan membaca yang mengalami peningkatan.
Memang, membaca merupakan suatu sikap. Bagiamana kita mengatasi mitos membaca yang baik, menyenangkan serta cermat harus dilakukan secara lambat. Bila Anda gagal untuk memahami atau kehilangan konsentrasi, lakukanlah pembacaan ulang sesegera mungkin. Memang membaca itu menjemukan. Membaca sekilas bukanlah membaca yang sebenarnya. Anda membutuhkan waktu yang panjang untuk membaca. Dokumen teknis tidak dapat dibaca dengan cepat. Dengan membaca cepat semuanya akan menjadi membosankan. Bila membaca, Anda perlu mengingat semuanya.
Otak dan membaca menang saling berkaitan. Bagiaman Anda membaca? Bagaimana kita memperkirakan kecepatan membaca. Pemahaman? Daftar periksa untuk mengenali kebiasaan buruk membaca? Tanggung jawabnya? Meminimalisasi kebiasaan buruk, membaca yang buruk, dan maksimalkan kebiasaan membaca yang positif.
Bagimana mengurangi subvokalisasi? Bagaimana mengurangi kebiasaan menunda atau interupsi? Bagiamana mengurangi stres? Bagaimana mengurangi dampak disleksia? Bagaimana meningkatkan konsentrasi? Bagaimana meningkatkan daya ingat dan panggil ulang? Bagaimana menggunakan pola panggil ulang?
Apakah membaca cepat bisa ditempuh melalui pendekatan langkah demi langkah? Bagaimana persiapan membacanya? Bagaimana kriteria kecepatan awal membaca? Motivasi apa yang sebaiknya kita bina?
Bagaimana kita memanfaatkan mata dan regresi? Bagaimana pandangan periferi? Bagaimana petunjuknya? Bagaimana mengenal irama? Bagaimana kita menciptakan kondisi yang baik? Apa perlu konsolidasi?
Apakah mata perlu diistirahatkan? Bagiamana cara memelihara kecepatan membaca? Prinsip perlu dikenal- diketahui, dipahami. Namun, tak hanya sebatas itu langkah kita. Kita berlatih menggunakan konsep yang baik dalam kegiatan kita sehari-hari, hingga akhirnya manfaatnya akan terasa di kemudian hari.
Komentar
Posting Komentar
Gunakan nama dan email masing-masing! Harap ditulis nama, kelas, dan nomor absen.