Kalimat Efektif
Kalimat
efektif adalah kalimat yang dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis serta
dapat diterima maksudnya/arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis
/pembicara. Kalimat efektif juga merupakan kalimat yang padat, singkat, jelas,
lengkap, dan dapat menyampaikan informasi secara tepat. Jelas berarti mudah
dipahami oleh pendengar atau pembaca. Singkat maksudnya hemat dalam pemakaian
atau pemilihan kata-kata. Tepat maksudnya adalah sesuai dengan kaidah bahasa
yang berlaku. Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan,
gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau
penulis. Selain itu, kalimat disebut tidak efektif apabila kalimat tersebut
tidak memiliki atau mempunyai sifat-sifat yang terdapat pada kalimat efektif.
Menurut
Mustakin (1994, 44:52) ketidakefektifan kalimat dikelompokkan menjadi (1)
ketidaklengkapan unsur kalimat, (2) kalimat dipengaruhi bahasa Inggris, (3)
kalimat mengandung makna ganda, (4) kalimat bermakna tidak logis, (5) kalimat
mengandung gejala pleonasme, dan (6) kalimat dengan struktur rancu.
1) Ketidaklengkapan
Unsur Kalimat
Kalimat
efektif harus memiliki unsur-unsur yang lengkap dan eksplisit. Untuk itu,
kalimat efektif sekurang-kurangnya harus mengandung unsur subjek dan predikat.
Jika salah satu unsur atau kedua unsur itu tidak terdapat dalam kalimat, tentu
saja kalimat ini tidak lengkap. Adakalanya suatu kalimat membutuhkan objek dan
keterangan, tetapi karena kelalaian penulis, salah satu atau kedua unsur ini terlupakan.
Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut.
(1) Dalam penelitian yang dilakukan oleh
Departemen Perindustrian ini menggunakan metode deskriptif.
(2) Untuk membuat sebuah penelitian yang valid harus
menguasai metode dan teknik pengolahan data.
(3) Dalam rapat pengurus bulan lalu yang dihadiri
juga oleh Ketua sudah memutuskan bahwa iuran anggota dinaikkan menjadi Rp
10.000,00 per orang.
(4) Sehingga masalah itu dapat diatasi dengan baik
apabila semua pihak yang terlibat harus bersedia bertanggung jawab.
Kalimat-kalimat
di atas tidak memiliki subjek. Agar kalimat-kalimat di atas menjadi lengkap,
kita harus menghilangkan bagian-bagian yang berlebih dan menambah bagian-bagian
yang kurang sebagaimana terlihat pada contoh berikut.
(1) Penelitian yang dilakukan oleh Departemen
Perindustrian ini menggunakan
metode deskriptif.
(2) Untuk membuat sebuah penelitian yang valid peneliti
harus menguasai metode dan teknik pengolahan data.
(3) Rapat pengurus bulan lalu yang dihadiri juga
oleh Ketua sudah memutuskan bahwa iuran anggota dinaikkan menjadi Rp
10.000,00 per orang.
(4) Masalah itu dapat diatasi dengan baik apabila
semua pihak yang terlibat harus bersedia bertanggung jawab.
2) Kalimat
Dipengaruhi Bahasa Inggris
Dalam
karangan ilmiah sering dijumpai pemakaian bentuk-bentuk di mana, dalam mana,
di dalam mana, dari mana, dan yang mana sebagai penghubung. Menurut
Ramlan (1994:35-37) penggunaan bentuk-bentuk tersebut kemungkinan besar
dipengaruhi oleh bahasa asing, khususnya bahasa Inggris. Bentuk di mana sejajar
dengan penggunaan where, dalam mana dan di dalam mana sejajar
dengan pemakaian in which, dan yang mana sejajar dengan which.
Dikatakan dipengaruhi oleh bahasa Inggris karena dalam bahasa Inggris
bentuk-bentuk itu lazim digunakan sebagai penghubung sebagaimana terlihat pada
contoh berikut.
(5) The house where he live very
large.
(6) Karmila
opened the album in which he had kept her new photogragraph.
(7) If I have no class, I stay at the
small building from where the sound of
gamelan can be
heard smoothly
(8) The tourism
sector which is the economical back bone of country must always be
intensified.
Dalam
penggunaan bahasa Indonesia bentuk-bentuk di mana, dalam mana, di dalam
mana, dari mana, dan yang mana sering ditemui dalam tulisan seperti
yang terlihat pada data berikut.
(9)
Kantor di mana dia bekerja tidak jauh dari rumahnya.
(10) Kita akan
teringat peristiwa 56 tahun yang lalu di mana waktu itu bangsa Indonesia
telah berikrar.
(11) Rumah yang di depan mana terdapat
kios kecil kemarin terbakar.
(12) Sektor
pariwisata yang mana merupakan tulang punggung perekonomian negara harus senantiasa ditingkatkan.
(13) Mereka tinggal jauh dari kota dari
mana lingkungannya masih asri.
Bentuk-bentuk
di mana, di depan mana, dari mana, yang mana, dan dari mana dalam
bahasa Indonesia dipakai untuk menandai kalimat tanya. Bentuk di mana dan
dari mana dipakai untuk menyatakan ‘tempat’, yaitu ‘tempat berada’ dan
‘tempat asal’, sedangkan yang mana untuk menyatakan pilihan. Jadi,
kalimat (9-13) di atas seharusnya diubah menjadi:
(9a) Kantor tempat dia bekerja
tidak jauh dari rumahnya.
(10a) Kita akan
teringat peristiwa 56 tahun yang lalu yang waktu itu bangsa Indonesia
telah berikrar.
(11a) Rumah yang di depan kios
kecil kemarin terbakar.
(12a) Sektor
pariwisata yang merupakan tulang punggung perekonomian negara harus
senantiasa ditingkatkan.
(13a) Mereka tinggal jauh dari kota yang
lingkungannya masih asri.
3) Kalimat
Mengandung Makna Ganda
Agar
kalimat tidak menimbulkan tafsir ganda, kalimat itu harus dibuat selengkap
mungkin atau memanfaatkan tanda baca tertentu. Untuk lebih jelasnya perhatikan
data berikut!
(14) Dari keterangan masyarakat daerah
itu belum pernah diteliti.
(15) Lukisan Raden Saleh sangat
terkenal.
Pada kalimat
(16) di atas terdapat dua kemungkinan hal yang belum pernah diteliti yaitu masyarakat
di daerah itu atau daerahnya. Agar konsep yang diungkapkan kalimat
itu jelas, tanda koma harus digunakan sesuai dengan konsep yang
dimaksudkan. Kalimat(14) tersebut dapat ditulis sebagai berikut.
(14a) Dari
keterangan (yang diperoleh), masyarakat daerah itu belum pernah diteliti.
(14b) Dari keterangan masyarakat, daerah
itu belum pernah diteliti.
Pada
kalimat (15) terdapat tiga kemungkinan ide yang dikemukakan, yaitu yang sangat
terkenal adalah lukisan karya Raden Saleh atau lukisan diri Raden Saleh atau
lukisan milik Raden Saleh seperti yang terlihat data data (15a), (15b), dan
(15c) berikut.
(15a) Lukisan karya Raden Saleh
sangat terkenal.
(15b) Lukisan diri Raden Saleh sangat
terkenal.
(15c) Lukisan milik Raden Saleh
sangat terkenal.
Pemakaian
tanda hubung juga dapat digunakan untuk memperjelas ide-ide yang diungkapkan
pada frase pemilikan. Untuk lebih jelasnya, perhatikan berikut.
(16) Mitayani baru saja membeli buku
sejarah baru.
Kalimat
(16) di atas mengandung ketaksaan yaitu yang baru itu buku sejarahnyakah atau
sejarahnya yang baru. Untuk menghindari ketaksaan makna, digunakan tanda
hubung agar konsep yang diungkapkan jelas sesuai dengan yang dimaksudkan.
Kalimat (16a) yang baru adalah buku sejarahnya, sedangkan kalimat (16b) yang
baru adalah sejarahnya.
(16a) Mitayani baru saja membeli
buku-sejarah baru.
(16b) Mitayani baru saja membeli buku
sejarah-baru.
Coba mari tafsirkan makna apa saja yang
mungkin timbul dari deret kata berikut!
(17) Menurut
cerita adik ibu tante Anita Rachman Subagio Sastrowardoyo di rumah sakit.
4) Kalimat
Bermakna Tidak Logis
Kalimat
efektif harus dapat diterima oleh akal sehat atau bersifat logis. Kalimat
berikut (18)
tergolong kalimat yang tidak logis.
(18) Dengan
mengucapkan Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa maka alhamdulillah
selesailah makalah ini.
Kalau
kita perhatikan secara sepintas kalimat (18) di atas tampaknya tidak salah.
Akan tetapi, apabila diperhatikan lebih seksama ternyata tidak masuk akal.
Seseorang untuk menyelesaikan sebuah makalah harus bekerja dulu dan
tidak mungkin makalah itu akan dapat selesai hanya dengan membaca alhamdulillah.
Jadi, supaya kalimat itu dapat diterima, kalimat itu dapat diubah menjadi:
(18a) Puji
syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Yang Mahakuasa karena dengan
rahmat-Nya-lah makalah ini dapat diselesaikan.
5) Kalimat
Mengandung Pleonasme
Kalimat
pleonasme adalah kalimat yang tidak ekonomis karena menggunakan kata-kata yang
mubazir. Ada kata-kata yang sebetulnya tidak perlu digunakan. Menurut Badudu
(1983:29) timbulnya gejala pleonasme disebabkan oleh (1) dua kata atau lebih
yang sama maknanya dipakai sekaligus dalam suatu ungkapan, (2) dalam suatu
ungkapan yang terdiri atas dua patah kata, kata kedua sebenarnya tidak
diperlukan lagi sebab maknanya sudah terkandung dalam kata yang pertama, dan
(3) bentuk kata yang dipakai mengandung makna yang sama dengan kata kata lain
yang dipakai bersama-sama dalam ungkapan itu.
Contoh-contoh
pemakaian bentuk mubazir dapat dilihat berikut ini.
(19)
Widjajono meneliti tentang sumber energi vulkanik di kawasan Nusa Tenggara
Barat.
(20) Banyak
pemain-pemain Sriwiaya FC yang hengkang dalam putaran Liga Super Indonesia
musim lalu.
(21) Pengembangan
usaha daripada pabrik ini menjadi tanggung jawab pemerintah daerah agar tidak
sisa-sia dana yang digunakan.
(22) Jalan layang ini dibangun demi untuk
mengatasi kemacetan lalu lintas yang sering terjadi di kota kita.
(23) Jika
pelayanan pendidikan terus ditingkatkan, maka gejala pengangguran akan dapat
diatasi.
Pada
kalimat (19) kata tentang (preposisi lainnya) yang terletak antara
predikat dan objek tidak boleh digunakan karena objek harus berada langsung di
belakang predikat. Pada kalimat (20) kata pemikiran tidak perlu diulang
karena bentuk jamak sudah dinyatakan dengan menggunakan kata banyak. Atau
dengan kata lain, kata banyak dapat juga dihilangkan. Pada kalimat (21)
kata daripada tidak perlu digunakan karena antara unsur-unsur frase
pemilikan tidak diperlukan preposisi. Pada kalimat (22) terdapat pengulangan
keterangan ‘yang digunakan’. Pengulangan ini tidak perlu. Pada kalimat
(23 terdapat dua buah konjungsi yaitu jika dan maka.Dengan adanya
dua konjungsi ini, tidakdiketahui unsur mana sebagai induk kalimat dan unsur
mana sebagai anak kalimat.
6) Kalimat
dengan Struktur Rancu
Kalimat
rancu adalah kalimat yang kacau susunannya. Menurut Badudu (1983:21) timbulnya
kalimat rancu disebabkan oleh (1) pemakai bahasa tidak mengusai benar struktur
bahasa Indonesia yang baku, yang baik dan benar, (2) Pemakai bahasa tidak
memiliki cita rasa bahasa yang baik sehingga tidak dapat merasakan kesalahan
bahasa yang dibuatnya, (3) dapat juga kesalahan itu terjadi tidak dengan sengaja.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut.
(24) Dalam kalangan pelajar Bandung
mengetahui kelompok geng motor.
(25) Siswa dilarang tidak boleh
memakai baju tidak dimasukkan.
Kalimat
(24) di atas disebut kalimat rancu karena kalimat tersebut tidak mempunyai
subjek. (25). Sementara itu, kalimat (26) terjadi kerancuan karena pemakaian
kata dilarang dan tidak boleh disatukan pemakaiannya. Kedua kata
tersebut sama maknanya.
Di
samping itu, juga terdapat bentukan kalimat yang tidak tersusun secara sejajar.
Hal ini erat kaitannya dengan paralelisme unsur pembentuk yang menduduki fungsi
struktur sama.
(26) Program
kerja ini sudah lama diusulkan, tetapi pimpinan belum menyetujui.
Ketidaksejajaran
bentuk pada kalimat di atas disebabkan oleh penggunaan bentuk kata kerja pasif diusulkan
yang dikontraskan dengan bentuk aktif menyetujui. Agar menjadi
sejajar, bentuk pertama menggunakan bentuk pasif, hendaknya bagian kedua pun
menggunakan bentuk pasif. Sebaliknya, jika yang pertama aktif, bagian kedua pun
aktif. Dengan demikian, kalimat tersebut akan memiliki kesejajaran jika bentuk
kata kerja diseragamkan menjadi seperti di bawah ini.
(26a)Program
kerja ini sudah lama diusulkan, tetapi belum disetujui pimpinan.
(26b)Kami sudah lama mengusulkan program
ini, tetapi pimpinan belum
menyetujuinya.
Kalimat efektif merupakan cara
penyampaian gagasan secara tertulis, nalar-logis, tepat sesuai dengan tujuan
dan isi pembicaraan, hemat pemakaian kata-kata, memenuhi standar kebahasaan
sehingga mudah dimengerti oleh penerima gagasan. Secara struktural kalimat
efektif merupakan pola kalimat yang
hemat kata, tepat guna, dan benar nalar. Oleh sebab itu, pilihan kata
senantiasa tepat sesuai dengan tujuan dan isi yang dimaksud.
Berdasarkan data-data di atas dapat
disimpulkan bahwa keefektifan kalimat dilihat dari segi:
·
Kesepadanan
·
a. memiliki S-P yang jelas
Maksudnya struktur kalimat minimal S dan
P. Pelengkap dan objek sangat ditentukan oleh karakter predikat yang digunakan.
·
b.
di depan S tidak boleh ada kata depan
Keberadan preposisi di depan nomina
(yang kemudian menduduki jabatan subjek kalimat) dapat mengubahnya menjadi
frasa preposisional. Akibatnya akan mengubah struktur frasa tersebut menjadi K
(keterangan), bukan S (subjek)
Dipoyono mengatakan
bahwa kenaikan harga pasar amat ditentukan juga oleh fluktuasi
S P (konj.) O
barang.
Menurut Diyono => frasa
preposisional => K
·
c.
di depan P tidak boleh ada kata penghubung yang
Keberadaan yang akan
mengubah status P menjadi S.
Anak-anak membeli mainan
itu
S P
O
Bila diberi yang di depan P (membeli)
berubah menjadi:
Anak-anak yang membeli
mainan itu.
P S
·
d.
tidak menggunakan S ganda yang sama
dalam kalimat majemuk.
Contoh salah:
Bila Pastor Theodorus Borst sekali
lagi ditolak, ia akan berhenti
(konj.) S P S P
mengajukan permohonan
pindah.
Pel.
·
e.
tidak menggunakan kata yang searti terpadu sama fungsi
Misalnya: bertujuan untuk, bermaksud
agar, agar supaya
·
f.
konjungsi subordinatif tidak boleh digunakan dalam kalimat tunggal, apalagi di
awal kalimat. Secara struktural hal tersebut tidak mungkin dimunculkan sebab
konjungsi subordinatif hanya dipakai dalam kalimat majemuk bertingkat.
Contoh salah
Masa-masa setelah kemerdekaan, dana misi
serba terbatas, apalagi bangunan sekolah Xaverius dan milik misi yang pernah
dibangun sudah rusak karena perang. Sehingga tentu dibutuhkan dana besar untuk
memperbaiki.
Contoh benar
Masa-masa setelah kemerdekaan, dana misi
serba terbatas, apalagi bangunan sekolah Xaverius dan milik misi yang pernah
dibangun sudah rusak karena perang sehingga tentu dibutuhkan dana besar untuk
memperbaiki.
·
Keparalelan
Hal ini biasanya muncul dalam tipe
kalimat mejamuk, baik kalimat majemuk koordinatif maupun kalimat majemuk
subordinatif. Dalam jabatan struktur yang sama, misalnya P, O, atau pelengkap
digunakan klasifikasi jenis kata yang sama sehingga tidak terjadi kerancuan
bentuk.
Contoh salah:
Tanggung jawab kami kakak beradik pada
hari Minggu nanti adalah mengecat dinding luar, pemasangan lampu
gerbang, memberesi pagar belakang, dan pembersihan kamar mandi.
Contoh benar:
Tanggung jawab kami kakak beradik pada
hari Minggu nanti adalah mengecat dinding luar, memasang lampu
gerbang, membereskan pagar belakang, dan membersihkan kamar
mandi.
·
Kehematan
dalam pemakaian kata atau frasa:
·
a)
menghindarkan pemakaian bentuk jamak berlebihan sehingga rancu maknanya
Contoh salah:
Beberapa orang-orang di sekitarku lari
ketakutan melihat aksi masa yang demikian mengacaukan dinamika kehidupan
masyarakat sekitarnya.
Contoh benar:
Beberapa orang di sekitarku lari
ketakutan melihat aksi masa yang demikian mengacaukan dinamika kehidupan
masyarakat sekitarnya.
·
b)
menghindarkan pemakaian dari dan daripada atau
preposisi yang tidak tepat
Contoh salah:
Tugas daripada Menteri Pendidikan
Nasional adalah mencerdsakan kehidupan
bangsa dengan langkah-langkah operasional yang setapak demi setapak dapat
meningkatkan tingkat kualitas sumber daya manusia.
Contoh benar:
Tugas Menteri Pendidikan Nasional
adalah mencerdsakan kehidupan bangsa
dengan langkah-langkah operasional yang setapak demi setapak dapat meningkatkan
tingkat kualitas sumber daya manusia.
·
c)
penghilangan penggunaan kata-kata yang berlebihan
Contoh salah:
Disiplin diri adalah merupakan gambaran
personal tentang manajemen pribadinya.
Contoh benar:
Disiplin diri merupakan gambaran
personal tentang manajemen pribadinya.
·
Keterpaduan
gagasan tegas dan lugas
·
a)
Hindarkan kalimat bertele-tele!
Contoh salah:
Prestasi beliau amatlah sangat
membanggakan sekali bagi kami generasi muda berikutnya.
Contoh benar:
Prestasi beliau amatlah membanggakan
bagi kami generasi muda berikutnya.
·
b)
Hindarkan pasangan konjungsi yang tidak tepat!
Contoh salah:
Walaupun hujan deras, tetapi api
kebakaran itu terus menyala.
Contoh benar:
Walaupun hujan deras, api kebakaran itu
terus menyala
·
c)
Hindarkan penggunaan konjungsi yang tidak tepat!
Contoh salah:
Orang itu bukan yang terlibat dalam
penyalahgunaan narkoba, tetapi terlibat
dalam pencurian kendaraan bermotor.
Contoh benar:
Orang itu bukan yang terlibat dalam
penyalahgunaan narkoba, melainkan
terlibat dalam pencurian kendaraan bermotor.
·
d)
Gunakan pola aspek yang tepat!
Contoh salah:
Perkembangan kompetensi siswa itu sangat
cepat sekali, hingga mampu mengikuti program akselerasi kelas.
Contoh benar:
Perkembangan kompetensi siswa itu sangat
cepat hingga mampu mengikuti program akselerasi kelas
·
Kecermatan
dalam pemilihan dan penggunaan kata
Contoh salah:
Pencuri kendaran
bermotor itu berhasil ditangkap polisi setelah melalui pergulatan seru di
tengah gang kampung.
Contoh benar:
Polisi polisi berhasil menangkap pencuri
kendaran bermotor itu setelah melalui pergulatan seru di tengah gang kampung.
·
Koherensi
yang baik dan kompak
Contoh salah:
Masalah yang penulis ingin jelaskan
adalah persoalan rakyat punya hak atas tanah.
Contoh benar:
Masalah yang ingin penulis jelaskan
adalah hak rakya atas tanah.
·
Cermat
dalam tata tulis
Contoh salah:
Pemerintah dan pihak P.T Kaltim Prima
Coal masih menunggu penetapan pengadilan negeri Jakarta Selatan mengenai
pencabutan sita jaminan sekaligus pencabutan gugatan pemerintah Propinsi
Kalimantan Timur atas KPC.
Contoh benar:
Pemerintah dan pihak PT Kaltim Prima
Coal masih menunggu penetapan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan mengenai
pencabutan sita jaminan sekaligus pencabutan gugatan pemerintah Provinsi
Kalimantan Timur atas KPC.
·
Kepenalaran
atau logika yang sahih dan benar
Contoh salah:
Segera setelah dijatuhi hukuman 7 tahun
kurungan penjara, petugas sipir segera membawa terdakwa ke dalam sel.
Contoh benar:
Segera setelah dijatuhi hukuman 7 tahun
kurungan penjara, terdakwa segera di bawa ke dalam sel oleh petugas sipir.
Komentar
Posting Komentar
Gunakan nama dan email masing-masing! Harap ditulis nama, kelas, dan nomor absen.