MATERI SEPUTAR TAJUK RENCANA

 

1.   Pengertian

Tajuk rencana adalah wacana pokok dalam surat kabar sebagai pandangan redaksi terhadap peristiwa yang sedang menjadi pembicaraan pada saat surat kabar itu diterbitkan. Tajuk rencana biasanya mengungkapkan adanya informasi atau masalah aktual, penegasan pentingnya masalah, opini redaksi tentang masalah tersebut, kritik dan saran atas permasalahan, dan harapan redaksi akan peran serta pembaca.

Tajuk rencana adalah artikel pokok dalam surat kabar yang merupakan pandangan redaksi terhadap peristiwa yang sedang menjadi pembicaraan pada saat surat kabar itu diterbitkan. Biasanya diungkapkan adanya informasi atau masalah aktual, penegasan pentingnya masalah, opini redaksi tentang masalah tersebut, kritiksaran atas permasalahan, dan harapan redaksi akan peran serta pembaca.

Pernyataan fakta dan opini ini biasanya diutarakan secara singkat, logis, menarik ditinjau dari segi penulisan dengan tujuan untuk mempengaruhi pendapat/ menerjemahkan berita yang menonjol agar pembaca menjadi menyimak seberapa penting berita tersebut. Fungsi tajuk rencana biasanya menjelaskan berita, artinya, dan akibatnya pada masyarakat. Tajuk rencana juga mengisi latar belakang dari kaitan berita tersebut dengan kenyataan sosial dan faktor yang mempengaruhi dengan lebih menyeluruh. Dalam tajuk rencana terkadang juga ada ramalan atau analisis kondisi yang berfungsi untuk mempersiapkan masyarakat akan kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi, serta meneruskan penilaian moral mengenai berita tersebut.

Tajuk rencana atau tajuk rencana adalah opini berisi pendapat dan sikap resmi suatu media sebagai institusi penerbitan terhadap persoalan aktual, fenomenal, atau kontroversial yang berkembang di masyarakat. Opini yang ditulis pihak redaksi diasumsikan mewakili redaksi sekaligus mencerminkan pendapat dan sikap resmi media yang bersangkutan. 

Tajuk rencana bisa dikatakan  suatu opini yang berisi pendapat dari pihak media yang bersangkutan mengenai suatu peristiwa atau persoalan yang fenomenal, aktual atau kontroversial. Secara sederhana, tajuk rencana bisa diartikan sebagai artikel pokok di dalam surat kabar. Karena tajuk rencana berisi mengenai pandangan redaksi terhadap suatu kejadian atau peristiwa yang menjadi perhatian masyarakat/aktual.

 Tajuk rencana adalah artikel pokok pada surat kabar yang berisi pandangan redaksi terhadap suatu permasalahan yang sedang menjadi pembicaraan umum pada saat surat kabar tersebut diterbitkan. Pada tajuk rencana biasanya diungkapkan masalah yang aktual, penegasan pentingnya masalah, opini redaksi tentang masalah tersebut, kritik dan saran atas permasalahan yang diungkapkan, harapan redaksi akan peran pembaca.

Tajuk rencana (tajuk rencana) termasuk dalam katagori karya ilmiah popular yang bersifat eksklusif dalam penerbitan.

Tajuk rencana/tajuk rencana dalam media massa merupakan hal yang penting karena tajuk rencana menjadi salah satu ukuran karakter dan kepribadian suatu media massa. Oleh sebab itu, penulisan tajuk rencana harus memiliki kualitas yang ciri-cirinya: hati-hati, normatif, cenderung konservatif, menghindari pendekatan kritis yang tajam, dan mempertimbangkan aspek politis yang lebih besar dari aspek sosiologis.

Tajuk rencana adalah artikel pokok dalam surat kabar yang merupakan pandangan redaksi terhadap peristiwa yang sedang menjadi pembicaraan pada saat surat kabar itu diterbitkan.

Dalam tajuk rencana biasanya diungkapkan adanya informasi atau masalah aktual, penegasan pentingnya masalah, opini redaksi tentang masalah tersebut, kritik dan saran atas permasalahan, dan harapan redaksi akan peran serta pembaca.

Pernyataan fakta dan opini ini biasanya diutarakan secara singkat, logis, menarik ditinjau dari segi penulisan dengan tujuan untuk mempengaruhi pendapat/ menerjemahkan berita yang menonjol agar pembaca menjadi menyimak seberapa penting berita tersebut. Fungsi tajuk rencana biasanya menjelaskan berita, artinya, dan akibatnya pada masyarakat. Tajuk rencana juga mengisi latar belakang dari kaitan berita tersebut dengan kenyataan sosial dan faktor yang mempengaruhi dengan lebih menyeluruh. Dalam tajuk rencana terkadang juga ada ramalan atau analisis kondisi yang berfungsi untuk mempersiapkan masyarakat akan kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi, serta meneruskan penilaian moral mengenai berita tersebut.

Teks tajuk rencana adalah teks yang berisi pendapat pribadi seseorang terhadap suatu isu/masalah aktual. Isu tersebut meliputi masalah politik, sosial, ataupun masalah ekonomi yang memiliki hubungan secara signifikan dengan politik. Teks jenis ini secara teratur muncul di koran atau majalah. Dalam mengungkapkan pendapat harus dilengkapi dengan fakta, bukti-bukti, dan alasan yang logis agar dapat diterima oleh pembaca atau pendengar.

Tajuk rencana adalah opini berisi pendapat dan sikap resmi suatu media sebagai institusi penerbitan terhadap persoalan aktual, fenomenal, atau kontroversial yang berkembang di masyarakat. Opini yang ditulis pihak redaksi diasumsikan mewakili redaksi sekaligus mencerminkan pendapat dan sikap resmi media yang bersangkutan. 

 Karena merupakan suara lembaga, maka tajuk rencana tidak ditulis dengan mencantumkan nama penulisnya, seperti halnya menulis berita, artikel, atau features. Idealnya, tajuk rencana adalah pekerjaan dan hasil dari pemikiran kolektif dari segenap awak media. Jadi, sebelum membuat tajuk rencana, terlebih dahulu diadakan rapat redaksi yang dihadiri oleh pemimpin redaksi, redaktur pelaksana serta segenap jajaran redaktur yang berkompeten untuk menentukan sikap bersama terhadap suatu permasalahan krusial yang sedang berkembang di masyarakat atau dalam kebijakan pemerintahan.

Setelah tercapai pokok- pokok pikiran, dituangkanlah dalam sikap yang kemudian dirangkum oleh awak redaksi yang telah ditunjuk dalam rapat. Dalam Koran harian, bisanya tajuk rencana ditulis secara bergantian, namun semangat isinya tetap mecerminkan suara bersama setiap jajaran redakturnya. Dalam proses ini reporter amat jarang dilibatkan, karena dinilai dari segi pengalaman serta tanggung jawabnya yang terbatas.

Menu wajib pembaca setiap pagi membaca tajuk rencana. Pembaca mulai dengan membaca judul. Apakah judul menarik untuk pembacasinggahi, misalnya pembacaanggap cukup dengan menggunakan tiga sampai dengan empat kata. Judul yang singkat, padat, dan mudah pembacapahami, pasti pembacahampiri. Lalu pembaca menjelajahi tubuh tajuk untuk mengetahui dan memahami isi pernyataannya. Apalagi isi pernyataan yang berkaitan dengan kebijakan penulis tajuk. Adakalanya berita atau info terbaru, terkini, termasa, dan rahasia sifatnya pembacatemukan pada tulisan tajuk. Inilah keistimewaan tajuk rencana.

Istilah lain tajuk rencana sering juga pembacatemukan, misalnya Notepad, Tajuk rencana, Dari Redaksi, Redaksi Menulis, Beranda. Akhir-akhir ini, sungguh menarik hati pembacasaat membaca tajuk rencana Media Indonesia. Bahkan pembacasemakin tertarik manakala kebijakan mengulas tajuk mendapat dukungan dari stasiun Metro TV yang berjuluk Bedah Tajuk rencana. Kebetulan pembacakenal beberapa nama pengulasnya. Makna bedah tajuk rencana merupakan forum khusus pembaca untuk berinteraksi dengan penulis yang menanggapi tajuk rencana.

Di samping itu, manfaat lain yang pembacapahami, tajuk rencana mampu mengungkap apa yang menjadi unek-unek pembaca. Pembacabisa membaca hak jawab dan membaca hak tolak. Ini poin yang penting.

Pengertian tajuk rencana yang pembacapahami berkaitan dengan komentar atau induk karangan. Tajuk rencana mengandung arti karangan pokok berisi masalah penting. Masalah penting yang berkaitan dengan aktualitas. Oleh karena itu, tajuk rencana merupakan pendapat redaksi atau seseorang yang berwewenang tentang masalah menarik atau bermakna penting bagi pembaca sebagai hasil penilaian atau pandangan dari pengelola koran terhadap masalah pokok.

Adapun model penulisan tajuk rencana — karena pembacakera p mampir sejak Petrus Kanisius Ojong di harian Kompas aktif menulis dan dibukukan oleh Gramedia berjuluk Kompasiana — sebagai berikut.

Pertama, model lama meliputi pendahuluan, uraian, penutup. Kedua, model baru yang meliputi rasional, analisis, argumentasi, simpulan/alternatif. Yang terakhir ini penjelasannya sebagai berikut.

Berlandaskan pada pemikiran atas tema pokok atau data dan fakta (rasional). Berlandaskan pada uraian terinci tentang duduk perkara sebenarnya (analisis).

Berdasarkan penafsiran atas data dan fakta yang mengarah pada simpulan (argumentasi). Berlandaskan pada isi pernyataan dengan sikap tegas dan dinyatakan (simpulan tertutup). Berlandaskan pada isi pernyataan yang menyerahkan simpulan bagi pembaca (simpulan terbuka).

Jadi, tajuk rencana merupakan pendapat atau opini redaksi atau orang yang mendapat wewenang oleh redaksi koran. Pendapat ini berkaitan tentang masalah menarik atau berarti penting bagi pembaca, misalnya baru, aneh, luar biasa, pertentangan. Tentang masalah menarik atau berarti penting bagi pembaca juga berkaitan dengan rasa aman, rasa sehat, rasa cinta, kematian, aktivitas produktif, profesi atau pekerjaan. Dengan demikian, hasil penilaian atau pandangan redaksi disebut kebijakan redaksional.

 

2.    Ciri-ciri Tajuk Rencana

2.1  Berisi opini redaksi tentang peristiwa yang sedang hangat dibicarakan

2.2  Bersifat subjektif.

2.3  Berisi kupasan pemikiran alternatif tentang suatu masalah fenomenal, dimuat sebagai teras berita atau banyak menarik perhatian publik.

2.4  Biasanya berskala nasional, berita internasional dapat menjadi tajuk rencana, apabila berita tersebut memberi dampak kepada nasional.

2.5  Tertuang pikiran subjektif redaksi.

2.6  Gaya bahasa formal/baku.

2.7  Bertujuan memberikan pandangan kepada masyarakat mengenai suatu kejadian yang sedang ramai dibicarakan.

2.8  Tertuang pikiran subjektif redaksi

 

3.     Fokus Struktur Tajuk Rencana:

Struktur kompositoris tajuk rencana memiliki susunan relatif sama dengan bentuk karangan lain, yaitu pendahuluan (20-30%), isi (tubuh)-(60-70%) karangan, dan penutup (10%). Ada pendekatan yang melakukan kajian bahwa struktur penulisan tajuk rencana terdiri dari 3 bagian, yaitu:

a.      Title/judul

b.     News Peg/berita atau objek yang akan diulas/dibahas.

c.      Explanation/penjelasan atau uraian sikap koran yang bersangkutan. Isinya berupa pemikiran alternatif redaksi.

Ada juga sebuah teks tajuk rencana memiliki struktur teks yang sama dengan struktur yang membangun teks eksposisi, yaitu pernyataan pendapat (tesis), argumentasi, dan pernyataan/penegasan ulang pendapat (reliteration).

a.      Pernyataan pendapat (tesis), bagian ini berisi sudut pandang penulis terhadap permasalahan yang diangkat. Istilah ini mengacu ke suatu bentuk penryataan atau bisa juga sebuah teori yang nantinya akan diperkuat oleh argumen.

b.     Argumentasi, merupakan bentuk alasan atau bukti yang digunakan untuk mempekuat pernyataan dalam tesis walaupun dalam pengertian umum, argumentasi juga dapat digunakan untuk menolak suatu pendapat. Argumentasi dapat berupan pernyataan umum (generalisasi) atau dapat juga berupa data hasil penelitian, pernyataan para ahli, atau fakta-fakta yang didasari atas referensi yang dapat dipercaya.

c.      Penyataan/Penegasan ulang pendapat (Reliteration), bagian ini berisi penguatan kembali atas pendapat yang telah ditunjang oleh fakta-fakta dalam bagian argumentasi. Terdapat pada bagian akhir teks.

       Perihal di atas memiliki dasar yang berbeda dan karakter khusus. Namun, di sisi lain terapat garis kesamaan yang dapat disimpulkan. Pada prinsipnya garis besar tulisan tajuk rencana secara sistematis menggunakan struktur sebagai berikut.

 

·       Judul

·       Pendahuluan:

Berupa kupasan deskriptif fakta fenomenal. Bisa diungkapkan dalam fortmulasi 5 W+H secara singkat, bahkan sering ditenkankan pada dimensi tertentu: Latar Belakang Masalah, Tokoh, Masalah; Peristiwa yang Disampaikan

·       Tubuh tulisan:

1)   Berupa opini penulis terhadap topik-pokok masalah

2)   Dikupas dengan pola: submasalah (submasalah)-alternatif (-alternatif) solusi

3)   Saran dan penegasan solusi permasalahan

·       Simpulan: merupakan gagasan yang diturunkan sebagai hasil logika piker penulis berdasarkan gagasan yang dituangkan sebelumnya. Secara teoretis hal ini bisa diklasifikasikan sebagai penalaran induktif. Di sisi lain, terdapat pola atau sistem (open-close ending).

 

4.    Jenis-Jenis Tajuk Rencana

Tajuk rencana bisa muncul dalam berbagai bentuk, sesuai dengan keperluan atau susut pandang penulis. Macam tajuk tersebut antara lain:

a.    Tajuk rencana yang memberikan informasi semata

b.    Tajuk rencana yang bersifat menjelaskan

c.    Tajuk rencana yang bersifat memberikan argumentasi

d.   Tajuk rencana yang menjuruskan timbulnya aksi

e.    Tajuk rencana yang bersifat jihad

f.     Tajuk rencana yang bersifat membujuk

g.    Tajuk rencana yang bersifat memuji

h.    Tajuk rencana yang bersifat menghibur

 

5.    Sifat Tajuk Rencana


Tajuk rencana mempunyai sifat:

a.      Krusial dan ditulis secara berkala, tergantung dari jenis terbitan medianya. Misalnya media massa harian (daily), mingguan (weekly), dwi mingguan (biweekly) atau bulanan (monthly).

b.     Isinya menyikapi situasi yang berkembang di masyarakat luas baik itu aspek sosial, politik, ekonomi, kebudayaan, hukum, pemerintahan, atau olah raga bahkan entertainment, tergantung jenis liputan medianya.

c.      Memiliki karakter atu konsistensi yang teratur kepada para pembacanya terkait sikap dari media massa yang menulis tajuk rencana.

d.     Terkait erat dengan policy media atau kebijakan media yang bersangkutan. Karena setiap media mempunyai perbedaan iklim tumbuh dan berkembang dalam kepentingan yang beragam, yang menaungi media tersebut.

 

6.     Fungsi Tajuk Rencana

 

Tajuk rencana merupakan wacana hasil pemikiran kolektif dari segenap awak media. Jadi, proses sebelum penulisan tajuk rencana, terlebih dahulu diadakan rapat redaksi yang dihadiri oleh pemimpin redaksi, redaktur pelaksana serta segenap jajaran redaktur yang berkompeten, untuk menentukan sikap bersama terhadap suatu permasalahan krusial yang sedang berkembang di masyarakat atau dalam kebijakan pemerintahan.

Maka setelah tercapai pokok- pokok pikiran, dituangkanlah dalam sikap yang kemudian dirangkum oleh awak redaksi yang telah ditunjuk dalam rapat. Dalam koran harian bisanya tajuk rencana ditulis secara bergantian, namun semangat isinya tetap mecerminkan suara bersama setiap jajaran redakturnya.

Fungsi tajuk rencana biasanya menjelaskan berita, artinya, dan akibatnya pada masyarakat. Tajuk rencana juga mengisi latar belakang dari kaitan berita tersebut dengan kenyataan sosial dan faktor yang mempengaruhi dengan lebih menyeluruh. Dalam tajuk rencana terkadang juga ada ramalan atau analisis kondisi yang berfungsi untuk mempersiapkan masyarakat akan kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi, serta meneruskan penilaian moral mengenai berita tersebut.

Secara fungsional tajuk rencana bisa digunakan untuk 1) menjelaskan berita; 2) menjelaskan latar belakang; 3) meramalkan masa depan; 4) menyampaikan pertimbangan moral.

Tajuk rencana memiliki fungsi sebagai bentuk solidaritas kepada masyakarat berupa penjelasan mengenai suatu peristiwa atau kejadian yang aktual, berdasarkan bukti yang akurat. Isi tajuk rencana terkadang juga menjelaskan analisis suatu kondisi, tujuannya untuk memberitahukan kepada masyarakat kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi.

Adapun fungsi-fungsi tajuk rencana, yaitu:

a.      mendorong daya pikir pembaca dan mengajaknya berbincang-bincang tentang sesuatu sebelum pendapat umum mengenai sesuatu itu terbentuk (Arpan,1970:190). Jadi tajuk ditujukan untuk membimbing dan mempengaruhi masyarakat agar mengambil sikap tertentu terhadap suatu atau bebrapa masalah.

b.     To inform, to illuminate, dan to educate. (Babb, 1970: 20).

c.      Menjelaskan berita, mengisi latar belakang, meramalkan masa depan, dan memberikan pertimbangan moral (Pinkerton).

d.     Menjelaskan berita : Fungsi Tajuk Rencana ini adalah menjelaskan berita, artinya dan akibatnya pada masyarakat. Surat kabar yang pro pemerintah dapat memilih fungsi Tajuk Rencana yang pertama.

e.      Mengisi latar belakang : Tajuk Rencana juga mengisi latar belakang dari kaitan berita tersebut dengan kenyataan social dan faktor yang mempengaruhi dengan lebih menyeluruh.

f.       Meramalkan masa depan : Dalam Tajuk Rencana terkadang juga ada ramalan atau analisis kondisi yang berfungsi untuk mempersiapkan masyarakat akan kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi.

g.     Meneruskan suatu penilaian moral : Tajuk Rencana akan berisi penilaian kritis terhadap masalah atau berita yang disorot atau dikomentari.

 

7.    Tema untuk Tajuk Rencana

            Dalam tajuk rencana permasalahan yang sedang menjadi pembicaraan umum tersebut dianalisis menjadi pelaporan mendalam menjadi pejelasan tentang peristiwa sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, uraian penyebab terjadinya peritiwa, perkiraan tentang akibat yang ditimbulkan, dan alternatif jalan keluar yang dapat ditempuh dalam menyelesaikan masalah.

Pokok persoalan yang dibahas dalam tajuk rencana adalah:

a.      Topik yang aktual fenomenal

b.     Menarik perhatian banyak pihak-pembaca

c.      Penting bagi kebijakan, sikap, tindak lanjut pihak tertentu, instansi, bangsa, bahkan negara.

d.     Topik merujuk pada berita yang aktual atau kontroversial

e.      Topik sesuai dengan filosofi, visi, misi, dan kebijakan umum media penerbitan pers

f.       Topik sejalan dengan kualifikasi dan fokus wilayah sirkulasi media penerbitan

g.     Topik berpijak pada kaidah dan nilai standar jurnalistik seperti aktualitas, objektivitas, keluarbiasaan, dan prinsip peliputan berimbang.

h.     Topik tidak bertentangan dengan aspek ideologis, yuridis, sosiologis, dan etis yang terdapat dalam masyarakat atau bangsa.

i.       Topik senantiasa berorientasi pada nilai-nilai luhur kemanusiaan.

 

     

   8. Susunan Tulisan Tajuk Rencana atau Anatomi Tajuk Rencana

 

Anatomi atau rangka utama tajuk rencana terdiri atas pembuka, pengembang, dan penutup. Tugas pengembang adalah membuat bahasan tajuk penjelasan, kutipan, contoh, dan statistik. rencana menjadi lebih terfokus. Bahasan tajuk rencana dapat dikembangkan antara lain dengan menggunakan teknik.

Judul tajuk rencana merupakan hal yang amat penting. Syarat judul tajuk rencana secara umum sama dengan judul artikel opini, yaitu harus provokatif, singkat, padat, relevan, fungsional, informal, representatif, dan merujuk pada bahasa baku.

Syarat judul tajuk rencana secara umum: 1) singkat; 2) padat; 3) relevan; 4) fungsional; 5) informal; 6) representatif; 7) merujuk pada bahasa baku; 8) harus provokatif.

Anatomi atau rangka utama tajuk rencana terdiri atas: 1) pembuka; 2) pengembang, dan 3) penutup.

Di sisi lain tajuk rencana memiliki tesis yang merupakan topik atau fokus  topik tulisan. Hal ini biasa dikatakan sebagai tesis atau pernyataan pokok, yaitu pendapat utama dari seluruh uraian tajuk rencana. Tesis disebut juga kesimpulan. Tesis tajuk rencana disampaikan melalui dua cara, terbuka dan tertutup. Terbuka apabila tesis dirumuskan dalam rangkaian kalimat ringkas, lugas, dan tegas secara tersurat. Tesis tersurat bersifat tembak langsusng, tidak memberi kesempatan pada pembaca untuk melakukan interpretasi. Tesis tertutup apabila kesimpulan yang hendak ditawarkan kepada khalayak pembaca tidak dirumuskan dalam kalimat yang ringkas, lugas, dan tegas. Pesan disampaikan secara tersirat, samar-samar

 

Ada pola ala Teori ANSVA dan Teori SEES dalam penulisan tajuk rencana.

 

Menyusun tajuk rencana yang baik dapat dilakukan dengan cara merujuk pada teori ANSVA dari Alan H Monroe. Menurut Monroe dalam Raymond S. Ross, dalam Persuasion: Communication and Interpersonal Relation (1974:185), terdapat lima tahap urutan motif yang sesuai dengan cara berpikir manusia dalam formula ANSVA: perhatian (attention), kebutuhan (needs), pemuasan (satisfaction), visualisasi (visualization), dan tindakan (action).

Menurut teori SEES ada empat tahap untuk mempengaruhi khalayak pembaca yang sedang sibuk, dalam situasi bergegas. Pertama, lontarkan pernyataan singkat yang dapat menggugah perhatian khalayak pembaca (statement). Kedua, beri penjelasan yang relevan terhadap pernyataan singkat tersebut (explanation). Ketiga, yakinjkan penjelasan dengan memberikan contoh-contoh (example). Keempat, ikat hati dan pikiran pembaca dengan kesimpulan yang tegas dan ringkas (summary).

 

9.   Langkah Kerja Tim Tajuk Rencana

 

a.      Menyelenggarakan rapat khusus tim tajuk rencana setiap hari

b.     Mencari dan menyeleksi ide serta menetapkan tajuk rencana untuk edisi penerbitan besok

c.      Mendiskusikan dan memberikan pembobotan terhadap topik liputan terpilih

d.     Menetapkan kesimpulan tentang pendapat dan sikap yang harus disampaikankepada masyarakat luas

e.      Menunjuk penulis tajuk rencana yang diambil dari tim tajuk rencana untuk topik yang sudah didiskusikan

f.       Menuangkannya dalam opini tajuk rencana secara ringkas, jelas, lugas

g.     Melakukan revisi atau menundanya apabila perkembangan situasi atau pertimbangan pemimpin redaksi, naskah tajuk rencana tersebut tidak memungkinkan untuk diturunkan pada edisi penerbitan hari ini.

h.     melakukan evaluasi dan proyeksi keesokan harinya setelah mengamati dan mempelajari dengan seksama berbagai peristiwa yang terjadi dalam 24 jam terakhir

 

10.     Tahapan Menulis Tajuk Rencana

 

1. Pencarian ide dalam topik

2. Seleksi dan penetapan topik

3. Pembobotan substansi materi dan penetapan tesis dari keseluruhan uraian tajuk rencana

4. Pelaksanaan penulisan

 

 11.    Karakter Bahasa Tajuk Rencana


            Tajuk rencana memiliki ciri kebahasaan atau kaidah kebahasaan, di antaranya adverbia, konjungsi, verba material, verba mental, dan verba relasional.

1.    Adverbia, agar dapat meyakinkan pembaca diperlukan ekspresi kepastian yang bisa dipertegas dengan kata keterangan atau adverbia frekuentatif, yaitu adverbia yang menggambarkan makna berhubungan dengan tingkat kekerapan terjadinya sesuatu yang diterangkan adverbia itu. Kata-kata yang digunakan antara lain selalu, biasanya, sebagian besar waktu, sering, kadang-kadang, jarang, dan lainnya.

2.    Konjungsi, merupakan kata penghubung pada teks tajuk rencana seperti kata bahkan.

3.    Verba Material, adalah verba yang menunjukkan perbuatan fisik atau peristiwa.

4.    Verba relasional, adalah verba yang menunjukkan hubungan intensitas (pengertian A adalah B), dan milik (mengandung pengertian A mempunyai B). Verba yang pertama tergolong ke dalam verba relasional identifikatif, sedangkan verba yang kedua dan ketiga tergolong ke dalam verba relasional atributif.

5.    Verba Mental, adalah verba yang menerangkan persepsi (misalnya melihat, merasa), afeksi (misalnya suka, khawatir), dan kognisi (misalnya berpikir, mengerti). Pada verba mental terdapat partisipan pengindra (senser) dan fenomena. 


            Karakter dan kepribadian pers terdapat sekaligus tercermin dalam tajuk rencana. Tajuk rencana juga mencerminkan dari golongan pers mana media tersebut berasal. Tajuk rencana pers papan atas (middle-high media) atau pers yang berkualitas misalnya memiliki ciri di antaranya: 1) hati-hati; 2)  normatif; 3) cenderung konservatif, 3) sedapat mungkin menghindari pendekatan kritis yang tajam, dan 5) pertimbangan aspek politis lebih besar dari aspek sosiologis.

Di sisi lain tajuk rencana dari golongan pers papan menengah ke bawah (middle-low media) berlaku sebaliknya. Ciri-ciri tajuk rencana pers kalangan menengah adalah: 1) lebih berani; 2) traktif; 3) progresif; 4) tidak canggung untuk memilih pendekatan kritis yang bersifat tajam dan “tembak langsung”, serta 5) lebih memilih pendekatan sosiologis daripada pendekatan politis.

Perbedaan yang cukup tajam ini karena perusahaan pers papan atas biasanya memiliki kepentingan yang jauh lebih kompleks daripada pers menengah ke bawah. Kepentingan yang sifatnya jauh lebih kompleks itulah yang mendorong pers papan atas untuk lebih akomodatif dan konservatif, baik itu dalam kebijakan pemberitaan, serta pernyataan pendapat dan sikap resmi dalam tajuk rencana yang dibuatnya. Itulah konsekuensi logis pers modern sebagai industri padat modal sekaligus padat karya. Kecenderungan perbedaan yang dimiliki oleh pers baik papan atas maupun papan bawah ini juga berlaku universal hampir di semua negara, yang memiliki latar belakang ideologi serta kepentingan yang berbeda-beda.

 

 12.  Keistimewaan Karakteristik Tajuk Rencana

a.   Letak tajuk rencana selalu tetap, biasanya terletak pada bagian pojok halaman tertentu pada sebuah surat kabar/majalah.

b.  Bahasa tajuk rencana tertata dengan baik, hal tersebut ditandai dengan penggunanaan ejaan, kosa kata, kata bentukan, dan struktur kalimat sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia (tata bahasa baku bahasa Indonesia)

c.   Materi pembahasan tajuk rencana diutamakan pada permasalahan yang sedang menjadi pembicaraan umum.

d.  Terdapat pikiran subjektif redaksi.

e.   Biasanya berskala nasional. Jika ada masalah internasional yang diangkat, hal itu karena masalah tersebut mempengaruhi keadaan dalam negeri.

f.    Tajuk rencana ditulis oleh wartawan senior yang berkedudukan sebagai editor.

 

13. Tahapan Membuat Tajuk Rencana

 

1.    Pencarian ide atau gagasan pokok tulisan sebagai topik pembicaraan. Caranya adalah dengan mengamati, melihat, mengingat, memperhatikan peristiwa-peristriwa belakangan terjadi yang paling banyak menarik perhatian banyak pihak, instansi, atau pihak tertentu yang memiliki keterkaitan dengan kepentingan orang banyak.

2.    Seleksilah perihal di atas dengan membuat skala prioritas kepentingan atau keiutamaaannya untuk kemudian ditetapkan topik pilihan!

3.    Pembobotan substansi materi dan penetapan tesis atau pernyataan dari keseluruhan uraian tajuk rencana.

4.    Pelaksanaan penulisan ndengan cara mengembangkan gagasan atau ide pokok ke dalam paragraf. Bisa juga dilakukan penahapan berikut: 1) Reporting: tahap ini adalah tahap mencari permasalahan dan mengumpulkan bahan. Penulis melakukan dua kegiatan: by reading dan by talking; 2) Reflection: tahap memilah-milah dan mengklasifikasi bahan-bahan dari berbagai    sumber, dan  3) Writing: menyusun dan menyajikan data, fakta atau bahan yang ada ke dalam sebuah tulisan tajuk yang menarik,kuat, dan penting.

Tugas pengembang adalah membuat bahasan tajuk rencana menjadi lebih terfokus. Bahasan tajuk rencana dapat dikembangkan antara lain dengan menggunakan teknik penjelasan, kutipan, contoh, dan statistic, konsep, teori, peristiwa pembanding, dan lain-lain. Pernyataan fakta dan opini ini biasanya diutarakan secara singkat, logis, menarik ditinjau dari segi penulisan dengan tujuan untuk mempengaruhi pendapat/ menerjemahkan berita yang menonjol agar pembaca menjadi menyimak seberapa penting berita tersebut.

  

14. Materi-materi Tajuk Rencana

1.    M ateri berisi informasi: materi yang memaparkan peristiwa aktual

2.    Materi bersifat menjelaskan: penjelasannya merincikan permasalahan serta interpretasi tertentu

3.    Materi bersifat argumentatif: penulisnya melakukan analisa dengan berlandaskan alasan-alasan yang ditopang oleh data dan fakta yang akurat serta memaparkan jawaban atas pertanyaan “mengapa” dan “apa akibatnya”.

4.    Materi bersifat membujuk: tajuk jenis ini mengajak berbagai pihak untuk merespons peristiwa yang sedang terjadi dengan cara persuasif atau agitatif.

5.    Materi bersifat memuji: tajuk jenis ini berisi penghargaan kepada kelompok atau pihak tertentu yang dinilai berhasil melakukan suatu kegiatan atau berjasa kepada masyarakat.

6.    Materi bersifat menghibur: tajuk ini mencoba menghibur masyarakat baik ketika ditimpa kemalangan, bencana ataupun penderitaan tertentu. Humor atau lelucon bisa dipakai guna mengajak masyarakat memperhatikan sebuah fenomena sosial yang luput dari wacana publik.

 

15. Sifat Tajuk Rencana

      

a.    Krusial dan ditulis secara berkala, tergantung dari jenis terbitan medianya bisa harian (daily), atau mingguan (weekly), atau dua mingguan (biweekly) dan bulanan (monthly).

b.    Isinya menyikapi situasi yang berkembang di masyarakat luas baik itu aspek sosial, politik, ekonomi, kebudayaan, hukum, pemerintahan, atau olah raga bahkan entertainment, tergantung jenis liputan medianya.

c.    Memiliki karakter atu konsistensi yang teratur, kepada para pembacanya terkait sikap dari media massa yang menulis tajuk rencana.

d.   Terkait erat dengan policy media atau kebijakan media yang bersangkutan. Karena setiap media mempunyai perbedaan iklim tumbuh dan berkembang dalam kepentingan yang beragam, yang menaungi media tersebut.

 

16.  Kode Etik Tajuk

a.   Penulis tajuk harus selalu menyajikan fakta dengan jujur dan lengkap

b.  Mengambil konklusi secara obyektif dari fakta tertentu dengan didasarkan pada bobot buktinya serta konsep yang telah dipertimbangkan masak-masak

c.   Tidak akan pernah dimotivasi oleh kepentingan pribadi

d.  Harus meninjau kembali konklusinya dan memeriksanya hingga ditemukan dasar-dasar yang menimbulkan kesalah-pahaman sebelumnya

e.   Memiliki keberanian untuk menyatakan keyakinannya secara benar dan tidak akan menulis apapun yang melawan/bertentangan dengan kata hatinya

f.    Hendaknya mendorong para koleganya agar memupuk kesetiannya pada integritas profesional yang bermutu tinggi

g.  Perbedaan pendapat dikemukakan secara pantas dalam bentuk karangan bagi publiknya

  

17.  Isi dari Tajuk Rencana

a.    Tajuk rencana berisi permasalahan yang sedang hangat dalam masyarakat dan opini redaksi atas permasalahan tersebut, yang meliputi topik berita, tujuan redaksi, pandangan atauvisi dan harapan-harapan redaksi akan peran serta pembaca.

b.    Masalah yang disoroti dalam tajuk rencana dapat dinyatakan secara eksplisit atau implisit. Masalah yang disoroti dapat berupa kebijakan pemerintah, perkembangan situasi sosial dan politik, peristiwa tertentu dalam masyarakat, atau tokoh berpengaruh. Dalam menyoroti sebuah masalah, redaksi mungkin menyetujui, menolak, memberikan alternatif, atau memberikan bahan renungan bagi pembaca.

 

18.  Tanggapan terhadap Tajuk Rencana

           Manakala sehabis membnaca tajuk rencana suatu surat kabar, tentu saja dalam benak kita bermunculan gagasan-gagasan sebagai bentuk reaksi persepsi, asumsi, informasi dalam memori, dan pola piker silogistis kita terhadap fakta dan opini tajuk rencana itu. Tentu saja hal ini bisa bersifat menambah informasi, gagasan, dan pola pikir yang bisa berpengaruh terhadap persepsi dan  kerangka atau model berpikir pembaca. Maka, secara cerdas sebaiknya kita selalu emnjaga jarak dengan opini dan pola piker tim penyusun dan berpikir kritis terhadap gagasan yang dilontarkannya. Di sinilah kita secara langusng maupun tidak langsung melakukan reaksi yang bersifat mendasar perihal fakta dan opini yang ada di dalamnya.

            Lantas bagaimana kita menyikapinya?

Tanggapan terhadap tajuk rencana antara lain dapat disampaikan dalam bentuk kritik. Kritik dapat ditujukan pada aspek isi (aktualitas, urgensitas, akurasi data dan fakta), sistematika penyajian (struktur), sudut pandang atau cara menyikapi, serta bahasa yang digunakan penulis. Kritik terhadap isi dapat berupa pertimbangan baik-buruk, keaktualan masalah, sistematika penyajian isi, ketepatan pandekatan dalam analisis masalah, dan sebagainya.

 Dalam menganalisis masalah penulis tajuk rencana bisa menggunakan suatu pendekatan yang dipilih berdasarkan kategori (jenis) . Misalnya, analisis dan sudut pandang masalah sosial, penulis akan menggunakan pendekatan sosiologis, masalah psikologi dianalisis dengan pendekatan psikologis, dan masalah hukum juga didekati dengan pendekatan hukum. Apabila penulis menyajikan masalah yang kompleks, berbagai sudut pandang bisa bermunculan sekaligus sesuai dnegan sudut pandang penulis.

Hal ini amat dipengaruhi oleh karakter dan daya jangkau surat kabar itu sendiri. Perusahaan pers papan atas biasanya memiliki kepentingan yang jauh lebih kompleks daripada pers papan tengah ke bawah. Kepentingan yang sifatnya jauh lebih kompleks itulah yang mendorong pers papan atas untuk lebih akomodatif dan konservatif, baik itu dalam kebijakan pemberitaan, serta pernyataan pendapat dan sikap resmi dalam tajuk rencana yang dibuatnya. Itulah konsekuensi logis pers modern sebagai industri padat modal sekaligus padat karya.

Kecenderungan perbedaan yang dimiliki oleh pers baik papan atas maupun papan bawah ini juga berlaku universal hampir di semua Negara dengan latar belakang ideologi serta kepentingan yang berbeda-beda.

 

  19.  Contoh Tajuk Rencana:

 

Coba kalian baca contoh tajuk rencana berikut!    

 

Mewaspadai Gelombang Kedua Korona

Sumber: Koran SINDO

Kamis, 17 September 2020 - 06:57 WIB



JUMLAH kasus positif korona terus bertambah. Fasilitas kesehatan pun mulai menuju kapasitas maksimal. Data jumlah kasus konfirmasi atau kasus positif virus korona (Covid-19) di Indonesia kembali bertambah pada Rabu 16 September 2020.

Dalam 24 jam terakhir atau dari Selasa 15 September hingga Rabu 16 September pukul 12.00 WIB, kasus positif korona di Indonesia bertambah sebanyak 3.963 kasus. Sehingga sampai saat ini total kasus konfirmasi di Indonesia mencapai 225.030 kasus. DKI Jakarta menjadi daerah dengan penambahan jumlah kasus paling besar dalam kurun sepekan terakhir. Rumah sakit rujukan pun hampir tak mampu menampung pasien yang membutuhkan ruang perwatan intensif (ICU), sehingga Pemprov DKI Jakarta terpaksa mengubah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) sebagai Rumah Sakit rujukan Covid-19.

Hal ini menyebabkan pasien umum tidak bisa memanfaatkan RSUD untuk berobat, termasuk pasien umum yang menggunakan fasilitas BPJS Kesehatan.

Masifnya penularan virus korona disinyalir karena masih rendahnya kepatuhan masyarakat terahadap protokol kesehatan. Hal ini lantaran sanksi yang ditetapkan oleh pemerintah daerah dalam pelaksanaannya terlihat tidak tegas. Ambil contoh di DKI Jakarta, masyarakat yang melanggar protokol kesehatan hanya diberikan sanksi kerja sosial dengan membersihkan fasilitas umum. Tak ada sanksi lebih tegas lagi sehingga masyarakat tidak jera dan tetap mengabaikan protokol kesehatan.

Pusat-pusat perdagangan, kafe, restoran belakangan melonggarkan protokol kesehatan makan ditempat. Bahkan, banyak ditemui kafe maupun tempat penjual makanan yang pramusajinya tidak menggunakan masker sebagai salah satu protokol kesehatan pencegahan penularan korona.

Kebijakan Pemprov DKI Jakarta yang menerapkan kembali Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sejatinya merupakan langkah tepat untuk kembali menata kedisplinan masyarakat. Banyak pihak yang memberikan dukungan terhadap kebijakan tersebut. Termasuk kalangan dunia usaha, meskipun tidak dilakukan secara vulgar. Kalangan dunia usaha menilai, kunci meningkatkan pertumbuhan ekonomi, adalah penanganan pandemi Covid-19 yang tepat. Selama belum bisa dituntaskan, perekonomian nasional dibayangi kondisi yang menghambat.

Meskipun pemerintah telah memberikan fasilitas hotel untuk isolasi mandiri bagi masyarakat yang terpapar korona tanpa gejala, namun yang paling dibutuhkan adalah ketersediaan ruang perawatan bagi masyarakat yang terpapar korona dengan gejala. Karena fasilitas hotel sangat berbeda dengan fasilitas rumah sakit.

Apa yang dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta dengan kembali menerapkan PSBB harus dimaknai sebagai ikhtiar untuk menekan jumlah masyarakat yang terpapar virus mematikan tersebut. Sayangnya ikhtiar tersebut dicederai dengan narasi-narasi politis yang tendensius. Tidak saja dilakukan oleh para buzzer, selebritas melalui platform media sosial tetapi juga oleh kepala daerah. Bahkan media massa pun justru ada yang “menentang” langkah mulia tersebut dengan mendengungkan diksi yang sama sekali tidak pernah terucap oleh Gubernur DKI Jakarta yakni diksi PSBB Total yang kemudian menimbulkan gejolak di masyarakat.

Yang harus dilakukan saat ini yakni menghadapi pandemi ini dengan gotong royong dan saling mendukung. Bukan lagi pada persoalan berebut simpati di masyarakat dengan narasi-narasi yang justru menjerumuskan masyarakat ke dalam bencana lebih dalam lagi.

Sejak pandemi Covid melanda Tanah Air pada Maret 2020 silam, masyarakat sudah dijejali dengan informasi-informasi tidak akurat semisal, yang terpapar korona bisa sembuh sendiri tanpa dirawat, atau asalkan imunitas baik, maka virus korona tidak akan berkembang di dalam tubuh seseorang.

Narasi yang salah kaprah tersebut sudah terlanjur ditelan mentah-mentah oleh masyarakat, sehingga masyarakat merasa asalkan imunitas baik maka terbebas dari korona. Padahal imunitas adalah sesuatu yang absurd dan tidak ada alat ukur terhadap imunitas seseorang. Ambil contoh para pemain sepak bola dunia yang terpapar corona, juga atlet di dalam negeri yang juga terpapar korona, padahal para atlet dinilai sebagai sosok yang memiliki imunitas di atas rata-rata masyarakat biasa.

Istilah new normal menjadi salah satu petaka di masyarakat. Istilah tersebut justru dimaknai masyarakat bahwa virus korona sudah berhasil “ditaklukkan”. Belum lagi pemberitaan mengenai keberhasilan pihak-pihak tertentu memproduksi obat korona membuat masyarakat semakin lengah. Padahal, hingga saat ini, belum ada satu negara pun di bumi ini yang sudah mampu memproduksi obat atau vaksin korona.

Dampak gelombang kedua Covid-19 berpotensi lebih parah, ketimbang saat virus ini pertama kali mewabah apabila masyarakat masih abai terhadap protokol kesehatan dan pemerintah masih saja berkutat pada persoalan kepentingan pertumbuhan ekonomi.

Badan kesehatan dunia (WHO) menegaskan, Tidak ada indikasi bahwa virus ini akan melemah. Sangat disayangkan bahwa sebagian masyarakat mulai bepergian ke taman, pantai, dan tempat keramaian lainnya karena menganggap bahwa virus ini sudah hilang.

Gotong royong antarlembaga pemerintah baik di pusat hingga daerah dan kesadaran masyarakat akan pentingnya mematuhi protokol kesehatan mutlak diperlukan untuk “mengalahkan” virus asal Wuhan, China itu. (ras)

 

 





Komentar

Postingan populer dari blog ini

CERITA PENDEK ON-LINE KARYA SISWA-SISWI KELAS XII IPA 1 TAHUN 2014/2015

CERITA PENDEK ON-LINE KARYA SISWA-SISWI KELAS XII IPA 3 TAHUN 2014/2015