MATERI SEPUTAR TAJUK RENCANA
1. Pengertian
Tajuk rencana adalah wacana pokok dalam surat kabar sebagai
pandangan redaksi terhadap peristiwa yang sedang menjadi pembicaraan pada saat
surat kabar itu diterbitkan. Tajuk rencana biasanya mengungkapkan adanya
informasi atau masalah aktual, penegasan pentingnya masalah, opini redaksi
tentang masalah tersebut, kritik dan saran atas permasalahan, dan harapan
redaksi akan peran serta pembaca.
Tajuk rencana adalah
artikel pokok
dalam surat kabar yang merupakan pandangan
redaksi terhadap peristiwa yang sedang menjadi pembicaraan pada saat surat
kabar itu diterbitkan. Biasanya
diungkapkan adanya informasi atau masalah aktual, penegasan
pentingnya masalah, opini redaksi tentang masalah tersebut, kritik, saran atas permasalahan, dan harapan redaksi akan peran
serta pembaca.
Pernyataan fakta dan opini ini biasanya
diutarakan secara singkat, logis, menarik ditinjau dari segi penulisan dengan
tujuan untuk mempengaruhi pendapat/ menerjemahkan berita yang menonjol agar
pembaca menjadi menyimak seberapa penting berita tersebut. Fungsi tajuk rencana
biasanya menjelaskan berita, artinya, dan akibatnya pada masyarakat. Tajuk
rencana juga mengisi latar belakang dari kaitan berita tersebut dengan
kenyataan sosial dan faktor yang mempengaruhi dengan lebih menyeluruh. Dalam
tajuk rencana terkadang juga ada ramalan atau analisis kondisi yang berfungsi
untuk mempersiapkan masyarakat akan kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi,
serta meneruskan penilaian moral mengenai berita tersebut.
Tajuk rencana atau tajuk rencana adalah opini berisi pendapat dan
sikap resmi suatu media sebagai institusi penerbitan terhadap persoalan aktual,
fenomenal, atau kontroversial yang berkembang di masyarakat. Opini yang ditulis
pihak redaksi diasumsikan mewakili redaksi sekaligus mencerminkan pendapat dan
sikap resmi media yang bersangkutan.
Tajuk rencana bisa dikatakan suatu opini yang berisi pendapat dari pihak
media yang bersangkutan mengenai suatu peristiwa atau persoalan yang fenomenal,
aktual atau kontroversial.
Secara sederhana, tajuk rencana bisa diartikan
sebagai artikel pokok di dalam surat kabar. Karena tajuk rencana berisi
mengenai pandangan redaksi terhadap suatu kejadian atau peristiwa yang menjadi
perhatian masyarakat/aktual.
Tajuk rencana
adalah artikel pokok pada surat kabar yang berisi pandangan redaksi terhadap
suatu permasalahan yang sedang menjadi pembicaraan umum pada saat surat kabar
tersebut diterbitkan. Pada tajuk rencana biasanya diungkapkan masalah yang
aktual, penegasan pentingnya masalah, opini redaksi tentang masalah tersebut,
kritik dan saran atas permasalahan yang diungkapkan, harapan redaksi akan peran
pembaca.
Tajuk rencana (tajuk
rencana) termasuk dalam katagori karya ilmiah popular yang bersifat eksklusif
dalam penerbitan.
Tajuk rencana/tajuk rencana dalam media massa
merupakan hal yang penting karena tajuk rencana menjadi salah satu ukuran
karakter dan kepribadian suatu media massa. Oleh sebab itu, penulisan tajuk
rencana harus memiliki kualitas yang ciri-cirinya: hati-hati, normatif,
cenderung konservatif, menghindari pendekatan kritis yang tajam, dan
mempertimbangkan aspek politis yang lebih besar dari aspek sosiologis.
Tajuk rencana adalah artikel pokok dalam surat kabar yang
merupakan pandangan redaksi terhadap peristiwa yang sedang menjadi pembicaraan
pada saat surat kabar itu diterbitkan.
Dalam tajuk rencana biasanya diungkapkan adanya informasi atau
masalah aktual, penegasan pentingnya masalah, opini redaksi tentang masalah
tersebut, kritik dan saran atas permasalahan, dan harapan redaksi akan peran
serta pembaca.
Pernyataan fakta dan opini ini biasanya diutarakan secara singkat,
logis, menarik ditinjau dari segi penulisan dengan tujuan untuk mempengaruhi
pendapat/ menerjemahkan berita yang menonjol agar pembaca menjadi menyimak
seberapa penting berita tersebut. Fungsi tajuk rencana biasanya menjelaskan
berita, artinya, dan akibatnya pada masyarakat. Tajuk rencana juga mengisi
latar belakang dari kaitan berita tersebut dengan kenyataan sosial dan faktor
yang mempengaruhi dengan lebih menyeluruh. Dalam tajuk rencana terkadang juga
ada ramalan atau analisis kondisi yang berfungsi untuk mempersiapkan masyarakat
akan kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi, serta meneruskan penilaian
moral mengenai berita tersebut.
Teks tajuk rencana adalah teks yang berisi
pendapat pribadi seseorang terhadap suatu isu/masalah aktual. Isu tersebut
meliputi masalah politik, sosial, ataupun masalah ekonomi yang memiliki
hubungan secara signifikan dengan politik. Teks jenis ini secara teratur muncul
di koran atau majalah. Dalam mengungkapkan pendapat harus dilengkapi dengan
fakta, bukti-bukti, dan alasan yang logis agar dapat diterima oleh pembaca atau
pendengar.
Tajuk rencana adalah opini berisi pendapat dan
sikap resmi suatu media sebagai institusi penerbitan terhadap persoalan aktual,
fenomenal, atau kontroversial yang berkembang di masyarakat. Opini yang ditulis
pihak redaksi diasumsikan mewakili redaksi sekaligus mencerminkan pendapat dan
sikap resmi media yang bersangkutan.
Karena merupakan suara
lembaga, maka tajuk rencana tidak ditulis dengan mencantumkan nama penulisnya,
seperti halnya menulis berita, artikel, atau features. Idealnya,
tajuk rencana adalah pekerjaan dan hasil dari pemikiran kolektif dari segenap
awak media. Jadi, sebelum membuat tajuk rencana, terlebih dahulu diadakan rapat
redaksi yang dihadiri oleh pemimpin redaksi, redaktur pelaksana serta segenap
jajaran redaktur yang berkompeten untuk menentukan sikap bersama terhadap suatu
permasalahan krusial yang sedang berkembang di masyarakat atau dalam kebijakan
pemerintahan.
Setelah tercapai pokok- pokok pikiran, dituangkanlah dalam sikap
yang kemudian dirangkum oleh awak redaksi yang telah ditunjuk dalam rapat.
Dalam Koran harian, bisanya tajuk rencana ditulis secara bergantian, namun
semangat isinya tetap mecerminkan suara bersama setiap jajaran redakturnya.
Dalam proses ini reporter amat jarang dilibatkan, karena dinilai dari segi
pengalaman serta tanggung jawabnya yang terbatas.
Menu wajib pembaca setiap pagi membaca tajuk rencana. Pembaca
mulai dengan membaca judul. Apakah judul menarik untuk pembacasinggahi,
misalnya pembacaanggap cukup dengan menggunakan tiga sampai dengan empat kata.
Judul yang singkat, padat, dan mudah pembacapahami, pasti
pembacahampiri. Lalu pembaca menjelajahi tubuh tajuk untuk mengetahui dan
memahami isi pernyataannya. Apalagi isi pernyataan yang berkaitan dengan
kebijakan penulis tajuk. Adakalanya berita atau info terbaru, terkini, termasa,
dan rahasia sifatnya pembacatemukan pada tulisan tajuk. Inilah keistimewaan
tajuk rencana.
Istilah lain tajuk rencana sering juga pembacatemukan,
misalnya Notepad, Tajuk rencana, Dari Redaksi, Redaksi Menulis, Beranda.
Akhir-akhir ini, sungguh menarik hati pembacasaat membaca tajuk
rencana Media Indonesia. Bahkan pembacasemakin tertarik manakala
kebijakan mengulas tajuk mendapat dukungan dari stasiun Metro TV yang
berjuluk Bedah Tajuk rencana. Kebetulan pembacakenal beberapa nama
pengulasnya. Makna bedah tajuk rencana merupakan forum khusus pembaca untuk
berinteraksi dengan penulis yang menanggapi tajuk rencana.
Di samping itu, manfaat lain yang pembacapahami, tajuk rencana
mampu mengungkap apa yang menjadi unek-unek pembaca. Pembacabisa membaca hak
jawab dan membaca hak tolak. Ini poin yang penting.
Pengertian tajuk rencana yang pembacapahami berkaitan dengan komentar
atau induk karangan. Tajuk rencana mengandung arti karangan pokok berisi
masalah penting. Masalah penting yang berkaitan dengan aktualitas. Oleh karena
itu, tajuk rencana merupakan pendapat redaksi atau seseorang yang berwewenang
tentang masalah menarik atau bermakna penting bagi pembaca sebagai hasil
penilaian atau pandangan dari pengelola koran terhadap masalah pokok.
Adapun model penulisan tajuk rencana — karena
pembacakera p mampir sejak Petrus Kanisius Ojong di harian Kompas aktif
menulis dan dibukukan oleh Gramedia berjuluk Kompasiana —
sebagai berikut.
Pertama, model lama meliputi pendahuluan, uraian, penutup. Kedua,
model baru yang meliputi rasional, analisis, argumentasi, simpulan/alternatif.
Yang terakhir ini penjelasannya sebagai berikut.
Berlandaskan pada pemikiran atas tema pokok atau data dan
fakta (rasional). Berlandaskan pada uraian terinci tentang duduk perkara
sebenarnya (analisis).
Berdasarkan penafsiran atas data dan fakta yang mengarah pada
simpulan (argumentasi). Berlandaskan pada isi pernyataan dengan sikap
tegas dan dinyatakan (simpulan tertutup). Berlandaskan pada isi pernyataan
yang menyerahkan simpulan bagi pembaca (simpulan terbuka).
Jadi, tajuk rencana merupakan pendapat atau opini redaksi atau
orang yang mendapat wewenang oleh redaksi koran. Pendapat ini berkaitan tentang
masalah menarik atau berarti penting bagi pembaca, misalnya baru, aneh, luar
biasa, pertentangan. Tentang masalah menarik atau berarti penting bagi
pembaca juga berkaitan dengan rasa aman, rasa sehat, rasa cinta, kematian,
aktivitas produktif, profesi atau pekerjaan. Dengan demikian, hasil penilaian
atau pandangan redaksi disebut kebijakan redaksional.
2. Ciri-ciri Tajuk Rencana
2.1 Berisi opini redaksi tentang peristiwa yang
sedang hangat dibicarakan
2.2 Bersifat subjektif.
2.3 Berisi kupasan pemikiran alternatif tentang
suatu masalah fenomenal, dimuat sebagai teras berita atau banyak menarik
perhatian publik.
2.4 Biasanya berskala nasional, berita internasional dapat menjadi tajuk rencana,
apabila berita tersebut memberi dampak kepada nasional.
2.5 Tertuang pikiran subjektif redaksi.
2.6 Gaya bahasa formal/baku.
2.7 Bertujuan memberikan pandangan kepada masyarakat
mengenai suatu kejadian yang sedang ramai dibicarakan.
2.8
Tertuang pikiran
subjektif redaksi
3. Fokus Struktur Tajuk Rencana:
Struktur kompositoris tajuk rencana memiliki susunan relatif sama
dengan bentuk karangan lain, yaitu pendahuluan (20-30%), isi (tubuh)-(60-70%)
karangan, dan penutup (10%). Ada pendekatan yang melakukan kajian bahwa
struktur penulisan tajuk rencana terdiri dari 3 bagian, yaitu:
a. Title/judul
b. News Peg/berita atau objek yang
akan diulas/dibahas.
c. Explanation/penjelasan
atau uraian sikap koran yang bersangkutan. Isinya berupa pemikiran alternatif
redaksi.
Ada juga sebuah teks tajuk rencana
memiliki struktur teks yang sama dengan struktur yang membangun teks eksposisi,
yaitu pernyataan pendapat (tesis), argumentasi, dan pernyataan/penegasan ulang
pendapat (reliteration).
a. Pernyataan pendapat (tesis), bagian ini berisi sudut pandang penulis
terhadap permasalahan yang diangkat. Istilah ini mengacu ke suatu bentuk
penryataan atau bisa juga sebuah teori yang nantinya akan diperkuat oleh
argumen.
b. Argumentasi, merupakan bentuk alasan atau bukti yang digunakan untuk
mempekuat pernyataan dalam tesis walaupun dalam pengertian umum, argumentasi
juga dapat digunakan untuk menolak suatu pendapat. Argumentasi dapat berupan
pernyataan umum (generalisasi) atau dapat juga berupa data hasil penelitian,
pernyataan para ahli, atau fakta-fakta yang didasari atas referensi yang dapat
dipercaya.
c. Penyataan/Penegasan ulang pendapat (Reliteration), bagian ini berisi penguatan kembali atas
pendapat yang telah ditunjang oleh fakta-fakta dalam bagian argumentasi. Terdapat
pada bagian akhir teks.
Perihal
di atas memiliki dasar yang berbeda dan karakter khusus. Namun, di sisi lain
terapat garis kesamaan yang dapat disimpulkan. Pada prinsipnya garis besar
tulisan tajuk rencana secara sistematis menggunakan struktur sebagai berikut.
· Judul
· Pendahuluan:
Berupa kupasan
deskriptif fakta fenomenal. Bisa diungkapkan dalam fortmulasi 5 W+H secara
singkat, bahkan sering ditenkankan pada dimensi tertentu: Latar Belakang
Masalah, Tokoh,
Masalah; Peristiwa yang Disampaikan
· Tubuh tulisan:
1) Berupa
opini penulis terhadap topik-pokok masalah
2) Dikupas
dengan pola: submasalah (submasalah)-alternatif (-alternatif) solusi
3) Saran
dan penegasan solusi permasalahan
· Simpulan: merupakan gagasan yang diturunkan
sebagai hasil logika piker penulis berdasarkan gagasan yang dituangkan
sebelumnya. Secara teoretis hal ini bisa diklasifikasikan sebagai penalaran
induktif. Di sisi lain, terdapat pola atau sistem (open-close
ending).
4. Jenis-Jenis Tajuk Rencana
Tajuk rencana bisa muncul dalam berbagai bentuk,
sesuai dengan keperluan atau susut pandang penulis. Macam tajuk tersebut antara
lain:
a. Tajuk rencana yang memberikan informasi semata
b. Tajuk rencana yang bersifat menjelaskan
c. Tajuk rencana yang bersifat memberikan
argumentasi
d. Tajuk rencana yang menjuruskan timbulnya aksi
e. Tajuk rencana yang bersifat jihad
f. Tajuk rencana yang bersifat membujuk
g. Tajuk rencana yang bersifat memuji
h. Tajuk rencana yang bersifat menghibur
5. Sifat Tajuk Rencana
Tajuk rencana mempunyai sifat:
a. Krusial dan ditulis secara berkala, tergantung
dari jenis terbitan medianya. Misalnya media massa harian (daily),
mingguan (weekly), dwi mingguan (biweekly) atau bulanan (monthly).
b. Isinya menyikapi situasi yang berkembang di
masyarakat luas baik itu aspek sosial, politik, ekonomi, kebudayaan, hukum,
pemerintahan, atau olah raga bahkan entertainment, tergantung jenis
liputan medianya.
c. Memiliki karakter atu konsistensi yang teratur
kepada para pembacanya terkait sikap dari media massa yang menulis tajuk
rencana.
d. Terkait erat dengan policy media
atau kebijakan media yang bersangkutan. Karena setiap media mempunyai perbedaan
iklim tumbuh dan berkembang dalam kepentingan yang beragam, yang menaungi media
tersebut.
6. Fungsi Tajuk Rencana
Tajuk rencana merupakan wacana hasil pemikiran
kolektif dari segenap awak media. Jadi, proses sebelum penulisan tajuk rencana,
terlebih dahulu diadakan rapat redaksi yang dihadiri oleh pemimpin redaksi,
redaktur pelaksana serta segenap jajaran redaktur yang berkompeten, untuk
menentukan sikap bersama terhadap suatu permasalahan krusial yang sedang
berkembang di masyarakat atau dalam kebijakan pemerintahan.
Maka setelah tercapai pokok- pokok pikiran,
dituangkanlah dalam sikap yang kemudian dirangkum oleh awak redaksi yang telah
ditunjuk dalam rapat. Dalam koran harian bisanya tajuk rencana ditulis secara
bergantian, namun semangat isinya tetap mecerminkan suara bersama setiap
jajaran redakturnya.
Fungsi tajuk rencana biasanya menjelaskan
berita, artinya, dan akibatnya pada masyarakat. Tajuk rencana juga mengisi
latar belakang dari kaitan berita tersebut dengan kenyataan sosial dan faktor
yang mempengaruhi dengan lebih menyeluruh. Dalam tajuk rencana terkadang juga
ada ramalan atau analisis kondisi yang berfungsi untuk mempersiapkan masyarakat
akan kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi, serta meneruskan penilaian
moral mengenai berita tersebut.
Secara fungsional tajuk rencana bisa digunakan
untuk 1) menjelaskan berita; 2) menjelaskan latar belakang; 3) meramalkan masa
depan; 4) menyampaikan pertimbangan moral.
Tajuk rencana memiliki fungsi sebagai bentuk
solidaritas kepada masyakarat berupa penjelasan mengenai suatu peristiwa atau
kejadian yang aktual, berdasarkan bukti yang akurat. Isi tajuk rencana terkadang
juga menjelaskan analisis suatu kondisi, tujuannya untuk memberitahukan kepada
masyarakat kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi.
Adapun fungsi-fungsi tajuk rencana, yaitu:
a. mendorong daya pikir pembaca dan mengajaknya
berbincang-bincang tentang sesuatu sebelum pendapat umum mengenai sesuatu itu
terbentuk (Arpan,1970:190). Jadi tajuk ditujukan untuk membimbing dan
mempengaruhi masyarakat agar mengambil sikap tertentu terhadap suatu atau
bebrapa masalah.
b. To inform, to illuminate, dan to educate. (Babb, 1970: 20).
c. Menjelaskan berita, mengisi latar belakang,
meramalkan masa depan, dan memberikan pertimbangan moral (Pinkerton).
d. Menjelaskan berita : Fungsi Tajuk Rencana ini
adalah menjelaskan berita, artinya dan akibatnya pada masyarakat. Surat kabar
yang pro pemerintah dapat memilih fungsi Tajuk Rencana yang pertama.
e. Mengisi latar belakang : Tajuk Rencana juga
mengisi latar belakang dari kaitan berita tersebut dengan kenyataan social dan
faktor yang mempengaruhi dengan lebih menyeluruh.
f. Meramalkan masa depan : Dalam Tajuk Rencana
terkadang juga ada ramalan atau analisis kondisi yang berfungsi untuk
mempersiapkan masyarakat akan kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi.
g. Meneruskan suatu penilaian moral : Tajuk Rencana
akan berisi penilaian kritis terhadap masalah atau berita yang disorot atau
dikomentari.
7. Tema untuk Tajuk Rencana
Dalam tajuk rencana permasalahan yang sedang menjadi pembicaraan
umum tersebut dianalisis menjadi pelaporan mendalam menjadi pejelasan tentang
peristiwa sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, uraian penyebab terjadinya
peritiwa, perkiraan tentang akibat yang ditimbulkan, dan alternatif jalan
keluar yang dapat ditempuh dalam menyelesaikan masalah.
Pokok persoalan yang dibahas dalam tajuk rencana adalah:
a.
Topik yang aktual fenomenal
b.
Menarik perhatian banyak
pihak-pembaca
c.
Penting bagi kebijakan, sikap,
tindak lanjut pihak tertentu, instansi, bangsa, bahkan negara.
d.
Topik merujuk pada
berita yang aktual atau kontroversial
e.
Topik sesuai dengan
filosofi, visi, misi, dan kebijakan umum media penerbitan pers
f.
Topik sejalan dengan
kualifikasi dan fokus wilayah sirkulasi media penerbitan
g.
Topik berpijak pada
kaidah dan nilai standar jurnalistik seperti aktualitas, objektivitas,
keluarbiasaan, dan prinsip peliputan berimbang.
h.
Topik tidak bertentangan
dengan aspek ideologis, yuridis, sosiologis, dan etis yang terdapat dalam
masyarakat atau bangsa.
i.
Topik senantiasa
berorientasi pada nilai-nilai luhur kemanusiaan.
8. Susunan Tulisan Tajuk Rencana atau Anatomi Tajuk Rencana
Anatomi atau rangka utama tajuk rencana terdiri
atas pembuka, pengembang, dan penutup. Tugas pengembang adalah membuat bahasan
tajuk penjelasan, kutipan, contoh, dan statistik. rencana menjadi lebih
terfokus. Bahasan tajuk rencana dapat dikembangkan antara lain dengan
menggunakan teknik.
Judul tajuk rencana merupakan hal yang amat
penting. Syarat judul tajuk rencana secara umum sama dengan judul artikel
opini, yaitu harus provokatif, singkat, padat, relevan, fungsional, informal,
representatif, dan merujuk pada bahasa baku.
Syarat judul tajuk
rencana secara umum: 1) singkat; 2) padat; 3) relevan; 4) fungsional; 5)
informal; 6) representatif; 7) merujuk pada bahasa baku; 8) harus provokatif.
Anatomi atau rangka
utama tajuk rencana terdiri atas: 1) pembuka; 2) pengembang, dan 3) penutup.
Di sisi lain tajuk rencana memiliki tesis yang
merupakan topik atau fokus topik tulisan. Hal ini biasa dikatakan
sebagai tesis atau pernyataan pokok, yaitu pendapat utama dari seluruh uraian
tajuk rencana. Tesis disebut juga kesimpulan. Tesis tajuk rencana disampaikan
melalui dua cara, terbuka dan tertutup. Terbuka apabila tesis dirumuskan dalam
rangkaian kalimat ringkas, lugas, dan tegas secara tersurat. Tesis tersurat
bersifat tembak langsusng, tidak memberi kesempatan pada pembaca untuk
melakukan interpretasi. Tesis tertutup apabila kesimpulan yang hendak
ditawarkan kepada khalayak pembaca tidak dirumuskan dalam kalimat yang ringkas,
lugas, dan tegas. Pesan disampaikan secara tersirat, samar-samar
Ada pola ala Teori ANSVA dan Teori SEES dalam
penulisan tajuk rencana.
Menyusun tajuk rencana yang baik dapat dilakukan
dengan cara merujuk pada teori ANSVA dari Alan H Monroe. Menurut Monroe dalam
Raymond S. Ross, dalam Persuasion: Communication and Interpersonal
Relation (1974:185), terdapat lima tahap urutan motif yang sesuai
dengan cara berpikir manusia dalam formula ANSVA: perhatian (attention),
kebutuhan (needs), pemuasan (satisfaction), visualisasi (visualization),
dan tindakan (action).
Menurut teori SEES ada empat tahap untuk
mempengaruhi khalayak pembaca yang sedang sibuk, dalam situasi bergegas.
Pertama, lontarkan pernyataan singkat yang dapat menggugah perhatian khalayak
pembaca (statement). Kedua, beri penjelasan yang relevan terhadap
pernyataan singkat tersebut (explanation). Ketiga, yakinjkan penjelasan
dengan memberikan contoh-contoh (example). Keempat, ikat hati dan
pikiran pembaca dengan kesimpulan yang tegas dan ringkas (summary).
9. Langkah Kerja Tim Tajuk Rencana
a.
Menyelenggarakan rapat
khusus tim tajuk rencana setiap hari
b.
Mencari dan menyeleksi
ide serta menetapkan tajuk rencana untuk edisi penerbitan besok
c.
Mendiskusikan dan
memberikan pembobotan terhadap topik liputan terpilih
d.
Menetapkan kesimpulan
tentang pendapat dan sikap yang harus disampaikankepada masyarakat luas
e.
Menunjuk penulis tajuk
rencana yang diambil dari tim tajuk rencana untuk topik yang sudah didiskusikan
f.
Menuangkannya dalam
opini tajuk rencana secara ringkas, jelas, lugas
g.
Melakukan revisi atau
menundanya apabila perkembangan situasi atau pertimbangan pemimpin redaksi,
naskah tajuk rencana tersebut tidak memungkinkan untuk diturunkan pada edisi
penerbitan hari ini.
h.
melakukan evaluasi dan
proyeksi keesokan harinya setelah mengamati dan mempelajari dengan seksama
berbagai peristiwa yang terjadi dalam 24 jam terakhir
10. Tahapan Menulis Tajuk Rencana
1. Pencarian ide dalam topik
2. Seleksi dan penetapan topik
3. Pembobotan substansi materi dan penetapan tesis dari
keseluruhan uraian tajuk rencana
4. Pelaksanaan penulisan
11. Karakter Bahasa Tajuk Rencana
Tajuk
rencana memiliki ciri kebahasaan atau kaidah kebahasaan, di antaranya adverbia,
konjungsi, verba material, verba mental, dan verba relasional.
1. Adverbia, agar dapat meyakinkan pembaca diperlukan ekspresi kepastian
yang bisa dipertegas dengan kata keterangan atau adverbia frekuentatif,
yaitu adverbia yang menggambarkan makna berhubungan dengan tingkat kekerapan
terjadinya sesuatu yang diterangkan adverbia itu. Kata-kata yang digunakan
antara lain selalu, biasanya, sebagian besar waktu, sering, kadang-kadang,
jarang, dan lainnya.
2. Konjungsi, merupakan kata penghubung pada teks tajuk rencana seperti
kata bahkan.
3. Verba Material, adalah verba yang menunjukkan perbuatan fisik atau peristiwa.
4. Verba relasional, adalah verba yang menunjukkan hubungan
intensitas (pengertian A adalah B), dan milik (mengandung pengertian A
mempunyai B). Verba yang pertama tergolong ke dalam verba relasional
identifikatif, sedangkan verba yang kedua dan ketiga tergolong ke dalam verba
relasional atributif.
5. Verba Mental, adalah verba yang menerangkan persepsi (misalnya melihat,
merasa), afeksi (misalnya suka, khawatir), dan kognisi (misalnya berpikir,
mengerti). Pada verba mental terdapat partisipan pengindra (senser) dan
fenomena.
Karakter
dan kepribadian pers terdapat sekaligus tercermin dalam tajuk rencana. Tajuk
rencana juga mencerminkan dari golongan pers mana media tersebut berasal. Tajuk
rencana pers papan atas (middle-high media) atau pers yang berkualitas
misalnya memiliki ciri di antaranya: 1) hati-hati; 2) normatif; 3)
cenderung konservatif, 3) sedapat mungkin menghindari pendekatan kritis yang
tajam, dan 5) pertimbangan aspek politis lebih besar dari aspek sosiologis.
Di sisi lain tajuk rencana dari golongan pers papan menengah ke
bawah (middle-low media) berlaku sebaliknya. Ciri-ciri tajuk rencana
pers kalangan menengah adalah: 1) lebih berani; 2) traktif; 3) progresif; 4)
tidak canggung untuk memilih pendekatan kritis yang bersifat tajam dan “tembak
langsung”, serta 5) lebih memilih pendekatan sosiologis daripada pendekatan
politis.
Perbedaan yang cukup tajam ini karena perusahaan pers papan atas
biasanya memiliki kepentingan yang jauh lebih kompleks daripada pers
menengah ke bawah. Kepentingan yang sifatnya jauh lebih kompleks itulah yang
mendorong pers papan atas untuk lebih akomodatif dan konservatif, baik itu
dalam kebijakan pemberitaan, serta pernyataan pendapat dan sikap resmi dalam
tajuk rencana yang dibuatnya. Itulah konsekuensi logis pers modern sebagai
industri padat modal sekaligus padat karya. Kecenderungan perbedaan yang
dimiliki oleh pers baik papan atas maupun papan bawah ini juga berlaku
universal hampir di semua negara, yang memiliki latar belakang ideologi serta
kepentingan yang berbeda-beda.
12. Keistimewaan Karakteristik Tajuk Rencana
a. Letak tajuk rencana selalu tetap, biasanya
terletak pada bagian pojok halaman tertentu pada sebuah surat kabar/majalah.
b. Bahasa tajuk rencana tertata dengan baik, hal
tersebut ditandai dengan penggunanaan ejaan, kosa kata, kata bentukan, dan
struktur kalimat sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia (tata bahasa baku bahasa
Indonesia)
c. Materi pembahasan tajuk rencana diutamakan pada
permasalahan yang sedang menjadi pembicaraan umum.
d. Terdapat pikiran subjektif redaksi.
e. Biasanya berskala nasional. Jika ada masalah
internasional yang diangkat, hal itu karena masalah tersebut mempengaruhi
keadaan dalam negeri.
f. Tajuk rencana ditulis oleh wartawan senior yang
berkedudukan sebagai editor.
13. Tahapan Membuat Tajuk Rencana
1. Pencarian ide atau gagasan pokok tulisan sebagai
topik pembicaraan. Caranya adalah dengan mengamati, melihat, mengingat,
memperhatikan peristiwa-peristriwa belakangan terjadi yang paling banyak
menarik perhatian banyak pihak, instansi, atau pihak tertentu yang memiliki
keterkaitan dengan kepentingan orang banyak.
2. Seleksilah perihal di atas dengan membuat skala
prioritas kepentingan atau keiutamaaannya untuk kemudian ditetapkan topik
pilihan!
3. Pembobotan substansi materi dan penetapan tesis
atau pernyataan dari keseluruhan uraian tajuk rencana.
4. Pelaksanaan penulisan ndengan cara mengembangkan
gagasan atau ide pokok ke dalam paragraf. Bisa juga dilakukan penahapan
berikut: 1) Reporting: tahap ini adalah tahap mencari
permasalahan dan mengumpulkan bahan. Penulis melakukan dua kegiatan: by
reading dan by talking; 2) Reflection: tahap
memilah-milah dan mengklasifikasi bahan-bahan dari
berbagai sumber, dan 3) Writing: menyusun
dan menyajikan data, fakta atau bahan yang ada ke dalam sebuah tulisan tajuk
yang menarik,kuat, dan penting.
Tugas pengembang adalah membuat bahasan tajuk rencana menjadi
lebih terfokus. Bahasan tajuk rencana dapat dikembangkan antara lain dengan
menggunakan teknik penjelasan, kutipan, contoh, dan statistic, konsep, teori,
peristiwa pembanding, dan lain-lain. Pernyataan fakta dan opini ini biasanya
diutarakan secara singkat, logis, menarik ditinjau dari segi penulisan dengan
tujuan untuk mempengaruhi pendapat/ menerjemahkan berita yang menonjol agar
pembaca menjadi menyimak seberapa penting berita tersebut.
14. Materi-materi Tajuk Rencana
1. M ateri berisi informasi: materi yang memaparkan
peristiwa aktual
2. Materi bersifat menjelaskan: penjelasannya
merincikan permasalahan serta interpretasi tertentu
3. Materi bersifat argumentatif: penulisnya
melakukan analisa dengan berlandaskan alasan-alasan yang ditopang oleh data dan
fakta yang akurat serta memaparkan jawaban atas pertanyaan “mengapa” dan “apa
akibatnya”.
4. Materi bersifat membujuk: tajuk jenis ini
mengajak berbagai pihak untuk merespons peristiwa yang sedang terjadi dengan
cara persuasif atau agitatif.
5. Materi bersifat memuji: tajuk jenis ini berisi
penghargaan kepada kelompok atau pihak tertentu yang dinilai berhasil melakukan
suatu kegiatan atau berjasa kepada masyarakat.
6. Materi bersifat menghibur: tajuk ini mencoba
menghibur masyarakat baik ketika ditimpa kemalangan, bencana ataupun
penderitaan tertentu. Humor atau lelucon bisa dipakai guna mengajak masyarakat
memperhatikan sebuah fenomena sosial yang luput dari wacana publik.
15. Sifat Tajuk Rencana
a. Krusial dan ditulis secara berkala, tergantung
dari jenis terbitan medianya bisa harian (daily), atau mingguan (weekly),
atau dua mingguan (biweekly) dan bulanan (monthly).
b. Isinya menyikapi situasi yang berkembang di
masyarakat luas baik itu aspek sosial, politik, ekonomi, kebudayaan, hukum,
pemerintahan, atau olah raga bahkan entertainment, tergantung jenis liputan
medianya.
c. Memiliki karakter atu konsistensi yang teratur,
kepada para pembacanya terkait sikap dari media massa yang menulis tajuk
rencana.
d. Terkait erat dengan policy media atau kebijakan media yang
bersangkutan. Karena setiap media mempunyai perbedaan iklim tumbuh dan
berkembang dalam kepentingan yang beragam, yang menaungi media tersebut.
16. Kode Etik Tajuk
a. Penulis tajuk harus selalu menyajikan fakta
dengan jujur dan lengkap
b. Mengambil konklusi secara obyektif dari fakta
tertentu dengan didasarkan pada bobot buktinya serta konsep yang telah
dipertimbangkan masak-masak
c. Tidak akan pernah dimotivasi oleh kepentingan
pribadi
d. Harus meninjau kembali konklusinya dan memeriksanya
hingga ditemukan dasar-dasar yang menimbulkan kesalah-pahaman sebelumnya
e. Memiliki keberanian untuk menyatakan
keyakinannya secara benar dan tidak akan menulis apapun yang
melawan/bertentangan dengan kata hatinya
f. Hendaknya mendorong para koleganya agar memupuk
kesetiannya pada integritas profesional yang bermutu tinggi
g. Perbedaan pendapat dikemukakan secara pantas
dalam bentuk karangan bagi publiknya
17. Isi dari Tajuk Rencana
a. Tajuk rencana berisi permasalahan yang sedang
hangat dalam masyarakat dan opini redaksi atas permasalahan tersebut, yang
meliputi topik berita, tujuan redaksi, pandangan atauvisi dan harapan-harapan
redaksi akan peran serta pembaca.
b. Masalah yang disoroti dalam tajuk rencana dapat
dinyatakan secara eksplisit atau implisit. Masalah yang disoroti dapat berupa
kebijakan pemerintah, perkembangan situasi sosial dan politik, peristiwa
tertentu dalam masyarakat, atau tokoh berpengaruh. Dalam menyoroti sebuah
masalah, redaksi mungkin menyetujui, menolak, memberikan alternatif, atau
memberikan bahan renungan bagi pembaca.
18. Tanggapan terhadap Tajuk Rencana
Manakala
sehabis membnaca tajuk rencana suatu surat kabar, tentu saja dalam benak kita
bermunculan gagasan-gagasan sebagai bentuk reaksi persepsi, asumsi, informasi
dalam memori, dan pola piker silogistis kita terhadap fakta dan opini tajuk
rencana itu. Tentu saja hal ini bisa bersifat menambah informasi, gagasan, dan
pola pikir yang bisa berpengaruh terhadap persepsi dan kerangka atau model berpikir pembaca. Maka,
secara cerdas sebaiknya kita selalu emnjaga jarak dengan opini dan pola piker tim
penyusun dan berpikir kritis terhadap gagasan yang dilontarkannya. Di sinilah
kita secara langusng maupun tidak langsung melakukan reaksi yang bersifat
mendasar perihal fakta dan opini yang ada di dalamnya.
Lantas bagaimana kita menyikapinya?
Tanggapan terhadap tajuk rencana antara lain dapat disampaikan
dalam bentuk kritik. Kritik dapat ditujukan pada aspek isi (aktualitas,
urgensitas, akurasi data dan fakta), sistematika penyajian (struktur), sudut
pandang atau cara menyikapi, serta bahasa yang digunakan penulis. Kritik
terhadap isi dapat berupa pertimbangan baik-buruk, keaktualan masalah,
sistematika penyajian isi, ketepatan pandekatan dalam analisis masalah, dan
sebagainya.
Dalam menganalisis
masalah penulis tajuk rencana bisa menggunakan suatu pendekatan yang dipilih
berdasarkan kategori (jenis) . Misalnya, analisis dan sudut pandang masalah
sosial, penulis akan menggunakan pendekatan sosiologis, masalah psikologi
dianalisis dengan pendekatan psikologis, dan masalah hukum juga didekati dengan
pendekatan hukum. Apabila penulis menyajikan masalah yang kompleks, berbagai
sudut pandang bisa bermunculan sekaligus sesuai dnegan sudut pandang penulis.
Hal ini amat dipengaruhi oleh karakter dan daya jangkau surat
kabar itu sendiri. Perusahaan pers papan atas biasanya memiliki kepentingan
yang jauh lebih kompleks daripada pers papan tengah ke bawah. Kepentingan yang
sifatnya jauh lebih kompleks itulah yang mendorong pers papan atas untuk lebih
akomodatif dan konservatif, baik itu dalam kebijakan pemberitaan, serta
pernyataan pendapat dan sikap resmi dalam tajuk rencana yang dibuatnya. Itulah
konsekuensi logis pers modern sebagai industri padat modal sekaligus padat
karya.
Kecenderungan perbedaan yang dimiliki oleh pers baik papan atas
maupun papan bawah ini juga berlaku universal hampir di semua Negara dengan latar
belakang ideologi serta kepentingan yang berbeda-beda.
19. Contoh Tajuk Rencana:
Coba kalian baca contoh
tajuk rencana berikut!
Mewaspadai Gelombang Kedua Korona
Sumber: Koran SINDO
Kamis, 17 September 2020 - 06:57 WIB
JUMLAH kasus
positif korona terus bertambah. Fasilitas kesehatan pun mulai menuju kapasitas
maksimal. Data jumlah kasus konfirmasi atau kasus positif virus korona
(Covid-19) di Indonesia kembali bertambah pada Rabu 16 September 2020.
Dalam 24
jam terakhir atau dari Selasa 15 September hingga Rabu 16 September pukul 12.00
WIB, kasus positif korona di Indonesia bertambah sebanyak 3.963 kasus. Sehingga
sampai saat ini total kasus konfirmasi di Indonesia mencapai 225.030 kasus. DKI
Jakarta menjadi daerah dengan penambahan jumlah kasus paling besar dalam kurun
sepekan terakhir. Rumah sakit rujukan pun hampir tak mampu menampung pasien
yang membutuhkan ruang perwatan intensif (ICU), sehingga Pemprov DKI Jakarta
terpaksa mengubah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) sebagai Rumah Sakit rujukan
Covid-19.
Hal ini
menyebabkan pasien umum tidak bisa memanfaatkan RSUD untuk berobat, termasuk
pasien umum yang menggunakan fasilitas BPJS Kesehatan.
Masifnya
penularan virus korona disinyalir karena masih rendahnya kepatuhan masyarakat
terahadap protokol kesehatan. Hal ini lantaran sanksi yang ditetapkan oleh
pemerintah daerah dalam pelaksanaannya terlihat tidak tegas. Ambil contoh di
DKI Jakarta, masyarakat yang melanggar protokol kesehatan hanya diberikan
sanksi kerja sosial dengan membersihkan fasilitas umum. Tak ada sanksi lebih
tegas lagi sehingga masyarakat tidak jera dan tetap mengabaikan protokol
kesehatan.
Pusat-pusat
perdagangan, kafe, restoran belakangan melonggarkan protokol kesehatan makan
ditempat. Bahkan, banyak ditemui kafe maupun tempat penjual makanan yang
pramusajinya tidak menggunakan masker sebagai salah satu protokol kesehatan
pencegahan penularan korona.
Kebijakan
Pemprov DKI Jakarta yang menerapkan kembali Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB) sejatinya merupakan langkah tepat untuk kembali menata kedisplinan
masyarakat. Banyak pihak yang memberikan dukungan terhadap kebijakan tersebut.
Termasuk kalangan dunia usaha, meskipun tidak dilakukan secara vulgar. Kalangan
dunia usaha menilai, kunci meningkatkan pertumbuhan ekonomi, adalah penanganan
pandemi Covid-19 yang tepat. Selama belum bisa dituntaskan, perekonomian
nasional dibayangi kondisi yang menghambat.
Meskipun
pemerintah telah memberikan fasilitas hotel untuk isolasi mandiri bagi
masyarakat yang terpapar korona tanpa gejala, namun yang paling dibutuhkan
adalah ketersediaan ruang perawatan bagi masyarakat yang terpapar korona dengan
gejala. Karena fasilitas hotel sangat berbeda dengan fasilitas rumah sakit.
Apa yang dilakukan
oleh Pemprov DKI Jakarta dengan kembali menerapkan PSBB harus dimaknai sebagai
ikhtiar untuk menekan jumlah masyarakat yang terpapar virus mematikan tersebut.
Sayangnya ikhtiar tersebut dicederai dengan narasi-narasi politis yang
tendensius. Tidak saja dilakukan oleh para buzzer,
selebritas melalui platform media
sosial tetapi juga oleh kepala daerah. Bahkan media massa pun justru ada yang
“menentang” langkah mulia tersebut dengan mendengungkan diksi yang sama sekali
tidak pernah terucap oleh Gubernur DKI Jakarta yakni diksi PSBB Total yang
kemudian menimbulkan gejolak di masyarakat.
Yang harus
dilakukan saat ini yakni menghadapi pandemi ini dengan gotong royong dan saling
mendukung. Bukan lagi pada persoalan berebut simpati di masyarakat dengan narasi-narasi
yang justru menjerumuskan masyarakat ke dalam bencana lebih dalam lagi.
Sejak
pandemi Covid melanda Tanah Air pada Maret 2020 silam, masyarakat sudah
dijejali dengan informasi-informasi tidak akurat semisal, yang terpapar korona
bisa sembuh sendiri tanpa dirawat, atau asalkan imunitas baik, maka virus
korona tidak akan berkembang di dalam tubuh seseorang.
Narasi
yang salah kaprah tersebut sudah terlanjur ditelan mentah-mentah oleh
masyarakat, sehingga masyarakat merasa asalkan imunitas baik maka terbebas dari
korona. Padahal imunitas adalah sesuatu yang absurd dan tidak ada alat ukur
terhadap imunitas seseorang. Ambil contoh para pemain sepak bola dunia yang
terpapar corona, juga atlet di dalam negeri yang juga terpapar korona, padahal
para atlet dinilai sebagai sosok yang memiliki imunitas di atas rata-rata
masyarakat biasa.
Istilah new normal menjadi salah satu petaka di
masyarakat. Istilah tersebut justru dimaknai masyarakat bahwa virus korona
sudah berhasil “ditaklukkan”. Belum lagi pemberitaan mengenai keberhasilan
pihak-pihak tertentu memproduksi obat korona membuat masyarakat semakin lengah.
Padahal, hingga saat ini, belum ada satu negara pun di bumi ini yang sudah
mampu memproduksi obat atau vaksin korona.
Dampak
gelombang kedua Covid-19 berpotensi lebih parah, ketimbang saat virus ini
pertama kali mewabah apabila masyarakat masih abai terhadap protokol kesehatan
dan pemerintah masih saja berkutat pada persoalan kepentingan pertumbuhan
ekonomi.
Badan
kesehatan dunia (WHO) menegaskan, Tidak ada indikasi bahwa virus ini akan
melemah. Sangat disayangkan bahwa sebagian masyarakat mulai bepergian ke taman,
pantai, dan tempat keramaian lainnya karena menganggap bahwa virus ini sudah
hilang.
Gotong
royong antarlembaga pemerintah baik di pusat hingga daerah dan kesadaran
masyarakat akan pentingnya mematuhi protokol kesehatan mutlak diperlukan untuk
“mengalahkan” virus asal Wuhan, China itu.
(ras)
Komentar
Posting Komentar
Gunakan nama dan email masing-masing! Harap ditulis nama, kelas, dan nomor absen.