PEMBELAJAR DI ERA GLOBALISASI: TANTANGAN MANAJEMEN DIRI YANG BAIK


Kebanyakan orang ingin mengubah dunia

untuk memperbaiki kehidupannya.
Sungguh upaya sia-sia.
Seandainya saja
mereka memperbaiki diri-sendiri
Mereka akan menjadi lebih baik, 
demkian juga dunia.

Selagi muda
Kita ingin mengubah dunia.
Setelah tua
Kita ingin mengubah yang muda


Gart Henrich


Tantangan dunia dalam zaman semakin mengglobal bagi kehidupan manusi. Demikian terasa dalam khidupan kita uansa perubahan dunia dalam abad teknologi informasi. Pendidikan di Indonesia sudah saatnya, meski terlambat, melakukan pembaruan, terutama dalam sistem pelayanan pendidikan yang erat kaitannya dengan kebiasaan dan kerangka berpikir seluruh komponen pendidikan, baik guru, pembelajar, orang tua, masyarakat, maupun departemen terkait. Oleh karena itu, Departemen Pendidikan Nasional mengubah Kurikulum 1994 dengan Kurikulum 2004- yang disempurnakan dalam Kurikulum 2006.

Hendaknya, perubahan tidak sebatas sistem belajar yang harus dilakukan oleh pembelajar, melainkan juga paradigma atau kerangka berpikir seluruh pihak yang terkait hingga ke arah kebijakan yang disusunnya. Dalam tiga dasa warsa terakhir amat terlihat bahwa keberhasilan seseorang dalam belajar mutlak ditentukan oleh besarnya nilai yang diperoleh, terutama dalam Nilai Ebtanas Murni (NEM). Keterjebakan kerangka berpikir seperti ini justru menjerumuskan orang tua, masayarakat, sekolah, guru, dan siswa sendiri yang lebih mengacu ke keberhasilan angka dibandingkan kemampuan yang lain. Akibatnya, bimbingan tes merebak di mana-mana, manipulasi nilai NEM terjadi dengan membentuk tim sukses, kebiasaan siswa menyontek entah dalam ulangan harian maupun ulangan umum, kerja sama yang tak baik dan amat merusak moral dalam memperoleh nilai yang baik, misalnya antarpengawas ujian, dan lain-lain. Oleh karena itu, kondisi seperti ini harus diubah jika masa depan bangsa ingin menjadi baik.

Makanya, berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan dari Pusat Kurikulum, Depdiknas memutuskan mengubah Kurikulum 1994 dengan Kurikulum 2004-2006. Kurikulum yang berbasis kompetensi ini dikembangkan untuk memberi dasar-dasar pengetahuan, keterampilkan, keahlian bertahan hidup, dan pengalaman belajar yang membangun integritas sosial serta mewujudkan karakter nasional. Kurikulum ini juga memudahkan guru dalam menyajuikan pengalaman belajar yang sejalan dengan pilar-pilar prinsip belajar sepanjang hayat (leaning to be life) yang mengacu pada empat pilar pendidikan universal, yaitu belajar mengetahui (learning to know), belajar melakukan (learning to do), belajar menjadi dirri sendiri (learning to be), dan belajar hidup dalam kebersamaan (learning to live together).

Kurikulum berbasis kompetensi yang disusun Depdiknas merupakan perangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa (pembelajar), penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah. Adapun pengertian kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.

Kurikulum 2004-2006 berorientasi pada proses yang implikasinya akan membawa hasil; dan implikasi yang diharapkan muncul pada diri peserta didik melalui serangkaian pengalaman belajar dan keberagaman yang dapat diwujudkan sesuai dengan kebutuhannya. Rumusan kompetensi dalam Kurikulum 2004-2006 merupakan pernyataan apa yang diharapkan dapat diketahui, disikapi, atau dilaksanakan pembelajar dalam setiap tingkatan kelas dan satuan pendidikan serta sekaligus menggambarkan kemajuan siswa yang dicapai secara bertahap dan berkelanjuutan untuk menjadi subjek yang kompeten.

Kurikulum 2004-2006 mempunyai ciri:
  1. Menekankan pada ketercapaian kompetensi pembelajar, baik secara indoividual maupun klasikal;
  2. Beriorientasi pada jhasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman;
  3. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metoide ayng bervariasi;
  4. Sumber belajar tidak hanya dari guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif;
  5. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.
Dalam Kurikulum 2004 ada istilah standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, standar ketuntasan belajar minimal, dan materi pokok. Kompetensi dasar merupakan pernyataan minimal atau memadai tentang pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak setelah pembelajar menyelesaikan suatu aspek atau subaspek mata pelajaran tertentu. Indikator adalah kompetensi dasar secara spesifik yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai ketercapaian hasil pembelajaran. Standar ketuntasan belajar minimal merupakan gambaran tolok ukur angka hasil belajar minimal yang harus dicapai oleh pembelajar untuk menuju ke materi pembalajaran berikutnya. Materi pokok merupakan inti materi pelajaran yang harus dikuasai ioleh pembelajar dalam proses pembelajaran.

Bagaimana kita bersikap sebagai pembelajar?

Dalam menghadapi Kurikulum 2004-2006, pembelajar (siswa) lebih diutamakan sebagai pelaku (subjek) yang belajar. Dalam kurikulum sebelum,nya kecenderungannya siswa dijadikan sebagai objek, baik sebagai objek penderita maupun pelengkap penderita. Untuk mengatasi hal tersebut mau tidak mau pembelajar harus mengubah kerangka berpikir, kebiasaan tak baik yang barangkali sudah menabiat, sikap dan perilaku yang menyadarkan bahwa dirinya sudah menjadi pelaku yang harus berpikir, berbuat, bertindak, beraktivitas, berkreasi, berkespresi, dan bertanggung jawab. Memang, mengubah suatu kebiasaan yang sudah melekat bertahun-tahun amatlah sulit, namun bila didasari oleh adanya keberanian, kesadaran, minat, dan motivasi, serta sikap bersaing yang mengarah ke globalisasi. Hal tersebut amatlah justru memicu untuk ke depan secara sehat.

Lalu bagamianakah kita menyiapkan diri sebelum masuk kelas, ketika di kelas belajar, dan ketika harus mengikuti ulangan? Berikut ini disampaikan beberapa hal yang barangkali dapat dipertimbangkan manfaatnya, meski bukan berarti harus meniru.

1. Persiapan Masuk Kelas

Artikel ini sebenarnya ditujukan untuk siswa Amerika Serikat karena lingkungan kelas yang digunakan adalah kelas-kelas sekolah di Amerika. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan beberapa tips yang akan dicantumkan dalam artikel tersebut bermanfaat bagi para siswa Indonesia. Dibandingkan dengan kelas-kelas di negara lain, kelas di Amerika Serikat cenderung lebih informal. Namun, ada beberapa aturan dasar yang sebaiknya dilakukan oleh para siswa:

1.1 Sebelum Masuk kelas
Kerjakan PR-mu! Bacalah dengan kritis, dan bentuk sendiri pendapatmu.
Review catatanmu. Catatan yang digunakan adalah catatan dari pelajaran sebelumnya dan pelajaran hari ini.
Bicarakan dengan gurumu bila kamu mengalami kesulitan belajar.

Fokuskan pada tugas sebelum kelas. Luangkan waktu sebentar untuk mengumpulkan ide-ide pikiran dan persiapkan dirimu untuk topik pembicaraan hari ini.

Tulis pertanyaan atau sanggahan yang muncul dalam pikiran pada bagian atas kertas catatanmu yang berguna untuk:
o persiapan untuk tes yang akan datang,
o pemahaman konsep tertentu,
o mendapatkan dasar pengertian suatu topik,
o pemahaman atau review bacaan topik.

1.2 Dalam Kelas
1.2.1 Datanglah tepat waktu. Guru tidak menyukai mahasiswa yang datang terlambat.
1.2.2 Tempatkan diri kamu dalam kelas agar dapat memfokuskan diri pada topik hari ini.

Cari posisi yang bagus untuk:
o mendengarkan,
o bertanya,
o melihat materi yang dipresentasikan,
o diskusi - tidak hanya dengan guru, tapi juga dengan teman kelas.

1.2.3 Hindari gangguan yang mungkin akan membuyarkan konsentrasimu (melamun, melihat-lihat sekeliling     kelas, bicara dengan teman, tukar-menukar "bahasa tulis", tidur-tiduran).
1.2.4 Evaluasi ketika mendengar:
o putuskan mana yang penting dan sebaiknya dicatat dalam buku dan mana yang tidak.
o Dengarkan selama beberapa waktu dulu sampai kamu yakin mengerti tentang apa yang dikatakan sebelum mencatat.
o Mintalah penjelasan lebih lanjut bila bingung atau tidak mengerti (tapi bertanyalah ketika guru sedang berhenti berbicara).
1.2.5 Review tujuanmu untuk pelajaran hari ini selama kelas berlangsung:
1.2.6 Apakah tujuanmu berhubungan dengan penjelasan pembukaan dari guru?
1.2.7 Apakah pelajaran yang berlangsung menyimpang dari tujuan semula, tujuanmu atau tujuan guru?
1.2.8 Tuliskan daftar yang patut kamu kerjakan, termasuk:
1.2.8.1 tugas-tugas,
1.2.8.2 review konsep sulit,
1.2.8.3 bergabung dengan kelompok belajar,
1.2.8.4 membuat temu janji dengan teman belajar atau guru.

Salah satu sumber yang sering dicari adalah teman sekelas yang dianggap mampu menyerap dan mengerti pelajaran hari ini. Mintalah bantuan padanya bila dirasa tidak menganggu!

Secara periodik, tanyalah pada dirimu sendiri apakah pelajaran yang kamu dapatkan sesuai dengan tujuanmu. Bila kamu merasa tidak puas dengan sebuah kelas atau sebuah mata kuliah pada umumnya, buatlah temu janji dengan gurumu dan bicarakan harapan-harapanmu.
Seawal mungkin, semakin baik.

2. Persiapan Menghadapi Ulangan/ Ujian

He who opens a school door, closes a prison
Victor Hugo, French

Untuk melakukan ujian dengan baik, mula-mula kamu harus mempelajari dan melakukan review materi sebelum ujian. Berikut adalah beberapa teknik untuk memahami materi ujian dengan lebih baik:

2.1 Belajar - Pascabelajar
Review catatanmu segera setelah kelas.
Review catatanmu dengan singkat sebelum masuk kelas kembali.
• Jadwalkan waktu yang agak lama untuk review catatan tersebut setiap minggunya
Review
• Atur catatan, teks dan tugas-tugasmu.
• Perkirakan waktu yang kamu butuhkan untuk melakukan review.
• Buatlah jadwal review yang terdiri dari waktu dan bahan materi.
• Ujilah dirimu sendiri dengan materi tersebut.
• Selesaikan belajarmu sehari sebelum ulangan/ujian dimulai.

2.2 Saat ulangan/ujian

2.2.1 Bila kamu ragu terhadap kejujuran ujian, atau kredibilitas ujian tersebut untuk menguji kemampuanmu,          temuilah guru pembimbingmu.
2.2.2 Ketika kamu melakukan ujian, kamu sedang mendemonstrasikan kemampuanmu dalam memahami                materi kuliah, atau dalam melakukan tugas-tugas tertentu.
2.2.3 Ujian memberikan dasar evaluasi dan penilaian terhadap perkembangan belajarmu.
2.2.4 Ada beberapa kondisi lingkungan, termasuk sikap dan kondisimu sendiri, yang mempengaruhimu                  dalam melakukan ujian.

2.3 Tips untuk membantu kamu dalam mengerjakan ulangan/ujian:
2.3.1 Datanglah dengan persiapan yang matang dan lebih awal. Bawalah semua alat tulis yang kamu                        butuhkan, seperti pensil, pulpen, kalkulator, kamus, jam (tangan), penghapus, tip ex, penggaris, dan               lain-lainnya. Perlengkapan ini akan membantumu untuk tetap konsentrasi selama mengerjakan ujian.
2.3.2 Tenang dan percaya diri. Ingatkan dirimu bahwa kamu sudah siap sedia dan akan mengerjakan ujian              dengan baik.
2.3.3 Bersantailah tapi waspada. Pilihlah kursi atau tempat yang nyaman untuk mengerjakan ujian. Pastikan            kamu mendapatkan tempat yang cukup untuk mengerjakannya. Pertahankan posisi duduk tegak.
2.3.4 Preview soal-soal ujianmu dulu (bila ujian memiliki waktu tidak terbatas). Luangkan 10% dari                        keseluruhan waktu ujian untuk membaca soal-soal ujian secara mendalam, tandai kata-kata kunci dan            putuskan berapa waktu yang diperlukan untuk menjawab masing-masing soal. Rencanakan untuk                 mengerjakan soal yang mudah dulu, baru soal yang tersulit. Ketika kamu membaca soal-soal, catat juga         ide-ide yang muncul yang akan digunakan sebagai jawaban.
2.3.5 Jawab soal-soal ujian secara strategis. Mulai dengan menjawab pertanyaan mudah yang kamu ketahui,        kemudian dengan soal-soal yang memiliki nilai tertinggi. Pertanyaan terakhir yang seharusnya kamu                kerjakan adalah:
      o soal paling sulit
      o yang membutuhkan waktu lama untuk menulis jawabannya
      o memiliki nilai terkecil.
2.3.6 Ketika mengerjakan soal-soal pilihan ganda, ketahuilah jawaban yang harus dipilih/ditebak.
         Mula-mula, abaikan jawaban yang kamu tahu salah! Tebaklah selalu suatu pilihan jawaban ketika tidak        ada hukuman pengurangan nilai, atau ketika tidak ada pilihan jawaban yang dapat kamu abaikan!                 Jangan menebak suatu pilihan jawaban ketika kamu tidak mengetahui secara pasti dan ketika hukuman         pengurangan nilai digunakan! Karena pilihan pertama akan jawabanmu biasanya benar, jangan                       menggantinya kecuali bila kamu yakin akan koreksi yang kamu lakukan!
2.3.7 Ketika mengerjakan soal ujian esai, pikirkan dulu jawabannya sebelum menulis.
        Buat kerangka jawaban singkat untuk esai dengan mencatat dulu beberapa ide yang ingin kamu tulis.             Kemudian nomori ide-ide tersebut untuk mengurutkan mana yang hendak kamu diskusikan dulu.
2.3.8 Ketika mengerjakan soal ujian esai, jawab langsung poin utamanya. Tulis kalimat pokokmu pada                  kalimat pertama. Gunakan paragraf pertama sebagai overview esaimu. Gunakan paragraf-paragraf               selanjutnya untuk mendiskusikan poin-poin utama secara mendetil. Dukung poinmu dengan informasi             spesifik, contoh, atau kutipan dari bacaan atau catatanmu.
2.3.9 Sisihkan 10% waktumu untuk memeriksa ulang jawabanmu. Periksa jawabanmu; hindari keinginan                untuk segera meninggalkan kelas segera setelah kamu menjawab semua soal-soal ujian. Periksa lagi              bahwa kamu telah menyelesaikan semua pertanyaan. Baca ulang jawabanmu untuk memeriksa ejaan,           struktur bahasa dan tanda baca. Untuk jawaban matematika, periksa bila ada kecerobohan (misalnya           salah meletakkan desimal). Bandingkan jawaban matematikamu yang sebenarnya dengan penghitungan         ringkas.
2.3.10 Analisis hasil ujianmu. Setiap ujian dapat membantumu dalam mempersiapkan diri untuk ujian                    selanjutnya. Putuskan strategi mana yang sesuai denganmu. Tentukan strategi mana yang tidak berhasil          dan ubahlah. Gunakan kertas ujian sebelumnya ketika belajar untuk ujian akhir.

3. Langkah Efektif Jalin Komunikasi di Sekolah

Sukses anak di sekolah juga tergantung bagaiman orangtua berperan aktif dalam membantu mereka mencapai tujuan itu. Salah satunya adalah kesediaan orangtua berkomunikasi dengan pihak sekolah tempat anak-anak mereka menuntu ilmu. Berikut ada dua langkah yang bisa dimanfaatkan para orangtua menjalin komunikasi dengan sekolah.

3.1 Kapan orang tua harus berbicara dengan guru sekolah?
1. Seawal dan sesering mungkin. Cobalah membuka hubungan dengan guru sekolah sejak awal tahun ajaran!      Selami apa yang akan dijalani anak-anak Anda di sekolah dan tunjukkan ketertarikan Anda!
2. Biarkan guru mengetahui lebih banyak tentang anak! Anda. Jika anak Anda memiliki kebutuhan khusus,          pastikan bahwa ini diketahui oleh guru mereka sejak awal!
3. Bila mendapatkan ada perubahan besar pada perilaku dan sikap anak, sebaiknya Anda kontak guru             mereka secepatnya!
4. Guru biasanya akan menyampaikan pada Anda berbagai masalah yang dihadapi anak Anda di sekolah        menjelang kenaikan kelas. Informasi ini sangat penting bagi orangtua agar bisa membantu anak-anak              mereka memecahkan masalah mereka di sekolah.
5. Ingatlah, orangtua dan guru bekerja bersama untuk membantu anak-anak yang ingin belajar dan menolong     mereka membangun kepercayaan diri dan disiplin.
3.2 Bagaimana bisa mengambil banyak manfaat dari pertemuan antara orangtua-guru?
1. Cobalah mempersiapkan diri untuk mendengarkan sebaik mungkin seperti halnya bila Anda akan bicara!       Akan sangat membantu bila Anda mau mencatat semua hal yang akan Anda sampaikan kepada guru atau     dengar dari guru.
2. Pastikan Anda membawa buku catatan saat hadir dalam pertemuan dengan guru dan mintalah penjelasan       berbagai hal yang tidak Anda pahami.
3. Dalam pertemuan, biasanya guru akan memberikan penjelasan rinci menyangkut anak berbagai hal yang         dikerjakan siswa di sekolah dan perkembangannya.
4. Jika siswa akan memasuki saat ujian untuk kenaikan kelas, tanyakan pada guru mereka bagaimana              sebaiknya anak Anda mempersiapkan diri agar bisa melewati ujian itu. Tanyakan pula bagaimana caranya      mengevaluasi kemampuan belajar siswa di sekolah.
5. Diskusikan bakat siswa, keterampilan, hobi, kebiasaan belajar, dan berbagai hal khusus yang ada pada         dirinya, seperti sulit bicara (gagap), kegemukan dan sebagainya!
6. Sampaikan pada guru, bila siswa memerlukan pertolongan khusus!
7. Sampaikan pula pada guru mengenai situasi khusus di rumah yang berkaitan dengan anak Anda! Ini               penting disampaikan pada guru, agar mereka bisa membantu siswa belajar di sekolah secara tepat.
8. Tanyakan cara-cara yang lebih spesifik bagaimana bisa membantu siswa belajar di rumah!
4. Memperbaiki Kemampuan Membaca

Ketika kita membaca, mata kita akan membuat gerakan-gerakanuntuk menangkap apa yang tertulis dalam halaman-halaman bacaan. Agar bacaan kita makin cepat, bukan dengan mempercepat gerakan mata kita, namun memperbanyak cakupan yang ditangkap mata dalam sekali gerakan.

4.1 Hindari memfokuskan pada masing-masing kata, tapi bagilah menjadi kelompok-kelompok yang terdiri dari 2 atau 3 kata. Contohnya, kalimat ini bisa dikelompokkan dengan cara ini : contohnya / kalimat ini / bisa dikelompokkan / dengan cara ini Hal ini berbanding terbalik ketika mengetik, kalian harus membagi kata-kata menjadi huruf-huruf agar dapat mengetik lebih cepat.
4.2 Perbaiki kosakata kalian, biasakan mengenali berbagai kata baru supaya kalian tidak terhenti memikirkan arti kata-kata tertentu!
4.3 Kalau bibir kalian bergerak-gerak saat membaca, artinya langkah ke-1 belum kalian ikuti. Kalau sudah diikuti dengan benar, bibir kalian tidak akan sempat mengeja kata-kata itu.
4.4 Baca terus! Biasakan membaca berbagai buku, setiap hari, dengan demikian kalian akan terbiasa membaca dengan cepat!
4.5 Berlatih membaca cepat, lebih dari kemampuan kalian sendiri. Paksakan diri membaca sangat cepat, sekadar membiasakan diri! Setelah sering melakukannya, kecepatan membaca normal kamu akan meningkat.
4.6 Konsentrasi. Kalau susah, belajarlah konsentrasi secara bertahap, tambahkan waktu membaca setiap hari!
4.7 Kalian bisa beli buku untuk mempercepat membaca, di sana ada langkah-langkah sistematis yang kalau diikuti bisa memperbaiki kecepatan membaca!

5. Lima Prinsip Belajar

5.1 Mengenali betul apa yang menarik untuk kita
Jika kita mengetahui betul apa sesungguhnya yang menarik bagi kita, tentu akan lebih mudah mencari ragam informasi penting yang akan kita pelajari. Tak ada seorang pun yang mampu memberikan informasi tentang apa yang menarik untuk kita pelajari kecuali kita sendiri.

Ada baiknya, sekali waktu, Kalian berhenti dulu belajar, lalu tanyakan pada diri kalian sendiri, untuk apa kalian belajar? Jika cukup punya alasannya, tak salah bila kalian mencoba mengujinya dengan mengikuti beberapa tes untuk melihat tingkat pemahaman kita dan cara untuk meningkatkannya. Hal terpenting yang perlu diingat adalah seberapa cepat pun kita bisa memahami suatu informasi, maka informasi itu dengan mudah bisa hilang dari ingatan jika ternyata informasi tersebut bukan seperti sesuatu yang menjadi inti ketertarikan kita.

5.2 Kenalilah kepribadian diri sendiri.
Jika kita tahu betul siap kita dan apa yang kita inginkan, maka mempelajari sesuatu yang sesuai dengan keinginan dan kepribadian kita menjadi lebih mudah dilakukan. Sebab, apa pun yang akan kita pelajari dan pahami, seringkali menjadi sia-sia jika ternyata tak sesuai dengan kepribadian kita.

5.3 Rekam semua informasi dalam kata.
Langkah yang paling mudah untuk memahami, mengingat dan mempelajari sesuatu adalah dengan kata. Jadi, langkah yang paling mudah dan bijaksana adalah bila kita terbiasa merekam semua informasi itu dengan cara menuliskannya kembali dalam bentuk apa saja. Gambar, coretan dan yang terbaik adalah catatan tertulis buatan tangan sendiri.

6. Belajar bersama orang lain.
Cara termudah untuk belajar sesungguhnya adalah bila kita melakukannya secara bersama-sama. Prinsip belajar ini hampir selalu efektif bagi setiap orang, apa pun karakter belajar yang dimilikinya. Selain itu, belajar juga menjadi terasa lebih menyenangkan dan ringan, bila dilakukan secara bersama-sama.

7. Hargai diri sendiri.
Belajar memahami dan menyerap informasi akan menjadi lebih terasa bermanfaat dan berarti bila kita menghargainya. Jadi, rencanakan apa yang Anda akan pelajari dan pahami. Setelah itu, cobalah membuat jeda di antara waktu belajar yang Anda laklukan. Setelah itu, lihat seberapa besar tingkat keberhasilan Anda dalam mempelajari suatu informasi atau fakta tertentu. Bila Anda merasa itu berhasil, maka Anda layak menghargai jerih-payah Anda belajar dengan cara apa saja. Misalnya, merayakannya dengan makan enak atau membeli sesuatu yang bisa mengingatkan Anda akan keberhasilan yang Anda pernah capai.


Tak ada yang seberat kelihatannya;

segalanya itu lebih baik daripada yang Abda perkirakan;
dan kalau sesuatu itu memang dapat berjalan dnegan baik,
maka pasti akan berjalan dengan baik di saat yang paling tepat.

Maxwell

Palembang, November 2006

Sumber: www.studygs.net

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CERITA PENDEK ON-LINE KARYA SISWA-SISWI KELAS XII IPA 3 TAHUN 2014/2015

CERITA PENDEK ON-LINE KARYA SISWA-SISWI KELAS XII IPA 2 TAHUN 2014/2015

FORMAT KARYA TULIS ILMIAH AKADEMIS