Hegemoni Kolonialisme Penjajah dalam Bumi Manusia Karya Pramoedya Ananta Tour

1.      Deskripsi Fisik Buku :
      Judul                            : Bumi Manusia
      Pengarang                    : Pramodya Ananta Toer
      Penerbit                       : Hasta Mitra`
      Kota terbit                   : Jakarta
      Tahun terbit                  : 2010
      Cetakan ke-                 : 16 (enam belas) 
      Jumlah halaman            : 538 halaman
      Jenis kertas                  : A5
      Ukuran                        : 13 x 20 cm
2.      Sinopsis
Akhirnya Sinyo tinggal dirumah ,misterius itu. Lalu, Annelies bercerita kepadanya bagaimana ia melewati malam hari setelah bertemu Sinyo untuk pertama kalinya siang tadi, serta malam dimana mamanya, untuk yang pertama kali menceritakan masa lalunya yang suram. Nyai bercerita tentang keluarganya, bagaimana ia hidup, bagaimana ia bertemu Tuan Besar Kuasa, bagaimana ia bertahan hidup, serta bagaimana rumahtangganya hancur dalam sekejap. Sanikem, anak kedua dari dua bersaudara seorang juru tulis terkemuka di desanya, di”jual” oleh ayahnya yang menginginkan jabatan tinggi di tempat ia bekerja. Sanikem diberikan kepada Herman Mellema sebagai ganti atas jabatan dan beberapa keping gulden oleh orangtuanya. Ia berubah menjadi pribadi yang membenci orang tua, menjadi pohon besar yang melupakan akarnya. Apa boleh buat, namun akhirnya ia menjadi pribadi yang cerdas dan mandiri melebihi wanita Jawa kebanyakan pada zamannya. Rumah tangganya berjalan dengan baik hingga suatu hari dating seorang insinyur yang mengacaukan segalanya yang tak lain adalah anak dari perkawinan syah Tuan Herman Mellema, Maurvis Mellema. Herman Mellema yang baik dan cerdas, berubah menjadi hewan yang tak kenal keluarga setelah jedatangan anaknya itu. Sejak saat itulah, Sanikem, atau yang biasa dikenal dengan sebutan Nyai, berusaha sekuat tenaga untuk melanjutkan hidupnya. Harapannya agar anak laki-laki pertamanya dapat membantunya kandas setelah anak itu lebih memilih ayahnya yang dari bangsa Eropa daripada ibunya yang Pribumi. Harapan Nyai satu-satunya adalah Annelies, anak perempuannya yang dididik dengan keras oleh Nyai. Bagi Sinyo, Nyai Ontosoroh bukanlah wanita biasa. Baginya, Nyai adalah wanita yang melebihi wanita lainnya, ia kagum dan ingin belajar banyak dari Nyai. Dari kelas masyakarat paling bawah, tapi memiliki keagungan pribadi. Keagungan pribadi yang di anggap masyarakat hanya ada di darah biru dan orang belanda. Nyai yang tidak mengecap pendidikan, tapi berpengetahuan luas melebihi minke si pelajar Stovia. Bayang-bayang Nyai seakan-akan selalu mengikutinya, membuatnya terus merasa berada dalam bayang-bayang itu. Setelah lima hari lamanya tinggal di rumah itu, Sinyo bertemu Robert Mellema, kakak kandung Annelies Mellema yang membanggakan darah banga Eropa, dan menolak saudara serta ibu kandungnya yang Pribumi.
BAB I
PENDAHULUAN
1.      LATAR BELAKANG
Karya sastra Indonesia merupakan kumpulan dari beberapa sastra Indonesia yang banyak menekankan sisi kebudayaan dan sisi pengalaman yang terjadi semasa perkembangan zaman Indonesia. Sastra Indonesia biasanya berasal dari perkembangan daerah-daerah yang ada di Indonesia seperti sastra Jawa-Bali, sastra Jawa-Lombok, Sastra Jawa-Sunda, sastra Jawa Madura, dan sastra Jawa Palembang. Bumi Manusia merupakan salah satu karya sastra Indonesia yang berasal dari Jawa yang ditulis oleh Pramoedya Ananta Toer.
 Bumi Manusia diterbitkan oleh Hasta Mitra, Jakarta, pada tahun 1980 dan mendapat konflik yaitu tidak bolehnya beredar buku ini setahun kemudian (Wikipedia, http://id.wikipedia.org/wiki/Bumi_Manusia, diunduh pada 10 September 2012).  Sebelum dilarang, buku ini sukses dengan 10 kali cetak ulang dalam setahun pada 1980-1981. Sampai pada tahun 2005 buku ini telah diterbitkan dalam 33 bahasa dengan tebal 416 halaman (Ryu, http://titik-hujan.blogspot.com/2010/02/resensi-buku-bumi-manusia.html, diunduh pada 12 Februari 2012). Pramoedya Ananta Toer dalam menulis buku Bumi Manusia ini lebih menekankan pesan-pesan perjuangan atas bentuk-bentuk penjajahan yang dilakukan oleh kolonialisme dan juga menekankan sisi ketidakadilan dalam kehidupan manusia.
Karya sastra Bumi Manusia memiliki daya tarik tersendiri dalam analisis karya sastra khususnya dalam unsur hegemoni. Unsur-unsur hegemoni yang terdapat dalam karya sastra Bumi Manusia dapat menjelaskan apa yang terjadi di masa lalu dan dapat menambah pengetahuan kita mengenai hegemoni-hegemoni yang tercantum pada Karya sastra Bumi Manusia.
2.      RUMUSAN MASALAH
2.1.   Bagaimana bentuk-bentuk hegemoni dalam karya sastra Bumi Manusia pada bab IV sampai bab VI ?
3.      TUJUAN
3.1.   Untuk mengetahui bentuk-bentuk hegemoni dalam karya sastra Bumi Manusia pada bab IV sampai bab VI.
3.2.   Untuk menganalisis karya sastra Bumi Manusia dalam unsure hegemoni.
BAB II
ANALISIS
1.      LANDASAN TEORI
1.1.   Karya Sastra
1.1.1.      Pengertian Karya Sastra
Hal yang dihasilkan oleh manusia berkat usaha dan kerja kerasnya disebut dengan karya. Dalam konteks lain manusia dapat menghasilkan produk intelektual seperti sebuah lagu maupun puisi atau objek material dalam arti kerajinan tangan. Sedangkan sastra adalah sesuatu yang mengacu pada milik atau berkaitan dengan sastra (himpunan pengetahuan yang berkaitan dengan menulis dan membaca dengan baik atau seni puisi, retorika, dan tata bahasa). Sastra merupakan kata serapan dari kata sansekerta “Sastra”, yang berarti teks yang mengandung instruksia atau pedoman. Sastra berasal dari kata dasar “Sas” yang berarti instruksi atau ajaran dan “Tra” yang berarti alat atau sarana. Dalam Bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada kesusastraan atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu.
Jadi pengertian secara umum bahwa karya sastra merupakan ciptaan yang disampaikan dengan komunikatif tetnag maksud penulis untuk tujuan estetika. Karya sastra ini sering mengisahkan sebuah kisah, baik dalam atau ketiga orang pertama, dengan plot dan melalui penggunaan berbagai perangkat sastra yang terkait dengan waktu mereka. Sedangkan menurut Plato, karya sastra harus merupakan peneladanan alam semesta dan sekaligus merupakan model kenyataan (Shadillie, Hasan, http://asemmanis.wordpress.com /2009/10/03/pengertian-sastra-secara-umum-dan-menurut-para-ahli/#comment-26, diunduh pada 12 September 2012). Oleh karena itu, nilai sastra semakin rendah dan jauh dari dunia ide.
1.1.2.      Jenis-jenis Karya Sastra
Karya Sastra Indonesia dibagi menjadi tiga bagian yaitu drama, prosa, dan puisi
1.1.2.1.     Drama
Istilah drama berasal dari kata drame, sebuah kata dari Bahasa Perancis yang diambil untuk menjelaskan lakon-lakon mereka tentang kehidupan kelas menengah di Perancis. Drama merupakan karangan berbentuk prosa atau puisi yang direncanakan bagi suatu pertunjukkan teater (Henry Guntur, 1984) (gudangmateri, file:///C:/Users/Asus/Desktop/New%20folder/Jenis% 20-%20Jenis%20Karya%20Sastra%20%20%20Gudang%20Materi.htm, diunduh pada 10 September 2012).
Definisi drama:
1. Drama adalah kualitas komunikasi. Situasi, dan action.
2. Drama menurut Moulton adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak (life presented in action).
3. Drama menurut Brander Mathews adalah konflik dari sifat manusia merupakan sumber pokok drama.
4.  Drama dapat melahirkan pesan  manusia.
5.  Drama merupakan cerita berbentuk dialog.
1.1.2.2.     Prosa
Prosa adalah suatu jenis tulisan yang berbeda dengan puisi karena variasi ritme (rhythm) yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya. Kata prosa berasal dari bahasa Latin " prosa" yang artinya "terus terang". Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide.
Prosa biasanya dibagi menjadi empat jenis: prosa naratif, prosa deskriptif, prosa eksposisi, dan prosa argumentatif. Prosa dibagi menjadi dua, yaitu Roman dan Novel.  Roman adalah cerita yang mengisahkan tokoh sejak lahir sampai meninggal, Sedangkan novel hanya mengisahkan sebagian kehidupan tokoh yang mengubah nasibnya. (gudangmateri, http://www.gudangmateri.com/2011/04/jenis-jenis-karya-sastra.html, diunduh pada 10 September 2012).
1.1.2.3.      Puisi
Puisi adalah tulisan atau salah satu hasil karya sastra yang berisi pesan yang memiliki arti yang luas. Untuk mengetahui makna yang terkandung di dalam sebuah puisi, seseorang perlu mengartikan dan memahami betul secara detil maksud  kata-kata yang ada dalam  bait-bait puisi.
1.2.   Hegemoni
Istilah hegemoni berasal dari istilah yunani, hegeisthai. Hegemoni biasanya dipakai untuk menjelaskan suatu usaha untuk mempertahankan suatu kekuasaan yang dilakukan oleh pihak penguasa lainnya.
Hegemoni bisa didefinisikan sebagai: dominasi oleh satu kelompok terhadap kelompok lainnya, dengan atau tanpa ancaman kekerasan, sehingga ide-ide yang didiktekan oleh kelompok dominan terhadap kelompok yang didominasi diterima sebagai sesuatu yang wajar (common sense) (Sulcani,Anna, http://sosiologibudaya.wordpress.com/2011/04/13/hegemoni/, diunduh pada 10 September 2012).
1.2.1.      Pembentukan Hegemoni
Gagasan tentang hegemoni pertama kali diperkenalkan pada 1885 oleh para marxis Rusia, terutama oleh Plekhanov pada 1883-1984. Istilah tersebut menunjukkan kepemimpinan hegemoni yang harus dibentuk oleh kaum proletar, dan wakil-wakil politiknya, dan dalam suatu aliansi dengan kelompok-kelompok lain, termasuk bebrapa kritikus borjuis, petani, dan intelektual yang berusaha mengakhiri negara polisi Tsaris. Dalam konteks inilah Lenin membahas berbagai masalah tentang pendidikan politik bagi para pekerja. Menurut Lenin jika kesadaran serikat pekerja diharapkan untuk lebih maju daripada keadaan diperbudak oleh ideologi borjuis. Lenin berharap negara akan mati, tetapi hal ini tidak terjadi segera setelah revolusi Rusia. Dia berharap bahwa revolusi akan pecah di Jerman dan di tempat-tempat lain di eropa setelah perang dunia berakhir. Namun gramschi memberikan analisis tentang revolusi rusia pada 1917 mencakup menganggapnya sebagai seseatu perang manuver.
Agar kaum buruh dapat menciptakan hegemoninya, Gramsci memberikan 2 cara (Strinati, 1995), yaitu melalus.  “war of position (perang posisi) dan “war of movement? (perang pergerakan). Perang pergerakan yaitu suatu “ perang gerakan “, dalam suatu masyarakat dengan pelbagai institusi dan organisasi yang memiliki tingkat perkembangan yang rendah di dalam ”masyarakat sipil” dinegara Eropa Timur, terutama di Inggris dan Pranci. Perang posisi dilakukan dengan cara memperoleh dukungan melalui propaganda media massa, membangun aliansi strategis dengan barisan sakit hati, pendidikan pembebasan melalui sekolah-sekolah yang meningkatkan kesadaran diri dan sosial. Karakteristiknya:
·         Perjuangan panjang
·         Mengutamakan perjuangan dalam sistem
·         Perjuangan diarahkan kepada dominasi budaya dan ideologi Perang pergerakan dilakukan dengan serangan langsung(frontal), tentunya dengan dukungan massa. Perang pergerakan bisa dilakukan setelah perang posisi dilakukan, bisa juga tidak.
Gramsci (1891-1937) merupakan tokoh yang terkenal dengan analisa hegemoninya. Analisa Gramsci merupakan usaha perbaikan terhadap konsep determinisme ekonomi dan dialektika sejarah Karl Marx (lihat Das Capital Marx). Dalam dialektika sejarah Marx, sistem kapitalisme akan menghasilkan kelas buruh dalam jumlah yang besar dan terjadi resesi ekonomi (Sulcani,Anna, http://sosiologibudaya.wordpress.com/2011/04/13/hegemoni/, diunduh pada 10 September 2012). Pada akhirnya, akan terjadi revolusi kaum buruh (proletar) yang akan melahirkan sistem sosialisme. Dengan kata lain, kapitalisme akan melahirkan sosialisme. Namun, hal ini tidak terjadi.
Gramsci mengeluarkan argumen bahwa kegagalan tersebut disebabkan oleh ideologi, nilai, kesadaran diri, dan organisasi kaum buruh tenggelam oleh hegemoni kaum penguasa (borjuis). Hegemoni ini terjadi melalui media massa, sekolah-sekolah, bahkan melalui khotbah atau dakwah kaum religius, yang melakukan indoktrinasi sehingga menimbulkan kesadaran baru bagi kaum buruh. Daripada melakukan revolusi, kaum buruh malah berpikir untuk meningkatkan statusnya ke kelas menengah, mampu mengikuti budaya populer, dan meniru perilaku atau gaya hidup kelas borjuis. Ini semua adalah ilusi yang diciptakan kaum penguasa agar kaum yang didominasi kehilangan ideologi serta jatidiri sebagai manusia merdeka (Sulcani,Anna, http://sosiologibudaya.wordpress.com/2011/04/13/hegemoni/, diunduh pada 10 September 2012).
1.2.2.       Konsep Hegemoni
Gramsci menggunakan konsep hegemoni untuk mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana masyarakat kapitalis modern diorganisasikan, atau dimaksudkan untuk diorganisasikan, dalam masa lalu dan masa kini. Terdapat kebingungan disini tentang konsep-konsep yang dilibatkan, karena Gramsci tampaknya pertama-tama membedakan negara dengan masyrakat sipil, negara didefinisikan sebagai sumber kekuasaan koersif dalam suatu masyarakat dan masyrakat sipil didefinisikan sebagai lokasi kepemimpinan hegemoni. Gramsci kemudian mengubungkan kedua konsep ini satu sama lain untuk mendefinisikan apa yang dia sebut sebagai ‘negara integral’ sebagai kombinasi hegemoni yang dilengkapi dengan kekuasaan koersif. Negara integral adalah ‘ masyarakat politik plus masyarakat sipil, dengan kata lain hegemoni dilindungi oleh kekuatan koersif ’. Negara integral, seeperti yang dikonseptualisasi oleh gramsci, memilki dua aspek:  sarana pemaksaan (polisi dan militer), dan sarana untuk membentuk kepemimpinan hegemoni dalam masyarakat sipil (pendidikan, penerbitan, penyiaran [broadcaring], dan bioskop [cinema]). R.Simon telah menunjukkan bahwa Gramsci berusaha memperlihatkan bahwa ‘hubungan sosial dalam masyarakat sipil adalah hubungan kekeuasaan tepat seperti halnya (meskipun dengan cara yag berbeda) hubungan keorsif dalam negara’.
Perry Anderson dalam prison notebooks yang ditulis oleh Gramsci menjelaskan tiga model namun tidak satupun yang benar-benar memuaskan dari sudut pandang analitis atau politik. Menurut model pertama Gramsci, dalam pengertian kepemimpinan budaya normal, hegemoni dilihat sebagai diterapkan dalam masyarakat sipil; negara merupakan lokasi kekuasaan koersif dalam bentuk polisi dan militer; dan ekonomi merupakan lokasi dari berbagai bidang pekerrjaan (work disciplines) keterkaitan dengan uang tunai (cash nexus), dan kontrol moniter (monetary controls). Anderson menjelaskan bahwa masalah dengan model ini adalah bahwa hegemoni benar-benar dijalnkan dalam negara diberbagai negara demokrasi borjuis barat dalam bentuk demokrasi parlenmeter. Sebagian besar kelas pekerja percaya bahwa mereka memang bahwa mereka memang memilih para penguasa dengan memberiukan suara pada pemilihan umum(Sulcani, http:// sosiologibudaya.wordpress.com/2011/04/13/hegemoni/, diunduh pada 10 September 2012).
Dalam model kedua, hegemoni dilihat sebagai dijalankan dengan negara serta dalam masyrakat sipil. Gramsci melihat bahwa lembaga-lembaga pendidikan dan hukum adalah sangat penting dalam menjalankan hegemoni. Pendidikan dan pembuatan kebijakan adalah aktifitas-aktifitas yang amat penting dalam pembentukan hegemoni di Eropa Barat selama periode awal abad ke dua puluh.
Dalam model tiga tidak memeiliki pembedaan antara negara dan masyarakat sipil, karena gramci kadang-kadang mendefinisikan negara sebagai ‘masyarakat politik’ plus ‘masyarakat sipil’.
1.2.3.      Hegemoni Menurut Gramsci
Tiga istilah pokok mengidentifikasi bidang-bidang yang berbeda, dslam suatu formasi sosial yang membentuk landasan bagi konseptualisasi hegemoni. Ketiga istilah ini, yang telah disebutkan diatas, adalah; perekonomian, negara, dan masyarakat sipil. Perekonomian adalah istilah yang digunakan untuk mendefinisikan bentuk dominan produksi dslam suatu wilayah pada suatu waktu. Negara terdiri atas sarana kekerasan (polisi dan militer) dan suatu wilayah tertentu, bersama dengan berbagai birokrasi yang didanai oleh negara. sedangkan masyarakat sipil mengandung arti organisasi-organisasi lain dalam suatu formasi sosial yang tidak merupakan bagian dari proses produksi material dalam perekonomian tersebut serta bukan merupakan organisasi yang didanai oleh negara, tetapi merupakan lembaga-lembaga yang relatif berumur panjang yang didukung dsn dijalankan oleh orang-orang diluar kedua bidang tersebut (Sulcani, http://sosiologibudaya.wordpress.com /2011/04/13/hegemoni/, diunduh pada 10 September 2012).
Gramsci juga membedakan antara bangsa dan negara. bangsa dan identitas-identitasvetnis yang lain, dibentuk dalam masyrakat sipil sebagian dibentuk mdalam sistem pendidikan, seperti dalam pengajaran bahasa khusus, sastra, dan geografi dan sejara negara kita atau masyarakat kita. Sedangkan negara merupaka suatu apasrzat koersif, mengontrol hukum dan admistrasi keadilan dalam wilayah tertentu, lembaga hukum tersebut membantu membentuk suatu masyarakat yang tuntut terhadapnya.
1.2.4.      Jenis-jenis hegemoni
Dalam penelitian ini, tim Peneliti membagi jenis-jenis hegemoni dalam Karya Sastra Bumi Manusia bab IV-VI karya Pramoedya Ananta Toer dalam delapan jenis hegemoni, yaitu :
1.2.4.1.      Hegemoni Politik
Hegemoni politik adalah suatu kekuasaan yang dipegang oleh para penguasa negara, seperti Presiden dan Wakil Presiden, DPR, MPR, MA, dan oknum negara lainnya. Para penguasa negara ini mempunyai kekuasaan terhadap negaranya dalam mengatur dan membangun negara sesuai apa yang telah ditetapkan. Selain dampak psoitif yang diberikan penguasa negara terhadap negara nya, damapk negative yang dilakukan oleh pengusaha negara juga termasuk dalam hegemoni politik. Contohnya adalah usaha pemerintah dalam mengatur keamanan negara agar warga negaranya dapat hidup dengan aman dan damai.
1.2.4.2.            Hegemoni Kekuasaan
Hegemoni kekuasaan adalah kekuasaan yang mengatur segala hal yang ada. Hegemoni kekuasaan hampir sama dengan hegemoni politik yang mengatur tentang politik. Namun perbedaannya adalah bahwa hegemoni kekuasaan mencakup aspek yang lebih luas dibandingkan dengan hegemoni politik yang hanya mengatur tentang politik dan negaranya. Contoh dari hegemoni kekuasaan adalah seorang Ibu yang memerintahkan anaknya untuk belajar agar mendapatkan hasil yang terbaik.
1.2.4.3.            Hegemoni Kekuasaan Laki-Laki Terhadap Perempuan
Pengertian hegemoni ini sam dengan pengertian hegemoni politik dan hegemoni kekuasaan. Di dalam hegemoni kekuasaan laki-laki terhadap perempuan, lebih menekankan sifat keras dan tegas dari laki-laki terhadap perempuan. Hegemoni kekuasaan laki-laki terhadap perempuan dapat terjadi pada kekuasan seorang suami terhdapa istrinya.
1.2.4.4.            Hegemoni Kolonialisme
Hegemoni kolonialisme adalah kekuasan suatu bangsa lain terhadap Bangsa Indonesia. Hegemoni kolonialisme berisikan pengagungan bangsa sendiri dengan menghina atau merendahkan bangsa lain. Selain itu, hegemoni kolonialisme juga berisikan pengaruh kekuasan bangsa lain terhadap bangsa yang dijajah dalam bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Hegemoni kolonialisme juga bertujuan untuk menguasai suatu daerah untuk mempengaruhi daerah yang dikuasainya.
1.2.4.5.            Hegemoni Perempuan Terhadap Perempuan
Pengertian hegemoni ini sama dengan pengertian hegemoni kekuasaan laki-laki terhadap perempuan. Pada hegemoni perempuan terhadap perempuan, kekuasaan dilakukan pada ibu dan anak atau teman dan teman dalam memerintahkan sesuatu untuk tujuan tertentu.
1.2.4.6.            Hegemoni Spiritual
Hegemoni spiritual berisikan pengaruh  mitos atau gaib terhadap kehidupan manusia baik secara individu maupun secara kelompok. Hegemoni spiritual dapat terjadi pada orang yang percaya pada hal-hal yang tidak nyata. Contohnya adalah kepercayaan orang terhadap orang spiritual, seperti paranormal agar dapat melihat sesuatu yang belum pasti, contohnya adalah kematian dan rejeki.
1.2.4.7.            Hegemoni Nasionalisme
Hegemoni nasionalisme merupakan kebalikan dari hegemoni kolonialisme. Hegemoni nasionalisme lebih menekankan sisi kecintaannya terhadap bangsa sendiri namun tidak menjelek-jelekkan bangsa lain dan tidak terpengaruh kekuasaan dari bangsa lain.
1.2.4.8.            Hegemoni Budaya
Hegemoni budaya adalah hegemoni yang terpengaruh dari sifat budaya dari sesorang maupun dari negara yang telah lama ada. Budaya yang didapatkan merupakan budaya yang telah sejak lama lahir dan dihayati dalam kehidupan bermasyarakat sebgai pedoman dalam melakukan sesuatu.
2.      APLIKASI/ IMPLEMENTASI
Berdasarkan jenis-jenis hegemoni yang tim Peneliti uraikan, maka aplikasi delapan jenis hegemoni dalam Karya Sastra Bumi Manusia pada bab IV-VI karya Pramoedya Ananda Toer adalah sebagai berikut :
2.1.   Hegemoni politik:
Bukti :
2.1.1.  “Pemerintah memutuskan melakukan perbaikan dan peningkatan atas pelabuhan Tanjung Perak, rombongan ahli bangunan air di datangkan dari Nederland”. (hal 139)
Dalam hegemoni politik, pemerintah mempunyai kekuasaan untuk mengatur dan membangun negaranya sebaik mungkin. Dalam kutipan tersebut, dapat dicermati bahwa pemerintah melakukan perbaikan dan peningkatan pelabuhan Tanjung Perak dengan ahli bangunan yang berasal dari Nederland. Ini menunjukkan bahwa pemerintah mempunyai kekuasan terhadap negaranya dala hal peningkatan dan pembangunan negara.
2.1.2.  “Dikatakan adanya persaingan antara Angkatan Darat dengan Angkatan Laut Jepang”.(hal 168)
Persaingan yang terjadi antara Angkatan Darat dengan Angkatan Laut jepang merupakan hegemoni politik. Dikatan sebagai hegemoni politik karena yang melakuakan persaingan adalah oknum negara yang berjuang untuk mempertahankan negaranya. Persaingan yang dilakukan Angkatan Darat dan Angkatan Laut Jepang dalam kutipan tersebut bertujuan untuk mencapai hasil yang terbaik bagi negara mereka masing-masing dalam proses pembangunan negara.
2.1.3.  “Penduduk sudah begitu melaratnya selama lebih dua puluh tahun berperang”.(hal 103 )
Hegemoni politik yang terdapat dalam kutipan tersebut adalah damapak negatif dari kekuasaan penguasa terhadap negaranya. Penguasa lebih memntingkan kepentingan berperang daripada memnetingkan kepentingan rakyatnya yang telah dibiarkan kemiskinan selam 20 tahun tanpa ada bantuan yang pasti dari pemerintah.
2.2.   Hegemoni Kekuasaan :
Bukti :
2.2.1. “ ‘ Ikem, kau tidak keluar dari rumah ini tanpa ijin Tuan Besar Kuasa. Kau tidak kembali ke rumah tanpa seijinnya dan tanpa seijinku.’ “(hal 123)
Hegemoni kekuasaan yang ada dalam kutipan tersebut adalah kekuasaan yang dilakukan Tuan Besar Kuasa terhadaop Ikem yang menyuruh untuk tidak keluar tanpa seizing Tuan Besar Kuasa.
2.2.2. “Ayahku, juru tulis Sastrotomo, memerintahkan aku keluar menyuguhkan kopi susu kental dan kue.”(hal 120)
Hegemoni kekuasaan yang ada dalam kutipan tersebut adalah kekuasaan perintah yang dilakukan seorang ayah terhadap anaknya.
2.2.3. “ ‘Ann, Annelis, mungkin kau tak merasa, tapi memang aku didik kau secara kerasa untuk bisa bekerja, biar kelak tidak harus tergantung pada suami’ “.(hal 109)
Kekuasaan seorang ibu terhadap anaknya dalam mengatur kelangsungan hidupnya merupakan salah satu hegemoni kekuasaan yang mempunyai suatu tujuan yang baik.
2.2.4. “Sebagai jurubayar pabrik ia akan menjadi orang besar di Tulangan. Pedagang akan membungkuk menghormati”.(hal 115)
Semakin tinggi jabatan sesorang yang ia peroleh, maka semakin banyak orang yang menghormatinya dan orang itu pun mempunyai kekuasaan yang tinggi untuk memrintah orang yang lebih rendah dari padanya.
2.2.5. “Tuan tidak memberi kesempatan pada ibuku untuk membela diri dan kebenarannya”.(hal 143)
Kekuasaan ini juga dilakukan seorang tuan terhadap seorang ibu yang mempunyai kedudukan yang lebih rendah darinya, sehingga ia mempunyai kuasa untuk mengatur orang tersebut.
2.3.   Hegemoni Kekuasaan Laki-laki Terhadap Perempuan:
Bukti:
2.3.1. “Sekali peristiwa itu terjadi perempuan harus mengabdi dengan seluruh jiwa dan raganya pada lekali tak dikenal itu, seumur hidup, sampai mati atau sampai dia bosan dan mengusir.”(hal 119)
Dikatakan sebagai hegemoni kekuasaan laki-laki terhadap perempuan karena dalam kutipan tersebut karena dapat dipahami bahwa laki-laki mempunyai hak untuk mengatur hidup perempuan, sedangkan perempuan belum tentu mempunyai hak untuk mengatur kehidupan laki-laki.
2.3.2. “Ibuku tak punya hak biacara seperti wanita Pribumi seumumnya. Semua ayah yang menentukan.”(hal 119)
Dikatakan sebagai hegemoni kekuasan laki-laki terhadap perempuan karena sama dengan kutipan sebelumnya bahwa laki-laki yang menentukan semuanya, baik dalam hal tingkah laku, pengambilan keputusan, dan perencanaan sesuatu. Laki-laki mempunyai kekuasan tersebut, namun perempuan belum tentu mempunyai itu.
2.3.3. “Begitulah keadaanku, keadaan semua perawan waktu itu, Ann-hanya bisa menunggu datangnya seorang lelaki yang akan mengambilnya dari rumah, entah ke mana, entah sebagai istri nomor berapa, pertama atau keempat”.(hal 119)
Dalam kutipan tersebut, dapat disimpulkan bahwa wanita hanya bisa berpasrah diri terhadaplaki-laki yang mempunyai kekuasan yang lebih tinggi dari pada wanita.
2.3.4. “ ‘Betul, Ann, pada waktu itu segala dari Papamu aku hormati, aku ingat-ingat, aku jadikan pegangan’ “.(hal110)
Kutipan tersbut mau mengatakan bahwa keputusan seorang laki-laki sangat mempengaruhi prempuan sehingga perempuan hanya bisa menerima apa yang telah laki-laki perintahkan.
2.3.5. “Begitulah, Ann, upacara sederhana bagaimana seorang anak telah dijual oleh ayahnya sendiri, jurutulis Sastrotomo”.(hal 123)
Dalam kutipan tersebut, hegemoni kekuasaan timbul karena kekuasaan seorang ayah dalam mengatur kehidupan anak perempuannya. Apa yang telah dikatakan oleh laki-laki, ia harus mematuhi dan menjalankan perintahnya.
2.3.6.  “Tapi Tuanlah yang justru telah mengambil seorang wanita Pribumi sebagai teman tidur, tidak untuk sehari-dua, sudah berbelas tahun! Siang dan malam”.(hal145)
Laki-laki bisa melakukan semua yang ia mau terhadap wanita merupakan hegemoni kekuasaan laki-laki terhadap perempuan yang terdapat dalam kutipan tersebut.
2.4.   Hegemoni Kolonialisme
Bukti:
2.4.1. “Dan Sebagai pemuja darah Eropa kiranya dia mengandalkan keunggulan ras putih”.(hal 169)
Dikatakan hegemoni kolonialisme karena dalamkutipan tersbut dapat disimpulkan bahwa orang tersebut lebih mengunggulkan kekuatan ras putih yang berarti bangsa asing atau kolonialisme.
2.4.2. “Tulisan itu juga mengatakan: Jepang mencoba meniru Inggris di perairan. Dan pengarangnya memperingatkan agar menghentikan ejekan terhadap bangsa itu sebagai monyet peniru”.(hal 169)
Dikatakan sebagai hegemoni kolonialisme karena terdapat suatu ejekan yang merenfahkan suatu bangsa yang dilakukan bangsa lain. Ejekan tersbut dapat merendahkan bangsa lain dan mengagungkan bangsa sendiri.
2.4.3. “Cuma Suurhof bilang: hati-hati pada Pribumi dekil bernama Minke itu, buaya darat dari kelas kambing”.(hal 159)
Dalam kutipan tersebut, dapat dipahami bahwa bangsa asing menghina orang Pribumi dan merendahkan martabatnya. Perendahan martabat orang yang dilakukan oleh orang lain merupakan hegemoni kolonialisme yang mengagungkan kekuatan bangsa sendiri.
2.4.4. “Tapi kulit berwarna takkan dapat mengalahkan yang putih. Dalam lima abad mendatang ini, dan untuk selamanya”.(hal 170)
Dikatakan sebagai hegemoni kekuasaan karena sama dengan kutipan sebelumnya, karena dikatakan orang yang kulit berwarna tidak dapat mengalahkan orang kulit putih. Terdapat perendahan martabat sesorang yang juga dilakukan oleh orang lain;
2.5.   Hegemoni Perempuan Terhadap Perempuan
Bukti:
2.5.1. “Mama bukan saja melarang aku bergaul, juga tidak menyediakan sisa waktu untuk memungkinkan. Mama adalah kebesaran dan kekuasaan satu-satunya yang aku kenal”.(hal 113)
Kutipan ini merupakan hegemoni perempuan terhadap perempuan karena dalam kutipan tersebut dapat dipahami bahwa seorang ibu mempunyai kekuasaan penuh terhadap anaknya untuk melarang, meperbolehkan, maupun melakukan sesuatu terhadap anaknya.
2.6.   Hegemoni Spiritual
Bukti:
2.6.1. “Jadi ditempuhnya segala jalan: dukun, jampi mantra, bertirakat memutih, berpuasa senin-kamis”.(hal 115)
Dikatakan sebagai hegemoni spiritual karena terdapat kepercayaan yang dilakukan seseorang terhadap hal-hal yang berbau mitos dan tidak dapat di uji kebenarannya.
2.7.   Hegemoni Nasionalisme:
Bukti :
2.7.1. “Banyak Pribumi mengimpi jadi Belanda, dan gadis yang lebih banyak bertampang Eropa ini lebih suka mengaku Pribumi”.(hal 97)
Dalam kutipan tersebut dapat disimpulkan bahwa seorang gadis Eropa mempunyai jiwa nasionalis yaitu mengaku sengan menjadi seorang pribumi tanpa membandingkannya dengan apapun.
2.7.2. “Jean Marais wanita Aceh sudah terbiasa turun ke medan perang melawan Kompeni. Dan rela berguguran di samping pria”.(hal 105)
Dikatan sebagai hegemoni nasionalisme karena Jean Marais yang merupakan wanita Aceh berani untuk terjunke medan perang demi membela negara nya yang berarti dia mencintai dan mempunyai jiwa nasionalis terhadap negaranya.
2.8.   Hegemoni Budaya
Bukti :
2.8.1.  “Tak layak seorang gadis baik-baik mengangkat mata dan muka pada seorang tamu lelaki tak dikenal baik oleh keluarga. Apalagi orang kulit putih pula”.(hal 120)
Dikatakan sebgaia hegemoni budaya karena dalam kutipan tersbut menyatakan bahwa tidak baik untuk melihat lama-lama orang yang belum lama kita kenal. Perumpamaan itu berasal dari kebiasaan orang-orang yang menyebutkan bahwa kebiasaan itu adalah hal yang kurang bagus. Perumpamaan itu selalu diteruskan kepada setiap orang sehingga menjadi suatu kebudayaan yang tecipta karena kebiasaan orang yang selalu menggunakannnya.
BAB III
PENUTUP
1.      KESIMPULAN
1.1.Dari hasil analisis yang didapat peneliti, dapat disimpulkan bahwa dalam karya sastra Bumi Manusia ini  terdapat banyak hegemoni, misalnya hegemoni kekuasaan, kolonialisme, politik, nasionalisme, spiritual, dll.
1.2. Dari karya sastra ini banyak tersirat makna yang ditulis oleh penulis mengenai kehidupan masyarakat Indonesia pada masa penjajahan Belanda yang dituangkan dalam suatu buku berjudul Bumi Manusia ini.
2.      SARAN
2.1.Bagi pembaca yang ingin membuat karya sastra lain, diharapkan karya ilmiah ini dapat menjadi bahan referensi dan menemukan hegemoni lainnya.
2.2.Bagi pembaca, dalam membaca novel Bumi Manusia ini diharapkan dapat membaca novel dengan seksama agar dapat menyerap makna yang ingin disampaikan penulis dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA
“Bumi Manusia” karya Wikipedia dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Bumi_Manusia. Diakses 12 Februari 2012, pukul 04.39 WIB.
“Jenis-Jenis Karya Sastra” karya gudangmateri dalam http://www.gudangmateri.com/2011/04/jenis-jenis-karya-sastra.html. Diakses 12 Februari 2012, pukul 04.42 WIB.
“Konsep Hegemoni” karya Anna Sulcani dalam http://sosiologibudaya.wordpress.com/2011/04/13/hegemoni/. Diakses 12 Februari 2012, pukul 04.50 WIB.
“Pengertian Sastra Secara Umum dan Menurut Para Ahli” karya Hasan Shadillie dalam http://asemmanis.wordpress.com/2009/10/03/pengertian-sastra-secara-umum-dan-menurut-para-ahli/#comment-26. Diakses 12 Februari 2012, pukul 04.41 WIB.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CERITA PENDEK ON-LINE KARYA SISWA-SISWI KELAS XII IPA 3 TAHUN 2014/2015

CERITA PENDEK ON-LINE KARYA SISWA-SISWI KELAS XII IPA 2 TAHUN 2014/2015

FORMAT KARYA TULIS ILMIAH AKADEMIS