KALIMAT EFEKTIF
Dalam penggunaan bahasa keseharian sering kita temukan kejanggalan-kejanggalan berbahasa yang dikemukakan oleh seseorang, baik itu personel pribadi, pejabat struktural birokrasi maupun instansi, guru dalam proses pembelajaran, entertainer dalam media audio visual, siaran televisi, media surat kabar, majalah, tabloid, dan lain-lain, terutama bila ditinjau dari segi kebahasaan dan hukum logika. Akibatnya adalah munculnya ragam bahasa yang tidak benar dan tidak efektif. Semua itu berujung pada efek sosial komunitas penggunanya, baik awam maupun kalangan terpelajar, dalam hal ini siswa maupun mahasiswa.
Kejanggalan bahasa dalam konteks pembelajaran bisa ditemukan dalam buku pelajaran, tutur kata guru di kelas, karya tulis siswa atau mahasiswa, soal-soal ulangan atau soal ujian, bahkan data administratif suatu sekolah atau perguruan tinggi. Harus kita akui, meski bahasa Indonesia secara nasional sudah diakui melalui Sumpah Pemuda, Oktober 1928, dan secara resmi sejak Agustus 1945, realitanya komunitas penggunanya belum mampu menggunakan secara baik dan benar.
Bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa utama dalam layanan proses pendidikan,nyatanya dalam praktik di lingkungan sekolah masih kita temukan kenyataan yang jauh dari harapan. Lantas, bagaimana perkebangan bahasa Indonesia ke depan? Bahasa Indonesia harus kita junjung secara nasional dan dipraktikkan secara menasional dalam pembelajaran, meski kian kita dengar bahwa sekolah internasional semakin gencar bermunculan di mana-mana sehingga bahasa Indonesia menjadi bahasa kedua setelah bahasa Inggris. Konteks demikian menandakan bahwa bangsa kita kehilangan jati diri, tidak bangga dengan indentitasnya dan rela dengan senang hati dan bangga mengikuti arus, entah benar entah salah.
Sejarah bangsa lain yang berkembang cepat membuktikan ketidakperluannya kehilangan jati diri bangsa itu sendiri. Bangsa Jepang, Korea Selatan, dan China, misalnya, mereka bangga dengan jati diri dan bahasanya. Para perdana menterinya bangga memberikan sambutan kepada tamu kehormatan dari luar negeri dalam bahasa mereka, dan secara inheren mereka mengerti dengan fasih bahasa internasional, bahasa Inggris. Apakah kita akan kehilangan jati diri bangsa?
Tidak mutlak bahwa perkembangan ilmu suatu bangsa amat dipengaruhi oleh seberapa jauh bangsa itu mampu berbahasa internasional. Apalagi sekarang melalui media internet, suatu konteks ilmu pengethauan dapat dnegan mudah diterjemahkan dalam bahasa lain. Naskah bahasa Inggris misalnya bisa di-translate ke berbagai bahasa, kurang lebih 20 bahasa, termausk bahasa Indonesia. Jadi, apa yang kita cari? Tentu saja yang kita dambakan adalah fungsi komunkatif bahasa Inggris dalam kancah pergaulan internasional, di era globalisasi ini. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa internasional sebagai skala prioritas utama pengembanagn ilmu pengetahuan di Indonesia agaknya menjadi suatu keniscayaan.
Lantas, korelasinya dengan efektivitas penggunaan bahasa Indonesia? Bangsa kita amat heterogen bila dilihat dari kekayaan bahasa ibu rakyatnya. Tak kurang dari 300-an bahasa yang ada di Indonesia, dan semua bermuara pada proses pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah. Karakter bahasa daerah yang demikian majemuk sering bermunculan dalam komunikasi praktis pembelajaran di sekolah. Ujung-ujungnya adalah meunculnya ketidakefektifan bahasa Indonesia dalam berbagai ragam dan bentuk. Inilah salah satu masalah yang harus disikapi secara bijak dalam membudayakan bahasa Indonesia secara efektif. Agaknya masih diperlukan waktu relatif lama untuk perjuangan ke arah yang benar.
Kefektifan bahasa secara pratis amat terlihat dala penggunaan kalimat. Suatu kalimat dikatakan efektif bila kalimat tersebut hemat kata-kata, logis, serta baik dan benar. Kalimat efektif merupakan cara penyampaian gagasan secaara tertulis-lisan, nalar-logis, tepat sesuai dengan tujuan dan isi pembicaraan, hemat pemakaian kata-kata, memenuhi standar kebahasaan sehingga mudah dimengerti oleh penerima gagasan. Secara struktural kalimat efektif merupakan pola kalimat yang hemat kata, tepat guna, dan benar nalar. Oleh sebab itu, pilihan kata senantiasa tepat sesuai dengan tujuan dan isi yang dimaksud.
Keefektifan kalimat dilihat dari segi
1. Kesepadanan
1.1 memiliki S-P yang jelas
Maksudnya struktur kalimat minimal S dan P. Pelengkap dan objek sangat ditentukan oleh karakter predikat yang digunakan.
1.2 di depan S tidak boleh ada kata depan
Keberadan preposisi di depan nomina (yang kemudian menduduki jabatan subjek kalimat) dapat mengubahnya menjadi frasa preposisional. Akibatnya akan mengubah struktur frasa tersebut menjadi K (keterangan), bukan S (subjek)
Dipoyono mengatakan bahwa kenaikan harga pasar amat ditentukan juga oleh fluktuasi
S P (konj.) O
barang.
Menurut Diyono => frasa preposisional => K
1.3 di depan P tidak boleh ada kata penghubung yang
Keberadaan yang akan mengubah status P menjadi S.
Anak-anak membeli mainan itu
S P O
Bila diberi yang di depan P (membeli) berubah menjadi: Anak-anak yang membeli mainan itu. P S
1.4 tidak menggunakan S ganda yang sama dalam kalimat majemuk
Contoh salah:
Bila Pastor Theodorus Borst sekali lagi ditolak, ia akan berhenti mengajukan
(konj.) S P S P
permohonan pindah.
O
1.5 tidak menggunakan kata yang searti terpadu sama fungsi
Misalnya: bertujuan untuk, bermaksud agar, agar supaya
1.6 konjungsi subordinatif tidak boleh digunakan dalam kalimat tunggal, apalagi di awal kalimat. Secara struktural hal tersebut tidak mungkin dimunculkan sebab konjungsi subordinatif hanya dipakai dalam kalimat majemuk bertingkat.
Contoh salah
Masa-masa setelah kemerdekaan, dana misi serba terbatas, apalagi bangunan sekolah Xaverius dan milik misi yang pernah dibangun sudah rusak karena perang. Sehingga tentu dibutuhkan dana besar untuk memperbaiki.
Contoh benar
Masa-masa setelah kemerdekaan, dana misi serba terbatas, apalagi bangunan sekolah Xaverius dan milik misi yang pernah dibangun sudah rusak karena perang sehingga tentu dibutuhkan dana besar untuk memperbaiki.
2. Keparalelan
Hal ini biasanya muncul dalam tipe kalimat mejamuk, baik kalimat majemuk koordinatif maupun kalimat majemuk subordinatif. Dalam jabatan struktur yang sama, misalnya P, O, atau pelengkap digunakan klasifikasi jenis kata yang sama sehingga tidak terjadi kerancuan bentuk.
Contoh salah:
Tanggung jawab kami kakak beradik pada hari Minggu nanti adalah mengecat dinding luar, pemasangan lampu gerbang, memberesi pagar belakang, dan pembersihan kamar mandi.
Contoh benar:
Tanggung jawab kami kakak beradik pada hari Minggu nanti adalah mengecat dinding luar, memasang lampu gerbang, membereskan pagar belakang, dan membersihkan kamar mandi.
3. Kehematan dalam pemakaian kata atau frasa
3.1 menghindarkan pemakaian bentuk jamak berlebihan sehingga rancu maknanya
Contoh salah:
Beberapa orang-orang di sekitarku lari ketakutan melihat aksi masa yang demikian mengacaukan dinamika kehidupan masyarakat sekitarnya.
Contoh benar:
Beberapa orang di sekitarku lari ketakutan melihat aksi masa yang demikian mengacaukan dinamika kehidupan masyarakat sekitarnya.
3.2 menghindarkan pemakaian dari dan daripada atau preposisi yang tidak tepat
Contoh salah:
Tugas daripada Menteri Pendidikan Nasional adalah mencerdsakan kehidupan bangsa dengan langkah-langkah operasional yang setapak demi setapak dapat meningkatkan tingkat kualitas sumber daya manusia.
Contoh benar:
Tugas Menteri Pendidikan Nasional adalah mencerdsakan kehidupan bangsa dengan langkah-langkah operasional yang setapak demi setapak dapat meningkatkan tingkat kualitas sumber daya manusia.
3.3 penghilangan penggunaan kata-kata yang berlebihan
Contoh salah:
Disiplin diri adalah merupakan gambaran personal tentang manajemen pribadinya.
Contoh benar:
Disiplin diri merupakan gambaran personal tentang manajemen pribadinya.
4. Keterpaduan gagasan tegas dan lugas
4.1 Hindarkan kalimat bertele-tele!
Contoh salah:
Prestasi beliau amatlah sangat membanggakan sekali bagi kami generasi muda berikutnya.
Contoh benar:
Prestasi beliau amatlah membanggakan bagi kami generasi muda berikutnya.
4.2 Hindarkan pasangan konjungsi yang tidak tepat!
Contoh salah:
Walaupun hujan deras, tetapi api kebakaran itu terus menyala.
Contoh benar:
Walaupun hujan deras, api kebakaran itu terus menyala.
4.3 Hindarkan penggunaan konjungsi yang tidak tepat!
Contoh salah:
Orang itu bukan yang terlibat dalam penyalahgunaan narkoba, tetapi terlibat dalam pencurian kendaraan bermotor.
Contoh benar:
Orang itu bukan yang terlibat dalam penyalahgunaan narkoba, melainkan terlibat dalam pencurian kendaraan bermotor.
4.4 Gunakan pola aspek yang tepat!
Contoh salah:
Perkembangan kompetensi siswa itu sangat cepat sekali, hingga mampu mengikuti program akselerasi kelas.
Contoh benar:
Perkembangan kompetensi siswa itu sangat cepat hingga mampu mengikuti program akselerasi kelas
5. Kecermatan dalam pemilihan dan penggunaan kata
Contoh salah:
Pencuri kendaran bermotor itu berhasil ditangkap polisi setelah melalui pergulatan seru di tengah gang kampung.
Contoh benar:
Polisi polisi berhasil menangkap pencuri kendaran bermotor itu setelah melalui pergulatan seru di tengah gang kampung.
6. Koherensi yang baik dan kompak
Contoh salah:
Masalah yang penulis ingin jelaskan adalah persoalan rakyat punya hak atas tanah.
Contoh benar:
Masalah yang ingin penulis jelaskan adalah hak rakya atas tanah.
7. Cermat dalam tata tulis
Contoh salah:
Pemerintah dan pihak P.T Kaltim Prima Coal masih menunggu penetapan pengadilan negeri Jakarta Selatan mengenai pencabutan sita jaminan sekaligus pencabutan gugatan pemerintah Propinsi Kalimantan Timur atas KPC.
Contoh benar:
Pemerintah dan pihak PT Kaltim Prima Coal masih menunggu penetapan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan mengenai pencabutan sita jaminan sekaligus pencabutan gugatan pemerintah Provinsi Kalimantan Timur atas KPC.
8. Kepenalaran atau logika yang sahih dan benar
Contoh salah:
Segera setelah dijatuhi hukuman 7 tahun kurungan penjara, petugas sipir segera membawa terdakwa ke dalam sel.
Contoh benar:
Segera setelah dijatuhi hukuman 7 tahun kurungan penjara, terdakwa segera di bawa ke dalam sel oleh petugas sipir.
Rangkaian kata:
Kata=>frasa=>klausa=>kalimat=>antarkalimat=>paragraf=>wacana
Kejanggalan bahasa dalam konteks pembelajaran bisa ditemukan dalam buku pelajaran, tutur kata guru di kelas, karya tulis siswa atau mahasiswa, soal-soal ulangan atau soal ujian, bahkan data administratif suatu sekolah atau perguruan tinggi. Harus kita akui, meski bahasa Indonesia secara nasional sudah diakui melalui Sumpah Pemuda, Oktober 1928, dan secara resmi sejak Agustus 1945, realitanya komunitas penggunanya belum mampu menggunakan secara baik dan benar.
Bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa utama dalam layanan proses pendidikan,nyatanya dalam praktik di lingkungan sekolah masih kita temukan kenyataan yang jauh dari harapan. Lantas, bagaimana perkebangan bahasa Indonesia ke depan? Bahasa Indonesia harus kita junjung secara nasional dan dipraktikkan secara menasional dalam pembelajaran, meski kian kita dengar bahwa sekolah internasional semakin gencar bermunculan di mana-mana sehingga bahasa Indonesia menjadi bahasa kedua setelah bahasa Inggris. Konteks demikian menandakan bahwa bangsa kita kehilangan jati diri, tidak bangga dengan indentitasnya dan rela dengan senang hati dan bangga mengikuti arus, entah benar entah salah.
Sejarah bangsa lain yang berkembang cepat membuktikan ketidakperluannya kehilangan jati diri bangsa itu sendiri. Bangsa Jepang, Korea Selatan, dan China, misalnya, mereka bangga dengan jati diri dan bahasanya. Para perdana menterinya bangga memberikan sambutan kepada tamu kehormatan dari luar negeri dalam bahasa mereka, dan secara inheren mereka mengerti dengan fasih bahasa internasional, bahasa Inggris. Apakah kita akan kehilangan jati diri bangsa?
Tidak mutlak bahwa perkembangan ilmu suatu bangsa amat dipengaruhi oleh seberapa jauh bangsa itu mampu berbahasa internasional. Apalagi sekarang melalui media internet, suatu konteks ilmu pengethauan dapat dnegan mudah diterjemahkan dalam bahasa lain. Naskah bahasa Inggris misalnya bisa di-translate ke berbagai bahasa, kurang lebih 20 bahasa, termausk bahasa Indonesia. Jadi, apa yang kita cari? Tentu saja yang kita dambakan adalah fungsi komunkatif bahasa Inggris dalam kancah pergaulan internasional, di era globalisasi ini. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa internasional sebagai skala prioritas utama pengembanagn ilmu pengetahuan di Indonesia agaknya menjadi suatu keniscayaan.
Lantas, korelasinya dengan efektivitas penggunaan bahasa Indonesia? Bangsa kita amat heterogen bila dilihat dari kekayaan bahasa ibu rakyatnya. Tak kurang dari 300-an bahasa yang ada di Indonesia, dan semua bermuara pada proses pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah. Karakter bahasa daerah yang demikian majemuk sering bermunculan dalam komunikasi praktis pembelajaran di sekolah. Ujung-ujungnya adalah meunculnya ketidakefektifan bahasa Indonesia dalam berbagai ragam dan bentuk. Inilah salah satu masalah yang harus disikapi secara bijak dalam membudayakan bahasa Indonesia secara efektif. Agaknya masih diperlukan waktu relatif lama untuk perjuangan ke arah yang benar.
Kefektifan bahasa secara pratis amat terlihat dala penggunaan kalimat. Suatu kalimat dikatakan efektif bila kalimat tersebut hemat kata-kata, logis, serta baik dan benar. Kalimat efektif merupakan cara penyampaian gagasan secaara tertulis-lisan, nalar-logis, tepat sesuai dengan tujuan dan isi pembicaraan, hemat pemakaian kata-kata, memenuhi standar kebahasaan sehingga mudah dimengerti oleh penerima gagasan. Secara struktural kalimat efektif merupakan pola kalimat yang hemat kata, tepat guna, dan benar nalar. Oleh sebab itu, pilihan kata senantiasa tepat sesuai dengan tujuan dan isi yang dimaksud.
Keefektifan kalimat dilihat dari segi
1. Kesepadanan
1.1 memiliki S-P yang jelas
Maksudnya struktur kalimat minimal S dan P. Pelengkap dan objek sangat ditentukan oleh karakter predikat yang digunakan.
1.2 di depan S tidak boleh ada kata depan
Keberadan preposisi di depan nomina (yang kemudian menduduki jabatan subjek kalimat) dapat mengubahnya menjadi frasa preposisional. Akibatnya akan mengubah struktur frasa tersebut menjadi K (keterangan), bukan S (subjek)
Dipoyono mengatakan bahwa kenaikan harga pasar amat ditentukan juga oleh fluktuasi
S P (konj.) O
barang.
Menurut Diyono => frasa preposisional => K
1.3 di depan P tidak boleh ada kata penghubung yang
Keberadaan yang akan mengubah status P menjadi S.
Anak-anak membeli mainan itu
S P O
Bila diberi yang di depan P (membeli) berubah menjadi: Anak-anak yang membeli mainan itu. P S
1.4 tidak menggunakan S ganda yang sama dalam kalimat majemuk
Contoh salah:
Bila Pastor Theodorus Borst sekali lagi ditolak, ia akan berhenti mengajukan
(konj.) S P S P
permohonan pindah.
O
1.5 tidak menggunakan kata yang searti terpadu sama fungsi
Misalnya: bertujuan untuk, bermaksud agar, agar supaya
1.6 konjungsi subordinatif tidak boleh digunakan dalam kalimat tunggal, apalagi di awal kalimat. Secara struktural hal tersebut tidak mungkin dimunculkan sebab konjungsi subordinatif hanya dipakai dalam kalimat majemuk bertingkat.
Contoh salah
Masa-masa setelah kemerdekaan, dana misi serba terbatas, apalagi bangunan sekolah Xaverius dan milik misi yang pernah dibangun sudah rusak karena perang. Sehingga tentu dibutuhkan dana besar untuk memperbaiki.
Contoh benar
Masa-masa setelah kemerdekaan, dana misi serba terbatas, apalagi bangunan sekolah Xaverius dan milik misi yang pernah dibangun sudah rusak karena perang sehingga tentu dibutuhkan dana besar untuk memperbaiki.
2. Keparalelan
Hal ini biasanya muncul dalam tipe kalimat mejamuk, baik kalimat majemuk koordinatif maupun kalimat majemuk subordinatif. Dalam jabatan struktur yang sama, misalnya P, O, atau pelengkap digunakan klasifikasi jenis kata yang sama sehingga tidak terjadi kerancuan bentuk.
Contoh salah:
Tanggung jawab kami kakak beradik pada hari Minggu nanti adalah mengecat dinding luar, pemasangan lampu gerbang, memberesi pagar belakang, dan pembersihan kamar mandi.
Contoh benar:
Tanggung jawab kami kakak beradik pada hari Minggu nanti adalah mengecat dinding luar, memasang lampu gerbang, membereskan pagar belakang, dan membersihkan kamar mandi.
3. Kehematan dalam pemakaian kata atau frasa
3.1 menghindarkan pemakaian bentuk jamak berlebihan sehingga rancu maknanya
Contoh salah:
Beberapa orang-orang di sekitarku lari ketakutan melihat aksi masa yang demikian mengacaukan dinamika kehidupan masyarakat sekitarnya.
Contoh benar:
Beberapa orang di sekitarku lari ketakutan melihat aksi masa yang demikian mengacaukan dinamika kehidupan masyarakat sekitarnya.
3.2 menghindarkan pemakaian dari dan daripada atau preposisi yang tidak tepat
Contoh salah:
Tugas daripada Menteri Pendidikan Nasional adalah mencerdsakan kehidupan bangsa dengan langkah-langkah operasional yang setapak demi setapak dapat meningkatkan tingkat kualitas sumber daya manusia.
Contoh benar:
Tugas Menteri Pendidikan Nasional adalah mencerdsakan kehidupan bangsa dengan langkah-langkah operasional yang setapak demi setapak dapat meningkatkan tingkat kualitas sumber daya manusia.
3.3 penghilangan penggunaan kata-kata yang berlebihan
Contoh salah:
Disiplin diri adalah merupakan gambaran personal tentang manajemen pribadinya.
Contoh benar:
Disiplin diri merupakan gambaran personal tentang manajemen pribadinya.
4. Keterpaduan gagasan tegas dan lugas
4.1 Hindarkan kalimat bertele-tele!
Contoh salah:
Prestasi beliau amatlah sangat membanggakan sekali bagi kami generasi muda berikutnya.
Contoh benar:
Prestasi beliau amatlah membanggakan bagi kami generasi muda berikutnya.
4.2 Hindarkan pasangan konjungsi yang tidak tepat!
Contoh salah:
Walaupun hujan deras, tetapi api kebakaran itu terus menyala.
Contoh benar:
Walaupun hujan deras, api kebakaran itu terus menyala.
4.3 Hindarkan penggunaan konjungsi yang tidak tepat!
Contoh salah:
Orang itu bukan yang terlibat dalam penyalahgunaan narkoba, tetapi terlibat dalam pencurian kendaraan bermotor.
Contoh benar:
Orang itu bukan yang terlibat dalam penyalahgunaan narkoba, melainkan terlibat dalam pencurian kendaraan bermotor.
4.4 Gunakan pola aspek yang tepat!
Contoh salah:
Perkembangan kompetensi siswa itu sangat cepat sekali, hingga mampu mengikuti program akselerasi kelas.
Contoh benar:
Perkembangan kompetensi siswa itu sangat cepat hingga mampu mengikuti program akselerasi kelas
5. Kecermatan dalam pemilihan dan penggunaan kata
Contoh salah:
Pencuri kendaran bermotor itu berhasil ditangkap polisi setelah melalui pergulatan seru di tengah gang kampung.
Contoh benar:
Polisi polisi berhasil menangkap pencuri kendaran bermotor itu setelah melalui pergulatan seru di tengah gang kampung.
6. Koherensi yang baik dan kompak
Contoh salah:
Masalah yang penulis ingin jelaskan adalah persoalan rakyat punya hak atas tanah.
Contoh benar:
Masalah yang ingin penulis jelaskan adalah hak rakya atas tanah.
7. Cermat dalam tata tulis
Contoh salah:
Pemerintah dan pihak P.T Kaltim Prima Coal masih menunggu penetapan pengadilan negeri Jakarta Selatan mengenai pencabutan sita jaminan sekaligus pencabutan gugatan pemerintah Propinsi Kalimantan Timur atas KPC.
Contoh benar:
Pemerintah dan pihak PT Kaltim Prima Coal masih menunggu penetapan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan mengenai pencabutan sita jaminan sekaligus pencabutan gugatan pemerintah Provinsi Kalimantan Timur atas KPC.
8. Kepenalaran atau logika yang sahih dan benar
Contoh salah:
Segera setelah dijatuhi hukuman 7 tahun kurungan penjara, petugas sipir segera membawa terdakwa ke dalam sel.
Contoh benar:
Segera setelah dijatuhi hukuman 7 tahun kurungan penjara, terdakwa segera di bawa ke dalam sel oleh petugas sipir.
Rangkaian kata:
Kata=>frasa=>klausa=>kalimat=>antarkalimat=>paragraf=>wacana
Nama:Reynaldo Farera
BalasHapusKelas:XII IPA 7
No:33
3.Semua anggota yang belum membayar iuran anggota harap menemui ke Ibu Bendahara.
8.Semua pengeluaran biaya kegiatan pengembangan pendidikan di wilayah ini ditanggung oleh pemerintah kabupaten.
13. Kita sudah tahu, fase remaja merupakan masa manusia sedang mengalami perkembangan begitu pesat, baik fisik, psikologis, dan sosial.
18.Kenaikan anggaran pendidikan ini akan memberikan dampak positif dalam pengembang sumber daya manusia.
23. Nepostisme adalah suatu penyelewengan jabatan terhadap kekerabatan dalam formasi kepegawaian dan peluang usaha.
28. Dari masyarakat postmodern mengenal adanya masa transisi yang menyulitkan kebersikapan.
33.Luapan lumpur membobolkan tanggul yang panjangnya kurang lebih 300 meter sehingga menghambat perjalanan kereta api jurusan Surabaya.
38. Semua data tersebut memperlihatkan kepada kami tentang langkah preventif tindakan kriminal.
43. Setiap yang dinyatakan oleh Ketua Kelas menimbulkan kontroversi perbedaan pendapat dari berbagai pihak.
48. Pihak kepolisian terus melakukan patroli akibat tindak kejahatan semena-mena yang terjadi di mana-mana.
53. Sekian sambutan dari saya dan atas bantuan Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu semuanya saya ucapkan banyak terima kasih.
58. Kita ini kurang mempunyai sistem manajerial yang baik, tetapi memiliki semangat yang besar.
63. Pemerintah kota sudah memperkirakan sejak awal mengenai munculnya pedagang kaki lima yang tidak beraturan.
68. Hakikat persoalan keadilan di negara kita yang belum terwujudkan tidak terbatas pada masalah kemiskinan kaum kecil.
73. Anggota DPR yang belum menyerahkan data kekayaan pribadi dimohon mengumpulkan kepada Sekretariat Dewan.
Nama : Melisa Tanzili
BalasHapusKelas / No. Absen : XII IPA 4 / 27
34.Bantuan pendidikan diharapkan dapat meringankan beban masayarakat.
35.Luapan air sungai membobolkan tanggul kurang lebih 300 meter.
36.Koresponden di Filipina mengabarkan para sandera AMerika belum dibebaskan.
37.Kesebelasan Perancis kedodoran menghadapi tim lawan.
38.Gawang Swedia tidak kebobolan meskipun Argentina menyerang.
39.Seluruh dana kegiatan sosial berasal dari simpati anggota masyarakat.
40.Data memperlihatkan perlunya langkah preventif tindakan kriminal.
41.Penulis ingin membahas fenomena pengaruh globalisasi terhadap perilaku budaya remaja
42.Kami sedang membicarakan siapa yang akan menjadi mentri di kabinet.
43.Mereka tidak mengetahui di mana asal semua barang tersebut.
44.Mereka baru memahami problema setelah ditegaskan ulang oleh pihak yang berkompeten.
68. Mereka tidak tahu kuburan korban kerusuhan.
69.Ia akan datang jika tidak ada halangan.
70.Terdakwa terbukti melanggar hukum dari penyelidikan.
71.SCTV menyebutkan korban gempa Bengkulu lebih dari seratus orang.
Nama : Margareta Paulina Fariadi
BalasHapusKelas / No. Absen : XII IPA 7 / 24
4. Wilayah di mana tanaman dapat tumbuh subur, jamur dapat berkembang biak dengan cepat.
7.Penulis memaparkan tentang kaitan logis pemanasan global dengan zat ozone yang menipis.
14. Pada masa ini ketertarikan dengan lawan jenis muncul.
17. Generasi muda Indonesia belum mampu memanfaatkan kemajuan teknologi informasi.
24. Menurut Deputi Kepala Badan Pusat Statistik laju deflasi bulan Oktober tercatat sebesar 0.27%.
27. Anak jenderal terlibat dalam kasus narkoba kini masih dirawat di rumah sakit.
34. Laporan Karanganyar mengabarkan korban tanah longsor belum seluruhnya berhasil dievakuasi.
37. Berpacaran berarti mencari teman dekat yang terdapat hubungan belajar, mengkomunikasikan kepada pasangan,mendekatkan emosi, mendekatan pribadi.
44. Kursi rotan di Sumatera Selatan berhasil menembus pasaran tingkat dunia, walaupun harus dibenahi.
47.Bila ada kecocokan pacaran dimulai membuat janji, dating, dan komitmen tertentu.
54. Sebelum ujian tentukanlah jadwal belajar dahulu.
57. Reuni diadakan supaya ada kontak langsung antara alumnus.
64. Aparat keamanan meringkus Roy Marten setelah dipastikan terlibat narkoba.
67. Konflik antar golongan antaretnis merupakan kebusukan luka lama hati masyarakat selama Orde Baru berkuasa.
74.Pegawai telah diperingati lebih dari tiga kali agar tidak terlambat masuk jam kerjanya.