Postingan

ASPEK TEKNIS KARYA TULIS ILMIAH AKADEMIS

Sebagai sebuah karya tulis, tulisan ilmiah dapat dibedakan menjadi dua jenis, yakni 1) tulisan ilmiah populer; dan 2) tulisan ilmiah akademis. Kesamaan kedua bentuk tersebut terletak pada sifat kajiannnya dengan menggunakan penalaran ilmiah yang bercirikan objetif dan rasional. Perbedaan keduanya terletak pada format, media, dan tulisannya. Tulisan ilmiah populer dikemas secara populer sesuai dengan karakter media dan selera pembaca yang boleh dikatakan tanpa menggunakan konvensi akademis. Sisi konvensi ilmiah tidak demikian penting sebab misinya adalah memasyarakatkan keilmiahan suatu ilmu melaui media yang digunakan. Sedangkan tulisan ilmiah akademis mempunyai visi dan misi kebenaran ilmiah serta memajukan ilmu pengetahuan demi kehidupan semakin keberadaban dan kemartabatan kehidupan manusia. Oleh karena itu, karya tulis ilmiah akademis mempunyai kriteria-kriteria normatif sebagai bentuk kesepakatan yang digunakan sebagai acuan. Berdasarkan hal t

KALIMAT EFEKTIF

Gambar
Dalam penggunaan bahasa keseharian sering kita temukan kejanggalan-kejanggalan berbahasa yang dikemukakan oleh seseorang, baik itu personel pribadi, pejabat struktural birokrasi maupun instansi, guru dalam proses pembelajaran, entertainer dalam media audio visual, siaran televisi, media surat kabar, majalah, tabloid, dan lain-lain, terutama bila ditinjau dari segi kebahasaan dan hukum logika. Akibatnya adalah munculnya ragam bahasa yang tidak benar dan tidak efektif. Semua itu berujung pada efek sosial komunitas penggunanya, baik awam maupun kalangan terpelajar, dalam hal ini siswa maupun mahasiswa. Kejanggalan bahasa dalam konteks pembelajaran bisa ditemukan dalam buku pelajaran, tutur kata guru di kelas, karya tulis siswa atau mahasiswa, soal-soal ulangan atau soal ujian, bahkan data administratif suatu sekolah atau perguruan tinggi. Harus kita akui, meski bahasa Indonesia secara nasional sudah diakui melalui Sumpah Pemuda, Oktober 1928, dan secara resmi sejak Agustus 1945,