PENULISAN PARAGRAF

1. Pengantar

Salah satu keluhan yang sering masyarakat kemukakan terhadap kualitas lulusan SMTA hampir setiap tahun ialah kemampuan berbahasa Indonesia yang belum memuaskan. Keluhan tersebut dilontarkan baik melalui surat kabar, majalah, forum diskusi, seminar maupun di jenjang pendidikan perguruan tinggi. Keluhan tersebut datang dari berbagai pihak seperti para ahli bahasa, dosen, guru, ahli pendidikan, bahkan para praktisi lain.

Kekurangmampuan berbahasa tersebut, khususnya dalam keterampilan menulis, disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
1. Sikap sebagian besar anggota masyarakat terhadap bahasa Indonesia belum menggembirakan. Mereka tidak merasa malu bila memakai bahasa masih dalam kriteria salah, baik di kalangan birokrasi, kaum eksekutif, para tokoh masyarakat, bahkan kalangan pendidik.
2. Kesibukan guru bahasa Indonersia di luar jam mengajarnya menyebablan mereka kurang mempunyai waktu lagi untuk memikirkan cara pelaksanaan kegiatan mengarang yang menarik dan efektif.
3. Sebagai kosekuensi logis poin 2 di atas maka metodologi dan teknik pengajaran mengarang kurang bervariasi serta sangat mungkin hasil karangan siswa yang ada pun tak sempat dikoreksi.
4. Bagi siswa sendiri pelajaran mengarang dirasakan sebagai beban berat akibat kurang referensi dan kekurangbiasaanya membaca sebagai suatu kebutuhan batiniah yang harus selalu dipenuhi.
5. Pelatihan menulis atau mengarang sangat kurang dibiasakan oleh para siswa, di samping pembiasaan dari sistem pengakaran yang diikutinya tak memunjang.

Keterampilan menulis adalah suatu keterampilan berbahasa yang bersifat mekanistik. Keterampilan itu tak mungkin dikuasai hanya melalui teori belaka. Kemampuan ini baru diperoleh lewat pelatihan yang rahjin dan keinginan mengembangkan diri terus- menerus.

2. Ruang lingkup

Karya tulis panjang ataupun pendek mempunyai keterkaitan beberapa hal. Pertama, topik yang menjadi isi karangan. Kedua, struktur atau pengorganisasian gagasan karangan. Ketifa, pengisian struktur karangan seperti bab, anak bab/subbab, dan paragraf. Keempat, masalah penggunaan bahasa, seperti tata tulis, diksi atau pilihan kata atau isitilah, kelompok kata atau frasa, klausa, serta seluk beluk pembentukan dan penyusunan kalimat.
Dalam topoik paragraf yang perlu dibahas adalah pengembangan paragraf dengan segala aspek-aspeknya. Misalnya, pengerian paragraf, fungsi paragraf, struktur paragraf, jenis-jenis paragraf, kriteria paragraf yang baik, serta beberapa cara pengembangan paeragraf.

3. Bagian-bagian utama karangan
Karangan panjang ataupun pendek secara struktural mempunyai tiga bagian utama dengan fungsi yang berbeda, yaitu (1) bagian pendahuluan (introduction), (2) bagian isi (body), dan (3) bagian penutup (conclusion).

Fungsi bagian pendahuluan adalah untuk 1) menarik minat pembaca tentang topik, 2) mengemuakan latar belakang suatu masalah, 3) mengarahkan perhatian pembaca, 4) menjelaskan secara singkat ide pokok atau tema karangan, 5) menjelaskan bila dan pada bagian mana suatu hal akan dibahas.
Fungsi bagian isi adalah sebagai jembatan yang menghubungkan antara bagian pendahuluan dan bagian penutup. Bagian isi merupakan penjelasan terperinci terhadap apa yang diutarakan pada bagian pendahuluan. Bagian ini secara proporsional merupakan bagian yang persentase relatif paling besar sebab di dalam bagian ini penulis mengemukakan gagasannya, mengajukan argumentasinya, pembuktiannya, fakta dan datanya, pola pikirnya, dan lain-lain.
Bagian penutup mempunyai fungsi 1) memberikan kseimpulan, 2) mengemukakan penekanan bagian tertentu, 3) menampilkan klimaks. 4) melengkapi penjelasan, dan 5) merangsang pembaca untuk mengerjakan, berbuat atau bertindak sesuatu tentang apa yang sudah dijelaskan atau diceritakan.

Ketiga bagian tersebut terjalin erat satu dengan yang lain sehingga membentuk satu kesatuan yang utuh dan terpadu. Bila bagian pendahuluan menggambarkan ide pokok secara umum, bagian isi berfungsi menjelaskan secara terpericsi dan bagian penutup menarik kesimpulannya. Jika bagian pendahuluan mempertanyakan sesuatu berarti bagian isi berupa jawabab atas pertanyaan tersebut secara terperinci dan bagian penutup mengumpulkan jawaban atas pertanyaan.

4. Posisi paragraf dalam karangan
Secara struktural suatu karangan (buku) terdiri atas beberapa bab. Bab terdiri atas beberapa anak bab. Anak bab terdiri atas beberapa paragraf. Bila karangan tersebut berupa artikel, strukturnya terdiri atas topik, sub-subtopik, dan ide pokok atau kalimat inti yang dijabarkan dalam bentuk paragraf. Berdasarkan hal-hal tersebut dapat disimpulkan bahwa paragraf adalah satuan terkecil dari suatu karangan. Kalimat bukanlah satuan terkecil dari karangan sebab satu kalimat tidak dalam atau kurang sempurna mendeskripsikan bagian-bagian ide pokok yang terdapat dalam keseluruhan karangan itu. Bagian-bagian ide pokok tersebut akan lebih jerih dan terperinci bila dideskripsikan dengan seperangkat kalimat atau paragraf.

5. Konseptual paragraf

Paragraf (KBBI, 1991: 728) adalah bagian dari bab dalam suatui karangan yang biasanya mengandung satu ide pokok dan dimulai penulisannya dengan garis baru; alinea. Sedangkan alinea (KBBI, 1991: 26) adalah bagian wacana yang mengungkapkan satu pikiran lengkap yang dalam ragam tulis ditandai oleh baris pertama yang menjorok ke dalam atau jarak spasi lebih (ganda). Weaver (1961: 194) mengatakan bahwa “… paragraph means something written beside”. Wojowasito (1977: 285) mengartikan paragraf sebagai “membagi dalam pasal-pasal”. Barnet (12974: 61) mengatakan “ A paragraph is agroup of closely related sentences arranged in a way that permits a central idea to be defined, developed, and clarified”.
Memang, paragraf berisi sesuatu dan penulisan paragraf selalu dimulai dengan garis baru yang dimajukan atau identation spasi baru. Paragraf merupakan wadah terkecil yang menampung sebagian dari pengertian yang konkret. Paragraf merupakan seperangkat kalimat berkaitan serat satu sama lainnya. Kalimat-kalimat tersebut disusun menurut aturan tertentu sehingga makna yang dikandungnya dapat dibatasi, dikembangkan, dan diperjelas.
Ciri atau karakteristik paragraf adalah 1) setiap paragraf mengandung makna, pesan, pikiran, atau ide pokok yang relevan dengan ide pokok keseluruhan karangan, 2) umumnya pararaf dibangun oleh sejumlah kalimat, 3) paragraf adalah satu kesatuan ekspresi pikiran, 4) paragraf adalah kesatuan yang koheren dan padat, 5) kalimat-kalimat paragraf tersusun secara logis-sistematis. Oleh karena itu, paragraf merupakan seperangkat kalimat tersusun logis- sistematis, satu kesatuan ekspresi pikiran yang relevan, dan mendukung pikiran pokok yang tersirat dalam keseluruhan karangan.

6. Fungsi paragraf

6.1 menampung fragmen pikiran atau ide pokok;
6.2 alat untuk memudahkan pembaca memahami jalan pikiran pengarang;
6.3 alat bagi pengarang untuk mengembangkan gagagasan atau jalan pikiran secara sistematis;
6.4 pedoman bagi pembaca untuik mengikuti dan memahami alur pikiran pengarang;
6.5 alat untuk menyampaikan fragmen pikiran atau ide pokok pengarang kepada pembaca;
6.6 sebagai penanda bahwa pikiran baru dimulai;
6.7 dalam keseluruhan karangan, paragraf dapat berfungsi sebagai pengatar, transisi, dan penutup.


7. Unsur-unsur paragraf

7.1 Perlengkapan paragraf
Paragraf merupakan satu kesatuan ekspresi pikiran yang terdiri atas seperangkat kalimat yang digunakan oleh pengarang sebagai alat untuk menyatakan dan menyampaikan jalan pikiran kepada pembaca. Agar jalan pikiran tersebut dapat diterima dengan baik dan jelas, paragraf harus disusun secara sistematis dan logis.

Alat bantu untuk hal tersebut adalah elemen-elemen paragraf yang berupa:
7.1.1 transisi (transition)
7.1.2 kalimat topik (topic sentence)
7.1.3 kalimat pengembang (development sentences)
7.1.4 kalimat penegas (punch-line)

Keempat unsur tersebut kadang muncul atau bersama-sama atau sebagian sehingga memberikan alternatif sebagai berikut: 1) paragraf memiliki empat unsur (transisi-kalimat topik-kalimat pengembang-kalimat penegas); 2) paragraf memiliki tiga unsur (transisi-kalimat topik-kalimat pengembang; kalimat topik-kalimat pengembang-kalimat penegas); dan 3) paragraf memiliki dua unsur (kalimat topik-kalimat penegas).


7.2 Transisi

Transisi merupakan mata rantai penghubung antarparagraf yang berfungdsi sebagai penghubung jalan pikiran dua paragraf yang berdekatan. Kata-kata transisional merupakan petunjuk bagi pembaca ke arah mana pikiran pengarang bergerak atau mengingatkan pembaca apakah suatu paragraf baru searah dengan paragraf sebelumnya. Di sisi lain transisi juga berfungsi sebagai penunjang koherensi dan kepaduan antarbab, antaranak bab, dan antarpragraf dalam satu karangan.

Kalimat transisi tak selalu harus ada dalam setiap karangan. Kehadirannya bila dirasa perlu demi kejelasan informasi. Selain itu, kalimat transisi tidak hanya terdapat dalam paragraf, melainkan bisa juga muncul dalam kalimat, antarparagraf, antaranak bab, dan antarbab.

Ada dua cara untuk menghubungkan dua paragraf, yaitu 1) cara implisit, dan 2) cara eksplisit. Hubungan implisit tidak ditandai oleh alat penanda transisi tertentu, namun hubungan antraparagraf masih dapat dirasakan. Sedangkan hubungan eksplisit dinyatakan oleh penanda transisi tertentu, seperti kata, kelompok kata, dan kalimat.

Secara garis besar alat penanda transisi tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
7.2.1 penanda hubungan kelanjutan, misalnya dan, lagi, serta, lagi pula, tambahan lagi;
7.2.2 penanda hubungan urutan waktu, seperti dahulu, kini, sekarang, sebelum, setelah, sesudah, kemudian, sementara itu;
7.2.3 penanda klimaks, seperti paling …, se-nya, ter-;
7.2.4 penanda perbandingan, misalnya sama, seperti, ibarat, bagaikan, bak, laksana;
7.2.5 penanda kontras, misalnya tetapi, biarpun, walaupun, sebaliknya, kendatipun;
7.2.6 penanda urutan jarak, misalnya di sini, di sana, di situ, dekat, jauh, sebelah …;
7.2.7 penanda ilustrasi, seperti umpama, contoh, misalnya;
7.2.8 penada sebab-akibat/kausalitas, misalnya karena, sebab, oleh karena, akibatnya, karena itu, oleh karena itu;
7.2.9 penanda kondisi, misalnya jika, jikalau, kalau, andaikata, seandainya;
7.2.10 penanda kesimpulan, misalnya kesimpulan, ringkasnya, garis besarnya, rangkuman.

7.3 Transisi berupa kalimat

Transisi jenis ini disebut lead in sentence (kalimat penuntun), yang berfungsi ganda, yakni sebagai transisi dan sebagai pengantar topik utama yang akan diperbincangkan. Kalimat penuntun berfungsi sebagai pengganti kalimat topik, letaknya mendahului kalimat topik. Bila dalam suatu paragraf terdapat kalimat penuntun, kalimat topik segera muncul setelahnya.

7.4 Kalimat topik

Kalimat topik merupakan mayor point, main idea, central idea, atau topic sentence. Kalimat topik merupakan pikiran utama, pokok pikiran, ide pokok, atau kalimat pokok. Kalimat topik merupakan perwujudan ide pokok paragraf dalam bentuk umum atau abstrak. Letak kalimat topik dapat di awal paragraf, tengah paragraf, dan akhir paragraf.

7.5 Kalimat pengembang

Sebagian besar kalimat-kalimat yang terdapat dalam paragraf adalah kalimat pengembang. Susunannya tidak sembarangan. Urutan kalimat pengembang sebagai perluasan pemaparan ide pokok yang bersifat abstrak menuruti hakikat ide pokok. Pengembangan kalimat topik yang bersifat kronologis biasanya menyangkut hubungan antara benda atau kejadian. Urutannya masa lalu-kini-dan masa yang akan datang.

Bila pengembangan kalimat topik berhubungan dengan jarak (spasial), biasanya menyangkut hubungan antara benda, peristiwa, atau hal dengan ukuran jarak. Urutannya dimulai dari jarak yang paling dekat-lebih jauh-jauh- dan paling jauh. Bila pengembangan kalimat topik berhubungan dengan sebab-akibat, kemungkinan urutannya sebab dinyatakan lebih dahulu, kemudian diikuti akibatnya, atau sebaliknya. Penyusunan urutan kalimat pengembang yang berdasarkan urutan nomornya dimulai dari kejadian pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya.

7.6. Kalimat penegas

Kalimat penegas merupakan elemen paragraf yang berfungsi 1) sebagai pengulang atau penegas kembali kalimat topik; dan 2) sebagai daya penarik bagi para pembaca atau sebagai selingan menghilangkan kejemuan. Kedudukan kalimat penegas tidaklah bersifat mutlak. Ia ada bila pengarang memerlukan untuk menunjang kejelasan informasi.


8. Struktur dan jenis paragraf

8.1 Dasar penyusunan struktur

Paragraf disusun berdasarkan dua hal, yaitu 1) berdasarkan berbagai kemungkinan kelengkapan unsur paragraf; dan 2) berdasarkan kemungkinan posisi unsur paragraf dalam paragraf. Kelengkapan unsur paragraf nmenyangkut apa saja yang ada dalam suatu paragraf.

8.2 Struktur paragraf
Berdasarkan berbagai kemungkinan kelengkapan unsur dan posisinya dalam paragraf, struktur paragraf antara lain dapat berbentuk sebagai berikut.

8.2.1 Unsur paragraf lengkap, dengan susunan: transisi-kalimat topik-kalimat pengembang-kalimat penegas.
8.2.2 Paragraf hanya memiliki tiga unsur: kalimat topik-kalimat pengembang-kalimat penegas.
8.2.3 Sama dengan tiga unsur, tetapi komposisinya: transisi-kalimat topik-kalimat pengembang
8.2.4 Paragraf memiliki dua unsur: kalimat topik- kalimat pengembang
8.2.5 Sama dua unsur dengan komposisi: kalimat pengembang-kalimat topik

8.3 Jenis-jenis paragraf

Ada tiga pola pikir dalam pengembangan paragraf, yaitu:

8.3.1 pola umum –khusus (deduktif)
Kerangka paragraf yang ternmasuk dalam kategori ini adalah 1) transisi (berupa kata) kalimat topik-kalimat pengembang; 2) transisi (berupa kalimat)-kalimat topik-kalimat pengembang; dan 3) kalimat topik-kalimat pengembang.
8.3.2 Pola khusus-umum (induktif)
Kerangka pararaf yang tergolong dalam kategori ini adalah: 1) kalimat pengembang-kalimat topik.
8.3.3 Pola campuran (deduktif-induktif)
Yang termasuk dalam kategori ini adalah 1) transisi (berupa kata atau kalimat)-kalimat topik-kalimat pengembang, dan 2) kalimat topik-kalimat pengembang-kalimat penegas.


8.3.4 Berdasarkan pola pengembangannya, paragraf dapat dibedakan menjadi 1) paragraf perbandinghan, 2) paragraf pertanyaan, 3) pragraf kausalitas (sebab-akibat, akibat sebab), 4) paragraf contoh, 5) paragraf definisi, 6) paragraf pertentangan, 7) paragraf perulangan, 8) paragraf analogi, paragraf klasifikasi, dan sebagainya.

9. Kriteria paragraf

Panjang pendeknya paragraf bersifat relatif, bergantung kepada 1) latar belakang pembaca, dan 2) faktor media. Namun, Weaver (1961: 217) memperkirakan panjangnya suatu paragraf berkisar antara 100 sampai 200 kata. Johnson (1965: 345) mengatakan bahwa panjang paragraf merentang mulai dari 75 sampai 100 kata. Barnett (1975:61-62) menyatakan bahwa panjang paragraf berkisar anatara 5 sampai 8 baris. Ukuran paragraf yang moderat antara 10-12 baris.

Kriteria kualitas paragraf harus memenuhi syarat antara laian 1) isis paragraf berpusat hanya pada satu hal saja; 2) isi paragraf relevan dengan isi karangan; 3) paragraf harus koheren dan unitas; 4) kalimat topik harus dikembangkan dengan jelas dan sempurna; 5) struktur paragraf harus bervariasi disesuaikan dengan latar belakang pembaca dan sifat media, serta sifat dan tuntutan kalimat topik; dan 6) paragraf tertulis dalam bahasa Indonmesia yang baik dan benar, baik dalam tata tulis, pilihan kata, tanda baca, tata bentukan kata, struktur kalimat, dan logika.

10. Berlatih menulis paragraf

Kemampuan menulis paragraf bisa dilatih dengan beberapa alternatif, antara lain 1) menyalin; 2) menyusun bersama dengan teman; 3) mengatur kembali paragraf; 3) menjawab peertanyaan; 4) meringkas bacaan; 5) mengembangkan pepatah, peribahasa, perumpamaan, dan ungkapan; 6) menganalisis gambar; 7) mendeskripsikan pengalaman; 8) menyelesaikan paragraf; 9) menyimak kemudian menulis; 10) menuliskan hasil pengamatan, percobaan, penelitian, dan lain-lain.


Menulis sebagai suatu keterampilan memerlukan ketekunan, kesungguhan, dan semangat berlatih hingga diperoleh hasil yang membanggakan.

___________tt/081002/kng


PARAGRAF DALAM KARANGAN

1. Komposisi paragraf dalam karangan
1.1 bagian pendahuluan
1.2 bagian isi
1.3 bagian penutup
2. Fungsi paragraf bagian pendahuluan
2.1 memicu-mrangsang-memancing rasa ingin tahu pembaca tentang masalah/topik karangan
2.2 mendeskripsikan atau mendeskripsikan masalah/topik
2.3 menjelaskan maksud pembahasan topik yang akan dicapai
2.4 mengemukakan tujuan yang dimaksud
3. Fungsi paragraf bagian isi
3.1 menguraikan rencana runtut kronologis tentang suatu peristiwa
3.2 merunut secara detail bagian per bagian suatu proses
3.3 mengembangkan bagian per bagian proses secara lengkap
3.4 menjelaskan kepada pembaca untuk mengenal proses dari waktu secara lengkap kronologis
3.5 membuktikan suatu konsep secara detail dengan fakta
3.6 mengubah pola poikir pembaca dengan paradigma penulis
3.7 dll.
4. Bentuk karangan argumentasi
4.1 mengemukakan kajian analisis kasus secara lengkap
4.2 mengemukakan jalan penalaran penulis dalam menganalisis kasus-masalah
4.3 mengemukakan paradigma penulis dalam menganalisis suatu masalah
4.4 mengembangkan gagasan inti dengan gagasan pendukung yang bersifat kondusif terhadap pendapat atau opini penulis
4.5 mengajukan fakta sebagai data pendukung pendapat penulis
5. Bentuk karangan eksposisi
5.1 memaparkan gagasan inti secara jelas dan konkret
5.2 memaparkan fakta sebagai data dari suatu proses
5.3 memaparkan urutan gagasan tentang suatu proses
5.4 menjelaskan kepada pembaca tentang suatu konsep atau proses
6. Bentu karangan deskripsi
6.1 memerincikan suatu gagasan secara lengkap bagian per bagian
6.2 memerincikan suatu gagasan secara kesan inderawi bagian per bagian
6.3 mengajak pembaca untuk ikut merasakan suatu hal-topik secara detail bagian per bagian dengan lengkap
7. Bentuk karangan persuasi
7.1 mengajak pembaca sependapat atau satu pola pikir dengan penulis
7.2 mengajak pembaca menerima gagasan penulis
7.3 mengemukakan kepada pembaca bahwa pendapat penulis benar
7.4 mengajak pembaca untuk berbuat-berpikir-bertindak sesuatu sesuai dengan keinginan atau tujuan penulis
7.5 mengemukakan fakta sebagai data yang dapat mempengaruhi atau mengubah pola pikir pembaca
8. Fungsi paragraf penutup
8.1 mwengemukakan rangkuman gagasan yang disampaikan penulis
8.2 menghemukakan penegasan kembali tentang suatu konsep atau hal yang telah dikemukakan pada bagian isi
8.3 mengemukakan simpulan pendapat penulis dari gagasan yang telah dikemukakan
8.4 mengemukakan bahwa karangan sudah berakhir

-------------------
tt/020902/2010

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CERITA PENDEK ON-LINE KARYA SISWA-SISWI KELAS XII IPA 3 TAHUN 2014/2015

CERITA PENDEK ON-LINE KARYA SISWA-SISWI KELAS XII IPA 2 TAHUN 2014/2015

FORMAT KARYA TULIS ILMIAH AKADEMIS