PUISI KARYA SISWA-SISWI KELAS XII IPS 1 2010-2011


Puisi menuntut seorang penyair untuk dapat mengungkapkan gagasan kreatifnya secara ringkas namun berdaya guna menghasilkan efek tertentu pada pembaca. Dalam hal puisi, tentu saja, efek yang dimaksud tersebut akan sangat bergantung kepada daya apresiasi pembaca atas karya puisi dimaksud. Dalam tulisan ini baiklah efek dimaksud kita sebut saja sebagai "efek puitik", yaitu efek, baik yang kasat mata maupun yang tidak kasat mata, di sisi pembaca sebagai tanggapan atas pembacaannya pada sebuah karya puisi.

Efek puitik ini bisa saja sama atau berbeda antara pembaca satu dengan yang lainnya sebab di dalamnya tercakup unsur-unsur puitik apa saja yang mampu dicerna oleh pembaca tersebut, apakah unsur-unsur estetika, makna, emosi ataukah bahkan unsur spiritual. Daya cerna pembaca satu dengan yang lainnya tentu sangat mungkin berbeda tergantung "bekal puitik" yang dimilikinya.

Penyair, terutama yang masih mula-mula menggauli puisi, sering tergoda untuk memilih kata-kata, frasa, atau idiom yang indah-indah sebagaimana sering dijumpai dalam karya-karya sastra klasik, syair-syair lagu, atau kartu-kartu ucapan hari khusus, seolah-olah kata-kata tersebut serta-merta membuat sebuah sajak menjadi "indah". Estetika bahasa seolah diyakini dapat dicapai melalui penggunaan idiom-idiom yang klise tersebut, yang cenderung "berbunga-bunga".

Efek estetik seakan menjadi satu-satunya yang penting dalam proses penciptaan puisi, sehingga rekan-rekan penyair yang muda pengalaman sering kali melupakan elemen-elemen lain yang tak kalah pentingnya dalam puisi. Bukankah terlalu terpaku pada polesan kosmetika sering beresiko memudarkan inner beauty, "kecantikan dalam", aura seseorang?

Begitu pula puisi, ada "tenaga dalam" yang juga (lebih) perlu mendapatkan perhatian penyair. Diksi, sedikit banyak memegang peranan penting dalam memunculkan kekuatan-kekuatan sebuah karya puisi, baik secara fisik semisal unsur bunyi (musikalitas), keunikan komposisi, maupun secara nonfisik seperti picuan asosiasi makna yang terbangkit dalam benak dan hati pembaca, getar emosi tertentu atau bahkan debar spiritual yang tak terjelaskan yang dirasakan oleh seseorang seusai membaca sebuah karya.

Diksi tentu tak bisa dilepaskan dari kosa kata. Agar seorang penyair mampu mengolah diksi, ia dituntut memiliki perbendaharaan kata yang cukup kaya serta upaya yang tekun dan tak kenal menyerah untuk mencari kemungkinan-kemungkinan bentukan komposisi kata yang unik, segar, dan menyarankan kebaruan pada kadar tertentu. Di dalam puisi setiap kata, frasa atau bahkan larik diupayakan untuk hadir dengan alasan yang lebih kuat daripada sekedar untuk dekorasi semata. Sedapat mungkin kata-kata yang dipilih itu merangkum sebanyak mungkin tenaga potensial puitik, sehingga pada saatnya mampu memicu syaraf-syaraf puitik pembaca. Kata-kata yang dipilih dalam puisi sebaiknya bernas, telak, sekaligus enak didengar dan membekas dalam benak pembaca.

Membekasnya sebuah ucap-ucapan dalam puisi ini bisa jadi dikarenakan idiom tersebut memiliki asosiasi tertentu yang membangkitkan emosi tertentu dalam diri pembaca, mungkin karena mengingatkannya pada pengalaman pribadinya sendiri, atau karena idiom tersebut memiliki keunikan tersendiri baik dalam hal bentuk atau bunyinya, kebaruannya, atau bahkan keusilannya "mengerjai" simpul-simpul syaraf puitik pembaca.

Memperkaya diri dengan bacaan-bacaan lintas disiplin, wawasan bahasa lintas budaya, serta pengalaman berbahasa maupun pengalaman batin secara luas baik dari interaksi dengan orang lain, lingkungan maupun dengan diri sendiri adalah beberapa upaya yang dapat disebut guna mengasah kepekaan diktif seorang penyair. Kekuatan diksi dapat lambat laun dicapai melalui latihan-latihan empirik. Dari situlah mungkin dapat dimengerti mengapa setiap penyair dapat dikenali gaya ucapnya melalui diksi dalam rangkaian elamat-karya puisinya.

Selamat berkarya!

Komentar

  1. Puisi cinta

    aku memperhatikan begitu banyak cinta bertebaran diatas langit, dari satu cinta ke cinta yang lain, bahkan ke dua cinta yang berbeda sekaligus, begitulah yang terjadi seterusnya saat cinta tak bisa dibendung, dan segala hal yang hati anda perlu ingin tahu, dan kau pun akan berkata "biarkan aku menjadi insan yang mencintaimu"
    untuk setiap inci yang tak bisa aku ukur, untuk setiap detik yang terasa lama, untuk setiap pikiran yang tak tentu, untuk setiap perkataan yang sulit terucap, untuk setiap gerakan yang terasa dingin, dan untuk setiap pertemuan yang tak sabar kunanti.
    aku tak dapat merasakan sinar dari sang mentari, aku tak bisa menyentuh angin ketika berhembus, aku tak menemukan air mata di matamu, aku tak bisa tersenyum saat kau tersenyum, lalu apa yang kan terjadi andai aku tak bisa bermimpi saat tidur.
    aku tahu mengapa Tuhan memberikan sayap pada burung, aku tahu mengapa Tuhan memberikan sirip pada ikan, aku tahu mengapa Tuhan memberikan bulu tebal pada domba, oleh sebab itu aku ingin tahu mengapa Tuhan menghadirkan dirimu dalam mimpiku.
    ada banyak cara untuk mengetahui mengapa hujan turun dari langit, ada banyak cara untuk mengetahui mengapa ombak bergerak menuju pantai, ada banyak cara untuk mengetahui bagaimana bintang bertebaran di malam hari, tapi hanya satu cara untuk mengetahui dalamnya hatimu.

    Puisi moral pelajar

    dirimu bagaikan penerus dalam hidup muda dan berprestasi, itulah yang diharapkan,bagaikan embun pagi yang indah, tapi habis termakan sinar matahari.
    gunakanlah kesempatan yang ada, walau sulit untuk dilakukan, jangan sampai dirimu menyia-nyiakan kesmepatan yang ada. bagai genangan air yang bermuara, begitu pula prestasi yang engaku raih.
    perlahan namun pasti, dirimu mengharumkan nama bangsa, bagaikan harum bunga mawar yang membawa aroma begitu menyenangkan, generasi muda berprestasi, engkaulah yang kami butuhkan.
    walau ratusan tetes keringat engaku korbankan, namun hasil yang engaku peroleh, setetes demi setetes menjadikan genangan air yang tiada habisnya
    engakulah pedoman bagi generasi selanjutnya, jangan engkau terjebak dalam kesalahan, bagaikan lobang saat berjalan, engkau menghindar tanda kebenaran.
    sadarlah, jadikan suatu hidup yang penuh arti, jangan engaku sia-siakan

    BalasHapus

Posting Komentar

Gunakan nama dan email masing-masing! Harap ditulis nama, kelas, dan nomor absen.

Postingan populer dari blog ini

CERITA PENDEK ON-LINE KARYA SISWA-SISWI KELAS XII IPA 3 TAHUN 2014/2015

CERITA PENDEK ON-LINE KARYA SISWA-SISWI KELAS XII IPA 2 TAHUN 2014/2015

LKS MEMBERIKAN TANGGAPAN-SANGGAHAN-PENOLAKAN PENDAPAT KELAS XII MIPA 6 TAHUN 2015/2016